Anda di halaman 1dari 15

Nama kelompok:

Siswandi Sumantri (1400008058)


Shania Aurora N (1700008048)
Nursafa Abd Wahab (1700008054)
Ayu Dela Puspita (1700008057)
Tika Puspita Sari (1700008081)
1. Dinamakan paku kawat karena
mempunyai batang dan akar yang
bercabang menggarpu.
2. Struktur tubuhnya cukup lengkap,
yang mempunyai akar, batang dan
daun sejati.

Gambar 1.1 Struktur Morfologi Lycophyta


3. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai dan
bertulang daun satu.
4. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporofil
terkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk
bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini
menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak
orang yang menyebut paku kawat itu sama saja pinus
tanah.

Gambar 1.2 Letak Sporofil


Klasifikasi Lycophyta Berdasarkan
Ada Tidaknya Ligula
Kelas Eligulopsida dan Kelas
Ligulopsida.
1. Kelas Eligulopsida
merupakan paku kawat
yang tidak memiliki ligula,
contohnya Lycopodium sp.

Gambar 1.3 Lycopodium cernuum

Gambar 1.4 Lycopodium clavatum


2.Ligulopsida merupakan
paku kawat yang memiliki
ligula, contohnya paku
rane (Selaginella sp.)

Gambar 1.5 Selaginella strobilus

Gambar 1.6 Selaginella sp.


Bagian tubuh Lycophyta yang mudah dilihat
merupakan fase sporofitnya (2n). Sporofit tersusun
dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki
daun berbentuk seperti rambut atau sisik yang
tersusun rapat pada batang. Batang berbentuk
seperti kawat. Pada ujung cabang-cabang batang
terdapat sporofil dengan struktur berbentuk gada
(strobilus) yang mengandung sporangium.
Gametofit (n) berukuran kecil dan tidak berklorofil
sehingga zat organik diperoleh dengan cara
bersimbiosis dengan jamur.
 Divisi ini memiliki bentuk daun
mirip kawat dengan susunan
daun satu lingkaran. Kelompok
ini memiliki homospora pada
konus di ujung batang, memiliki
banyak daun, batang berongga,
dan beruas. Pada divisi ini
terdapat silika yang
terkonsentrasi di batang
sehingga tumbuhan ini sering
dijadikan sebagai bahan
penggosok. Karena bentuknya
unik, divisi ini sering
disebut sebagai paku ekor
kuda. Contohnya adalah Gambar 2.1 Bentuk daun mirip kawat
Equisetum debile.
Gambar 2.2 Bentuk daun mirip kawat Gambar 2.3 Equesetum debile

Gambar 2.4 Equesetum scertum


 Salah satu bagian dari subdivisi ini
adalah Equisetum (paku ekor kuda).
Paku ekor kuda memiliki rhizoma
dibawah tanah tempat batang
vertical akan muncul. Batang lurus
berlubang memiliki ruas-ruas dan
lilitan daun atau batang kecil akan
muncul diruas tersebut.
 Pada ujung beberapa batang
tumbuhan ini terdapat struktur mirip
kerucut yang mengandung
sporangia. Epidermis, lapisan terluar
sel, mengandung silica, yang
menyebabkan tumbuhan tersebut
mempunyai tekstur berpasir.
Sebelum adanya alat penggosok dari
baja, manusia menggunakan batang
tumbuhan ini untuk menggosok pot
dan kuali.
Gambar 2.5 Struktur Morfologi Sphenophyta
Gambar 2.6 Siklus hidup Equesetum
 Divisi tumbuhan ini yang masih bertahan
sampai saat ini hanya 15 spesies dari genus
tunggal yang disebut ekor kuda (Equisetum
debile), ditemukan di bumi belahan utara.
 Divisio ini memiliki daun mirip kawat serta
daunnya tersusun dalam satu lingkaran.
 Bentuk batangnya mirip dengan ekor kuda.
Oleh karenanya, divisio ini disebut paku ekor
kuda. Contoh spesies dari divisio ini adalah
Equisetum.
 Equisetum memiliki batang yang keras karena
mengandung silika. Gambar 2.7 Equesetum debile
 Pada gametofit ini, terkandung antheridium
dan arkegonium.
 Pada ujung beberapa batang terdapat struktur mirip kerucut, yang
mengandung sporangia.
 Equisetum memiliki rizoma di bawah tanah tempat batang vertikal akan
muncul.
 Spora yang dihasilkan paku ekor kuda umumnya hanya satu macam
(homospora) meskipun spora yang lebih kecil pada E. arvense tumbuh
menjadi protalium jantan.

Gambar 2.8 Struktur Morfologi Gambar 2.9 Ujung batang yang mengandung sporangia
 Gametofit ekor kuda bersifat thalloid (serupa thallus) dan tidak memiliki
klorofil, sehingga kehidupannya tergantung pada asosiasi dengan
cendawan tanah dalam bentuk mikoriza. Ukurannya kecil sehingga
biasanya diamati dengan mikroskop. Bentuknya tidak menyerupai
lembaran seperti pada paku sejati melainkan menyerupai tangkai
memanjang, menghasilkan anteridium dan arkegonium.

 Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun
berlempung, beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga
membantu adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh
menjadi gulma di ladang karena rimpangnya yang sangat dalam dan
menyebar luas di tanah. Herbisida pun sering tidak berhasil
mematikannya. Di Indonesia, rumput betung (Equisetum debile)
digunakan sebagai sikat untuk mencuci dan campuran obat.
 Sebagai Tanaman hias
 Sebagai bahan makanan atau sayuran
 Sebagai bahan obat-obatan
 Bahan karangan bunga
 Sebagai pupuk hijau

Anda mungkin juga menyukai