Anda di halaman 1dari 20

PAPER

MANAJEMEN SUMBERDAYA AIR MINUM, AIR BERSIH & AIR ZAM-ZAM


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Lingkungan yang dibina oleh
Drs. I Wayan Sumberartha, M.Sc

Disusun Oleh:
Ajhar (170342600068)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

November 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik
untuk memenuhi kebutuhan maupun menopang hidupnya secara alami. Dalam UU RI
No. 7 Pasal 5 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air menegaskan bahwa negara
menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan kebutuhan pokok minimal sehari-hari
guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif.
Sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Dari beberapa sumber air yang tersedia,
penduduk Indonesia sebagian besar menggunakan air permukaan terutama air sungai
dan air sumur. Air bersih akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu.
Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem
penyediaan air minum. Air minum yang sehat dan aman untuk dikonsumsi harus
memenuhi persyaratan yang meliputi syarat fisik, kimia dan bakteriologis. Persyaratan
fisik meliputi warna, bau, rasa, temperatur, dan kekeruhan (Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementerian lingkungan Hidup (KLH)
pada tahun 2014 bahwa 70-75% sungai di 33 provinsi Indonesia telah tercemar.
Polutan dominan yang mencemari sungai berasal dari limbah domestik (limbah berasal
dari rumah tangga). Indonesia telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri,
sebagai langkah awal dalam antisipasi terhadap pencemaran air yang berdampak
berkurangnya pasokan air layak pakai.
Air zam-zam adalah air yang berasal dari sebuah sumur mata air yang terletak
dalam kawasan Masjidil Haram, tepatnya disebelah tenggara Ka’bah dengan
kedalaman sampai 42 meter. Air yang selalu diambil oleh semua umat islam yang
pergi ke Baitullah itu tidak pernah habis ataupun surut. Tetapi airnya tetap terisi penuh
dan kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh manusia (Fauzi & Alfarizi, 2016).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian & Karakteristik Air Bersih, Air Minum & Air Zam-zam
1. Pengertian Air Bersih, Air Minum & Air Zam-zam
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping (Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990).
Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun
bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor,
air hujan, air dari sumber mata air (Gabriel, 2001).
Air minum adalah air bersih yang telah memenuhi persyaratan layak
konsumsi dan telah melalui proses pemasakan. Sumber air terdapat pada tempat
atau wadah air alami dan buatan yang terdapat diatas ataupun di bawah permukaan
tanah. Bumi sebenarnya masih mempunyai banyak persediaan air tetapi hanya
sedikit sekali air yang layak dikonsumsi.
Berdasarkan laporan World Commission On Water, dalam 20 tahun ini air
yang dibutuhkan untuk konsumsi dunia, baik air minum maupun air bersih untuk
mengairi tanaman, sudah tak cukup lagi. Hanya 2,5% saja air di dunia ini yang
tidak mengandung garam dan 2/3 dari jumlah itu terkubur dalam gunung es dan
glasier. Di dunia secara garis besar total volume air yang ada, air asin dan air tawar
adalah 1.385.984.610 km3 (UNESCO, 1978) dalam Chow dkk (1988) dalam
Kodoatie dan Sjarief (2005).
Air siap diminum/air minum ialah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia,
bakteriologi serta level kontaminasi (Maximum Contaminant Level). Level
kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri coliform
yang diperkenankan dalam batas-batas aman, lebih jelas lagi bahwa air siap minum/air
minum yang berkualitas harus terpenuhi syarat, sebagai berikut:
- Harus jernih, transparan dan tidak bewarna
- Tidak dicemari bahan organik maupun bahan anorganik
- Tidak berbau, tidak berasa, kesan enak bila diminum
- Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standard
- Bebas kuman/level kontaminasi coliform dalam batas aman (Gabriel, 2001).
Zam-zam yang dalam bahasa Arab berarti banyak atau melimpah
merupakan air suci bagi umat Islam. Juga merupakan air termulia, sangat berharga,
dan paling besar nilainya. Air zam-zam adalah air yang berasal dari sebuah sumur
mata air yang terletak dalam kawasan Masjidil Haram, tepatnya di sebelah
tenggara Ka’bah dengan kedalaman sampai 42 meter. Air yang tak pernah kering
ini ditemukan pertama kali oleh Siti Hajar istri Nabi Ibrahim 4.000 tahun lalu,
setelah berlari bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwa atas petunjuk Malaikat
Jibril. Kala itu Ismail (putera Siti Hajar) menderita kehausan.
Seorang ilmuwan Jepang bernama Dr. Masaru Emoto, telah melakukan
penelitian terhadap air zam-zam dengan teknik nano, hasilnya dinyatakan bahwa
air zam-zam memiliki kristal yang sangat indah dan bersinar, dan dari sinarnya
mengeluarkan warna yang menarik melebihi 12 warna. Bahkan, ketika setetes air
zam-zam diteteskan ke dalam air biasa, maka kristal yang teramati tetap sama
dengan kristal air zam-zam.
Di antara indikasi kemukjizatan sumur zam-zam ialah sumur ini tidak
pernah sekali pun kering. Selain itu, komposisi garam dan mineralnya tetap stabil.
Pada sumur biasa terjadi pertumbuhan organisme, baik hewan (bakteri) maupun
tumbuhan (lumut) di dalamnya, sehingga menyebabkan air tidak bisa lagi
dikonsumsi dan timbulnya berbagai masalah pada rasa dan bau. Sementara pada
sumur zam-zam, tidak ditemukan keberadaan organisme apa pun. Bahkan air zam-
zam tidak berubah setelah disimpan dalam botol selama beberapa tahun. Telah
banyak penelitian mengenai kandungan mineral dalam air zam-zam dan hasilnya
menunjukkan bahwa air zam-zam memiliki kandungan mineral yang lebih tinggi
dari sumber air yang lain, baik itu air sumur, air minum, bahkan air mineral
sekalipun.
Air zam-zam memiliki kadar kalsium yang lebih banyak yaitu 300-340
mg/L dibandingkan air mineral biasa yang hanya terdapat 28-32 mg/L serta
keistimewaan lain, komposisi dan rasa kandungan garamnya selalu stabil, selalu
sama dari sejak terbentuknya sumur ini. “Rasanya” selalu terjaga, diakui oleh
semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang tiap tahun. Air zam-zam ini tak
pernah dicampur bahan kimia apapun. Dengan kandungan kalsium yang tinggi
nantinya air zam-zam diharapkan akan dapat mencegah terjadinya osteoporosis
akibat kekurangan kalsium (Fauzi & Alfarizi, 2016).
2. Karakteristik Air Bersih, Air Minum & Air Zam-zam
Air merupakan sumberdaya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi
sekitar 71% dari permukaan bumi. Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar
98% terdapat di Samudera dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang
terdapat di sungai, danau dan bawah tanah. Diantara air tawar yang ada tersebut,
87% diantaranya berbentuk es, 12% terdapat di dalam tanah, dan sisanya sebesar
1% terdapat di danau dan sungai. Selain berlimpah keberadaannya di muka bumi,
airpun memiliki karakteristik yang khas, menurut Effendi (2003), karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0-100o C, air berwujud
cair. Suhu 0oC merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100oC
merupakan titik didih (boiling point) air.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpanan panas yang sangat baik. Perubahan suhu air yang lambat
mencegah terjadinya strees pada makhluk hidup karena adanya perubahan
suhu yang medadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk
hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai
pendingin mesin.
3. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpanan panas yang sangat baik. Perubahan suhu air yang lambat
mencegah terjadinya strees pada makhluk hidup karena adanya perubahan
suhu yang medadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk
hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai
pendingin mesin.
4. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan
(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini
memerlukan energi panas dalam jumlah besar. Sebaliknya, proses perubahan
uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar.
Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa
sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu faktor utama
yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.
5. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang
sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga
35.000 mg/liter. Sifat ini memungkinkan unsur hara terlarut diangkut ke
seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungnkan bahan-bahan toksik
yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk
dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai
pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke
dalam air.
6. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan
memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan
tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki
sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher wetting ability).
7. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.
Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki densitas
(massa/volume) yang lebih rendah daripada air.
Air mengalami sirkulasi yang disebut daur hidrologi. Proses ini berawal
dari permukaan tanah dan laut yang menguap ke udara kemudian mengalami
kondensasi yaitu berubah menjadi titik titik air yang mengumpul dan membentuk
awan. Titik-titik air itu memiliki kohesi sehingga titik-titik air menjadi besar dan
dipengaruhi gravitasi bumi sehingga jatuh disebut hujan. Air hujan yang jatuh
dipermukaan bumi sebagian diserap tanah dan sebagian lagi mengalir melalui
sungai menuju ke laut.
Menurut waktu dan tempat air dapat berubah kedalam tiga bentuk/sifat
yakni air sebagai bahan padat, air sebagai cairan, dan air sebagai uap seperti gas.
Berikut ini sifat-sifat fisik air antara lain:
- Titik beku 00C
- Massa jenis es (00C) 0,92 gr/cm3
- Massa jenis air (00C) 1,00gr/ cm3
- Panas lebur 80 kal/gr
- Titik didih 1000C
- Panas penguapan 540 kal/gr
- Temperatur kritis 3470C
- Tekanan kritis 217 Atm
- Konduktivitas listrik spesifik (250C)1x10-17/ohm-cm
- Konstanta dielektri (250C) 78 (Gabriel, 2001)
2.2 Klasifikasi Air Bersih, Air Minum & Air Zam-zam
Menurut peruntukannya, air pada sumber air dapat dikategorikan menjadi
empat golongan (Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990) yaitu:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
Berdasarkan mutu air, dapat diklasifikasi menjadi 4 (empat) kelas:
1. Kelas satu, air yang peruntukannya digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
2. Kelas dua, air yang peruntukannya atau digunakan untuk prasarana
rekreasi, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atu peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
Air zam-zam berbeda dari air lainnya, yaitu: tidak ada bakteri yang ditemukan
pada sumber mata airnya, airnya tidak berjamur, tidak ada perubahan warna, rasa atau
bau. Pertumbuhan biologis dan vegetasi biasanya berlangsung di sebagian besar sumur.
Hal ini membuat air tidak enak karena ada pertumbuhan jamur yang menyebabkan
perubahan rasa dan bau. Namun, dalam sumur air Zam-zam tidak ada tanda-tanda
apapun dalam pertumbuhan jamur.
Analisis kimia pada air zam-zam berisi beberapa senyawa seperti Natrium
(Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kalium (K), Bikarbonat (HCO3-), Klorida (Cl),
Fluoride (Fl), Nitrat (NO3-), Sulfat (SO4), dan benar-benar terlarut garam (TDS).
Banyak ilmuwan menyarankan bahwa kekhasan tertentu membuat air zam-zam sehat,
seperti tingkat kalsium yang lebih tinggi.
Pada tahun 1971, Kementerian Pertanian dan Sumber Daya Air mengirim
sampel air zam-zam untuk di investigasi ke Laboratorium Eropa untuk menguji sifat
dapat di minum dari air. Hasil sampel air diuji oleh Laboratorium Eropa menunjukkan
bahwa air zam-zam memiliki keadaan air khusus yang membuatnya lebih
menguntungkan dari air biasa. Perbedaan utama antara air zam-zam dan air lainnya (air
mineral biasa) adalah jumlah kalsium, kandungannya sedikit lebih tinggi pada air zam-
zam. Selain itu, pernyataan dari laboratorium Eropa menunjukkan bahwa air itu cocok
untuk di minum. Fakta ini juga telah dibuktikan oleh sekelompok peneliti Pakistan
yang menganalisis air dan menemukan hasil identik dengan yang sebelumnya
disebutkan oleh lembaga Kustodian dari Dua Masjid Suci untuk pusat penelitian Al
Hajj di Universitas Om Al Qura yang juga melakukan penelitian khusus dan meneliti
sejauh mana kemurnian air zam-zam dan menemukan hasil bahwa air zam-zam
memiliki molekul fisik indah yang membuatnya berbeda dari minuman lainnya karena
airnya alami, murni, dan bersih sehingga tidak ada kuman di dalamnya (Fauzi &
Alfarizi, 2016).
2.3 Sumber Air Bersih/Air Minum
Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air dapat diperoleh dari berbagai
sumber seperti air hujan (rain water), air permukaan (surface water), air tanah (ground
water) dan air laut (seawater). Air tersebut tidak dapat langsung dimanfaatkan, karena
tercampur dengan pengotor-pengotor tertentu yang berasal dari bermacam-macam
sumber pengotor (industri, rumah tangga, pertanian dan lain-lain).
a. Air hujan (rain water)
Menurut Schroeder (1977) dalam (Susana, 2003) pemanfaatan sumber air
yang berasal dari air hujan biasa dilakukan di daerah-daerah yang tidak
mendapatkan air tanah, atau walaupun tersedia air tapi tidak dapat digunakan. Air
hujan yang akan dimanfaatkan ditampung dalam tong, bak, atau kolam. Sumber air
tersebut mengandung banyak bahan-bahan yang berasal dari udara seperti gas-gas
(oksigen, nitrogen, karbon dioksida), asam-asam kuat yang berasal dari gas
buangan industri tertentu dan partikel-partikel radioaktip. Dari atap penampungan
sendiri dicemari oleh partikel-partikel debu, kotoran burung, dan berbagai kotoran
lainnya. Sumber air yang berasal dari air hujan ini walaupun tidak murni termasuk
dalam kategori air lunak, sehingga apabila akan dimanfaatkan untuk air minum
perlu direbus dulu atau disucihamakan.
b. Air permukaan (surface water)
Schroeder (1977) dalam (Susana, 2003) mengatakan semua air yang berada
di atas permukaan bumi seperti air parit, selokan, sungai dan danau adalah air
permukaan. Pada umumnya air tersebut mengandung kotoran-kotoran berupa
benda-benda terapung yang berasal dari lingkungan sekitarnya, benda-benda padat
tersuspensi, bakteri, buangan bahan, kimia, dan sebagainya. Kumpulan berbagai
kotoran tersebut menimbulkan berbagai bau dan rasa, sehingga bila air tersebut
akan digunakan untuk kepentingan hidup manusia perlu perlakuan/tindakan
pembersihan lengkap secara bertahap, teknik pembersihannya tergantung dari
macam dan jumlah kotoran yang dikandungnya. Air permukaan yang terdapat di
daerah pegunungan umumnya relatif tidak begitu kotor dibandingkan dengan air
sungai, sehingga melalui penyimpanan yang lama serta proses klorinasi saja air
sudah dapat dimanfaatkan.
c. Air tanah (ground water)
Menurut Bolt (1967) dalam (Susana, 2003) air tanah ialah air yang terdapat
di dalam tanah, tepatnya di bawah permukaan air tanah. Pada umumnya air tanah
mengandung bahan mineral larut yang terdiri dari kation (Ca, Mg, Mn dan Fe) dan
anion (SO4, CO3, HCO3 dan C1). Kadar ion-ion tersebut bervariasi, tergantung

kepada sifat dan kondisi tanah setempat, semakin dalam air tanah yang diambil
semakin tinggi kadar ion-ion tersebut.
Air tanah ini banyak dipakai untuk berbagai keperluan, karena tidak
banyak ter-kontaminasi oleh lingkungan sekitarnya dibandingkan sumber-sumber
air lainnya, kontaminasi yang terjadi antara lain disebabkan oleh teknik
pengambilan yang kurang baik, adanya kebocoran sistim pipa, dan keretakan
tanah. Perlakuan pembersihan air tanah yang kadang diperlukan adalah proses
pelunakan untuk menghilangkan kesadahan air dan aerasi untuk menghilangkan
bau dan rasa yang tidak dikehendaki.
d. Air laut
Ross (1970) dalam (Susana, 2003) menyatakan bahwa jumlah air yang
terdapat di bumi ini cukup banyak, prosentasenya mencapai 71% dari luas
permukaan bumi. Dari sejumlah itu permukaan bumi sebagian besar ditutupi oleh
air laut, yaitu sekitar 2/3 (70%) permukaan bumi. Luas keseluruhan wilayah laut
yang menutupi bumi adalah 3,61x108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3800 m.
Jadi air laut merupakan 97% dari jumlah air yang ada di bumi dan bagian
terbesarnya terdapat di belahan bumi Selatan.
Pada umumnya air laut relatif murni, sehingga dapat berfungsi sebagai
pelarut bagi zat kimia, baik yang berwujud padat, cair maupun gas. Penggunaan
air laut sebagai sumber air tawar dilakukan bilamana sumber-sumber air tawar
seperti air hujan, air permukaan dan air tanah tidak dapat diperoleh lagi. Untuk itu
dilakukan proses desalinasi yang dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain adalah destilasi, elektro dialisa, osmosis/hiperfiltrasi dan sebagainya.
Sesuai dengan fungsinya sebagai pelarut, maka 96,5% air murni yang
terdapat dalam air laut dapat melarutkan 3,5% zat-zat kimia. Secara kimiawi
dalam air laut terdapat sekitar 80 unsur kimia, dengan nilai keasaman (pH) antara
7,5-8,5. Komposisi kimia air laut terdiri dari senyawa anorganik terlarut, senyawa
organik terlarut, gas terlarut dan senyawa partikulat.
2.4 Indikator kualitas air bersih, air minum, dan air zam-zam
a. Indikator Kualitas Air Bersih
1. Persyaratan Kualitatif
- Syarat fisik
 Rasa, kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa.
 Bau, kualitas air yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama
sistem sanitasi.
 Suhu, secara umum kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan aktivitas
biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi.
 Kekeruhan, dapat ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan anorganik,
kekeruhan juga dapat mewakili warna.
 TDS atau jumlah zat pada terlarut (total dissolved solids) adalah bahan
yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu
103-105ºC, dalam portable water biasanya berkisar antar 20-100 mg/l dan
sebagai satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids,
disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloid yang tidak terlarut dan
bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai derajad dari pencemaran.
- Syarat kimia
Air bersih tidak boleh mengandung bahan kimia yang melampaui batas.
Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah:
 pH (derajat keasaman), standar kualitas air bersih dalam hal pH 6.5-9.2
 Kesadahan, terbagi menjadi dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan non karbonat.
 Besi, batas maksimal yang terkandung dalam air adalah 1.0 mg/l.
 Alumunium, batas maksimal yang terkandung didalam air yaitu 0.2 mg/l.
 Zat organik, larutan zat organik berupa unsur hara makanan maupun
sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan.
 Sulfat, kandungan sulfat yang berlebihan pada air dapat menyebabkan
kerak.
 Nitrat dan Nitrit, jumlah nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung
untuk berubah menjadi nitrit yang dapat menghalangi perjalanan oksigen
didalam tubuh.
 Klorida, dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan.
 Zink atau Zn, batas maksimal Zn yang terkandung dalam air adalah 15
mg/l.
- Syarat bakteriologis
Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E.Coli atau
Faecal coli dalam air.
- Syarat Radiologis
Tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan yang mengandung
radioaktif (Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990).
2. Persyaratan Kuantitatif (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya
air baku yang tersedia
3. Persyaratan Kontinuitas
Kontinuitas dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam/hari, atau
setiap saat diperlukan kebutuhan air tetap tersedia. Akan tetapi kondisi ideal
tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga
untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara
pendekatan aktivitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air.
b. Indikator Kualitas Air Minum
Akses masyarakat terhadap ketersediaan air minum dapat dilihat melalui lima
indikator:
1. Kualitas
Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER /IV/2010
Tentang Standart Kualitas Air Minum, antara lain:
- Persyaratan fisik, ditinjau dari segi kesehatan dan estetika
- Persyaratan kimia tidak mengandung zat yang membahayakan kesehatan
manusia atau makhluk hidup lainnya.
- Persyaratan bakteriologis ditentukan jumlah batasan untuk bakteri coli dan
bakteri lainnya.
- Radioaktif tidak boleh mengandung bahan radioaktif, seperti sinar alfa, beta
dan gamma.
2. Kuantitas dan Kontinuitas
Penyediaan air minum harus dapat memenuhi setiap segi kehidupan masyarakat
dan tersedia dalam jumlah yang cukup baik untuk disalurkan secara terus
menerus maupun untuk jam tertentu.
3. Kehandalan sistem penyedian air minum (reliability)
Parameter keandalan menunjukkan/mengukur kemampuan dari suatu jaringan
pipa untuk memenuhi fungsinya didalam memenuhi konsumen.
4. Tekanan yang cukup
- Target penyediaan air yaitu 1 atm = 10 m kolom air.
- Pengguna rumah 1 lantai tidak perlu lagi memiliki reservoir bawah dan
pompa.
5. Kemudahan baik harga maupun jarak atau waktu tempuh (affordability)
Keterjangkauan akses masyarakat terhadap ketersediaan air maupun harga dan
jarak temput mendapatkan air tidak menyulitkan masyarakat
c. Indikator Kualitas Air Zam-Zam
Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zam-zam ini memang unik
mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg per liter. Biasanya air
mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter.
Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zam-zam dapat dikelompokkan
menjadi:
 Positif ions seperti misal sodium (250 mg/l), calcium (200 mg/l), potassium
(20 mg/l), dan magnesium (50 mg/l).
 Negatif ions misalnya sulfur (372 mg/l), bicarbonates (366 mg/l), nitrat (273
mg/l), phosphat (0.25 mg/l) dan ammonia (6 mg/l).
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air
Zam-zam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang
sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di
Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar
diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon
proses higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari
perubahan rasa dan kandungan air ini (Anonim,).
Air zam-zam dikatakan memiliki muatan ion-ion yang seimbang. Sebuah penelitian
lainnya menyebutkan bahwa kualitas air zam-zam tidak berubah selama
penyimpanan dalam jangka waktu lama dan ditempatkan di mana pun, ditilik dari
tekstur, warna, dan baunya. Air zam-zam juga bermanfaat untuk menyembuhkan
penyakit (Fauzi & Alfarizi, 2016).
2.5 Teknik water treatment pada air bersih, air minum, dan air zam-zam
a. Sistem Distribusi Air
1. Continuous system.
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus
selama 24 jam. Keuntungannya adalah dapat memperoleh air bersih dari jaringan
pipa distribusi di posisi pipa manapun.
2. Intermitten system.
Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan perlu
menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air untuk
fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat.
b. Sistem Pengaliran Air Bersih.
1. Cara Gravitasi.
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan
yang diperlukan dapat dipertahankan.
2. Cara Pemompaan.
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan
untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.
3. Cara Gabungan.
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang
diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat.
c. Perencanaan Sistem Distribusi Air
Perencanaan untuk sistem distribusi air bersih/minum pada dua kategori yaitu:
1. Pada daerah yang belum ada sistem distribusi perpipaan
2. Perencanaan pada daerah yang sudah ada sistem distribusi.
d. Perencanaan Jaringan Perpipaan Air di Green Area.
1. Kajian dari Sisi Kebutuhan Air.
Tahapan mengkaji kebutuhan air meliputi:
 Kajian terhadap peta.
 Pembuatan zone pelayanan.
 Perhitungan kebutuhan air zone pelayanan tersebut.
2. Kajian Terhadap Peta.
Adapun yang harus diamati pada peta ini adalah:
 Lokasi pemukiman dan daerah.
 Jalur jalan.
 Elevasi tanah (Quddus, 2014).
 Perencanaan Sumur Air Zam-Zam
Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun di sekitar Masjidil
Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga
saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan
mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat. Badan Riset sumur Zam-zam
yang berada di bawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk:

 Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini


kering.
 Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian
air.
 Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area).
 Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui
bangunan kontrol.
 Meng-upgrade pompa dan tangki-tangki penadah.
 Mengoptimasi supplai dan distribusi air Zam-zam

Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan
8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air
sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan
kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan
air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11
menit setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa
akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada
perbukitan disekitar Makkah. Dan saat ini telah membangun saluran untuk
menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000
m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna
melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut
ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil
Nabawi di Madinah Al-Munawarrah. Telah dilengkapi dengan pompa listrik
yang tertanam dibawah (electric submersible pump) dan drum hidrograf, alat
perekaman ketinggian muka air sumur Zam-zam (Old style drum hydrograph
used for recording levels in the Zamzam Well) (Anonim, ).
2.6 Manajemen sumber daya air bersih dan air minum untuk mengatasi kekurangan
air.
1. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan.
Pembentukan Kelompok Kerja ini didasari pada pemikiran bahwa pembangunan
air minum dan penyehatan lingkungan tidak hanya terkait pada satu bidang tertentu
tetapi harus merupakan kesatuan dari beberapa aspek, yaitu aspek teknis,
kelembagaan, pembiayaan, sosial dan lingkungan hidup. Berdasarkan pemahaman
itulah maka dibentuk Kelompok Kerja Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan,
yang terdiri dari departemen-departemen terkait, yaitu Departemen Dalam Negeri,
Departemen Kesehatan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, serta
dikoordinasikan oleh Bappenas. Selain terkait dengan kegiatan Proyek Penyediaan
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Proyek WASPOLA, WSLIC-2, Pro-Air,
CWSH, SANIMAS), Kelompok Kerja juga terlibat pada penyusunan Kebijakan
Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Saat ini baru
diselesaikan Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan Berbasis Masyarakat dan sedang dalam tahap penyusunan Kebijakan
Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Lembaga ataupun
kegiatan uji coba penerapan kebijakan di daerah dan kegiatan kampanye publik
mengenai air minum dan penyehatan lingkungan, yang ditempuh melalui kegiatan
penyusunan jurnal air minum dan penyehatan lingkungan, pembuatan poster
ataupun komik.
2. Pengelolaan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat
Merupakan pengelolaan yang menempatkan masyarakat sebagai pengambil
keputusan dan penanggung jawab, pengelola adalah masyarakat dan/atau lembaga
yang ditunjuk oleh masyarakat, yang tidak memerlukan legalitas formal serta
penerima manfaat diutamakan pada masyarakat setempat, dengan sumber investasi
berasal dari mana saja (kelompok, masyarakat, pemerintah, swasta ataupun
donor). Diharapkan keanggotaan Kelompok Kerja ini semakin meluas
sehingga kegiatan yang dilakukan pun semakin beragam dalam rangka peningkatan
aksesibilitas masyarakat akan air minum dan penyehatan lingkungan.
3. Pengoperasian dan pemeliharaan bangunan pada sistem penyediaan air minum
yang berupa:
a). penangkap mata air mata air
b). bangunan intake air permukaan
c). sumur gali mengacu pada Modul
d). sumur pompa tangan
e). instalasi pengolahan air sederhana (IPAS)
f). penampungan air hujan (PAH) (Percik, 2010).
KESIMPULAN

Air merupakan sumberdaya alam yang berlimpah di muka bumi, menutupi sekitar 71%
dari permukaan bumi. Secara keseluruhan air di muka bumi, sekitar 98% terdapat di Samudera
dan laut dan hanya 2% yang merupakan air tawar yang terdapat di sungai, danau dan bawah
tanah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementrian lingkungan Hidup (KLH) pada
tahun 2014 bahwa 70-75% sungai di 33 provinsi Indonesia telah tercemar. Polutan dominan
yang mencemari sungai berasal dari limbah domestik (limbah berasal dari rumah tangga).

World Commission On Water menyatakan bahwa dalam 20 tahun yang akan datang air
yang dibutuhkan untuk konsumsi dunia, baik air minum maupun air bersih untuk mengairi
tanaman sudah tak cukup lagi. Dalam mengatasi krisis kekurangan air tersebut, pemerintah
telah membentuk POKJA-AMPL (Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan)
dengan program kegiatan antara lain Proyek WASPOLA, WSLIC-2, Pro-Air, CWSH,
SANIMAS serta PAMSIMAS. Disamping itu terdapat program AMPL-BM (Air Minum dan
Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat) yang merupakan pengelolaan yang
menempatkan masyarakat sebagai pengambil keputusan dan penanggung jawab. Serta
memperhatikan pengoperasian dan pemeliharaan bangunan pada sistem penyediaan air
minum.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Airzamzam/airzamzam.htm di akses 06 November


2019.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Kanisisus. Yogyakarta.

Fauzi, Ahmad dan Alfarizi, Muhammad Ega. 2016. Manfaat air zamzam terhadap pencegahan
osteoporosis. Majority Volume 5 Nomor 2 April 2016: 56-62

Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Hiprokrates.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri

Kodoatie, R.J. dan Sjarief, Rustam. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi, Yogyakarta.

Pokja, Ampl. 2012. Menyelamatkan air untuk masa depan. Percik Media Informasi Air Minum dan
Sanitasi. Edisi 4/2012. POKJA AMPL Nasional.

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990. Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990, Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990


Tentang Syarat Kualitas Air Bersih dan Air Minum Bagi Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010, Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010


Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Quddus, Rachmat. 2014. Teknik Pengolahan Air Bersih Dengan Sistem Saringan Pasir Lambat
(Downflow) Yang Bersumber Dari Sungai Musi. Jurnal Komunitas. Vol.2 (4): 669-675

Susana, Tjutju. 2003. Air Sebagai Sumber Kehidupan. Oseana. Vol. XXVIII. No. 3 Tahun 2003: 17-
25. ISSN 0216-1877

UU RI No.7 Tahun 2004, Tentang Sumber Daya Air

Anda mungkin juga menyukai