Anda di halaman 1dari 19

JAMUR MIKROSKOPIS

Oleh:
Fazry
180101110208
Kelompok 6

Dosen Pengampu:
Sari Indriyani, M. Pd

Asisten Dosen:
Maulida
Puteri Ameliani Alicia Wijaya

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
BANJARMASIN
FEBRUARI
2020
PRAKTIKUM IV
JAMUR MIKROSKOPIS

Tujuan : Mengamati morfologi jamur Phycomycetes


Hari/Tanggal : Jum’at, Maret 2020
Tempat : Laboratorium Tadris Biologi UIN Antasari Banjarmasin
A. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Mikroskop
b. Kaca benda
c. Kaca penutup
d. Jarum
e. Pipet tetes
f. Gelas kimia
g. Baki

2. Bahan :
a. Jamur pada tongkol jagung
b. Jamur pada tape
c. Jamur pada tempe
d. Jamur pada roti
e. Jamur pada kaki kecoa
f. Jamur pada bayam
g. Aquadest

B. Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil jamur yang sudah ada pada masing-masing bahan, lalu
meletakkannya pada kaca benda dan meneteskan aquadest.
3. Menutup dengan kaca penutup dengan perlahan agar gelembung udara
tisak masuk.
4. Mengamati masing-masing preparat dengan menggunakan mikroskop,
kemudian menggambar hasil pengamatan.
5. Mengamati tipe filamennya (senosit/sepsat).
6. Mengidentifikasi jamur yang ditemukan.

C. Teori Dasar
Jamur adalah habitat yang selnya berinti sejati atau eukariotik, yang
biasanya memiliki bentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil,
dinding selnya mengandung kitin atau selulosa, heterotrof, absortif, dan
sebagian besar yang terdiri dari bagian vegetatif terdiri dari hifa serta
generatifnya terdiri dari spora. Pada umumnya jamur bersifat multiseluler.
Ciri jamur memiliki perbedaan dengan habitat lainnya dalam hal cara makan,
struktur tubuh, pertumbuhan, dan juga reproduksi.
Tubuh jamur terdiri dari atau disusun oleh komponen dasar yaitu hifa.
Pada hifa membentuk jaringan yang disebut dengan miselium. Hifa
merupakan struktur yang menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa. Pada dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Yang mana sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Berbeda dengan yang lain, jamur tidak memangsa dan mencerna
makanan. Melainkan jamur meyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa
dan miselium, kemudian menyimpan dalam bentuk glikogen. Ada pula yang
dinamakan saprofit, yang mana merupakan jamur pelapuk dan pengubah
susunan zat organik yang mati. Jamur ini menyerap makanan yang dari
habitat telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
ini mendekomposisi molekul kompleks menjadi sederhana sehingga
memudahkan untuk diserap oleh hifa. Kemudian ada Jamur benang atau
biasanya bersifat uniseluler, dapat dilihat dengan mikroskop.
D. Hasil Pengamatan
1. Jamur pada tongkol jagung
a. Mucor mucedo
1) Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

2) Foto Hasil Pengamatan


Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)


3) Literatur
Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Badrut, 2016)


2. Jamur pada tape
a. Saccharomyces cerviciae
1) Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan:
a. Dinding

2) Foto Hasil pengamatan

Keterangan:
a. Dinding

(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)


3) Literatur
Keterangan:
a. Dinding

(Sumber: Nafiun, 2012)


3. Jamur pada tempe
a. Rhizopus oryzae
1) Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

2) Foto Hasil Pengamatan


Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)


3) Literatur

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Badrut, 2016)


4. Jamur pada roti
a. Rhizopus oryzae
1) Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

2) Foto Hasil Pengamatan


Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)


3) Literatur

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Badrut, 2016)


5. Jamur pada kaki kecoa
a. Aspergillus sp.
1) Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

2) Foto Hasil Pengamatan


Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)


3) Literatur

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Badrut, 2016)


6. Jamur pada bayam
a. Phytophora infestans
1) Gambar Hasil Pengamatan

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

2) Foto Hasil Pengamatan


Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)


3) Literatur

Keterangan:
a. Hipa
b. Kantong spora

(Sumber: Badrut, 2016)


E. Analisis
1. Mucor mucedo
Klasifikasi
Kingdom :Fungi
Divisio :Zygomycota
Classis :Zygomycetes
Ordo :Mucorales
Familia :Mucoraceae
Genus :Mucor
Spesies :Mucor mucedo
Sumber :Steenis, 2002.

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum botani tumbuhan


rendah mengenai jamur mikroskopis pada media tongkol jagung yang
sudah berjamur dengan mengambil jamur pada tongkol jagung tersebut
dan meletakkannya diatas kaca benda kemudian meneteskan aquadest
dengan menggunakan pipet tetes lalu menutupinya dengan kaca penutup
dan diamati pada mikroskop. Yang saya dapatkan pada media tonkong
jagung yang berjamur, yaitu jamur Mucor mucedo yang disamakan
dengan literature. Jamur ini merupakan kelas Zygomycota.
Mucor mucedo terdapat pada kotoran hewan, roti, dan lain-lain.
Dari miselium yang terdapat pada substratnya, keluar benang-benang
tegak dengan sporangium pada ujungnya. Tetapi didalamnya tidak lagi
terdapat zoospore, melainkan spora yang telah disesuaikan dengan hidup
didarat, berupa sel-sel bulat, berdinding, dan mengandung banyak inti.
Mucor mucedo memiliki koloni yang tumbuh cepat dan ditandai
oleh sporangiofor tinggi, sederhana, tidak bercabang yang tidak memiliki
rizoid basal, sporangia non-apofisik, dan dinding zygosporangial
berpigmen. Dindingnya ditutupi dengan butiran dan puncak bengkak
berisi spora yang berwarna putih atau kuning ketika belum matang, dan
pada saat jatuh tempo tampak abu-abu kecoklatan atau abu-abu gelap.
Koloni umumnya memiliki penampilan mengembang dengan ketinggian
hingga beberapa sentimeter, menyerupai permen kapas, dan hifa adalah
septate non-septate atau septate jarang. Mucor mucedo bersifat
heterothalik, dan keduanya (+) dan (-) strain kawin tidak dapat dibedakan
secara morfologis meskipun isolat dari (-) strain mungkin menunjukkan
pertumbuhan miselia yang kurang kuat dalam budidaya. Zygofor sangat
dibedakan dari sporangiofor dan jarang diketahui sporangia telanjang.
Mucor mucedo adalah hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan
dan hewan, misalnya, kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium pada
subtratnya muncul benang-benang tegak dengan sporangium pada
ujungnya. Sporangium ini berisi spora. Jika sporangium sudah matang,
akan pecah sehingga spora akan tersebar keluar. Spora akan tumbuh
menjadi miselium baru. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan
dengan gametangium.

2. Saccharomyces cervisiae
Klasifikasi
Kingdom :Fungi
Filum :Ascomycota
Kelas :Saccharomycetes
Ordo :Saccharomycetales
Famili :Saccharomycetaceae
Genus :Saccharomyces
Spesies :Saccharomyces
cervisiae
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum botani tumbuhan
rendah mengenai jamur mikroskopis pada media tape yang sudah basi dan
sudah berjamur dengan mengambil jamur pada tepe tersebut dan
meletakkannya diatas kaca benda kemudian meneteskan aquadest dengan
menggunakan pipet tetes lalu menutupinya dengan kaca penutup dan
diamati pada mikroskop. Yang saya dapatkan pada media tape yang sudah
basi dan berjamur, yaitu jamur Sacchormyces cerviciae yang disamakan
dengan literature. Jamur ini merupakan kelas Ascomycota.
Saccharomyces Cerevisiae dengan sporangium dan filamennya
tidak bersekat. Saccharomyces Cerevisiae adalah nama spesies yang
termasuk dalam khamir berbentuk oval. Saccharomyces Cerevisiae
mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari kapsul, dinding sel, membran
sitplasma, nucleus, vakuola, mitokondria, gabula lipid dan sitoplasma.
Saccharomyces Cerevisiae berkembang biak dengan cara pertama
pertunasan multipolar, dimana tunas muncul dari sekitar ujung sel. Kedua
pembelahan tunas yaitu gabungan antara pertunasan dan pembelahan.
Saccharomyces Cerevisiae berfunngsi dalam pembuatan roti dan bir ,
karena Saccharomyces Cerevisiae bersifat fermentative kuat.
Jamur Saccharomyces cerevisiae, atau di Indonesia lebih dikenal
dengan nama jamur ragi, telah memiliki sejarah yang luar biasa di industri
fermentasi. Karena kemampuannya dalam menghasilkan alkohol inilah,
Saccharommyces cerevisiae disebut sebagai mikroorganisme aman yang
paling komersial saat ini. Dengan menghasilkan berbagai minuman
beralkohol, mikroorganisme tertua yang dikembangbiakkan oleh manusia
ini memungkinkan terjadinya proses bioteknologi yang pertama di dunia.
Saccharomyces cerevisiae telah beradaptasi dengan beberapa cara.
Salah satunya adalah mereka mampu memecah makanan mereka melalui
dua cara yaitu respirasi aerobik dan fermentasi anaerobik. Mereka dapat
bertahan hidup di lingkungan yang kekurangan oksigen untuk jangka
waktu tertentu. adaptasi lain mereka adalah kemampuan mereka untuk
memiliki reproduksi seksual dan aseksual
3. Rhizopus oryzae
Klasifikasi
Kingdom :Fungi
Divisi :Zygomycota
Kelas :Zygomycota
Ordo :Mucorales
Famili :Mucoraceae
Genus :Rhizopus
Spesies :Rhizopus oryzae
Sumber :Steenis, 2002.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum botani tumbuhan
rendah mengenai jamur mikroskopis pada media tempe dan roti yang
sudah basi dan sudah berjamur dengan mengambil jamur pada tempe dan
roti tersebut dan meletakkannya diatas kaca benda kemudian meneteskan
aquadest dengan menggunakan pipet tetes lalu menutupinya dengan kaca
penutup dan diamati pada mikroskop. Yang saya dapatkan pada media
tape yang sudah basi dan berjamur, yaitu jamur Rhizopus oryzae yang
disamakan dengan literature. Jamur ini merupakan kelas Zygomycota.
Menurut (Soetisno, 1996) sifat-sifat jamur Rhizopus Oryzae
koloni warna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu, stolon halus dan
sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan. Peran
Rhizopus Oryzae yaitu sebagai bahan pangan dan penghasil enzim, jamur
ini merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe,
jamur ini juga aman digunakan karena tidak mengandung toksin dan
mampu menghasilkan asam laktat.
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan
dalam pembuatan tempe. Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi
karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat.
Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak
kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur Rhizopus
oryzae mampu menghasilkan protease.
Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada
penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat
sampai pH 8,4, sehinggajamur semakin menurun karena pH tinggi kurang
sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan
air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit
dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai
untuk pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan
oleh jamur.

4. Aspergillus sp.
Klasifikasi
Kingdom :Fungi
Phylum :Ascomycota
Subphylum :Pezizomycotina
Classis :Eurotiomy
cetes
Sub classis
:Eurotiomycetidae
Ordo :Eurotiales
Familia :Trichocomaceae
Genus :Aspergillu
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum botani tumbuhan
rendah mengenai jamur mikroskopis pada media kaki kecoa yang sudah
berjamur dengan mengambil jamur pada kaki kecoa tersebut dan
meletakkannya diatas kaca benda kemudian meneteskan aquadest dengan
menggunakan pipet tetes lalu menutupinya dengan kaca penutup dan
diamati pada mikroskop. Yang saya dapatkan pada media tape yang sudah
basi dan berjamur, yaitu jamur Aspergillus sp. yang disamakan dengan
literature. Jamur ini merupakan kelas Ascomycota.
Aspergillus sp. termasuk dalam kelas Ascomycetes yang mudah
ditemukan di alam, bersifat saprofit. Aspergillus sp. berkembangbiak
dengan membentuk hifa dan konodiofora yang membentuk spora. Koloni
berwarna putih kekuningan hingga kehitaman.
Aspergillus sp. merupakan salah satu jenis agensia pengendali
hayati yang telah dilaporkan mampu bersifat antagonis dan dapa
tmematikan serangga hama. Aspergillus sp dilaporkan mampu bersifat
pathogen terhadap beberapa hamasalah satunya adalah Helopeltissp.

5. Phytophtora infestans
Klasifikasi
Kingdom :Chromalveolata
Filum :Heterokontophyta
Kelas :Oomycetes
Ordo :Peronosporales
Famili :Pythiaceae
Genus :Phytophthora
Spesies :Phytophthora infestans
Sumber :Steenis, 2002.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum botani tumbuhan
rendah mengenai jamur mikroskopis pada media bayam yang sudah
berjamur dengan mengambil jamur pada bayam tersebut dan
meletakkannya diatas kaca benda kemudian meneteskan aquadest dengan
menggunakan pipet tetes lalu menutupinya dengan kaca penutup dan
diamati pada mikroskop. Yang saya dapatkan pada media tape yang sudah
basi dan berjamur, yaitu jamur Phytophthora infestans yang terdiri atas
hifa dan filamennya bersekat (sepsat). Kapang pathogen Phitopthora
Infestans bukan merupakan kapang asli tanah, namun biasa menyerang
organ-organ tanaman kentang didalam tanah dan diatas tanah (daun,
batang, cabang, akar da umbi) yang disamakan dengan literature. Jamur
ini merupakan kelas Heterokontophyta.
Phytophthora infestans merupakan jamur penyakit pada daun yang
busuk. Daun yang membusuk mengalami perkembangan bervariasi
tergantung kondisi lingkungan. Seperti kelembaban, suhu, dan intensitas
cahaya. Jamur menyebabkan munculnya bintik-bintik kecil tidak teratur,
hijau muda sampai abu-abu. Jamur ini akan menyebar dari satu titik daun
ke tangkai daun hingga ke batang tanaman. Sebagian besar tanaman akan
membusuk dan akhirnya mati. Jamur Phytophthora infestans ini juga
melakukan infansi terhadap tanaman umbi-umbian misalnya kentang.
Phytophthora infestans adalah Oomycetes yang menyebabkan
penyakit hawar daun kentang dan busuk kentang. Karena serangannya
dapat sangat hebat, ia menjadi penyebab kelaparan besar pada tahun 1845
dan beberapa tahun setelahnya di Irlandia dan pada tahun 1846 di Dataran
Tinggi Skotlandia sehingga menyebabkan emigrasi besar-besaran ke
Amerika Serikat. Hingga sekarang patogen ini masih sering dianggap
sebagai anggota fungi/jamur, meskipun pada kenyataannya ia lebih
merupakan protista dan lebih dekat kekerabatan taksonominya dengan
alga coklat.

F. Kesimpulan
a. Pada jamur tongkol jagung yang bernama Mucor mucedo memiki
morfologi seperti berbentuk lumayan panjang. Terdapat hifa, spora, dan
sporangiofor. Berwarna coklat dan hitam.
b. Pada jamur yang ada pada tape yang bernama Saccharomyces cerevisiae
memiki morfologi berbentuk pendek dan lonjong. Yang terlihat di
mikroskop yaitu hanya dinding sel saja.
c. Pada jamur yang ada pada tempe dan roti yang bernama Rhizopus oryzae
memiki morfologi berbentuk panjang dan juga terdapat lebih dari satu.
Yang terlihat di mikroskop yaitu hifa, spora, dan sporangiofor. Berwarna
putih transparan.
d. Pada jamur yang ada pada kaki kecoa yang bernama Aspergillus sp.
memiki morfologi berbentuk berbentuk kecil dan masih pendek, dan juga
terdapat lebih dari satu. Yang terlihat di mikroskop yaitu hifa, spora, dan
sporangiofor. Berwarna hitam dan abu-abu.
e. Pada jamur yang ada pada bayam yang bernama Phytophthora infestans
memiki morfologi berbentuk kecil dan lumayan panjang sedikit, dan juga
terdapat atau terlihat hanya satu. Yang terlihat di mikroskop yaitu hifa,
spora, dan sporangiofor. Berwarna putih dan trasnparan.

G. Daftar Pustaka
Bambang,dkk.2006. BIOLOGI JILID 1.Jakarta:Erlangga
Deswaty.2005.BIOLOGI INTERAKTIF. Bandung:Azka
Firman R, Mawardi A, Riandi U. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2009.

Kimball, J.W. 1983.Biologi Jilid 3 Edisi 5. Jakarta. Erlangga


Pommerville JC. Alcamo’ Fundamentals of Microbiology. Edisi ke-9. Boston:
Jones and Bartlett Publishers. 2011.

Steenis. 2002. Klasifikasi Mucor mucedo. .http://Steenis.com/ klasifkasi


-algae-anabaena-sp. Diakses tanggal 19 Maret 2020.

Steenis. 2002. Klasifikasi Saccharonyces cerevisiae. .http://Steenis.com/


klasifkasi -algae-Oscillatoria-sp. Diakses tanggal 19 Maret 2020.

Steenis. 2002. Klasifikasi Algae Rhizpus oryzae. .http://Steenis.com/


klasifkasi -algae-rhizobium-sp. Diakses tanggal 19 Maret 2020.

Steenis. 2002. Klasifikasi Algae Aspergillus sp. .http://Steenis.com/ klasifkasi


-algae-rhizobium-sp. Diakses tanggal 19 Maret 2020.

Steenis. 2002. Klasifikasi Phytophthora infestans. .http://Steenis.com/


klasifkasi -algae-rhizobium-sp. Diakses tanggal 19 Maret 2020.

Suwarno. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional. 2009.

Tjirosoepomo, Gembong. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 2014.

Tjitrosoepomo, Gembong, 2018. Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta, Gadjah Mada


Universitas Press Anggota IKAPI

Waluyo, Lud. Mikrobiologi Umum. Malang. Universitas Muhammadiyah.


2011.
H. Evaluasi
1. Jelaskan ciri-cari jamur mikroskopis?
Jawab :
Ciri-ciri dari jamur mikroskopis yaitu:
a. Bersel banyak (multiseluler), tetapi ada sebagian kecil yang bersel
tunggal.
b. Inti sel sudah memiliki membran inti (eukariotik).
c. Tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof baik secara parasit
maupun saprofit.
d. Dinding sel tersusun atas zat kitin, glukan dan manan.
e. Tubuh tersusun atas benang-benang halus yang disebut hifa.
f. Percabangan hifa membentuk jaringan miselium yang berfungsi
untuk menyimpan makanan.
g. Hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembap, dan kurang
cahaya.
h. Perkembangbiakan secara tidak kawin melalui proses pembelahan
dan secara kawin melalui peleburan inti sel dari dua sel induk.
i. Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati

2. Jelaskan peranan jamur mikroskopis dalam bidang industry pangan


beserta contohnya!
Jawab :
a. Pertama, Saccharomyces cerevisiae yang digunakan untuk membuat
tape.
b. Kedua, Saccharomyces cerevisiae yang digunakan untuk membuat
roti.
c. Ketiga, Asperigillus oryzae yang digunakan untuk pembuatan sake
minuman khas Jepang.
d. Keempat, Neurospora sitophila yang digunakan untuk pembuatan
oncom. K
e. Kelima, Aspergillus wentii yang digunakan untuk membuat kecap.

Anda mungkin juga menyukai