Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM SEL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan I


Yang dibina oleh Dr. Sulisetijono, M.Si. dan Umi Fitriyatu, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Astrid Shabrina K

190342621228

Offering G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI BIOLOGI

Februari 2020
Hari/Tanggal Praktikum: 3-4 Februari 2020
A. Tujuan
1. Mengamati bentuk-bentuk sel dan komponen-komponen sel seperti dinding sel
dan lumen sel.
2. Mengamati isi sel terutama komponen protoplasmik seperti inti, kloroplas, dan
plastida lain, aliran sitoplasma.
3. Mengamati komponen nonprotoplasmik penyusun sel antara lain vakuola dan
isinya, benda-benda ergastik misal macam-macam bentuk kristal kalsium oksalat,
butir amilum, lendir, minyak, butir aleuron.
4. Membedakan sel hidup dan sel mati.

B. Alat dan Bahan


B.1 Alat
 mikroskop
 gelas benda
 gelas penutup
 jarum preparat
 silet
 kobokan
 pipet tetes
 lampu spiritus
B.2 Bahan
B.2.1 Bahan Segar
 empulur ketela pohon buah
 Capsicum annum
 tanaman Hydrilla verticillata
 bunga Rhoeo discolor
 daun Rhoeo discolor
 tangkai daun kuping gajah
 umbi kentang
 buah jagung
 rimpang kencur
 buah pir
 batang bayam
 tangkai daun Begonia

B.2.2 Preparat Awetan


 penampang membujur batang Pinus merkusii
 akar Alium cepa fa ascalonicum
B.2.3 Reagen
 larutan IKI
 larutan floroglusin
 HCL 25%
 larutan gula 10%
 asam asetat glasial

C. Pembahasan
Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke (1665), pada saat mengamati
sayatan gabus menggunakan mikroskop. Ia melihat adanya ruangan kecil yang disebut
cella yang berarti kamar kecil. Kemudian Purkinye tahun 1839 melihat bahwa di dalam
cella terdapat zalir (zat mengalir=fluid) yang memiliki tanda-tanda hidup. Dujardin pada
tahun 1855 menemukan bahwa di dalam cella tersebut, terdapat cairan kental,
protoplasma (Issoegianti, 2012).
Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia
untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Makhluk hidup seperti
tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing (Subagiartha, I. M. 2018)
Terdapat beberapa preparat yang diamati dalam praktikum :
1. Irisan Melintang
a) Irisan melintang Empulur Ketela Pohon (Manihot esculenta crantz)
b) Irisan melintang Buah Cabai (Capsicum annum)
c) Irisan melintang Umbi Wortel (Daucus carota)
d) Irisan melintang Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum)
e) Irisan melintang Batang Bayam (Amaranthus caudatus)
f) Irisan melintang Tangkai Daun Begonia (Begonia)
g) Irisan melintang Rimpang Kencur (Kaempferia galanga)
h) Irisan melintang Buah Pir (Pyruz sp.)
2. Irisan Paradermal
a) Irisan paradermal Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolor)
3. Preparat Utuh
a) Preparat utuh filamentum bunga Adam Eva (Rhoeo discolor)
b) Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata)
4. Preparat Tusuk
a) Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays)
b) Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
5. Preparat Awetan
a) Preparat awetan penampang membujur Batang Tusam Sumatra (Pinus merkusii)
b) Preparat awetan penampang membujur Akar Bawang Merah (Allium cepa fa
ascolonicum)

Pada preparat irisan melintang empelur Ketela Pohon (Manihot esculenta crantz)
dengan reagen air, diamati bahwa sel berbentuk poligonal ini merupakan sel mati
karena tidak terdapat inti sel serta sitoplasma sehingga ruang dalam sel terlihat
kosong, sehingga tidak ada aktivitas metabolisme dalam sel.
Pada preparat irisan melintang Buah Cabai (Capsicum annum). Dengan reagen
air, tampak dinding sel, lamela tengah yang menunjukkan ruang antar sel, dan
klomoplas pada tengah sel. Sel Buah cabai berbentuk poligonal.
Preparat yang ketiga adalah irisan melintang Umbi Wortel (Daucus carota).
Familia dari Umbi Wortel adalah Aplaceae. Dalam praktikum reagen yang digunakan
adalah air. Berdasarkan hasil pengamatan tampak dinding sel, ruang di dalam sel, dan
kromoplas yang berbentuk batang dan ada juga yang berbentuk bulat dan berwarna
oranye yang terdapat di sela-sela sel. Hal ini sesuai dengan (Hidayat, 1995) yang
menyatakan bahwa warna oranye pada kromoplas disebabkan oleh kandungan
karotenoidnya. Diferensiasi kloroplas menjadi kromoplas bergantung pada sintesis
dan penempatan pigmen karotenoid yang ada pada akar wortel. Perkembangan
pigmen itu juga berkaitan dengan modifikasi (perombakan) tilakoid. Dalam proses ini,
globula lipid bertambah banyak dan berkumpul menjadi kristaloid karoten pada akar
wortel. Bentuk sel Umbi Wortel adalah heksagonal.
Pada Preparat Irisan melintang Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium
crystalinum). Digunakan reagen: air, asam asetat glasial, dan asam klorida (HCl)
25%. Ketika menggunakan reagen air, terlihat dinding sel, ruang dalam sel, dan kristal
kalsium oksalat yang berbentuk seperti jarum. Setelah ditetesi reagen asam asetat
yang berfungsi untuk mendeteksi adanya kristal kalsium oksalat dalam sel. Sifat dari
asam asetal glasial tidak dapat melarutkan kristal Ca oksalat (Tim Pengampu SPT 1,
2019). Sehingga saat ditetesi reagen ini kristal kalsium oksalat tetap terlihat.
Kemudian, jika diberi asam klotida (HCl) 25%, kristal kalsium oksalat larut. Bentuk
sel dari Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum) adalah heksagonal.
Pada Preparat Irisan melintang Tangkai Daun Begonia (Begonia) dan Irisan
melintang Batang Bayam (Amaranthus caudatus). Pengamatan kali ini memiliki
perlakuan yang sama dengan Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum).
Batang bayam memiliki kristal kalsium oksalat yang berbentuk bintang dan pasir,
sedangkan Daun Begonia berbentuk bintang.
Pada preparat Irisan melintang Rimpang Kencur (Kaempferia galanga) dengan
reagen yang digunakan adalah air dan sudan III. Ketika menggunakan reagen air, hasil
pengamatan yang tampak adalah dinding sel, ruang di dalam sel. Ketika ditetesi
reagen sudan III beberapa bagian sel tampak berwarna merah yang meruapakan
minyak atsiri.
Preparat yang kedelapan adalah Irisan melintang Buah Pir (Pyruz) dengan reagen
yang digunakan ialah air dan floroglusin + HCl 25%. Ketika ditetesi dengan reagen
floroglusin + HCl 25% dinding sel berubah warna menjadi ungu yang
mengindikasikan jika dinding sel mengandung lignin hal tersebut dapat terjadi karena
fungsi daripada reagen floroglusin + HCl 25% adalah untuk mendeteksi adanya
lignin serta dengan penambahan HCl dan floroglusin bersamaan pada preparat dapat
mempercepat reaksi (Tim Pengampu SPT 1, 2019).
Macam peparat yang diamati selanjutnya adalah berbentuk paradermal, yaitu
Irisan paradermal Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolour). Familia dari
Tanaman Adam Eva adalah Commelinaceae. Reagen yang digunakan adalah air dan
larutan gula 10%. Berdasarkan pengamatan, bagian yang tampak adalah dinding sel,
vakuola, sitoplasma, dan inti sel. Perbedaan antar sebelum dan sesudah diberi reagen
larutan gula 10% adalah, sebelum diberi reagen vakuola tampak memenuhi sel dan
inti sel berada di pinggir-pinggirnya, sedangkan saat telah ditetesi, valuola tamabh
menggumpal namun tidak memenuhi bagian sel sehingga sitoplasma dapat lebih jelas
terlihat. Sitoplasma merupakan cairan yang agak kental yang pada plasmanya terdapat
3 lapisan yaitu, ektoplasma, tonoplasma, dan lapisan polioplasma (Sumardi, 1993).
Bentuk sel dari Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolour) adalah heksagonal.
Pada preparat utuh terdapat Preparat utuh filamentum Bunga Adam Eva (Rhoeo
discolor) dan Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata).
Filamentum Bunga Adam Eva (Rhoeo discolor) dengan reagen air terlihat dinding
sel, plastida, nukleus, vakuola dan sitoplasma. Pada sitoplasma terdapat aliran
sirkuler, Aliran sitoplasma sirkulasi terjadi pada sel yang memiliki banyak vakuola
atau lebih dari satu. Vakuola merupakan organel sel tumbuhan yang memiliki ukuran
besar, sehingga vakuola sulit berpindah yang menyebabkan aliran sitoplasma
mengelilingi vakuola secara sirkuler pada masing-masing vakuola. Bentuk sel Bunga
Adam Eva (Rhoeo discolor) adalah poligonal.
Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata) dengan reagen air, terlihat
aliran sitoplasmanya adalah rotasi. Berkebalikan dengan aliran sitoplasma sirkulasi,
aliran sitoplasma rotasi terjadi pada sel yang hanya memiliki satu vakuola sehingga
hanya satu vakuola yang dapat dikelilingi aliran (bersifat satu arah). Bentuk selnya
adalah segiempat.
Preparat tusuk yang diamati terdiri dari Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays)
dan Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays) dengan reagen air dan larutan IKI.
Larutan IKI dapat dipakai untuk mendeteksi butir amilum yang terdapat di dalam
preparat, dapat digunakan pula sebagai zat warna untuk inti sel, flagella, dan silia
(Tim Pengampu SPT 1, 2019). Ketika telah diberi larutan IKI butir amilum tampak
berwarna biru tua (terdapat amilum). Bentuk sel dari Buah Jagung (Zea mays) adalah
bulat.
Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum) dengan reagen yang
digunakan adalah air dan larutan IKI. Ketika diberi larutan IKI terlihat lamela, hilum,
serta warna sel yang merupakan butir amilum berubah warna menjadi biru tua. Jenis
hilum yang diamati adalah hilum eksentris. Bentuk selnya adalah lonjong.
Pada preparat awetan penampang membujur Batang Tusam Sumatra (Pinus
merkusii) saat perbesaran 40x10 terlihat noktah ladam, lamela, torus, margo,
parenkim, dan dinding sekunder. Sedangkan, pada preparat awetan penampang
membujur Akar Bawang Merah (Allium cepa fa ascolonicum) dapat diamati
pembelahan sel mitosis (profase, metafase, anafase, telofase).

E. Jawaban Diskusi
1. Sebutkan berbagai macam bentuk sel yang sudah saudara amati!
Terdapat enam bentuk sel yang sudah diamati, yaitu heksagonal, poligonal, segiempat, bulat,
dan lonjong.
Heksagonal (Enam sisi/enam titik sudut) :
a) Irisan paradermal Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolor)
b) Irisan melintang Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum)
c) Irisan melintang Rimpang Kencur (Kaempferia galanga)
d) Irisan melintang Buah Pir (Pyruz sp.)
e) Irisan melintang Batang Bayam (Amaranthus caudatus)
f) Irisan melintang Tangkai Daun Begonia (Begonia)
g) Irisan melintang Umbi Wortel (Daucus carota)
h) Irisan melintang Empulur Ketela Pohon (Manihot esculenta crantz)
Poligonal (Banyak Sudut) :

a) Irisan melintang Buah Cabai (Capsicum annum)


b) Preparat utuh filamentum bunga Adam Eva (Rhoeo discolor)
Segiempat :
a) Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata)
b) Preparat awetan penampang membujur Akar Bawang Merah (Allium cepa fa
ascolonicum)
Lonjong :
Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
Memanjang :
Preparat awetan penampang membujur Batang Tusam Sumatra (Pinus merkusii)
Bulat :
Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays)

2. Dimanakah terdapat leukoplas?


Leukoplas terdapat pada plastida di dalam sel tumbuhan, lebih tepatnya pada akar dan
jaringan tumbuhan yang tidak berfotosintesis. Plastida berfungsi sebagai penyimpan pati
(disebut amiloplas), lemak (disebut elaiopas), atau protein (disebut proteinoplas).

3. a. Pada sel yang bagaimanakah terdapat aliran sitoplasma sirkulasi?


Aliran sitoplasma sirkulasi terjadi pada sel yang memiliki banyak vakuola atau lebih
dari satu. Vakuola merupakan organel sel tumbuhan yang memiliki ukuran besar, sehingga
vakuola sulit berpindah yang menyebabkan aliran sitoplasma mengelilingi vakuola secara
sirkuler pada masing-masing vakuola.
b. Pada sel yang bagaimanakah terdapat aliran sitoplasma rotasi?
Berkebalikan dengan aliran sitoplasma sirkulasi, aliran sitoplasma rotasi terjadi pada
sel yang hanya memiliki satu vakuola sehingga hanya satu vakuola yang dapat dikelilingi
aliran (bersifat satu arah).

4. Pada penampang permukaan daun Hydrilla verticillata:


a. bagaimana bentuk selnya?
Pada pengamatan Preparat Penampang permukaan daun Hydrilla verticillata diidapati
selnya berbentuk segiempat.
b. bagaimana bentuk dan ukuran kloroplas?
Kloroplas pada permukaan daun Hydrilla verticillata berbentuk bulat dan berukuran
kecil.
c. apakah terdapat pigmen dalam vakuola?
Tidak ada pigmen dalam vakuola. Pigmen terletak pada plastida, khususnya pada
kromoplas dan kloroplas.
d. bagaimana bentuk inti selnya?
Inti sel pada penampang permukaan daun Hydrilla verticillata berbentuk bulat.

5. Apa perbedaan sel pada empulur ketela pohon dengan sel-sel yang berwarna merah
(setelah perlakuan penetesan floroglusin dan HCl 25%) pada daging buah pir, jelaskan!
Sel empulur ketela pohon merupakan sel mati yang tidak memiliki noktah dan
berbentuk poligonal sedangkan sel pada buah pir merupakan sel hidup yang memiliki noktah
dan berbentuk heksagonal. Penetesan Floroglusin dan HCL 25% berfungsi untuk mendeteksi
lignin sel sehingga berwarna merah

6. Bagaimanakah hubungan antara leukoplas, amiloplas, dan kloroplas?


Salah satu organel sel tumbuhan yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan adalah
plastida. Contoh dari plastida adalah leukoplas dan kloroplas. Kloroplas memiliki pigmen
klorofil dan leukoplas tidak memiliki pigmen. Namun, leukoplas memiliki fungsi lain seperti
sebagai amiloplas berfungsi untuk menyimpan amilum (amiloplas).

7. Sebutkan benda-benda ergastik yang saudara amati dan sebutkan pula yang tidak
sempat saudara amati!
Di dalam sel-sel makhluk hidup khususnya sel tumbuhan selain banyak dijumpai
adanya benda-benda protoplasmik (hidup) juga terdapat benda-benda nonprotoplasmik (tak
hidup) atau disebut benda ergastik. Benda-benda ini terdiri dari substansi yang bersifat cair
maupun padat dan merupakan hasil dari metabolisme sel. (Purnobasuki, 2011). Adapun
benda ergastik bersifat padat yang diamati dalam praktikum adalah amilum dan kristal Ca-
oksalat. Sedangkan, benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan
metabolisme yang bersifat organik atau anorganik terdapat di dalam berupa zat-zat yang larut
di dalamnya, yang diamati dalam praktikum adalah minyak eteris atau minyak atsiri. Benda-
benda ergastik yang tidak diamati dalam praktikum adalah kristal kersik, sistolit, asam
organik, karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin, antosian alkaloid, hars, dll.
8. a) Apa nama titik awal terbentuknya amilum?
Hilus atau hilum adalah titik permulaan terbentuknya butir tepung, titik permulaan ini
disebut pula titik inisial (bagian dari butir amilum, merupakan titik awal pembentukan
amilum).
b) Berdasarkan letak hilum dan jumlah hilum, macam amilum apakah yang terdapat
pada umbi kentang?
Amilum cadangan bagi setiap jenis tumbuhan mempunyai bentuk dan susunan
tertentu. Perbedaan macam-macam tepung didasarkan letak hilus. Sedangkan hilus adalah
titik permulaan terbentuknya butir tepung, titik permulaan ini disebut pula titik inisial.
Sedangkan lamela adalah garis-garis halus yang mengelilingi hilus. Berdasarkan letak hilus
terdapat 2 macam tipe tepung, yaitu Tipe konsentris, di mana hilus terletak di tengah, dan tipe
eksentris, di mana hilus terletak di tepi (Syamsiyarsih, 2016).

Gambar 1. Macam-macam bentuk tepung cadangan (Hidayat, 1995)


A, B. Amilum tipe konsentris
C, D. Amilum tipe eksentris
E, F. Amilum Majemuk

9. Jelaskan, dimanakah letak kromoplas yang kalian temukan?


Kromoplas, yaitu plastida yang berwarna atau berpigmen lain selain kloroplas.
Kromoplas ini terdiri dari kloroplas (plastida yang berwarna hijau) dan karotenoid yang
memegang peranan penting dalam fotosintesis. Pada praktikum kromoplas ditemukan pada
preparat irisan melintang wortel dengan bentuk yang bervariasi, ada yang berbentuk batang
dan ada juga yang berbentuk bulat dan berwarna oranye yang terdapat di sela-sela sel.
Sedangkan pada preparat irisan melintang buah cabai kromoplas ditemukan ditengah-tengah
sel. Hal ini sesuai dengan (Hidayat, 1995) yang menyatakan bahwa warna oranye pada
kromoplas disebabkan oleh kandungan karotenoidnya. Kromoplas sendiri biasanya berasal
dari kloroplas, tetapi juga dapat berasal dari proplastida. Diferensiasi kloroplas menjadi
kromoplas bergantung pada sintesis dan penempatan pigmen karotenoid yang ada pada akar
wortel. Perkembangan pigmen itu juga berkaitan dengan modifikasi (perombakan) tilakoid.
Dalam proses ini, globula lipid bertambah banyak dan berkumpul menjadi kristaloid karoten
pada akar wortel.

10. a) Sebutkan bentuk kristal kalsium oksalat yang pernah saudara amati dan
terdapat pada organ tanaman apa?
Pada praktikum, Kristal kalsium oksalat ditemukan pada Tangkai Daun Kuping Gajah
(Anthurium crystalinum) berbentuk jarum (Kristal rafida), Batang Bayam (Amaranthus
caudatus) berbentuk bintang (kristal druse) dan segitiga (Kristal stiloid), serta Tangkai Daun
Begonia (Begonia) berbentuk bintang (Kristal druse)
c) Adakah bentuk lain yang belum teramati?
Bentuk dari kristal kalsium oksalat bervariasi pada organ-organ tertentu yang
umumnya dalam bentuk rafida (kristal tipis memanjang dan kedua ujungnya runcing), druse ,
stiloid (kristal prisma panjang dengan ujung runcing), prisma, dan kristal pasir (kristal prisma
yang sangat kecil) (Mulyani, Sri. 2006). Pada praktikum diamati Kristal rafida, druse dan
stiloid.
c. Dimanakah letak kristal kalsium oksalat di dalam sel tumbuhan?
Distribusi kristal kalsium oksalat pada bagian-bagian tanaman tidak merata. Pada
umumnya, bagian daun yang lebih banyak mengandung kristal kalsium oksalat dibandingkan
dengan bagian tanaman yang lainnya (Kasanah, 2011). Dominansi banyak ditemukannya
kristal Ca-oksalat pada daun bukan berarti bagian tanaman yang lain tidak ada, akan tetapi
untuk bagian tanaman seperti batang, akar, buah, biji, tangkai daun, tangkai bunga, dan
tangkai buah memiliki distribusi kristal Ca-oksalat yang lebih sedikit (Santoso, 2013).

11. Mengapa asam oksalat diendapkan dalam bentuk kalsium oksalat di dalam sel
tumbuhan?
Kandungan asam oksalat yang terdapat dalam tanaman memiliki banyak kegunaan,
diantaranya dapat menurunkan kadar kolesterol, mencegah sakit gusi, mengobati eksim,
asma, berguna untuk perawatan kulit muka, kulit kepala dan rambut. Asam oksalat juga dapat
mengobati rasa lesu dan kurang gairah akibat kurang darah (Irmanto dan Suyata, 2006). Akan
tetapi, jika asam oksalat bebas terlalu banyak akan bersifat racun bagi tanaman, maka
diperlukan adanya pengendapan menjadi kristal kalsium oksalat (Ca(CO2)2). Kandungan
kristal kalsium oksalat pada tanaman termasuk sayuran dari suku Brassicaceae, jika
dikonsumsi oleh manusia secara berlebihan akan mengganggu kesehatan tubuh. Hal tersebut
dikarenakan, kristal kalsium oksalat tidak larut dalam plasma darah dan memicu timbulnya
batu ginjal (Amalia dan Yuliana, 2013)

12. Sebutkan reagensia yang digunakan untuk mengidentifikasi:


a) Kristal Kalsium Oksalat : Asam asetat (CH3COOH) dan Asam Klorida
(HCL) pekat 25-31%
b) Minyak Menguap : Sudan III/IV
c) Lignin : Floroglusin + HCl 25% dan Anilin Sulfat
d) Zat Lendir : Tinta Bak
e) Butir Aleuron : Reagen Millon dan Asam Pikrat
13. Warna apa yang terjadi jika:
a) Dinding sel mengandung selulosa ditetesi larutan biru metilen
Dinding sel akan berwarna biru
b) Butir amilum ditetesi larutan IKI
Butir amilum akan berwarna ungu kehitaman
c) Minyak atsiri yang ditetesi dengan Sudan III
Minyak atsiri menjadi berwarna merah

14. Benda ergastik apa saja yang terdapat pada rimpang jahe?
Benda ergastik yang terdapat pada rimpang jahe adalah Minyak Atsiri.

15. a. Apakah yang disebut dengan noktah dan noktah buta?


Noktah merupakan bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan. Noktah
berfungsi sebagai saluran pertukaran zat diantara sel tumbuhan. Sedangkan, Noktah Buta
adalah Noktah yang berhadapan dengan ruang interseluler.
b. Jelaskan apa yang disebut noktah halaman!
Berdasarkan bentuknya noktah dibeda-bedakan, salah satunya adalah noktah
berhalaman. Noktah berhalaman memiliki saluran noktah yang melebar menjadi suatu
ruangan yang disebut noktah halaman yang terdiri dari mulut noktah (dalam dan luar) dan
lamela tengah (torus dan margo).
c. Apa perbedaan torus dengan margo?
Lamella tengah yang mengalami penebalan adalah Torus, sedangkan Margo merupakan
bagian lamella tengah yang tidak menebal dan bersifat elastis berguna untuk mengatur aliran
zat hara.

F. Kesimpulan
1. Terdapat enam bentuk sel yang sudah diamati, yaitu heksagonal, poligonal, segiempat,
bulat, dan lonjong.
Heksagonal (Enam sisi/enam titik sudut) :
 Irisan paradermal Daun Tanaman Adam Eva (Rhoeo discolor)
 Irisan melintang Tangkai Daun Kuping Gajah (Anthurium crystalinum)
 Irisan melintang Rimpang Kencur (Kaempferia galanga)
 Irisan melintang Buah Pir (Pyruz sp.)
 Irisan melintang Batang Bayam (Amaranthus caudatus)
 Irisan melintang Tangkai Daun Begonia (Begonia)
 Irisan melintang Umbi Wortel (Daucus carota)
 Irisan melintang Empulur Ketela Pohon (Manihot esculenta crantz)
Poligonal (Banyak Sudut) :
 Irisan melintang Buah Cabai (Capsicum annum)
 Preparat utuh filamentum bunga Adam Eva (Rhoeo discolor)
Segiempat :
 Preparat utuh Daun Tanaman Air (Hydrilla verticillata)
 Preparat awetan penampang membujur Akar Bawang Merah (Allium cepa fa
ascolonicum)
Lonjong :
Preparat tusuk Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
Memanjang :
Preparat awetan penampang membujur Batang Tusam Sumatra (Pinus merkusii)
Bulat :
Preparat tusuk Buah Jagung (Zea mays)
Sedangkan, komponen yang dimiliki sel antara lain dinding sel, membran sel, sitoplasma,
vakuola, inti sel, kloroplas, kromoplas, dll

2. Komponen protoplasmik dalam sel tumbuhan yang diamati dalam praktikum antara
lain inti sel, kloroplas, kromoplas, leukoplas, dan aliran sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai
pengatur seluruh aktivitas di dalam sel. Kloroplas adalah bagian dari plastida yang
memberikan warna (pigmen warna hijau) pada sel dan sebagai tempat terjadinya proses
fotosintesis. Kromoplas adalah bagian dari plastida yang menghasilkan pigmen lain selain
klorofil seperti warna merah, jingga, dan kuning. Leukoplas adalah plastida tidak berwarna
dan menjadi pusat bagi sintesis dan penyimpanan cadangan makanan. Sedangkan, aliran
sitoplasma adalah pergerakan dalam sel yang bertujuan mengirim nutrisi dan informasi
genetik. Aliran sitoplasma ada dua, sirkuler dan rotasi. Aliran sitoplasma sirkulasi terjadi
pada sel yang memiliki banyak vakuola atau lebih dari satu. Vakuola merupakan organel sel
tumbuhan yang memiliki ukuran besar, sehingga vakuola sulit berpindah yang menyebabkan
aliran sitoplasma mengelilingi vakuola secara sirkuler pada masing-masing vakuola.
Berkebalikan dengan aliran sitoplasma sirkulasi, aliran sitoplasma rotasi terjadi pada sel yang
hanya memiliki satu vakuola sehingga hanya satu vakuola yang dapat dikelilingi aliran
(bersifat satu arah).
3. Komponen non protoplasmik yang diamati dalam praktikum adalah vakuola dan benda-
benda ergastik. Vakuola dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat cadangan makanan.
Sedangkan, benda-benda ergastik terdiri dari substansi yang bersifat cair maupun padat dan
merupakan hasil dari metabolisme sel. (Purnobasuki, 2011). Adapun benda ergastik bersifat
padat yang diamati dalam praktikum adalah amilum dan kristal Ca-oksalat. Sedangkan, benda
ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan metabolisme yang bersifat organik
atau anorganik terdapat di dalam berupa zat-zat yang larut di dalamnya, yang diamati dalam
praktikum adalah minyak eteris atau minyak atsiri. Benda-benda ergastik yang tidak diamati
dalam praktikum adalah kristal kersik, sistolit, asam organik, karbohidrat, protein, lemak,
gum, lateks tanin, antosian alkaloid, hars, dll.
4. Yang membedakan antara sel hidup dan sel mati adalah: Pada sel hidup, bagian-bagian
protoplas dalam sel masih berfungsi dan masih melakukan proses metabolisme dengan benda
ergastik sebagai produk. Sedangkan pada sel mati, tidak dijumpai adanya organel-organel dan
tidak ada aktivitas metabolisme dalam sel tersebut.

G. Daftar Rujukan
Hidayat, E.B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: F-MIPA. ITB
Irmanto dan Suyata. 2006. Penentuan Asam Oksalat Secara Spektrofotometri dengan Metode
Metilen Biru. Molekul. Vol. 1 (1):45-46.
Issoegianti. 2012. Konsep Dasar Sel. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Kasanah, S.J. 2011. Skripsi: Identifikasi Bentuk dan Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat
pada Tangkai Daun, Batang, dan Sel Penyusun Daun dari Beberapa Jenis Bayam
(Amaranthus sp.) sebagai Sumber Belajar Biologi SMA. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember: Jember.
Marinda, Anita. 2016. Pengamatan Sel Hidup dan Sel Mati. Samarinda: Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kansius.
Purnobasuki, H. (2011). Inklusi Sel.
Santoso, A.M. 2013. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS: Distribution of
Calcium Oxalate Cristal Reduction of Oxalates, and The Effect of Cultivation Mtehod
on its Formation in Some Vegetables. Program Studi Pendidikan Biologi Universitas
Nusantara PGRI Kediri: Kediri.
Subagiartha, I. M. 2018. Sel Struktur, Fungsi, dan Regulasi. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Bali
Syamsiyarsih, Siti, dkk. 2016. Struktur Tumbuhan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Tim Pengampu SPT 1. 2019. PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH STRUKTUR
PERKEMBANGAN TUMBUHAN 1 (ANATOMI TUMBUHAN). Universitas Negeri
Malang. Malang

Anda mungkin juga menyukai