B. Bahan :
1. Salvinia sp
2. Pistia sp
3. Bintil akar pakis haji
4. Eceng gondok
5. Aquadest
Keterangan:
1. Heterocyst
2. Akinete
3. Sel vegetatif
Perbesaran 40x10
b. Foto pengamatan
Keterangan:
1. Heterocyst
2. Akinete
3. Sel vegetatif
Perbesaran 40x10
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
c. Foto literatur
Keterangan:
1. Heterocyst
2. Akinete
3. Sel vegetatif
1. Kloroplas
2. Septa
3. Dinding sel
Perbesaran 40x10
b. Foto pengamatan
Keterangan:
1. Kloroplas
2. Dinding sel
3. Septa
Perbesaran 40x10
(Dokumentasi Pribadi, 2019)
c. Foto literatur
Keterangan:
1. Kloroplas
2. Septa
3. Dinding sel
2. Oscillatoria sp
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Filum : Cyanophyta
Classis : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Famili : Oscillatoriaceae
Genus : Oscillatoria
Spesies : Oscillatoria sp
Sumber : Bold dan Whynne. 1985
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 40x10 pada Salvinia sp dan Eceng gondok terdapat
Oscillatoria sp. bagian dalam terlihat seperti adanya garis sekat-sekat yang
cukup banyak, cara reproduksi Oscillatoria sp yaitu dengan cara
pembelahan sel, fragmentasi dan spora. Pembelahan sel, melalui cara ini
sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni. Sel
sel hasil pembelahan pada Oscillatoria sp. Yang berbentuk filamen
menyebabkan filamen menjadi bertambah panjang. Reproduksi
Oscillatoria sp juga dapat melalui fragmentasi. Fragmentasi adalah cara
memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu
baru. fragmentasi terutama pada ganggang Oscillatoria. Pada filament
yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu membagi
filament menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut
homogonium.
Oscillatoria sp memiliki ciri khas, yaitu berwarna hijau kebiru-
biruan. Oscillatoria sp mempunyai trikoma yang berbentuk silindris dan
tidak bercabang. trikomanya mempunyai satu membran. Sel-sel nya
pendek dan lebar kecuali untuk sel ujungnya yang mungkin tertutup dan
tipis. Cara bergerak Oscillatoria sp dengan cara bergetar. Oscillatoria sp
berbentuk benang-benang tebal terdiri atas sel pipih. Pada jarak tertentu
pada benang itu terdapat dinding sel nya yang tebal, kehilangan zat-zat
warna yang berfungsi untuk proses amilasi, sehingga kelihatan kekuning-
kuningan dan ini dinamakan dengan Heterokista. Heterokista ini dalam
keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru tetapi fungsinya
belum dikenal dan biasanya cepat mati. Spesies ini berkembang biak
dengan membentuk Hormogonium, yaitu sel-sel dalam koloni yang
memiliki kemempuan untuk tumbuh menjdi benang baru, sedangkan
hormogonia adalah sederetan sel berdinding tebal yang mempunyai
kemampuan sel-selnya memperbanyak diri, biasanya terletak diantara dua
heterokista, atau dibatasi oleh sel mati (Necridia) (Kasrina, Sri, & Wahyu,
2012).
VI. KESIMPULAN
1. Alga biru, ganggang belah atau ganggang lendir adalah alga bersel
tunggal atau berkoloni membentuk benang dengan struktur tubuh yang
masih sangat sederhana. Bersifat autotrof atau secara kasat mata alga
tersebut berwarna biru kehijauan.
2. Anabaena sp. bentuknya sel bulat, sel berkoloni tersusun memanjang,
berwarna biru kehijauan. Filament Anabaena ada yang sendirian atau
membentuk koloni dalam lendir yang berlapis dan mengapung bebas.
3. Oscillatoria memiliki ciri khas, yaitu berwarna hijau kebiru-biruan,
trikoma yang berbentuk silindris. Sel-sel nya pendek dan lebar kecuali
untuk dengan cara bergetar. Berbentuk benang-benang tebal terdiri atas
sel pipih.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, S., Ajizah, A., & Utami, N. H. (2019). Penuntun Praktikum Botani
Tmbuhan Rendah. Banjarmasin: PMIPA FKIP ULM.
Bold, H., & Whynne, M. (1985). Introduction to the Algae : structure and
reproduction. Sec. ed. New Jersey: Pretice-Hall.
Council, O. (2019). Alga factsheet: Naviculoid diatoms (Naviculaceae). Diakses
melalui https://www.landcareresearch.co.nz pada tanggal 19 Oktober 2019
Kasrina, Sri, I., & Wahyu, E. (2012). Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa
Kelurahan Bentiring Permai Kota bengkulu Sebagai Alternatif Sumber
Belajar Biologi SMA. Jurnal Exacta, 10.
Muzakki, N. A. (2016). Cyanophyta. Diakses melalui
https://www.academia.edu/36305690/CYANOPHYTA pada tanggal 19
Oktober 2019
Rusadi, R. E. (2015). Anabaena sp. Diakses melalui
http://klasifikasitumbuhan2015.blogspot.com/2015/06/klasifikasi-
anabaena-sp.html pada tanggal 19 Oktober 2019
Sulisetijono. (2009). Bahan Serahan Alga. Malang: UIN Malang.
Tjitrosoepomo, G. (1994). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.