Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM V

Topik : Alga Biru (Cyanophyta)


Tujuan : Untuk mengamati simbiosis antara alga biru tumbuhan lain.
Hari/tanggal : Senin / 14 Oktober 2019
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Gelas kimia
5. Tissue
6. Pipet tetes
7. Baki/nampan
8. Alat tulis
9. Alat dokumentasi

B. Bahan :
1. Salvinia sp
2. Pistia sp
3. Bintil akar pakis haji
4. Eceng gondok
5. Aquadest

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengiris akar pakis haji pada bagian berbintil, kemudian meletakkan
bagian berbintil tersebut pada kaca benda setelah itu menekan bintil akar
pakis haji dengan menggunakan pensil sampai hancur lalu memberi air
secukupnya.
3. Untuk Salvinia sp dan Pistia sp. Mengambil ujung akar secukupnya,
kemudian meletakkan pada kaca benda lalu digilas dengan pensil bulat,
lalu diberi sedikit air kemudian ditutup dengan kaca penutup.
4. Meletakkan preparat di bawah mikroskop dan mengamatinya.
5. Menggambar semua hasil pengamatan yang telah dilakukan.

III. TEORI DASAR


Alga biru, ganggang belah atau ganggang lendir adalah alga bersel
tunggal atau berkoloni membentuk benang dengan struktur tubuh yang masih
sangat sederhana. Bersifat autotrof atau secara kasat mata alga tersebut
berwarna biru kehijauan.
Cyanophyta umumnya tidak bergerak dan di antara jenis yang berbentuk
benang dapat mengandakan gerakan meluncur dalam air karena tubuhnya
berlendir dan yang memungkinkan karena adanya kontraksi tubuh.
Perkembangbiakannya dengan vegetatif yaitu dengan membelah diri.
Pada jenis yang berkoloni membentuk benang. Pada jarak tertentu benang
terdapat sel-sel yang berdinding tebal, kehilangan zat warna sehingga
kelihatan lebih pucat dan dinamakan heterosista. Heterosista dapat tumbuh
menjadi benang baru.
Beberapa Cyanophyta dapat bersimbiosis dengan tumbuhan lain dan
biasanya hidup di dalam sel inangnya. Diantara jenis yang bersimbiosis
misalnya Nostoc, alga ini dapat merambat bebas di udara dan seringkali
bersimbiosis dengan fungi membentuk Lichenes. Anabaena juga dapat
merambat bebas di udara dan dapat bersimbiosis dengan tumbuhan lain
misalnya Anabaena Cycardeae bersimbiosis dengan pakis haji (Cycas
rumphii) yaitu dalam perakarannya. Sedangkan Anabaena azolla bersimbiosis
dengan paku air yaitu Azolla pinnata yaitu dalam daunnya (Amintarti, 2019).
Dinding sel mengandung pectin, hemiselulosa, dan selulosa yang kadang-
kadang berupa lender, oleh sebab itu, ganggang ini juga dinamakan ganggang
lender (Myxophyceae). Rupa-rupanya sebagian dinding lender ini berlekatan
dengan plasma, meskipun tidak selalu demikian, dan ini terbukti dari
percobaan-percobaan plasmolisis (Tjitrosoepomo, 1994).
Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil-a,
karotenoid, dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu:
fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritrin yang berwarna merah.
Perbandingan macam-macam zat warna itu kadang-kadang tampak kemerah-
merahan, kadang-kadang kebiru-biruan. Gejala ini dianggap sebagai suatu
penyesuaian diri terhadap sinar (adaptasi kromatik), misalnya dalam cahaya
hijau warnanya kebanyakan merah, dalam cahaya merah menjadi hijau atau
biru. Hal ini rupa-rupanya berhubungan dengan proses asimilasi
(Tjitrosoepomo, 1994).

IV. HASIL PENGAMATAN


A. Tabel Hasil Pengamatan
Perbesaran
No. Medium Alga yang ditemukan

1. Bintil akar Pakis Haji Anabaena sp 40 x 10


(Cycas rumphii)
2. Salvinia sp Oscillatoria sp 40 x 10
Eceng gondok
B. Foto hasil pengamatan
1. Anabaena sp
a. Gambar pengamatan

Keterangan:

1. Heterocyst
2. Akinete
3. Sel vegetatif

Perbesaran 40x10

b. Foto pengamatan

Keterangan:

1. Heterocyst
2. Akinete
3. Sel vegetatif

Perbesaran 40x10
(Dokumentasi Pribadi, 2019)

c. Foto literatur

Keterangan:

1. Heterocyst
2. Akinete
3. Sel vegetatif

(Sumber : Rusadi, 2015)


2. Oscillatoria sp
a. Gambar pengamatan
Keterangan:

1. Kloroplas
2. Septa
3. Dinding sel

Perbesaran 40x10

b. Foto pengamatan

Keterangan:

1. Kloroplas
2. Dinding sel
3. Septa

Perbesaran 40x10
(Dokumentasi Pribadi, 2019)

c. Foto literatur

Keterangan:

1. Kloroplas
2. Septa
3. Dinding sel

(Sumber : Council, 2019)


V. ANALISIS DATA
1. Anabaena sp
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Cyanophyta
Classis : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Famili : Nostocaceae
Genus : Anabaena
Spesies : Anabaena sp
Sumber : Bold dan Whynne. 1985
Berdasarkan hasil pengamatan pada perbesan 40x10 pada bintil
akar Pakis Haji (Cycas rumphii), terdapat Anabaena sp. bentuknya sel
bulat, sel berkoloni tersusun memanjang, berwarna biru kehijauan.
Menurut Sulisetijono (2009), filament Anabaena ada yang
sendirian atau membentuk koloni dalam lendir yang berlapis dan
mengapung bebas. Bentuk trikoma relatif stabil. Trikoma ada yang
memiliki ketebalan yang sama dari ujung ke ujung, meruncing pada
ujungnya, lurus atau tidak. Setiap trikoma dilapisi selubung sendiri.
Selubung selalu bening dan umumnya menyerupai air sehingga sulit
teramati. Sel berbentuk bola atau tong, jarang silindris. Protoplasma
bersifat homogen, ada juga yang bergranula atau berisi sejumlah
pseudovakula. Protoplasma berwarna abu-abu, biru kehijauan dan ada
yang warnanya bermacam-macam.
Anabaena merupakan Cyanophyta dengan habitus koloni
berbentuk benang yang terdiri atas sel sel bulat dan memiliki sel khusus
heterokista dengan sedikit lapisan lendir. Hidup bersimbiosis dengan
tumbuhan paku air (Azolla pinnata) dan dapat mengikat nitrogen dari
udara. Anabaena dapat menyuburkan tanah pertanian. Heterokista pada
Anabaena terdapat dibagian tengah atau ujung benangnya. Fungsi
heterokista ini sebagai alat pemutus benang untuk melakukan fragmentasi
dan pembentukkan benang baru. Anabaena juga dapat berkembang
biak dengan pembentukan akinet, yaitu sel yang membesar dan berdinding
tebal, yang nantinya dapat membentuk benang baru (Muzakki, 2016).

2. Oscillatoria sp
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Filum : Cyanophyta
Classis : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Famili : Oscillatoriaceae
Genus : Oscillatoria
Spesies : Oscillatoria sp
Sumber : Bold dan Whynne. 1985
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 40x10 pada Salvinia sp dan Eceng gondok terdapat
Oscillatoria sp. bagian dalam terlihat seperti adanya garis sekat-sekat yang
cukup banyak, cara reproduksi Oscillatoria sp yaitu dengan cara
pembelahan sel, fragmentasi dan spora. Pembelahan sel, melalui cara ini
sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni. Sel
sel hasil pembelahan pada Oscillatoria sp. Yang berbentuk filamen
menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang. Reproduksi
Oscillatoria sp juga dapat melalui fragmentasi. Fragmentasi adalah cara
memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu
baru. fragmentasi terutama pada ganggang Oscillatoria. Pada filament
yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu membagi
filament menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut
homogonium.
Oscillatoria sp memiliki ciri khas, yaitu berwarna hijau kebiru-
biruan. Oscillatoria sp mempunyai trikoma yang berbentuk silindris dan
tidak bercabang. trikomanya mempunyai satu membran. Sel-sel nya
pendek dan lebar kecuali untuk sel ujungnya yang mungkin tertutup dan
tipis. Cara bergerak Oscillatoria sp dengan cara bergetar. Oscillatoria sp
berbentuk benang-benang tebal terdiri atas sel pipih. Pada jarak tertentu
pada benang itu terdapat dinding sel nya yang tebal, kehilangan zat-zat
warna yang berfungsi untuk proses amilasi, sehingga kelihatan kekuning-
kuningan dan ini dinamakan dengan Heterokista. Heterokista ini dalam
keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru tetapi fungsinya
belum dikenal dan biasanya cepat mati. Spesies ini berkembang biak
dengan membentuk Hormogonium, yaitu sel-sel dalam koloni yang
memiliki kemempuan untuk tumbuh menjdi benang baru, sedangkan
hormogonia adalah sederetan sel berdinding tebal yang mempunyai
kemampuan sel-selnya memperbanyak diri, biasanya terletak diantara dua
heterokista, atau dibatasi oleh sel mati (Necridia) (Kasrina, Sri, & Wahyu,
2012).

VI. KESIMPULAN
1. Alga biru, ganggang belah atau ganggang lendir adalah alga bersel
tunggal atau berkoloni membentuk benang dengan struktur tubuh yang
masih sangat sederhana. Bersifat autotrof atau secara kasat mata alga
tersebut berwarna biru kehijauan.
2. Anabaena sp. bentuknya sel bulat, sel berkoloni tersusun memanjang,
berwarna biru kehijauan. Filament Anabaena ada yang sendirian atau
membentuk koloni dalam lendir yang berlapis dan mengapung bebas.
3. Oscillatoria memiliki ciri khas, yaitu berwarna hijau kebiru-biruan,
trikoma yang berbentuk silindris. Sel-sel nya pendek dan lebar kecuali
untuk dengan cara bergetar. Berbentuk benang-benang tebal terdiri atas
sel pipih.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Amintarti, S., Ajizah, A., & Utami, N. H. (2019). Penuntun Praktikum Botani
Tmbuhan Rendah. Banjarmasin: PMIPA FKIP ULM.
Bold, H., & Whynne, M. (1985). Introduction to the Algae : structure and
reproduction. Sec. ed. New Jersey: Pretice-Hall.
Council, O. (2019). Alga factsheet: Naviculoid diatoms (Naviculaceae). Diakses
melalui https://www.landcareresearch.co.nz pada tanggal 19 Oktober 2019
Kasrina, Sri, I., & Wahyu, E. (2012). Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa
Kelurahan Bentiring Permai Kota bengkulu Sebagai Alternatif Sumber
Belajar Biologi SMA. Jurnal Exacta, 10.
Muzakki, N. A. (2016). Cyanophyta. Diakses melalui
https://www.academia.edu/36305690/CYANOPHYTA pada tanggal 19
Oktober 2019
Rusadi, R. E. (2015). Anabaena sp. Diakses melalui
http://klasifikasitumbuhan2015.blogspot.com/2015/06/klasifikasi-
anabaena-sp.html pada tanggal 19 Oktober 2019
Sulisetijono. (2009). Bahan Serahan Alga. Malang: UIN Malang.
Tjitrosoepomo, G. (1994). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai