Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

ZOOLOGI INVERTEBRATA

ACARA I
PROTOZOA

DISUSUN OLEH:

NAMA : RESTA AULIA LESTARI


NIM : E1A022127
KELAS : E/III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ACARA I
PROTOZOA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : a. Membuat biakan campuran
Protozoa.
b. Mengidentifikasib takson protozoa
dibawah mikroskop.
c. Membandingkan kelimpahan dan
keanekaragaman Protozoa.
2. Hari, Tanggal Praktikum : Jum’at, 22 September 2023
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi I FKIP,
Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Protozoa adalah hewan hidup pertama di bumi yang memiliki
struktur uniseluler yang sangat sederhana. Protozoa dapat ditemukan di
setiap habitat di planet ini. Sebelumnya, protozoa dianggap sebagai filum
pertama dalam kingdom hewan dan kemudian dipisahkan. Keunikan
protozoa ini dibandingkan dengan bakteri adalah mereka memiliki struktur
internal yang kompleks yang memungkinkan mereka melakukan aktivitas
metabolisme di dalam sel, seperti eukariota yang lebih tinggi. Protozoa
memiliki 7 filum, Sarcomastigophora. Labirin. Apicomplexa, Microspora,
Ascetospora, Мухорога dan Ciliophora. Salah satu industri yang perlu
diketahui guru adalah industri apicomplexa. Dalam literatur kuno, cabang
ini disebut cabang spora. Contoh spesies penting dalam industri ini adalah
Plasmodium falciparum, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii.
Protozoa apikompleks ini mempunyai sistem apikal yang kompleks,
terdiri dari cincin apikal berbentuk kerucut. Cincin kutub, rhoptri,
mikrokoksigeal subiliaka. Sistem ini digunakan untuk migrasi dan invasi
sel (Adrianto dkk., 2022:640-641).
Filum ini termasuk dalam kelompok protista mirip hewan dan
hanya memiliki sel tunggal. Protozoa umumnya dapat hidup bebas, sendiri
atau berkoloni, dan banyak ditemukan di air laut, air tawar, tanah, bahkan di
tubuh organisme lain. Protozoa bergerak menggunakan alat gerak berupa
vibrissae (silia), flagela (flagella) atau pseudopoda. Protozoa dibagi menjadi
empat kelas berdasarkan pergerakannya, yaitu kelas Ciliata (infusoria), kelas
Rhizopoda atau Sarcodina, kelas Flagellata (mastigophora), dan kelas
Sporozoa (Cahyanurani, dkk., 2023:9-7).
Ada beberapa Protozoa yang menyebabkan penyakit pada
manusia. Protozoa dapat berkisar dari yang ringan hingga yang mengancam
jiwa. Hampir semua manusia memiliki protozoa di tubuhnya pada suatu
saat dalam hidupnya. Namun, beberapa protozoa menyebabkan penyakit
ringan atau tidak mengancam jiwa. Contoh yang baik adalah Pneumocystis
carinii. Protozoa ini ditemukan di paru-paru kebanyakan orang sehat.
Namun pada penderita “AIDS” dapat menyebabkan pneumonia yang fatal
(Yudi. 2018. Vol. 2(1):77).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat
a. Botol.
b. Gunting.
c. Kaca benda.
d. Kaca penutup.
e. Kamera HP.
f. Mikroskop.
g. Pemanas.
h. Pipet tetes.
2. Bahan
a. Air panas.
b. Air sawah.
c. Jerami.
d. Tisu.

D. LANGKAH KERJA
Adapun langkah kerja dalam praktikum ini ialah sebagai berikut:
1. Membuat biakan campuran Protozoa dirumah (5 hari sebelumnya)
a) Merebus air sampai mendidih.
b) Memotong Jerami atau bahan yang lain dengan ukuran 1-2 cm.
c) Masukkan potongan Jerami kedalam tiga botol, masing-masing 10%,
25%, dan 50% isi botol.
d) Menyiram/merendam jerami dengan air mendidih hingga 50%
ukuran botol.
e) Membiarkan redaman selama minimal satu hari (24 jam) ditempat
terbuka, kemudian buang jerami dari dalam botol media.
f) Menambahkan air sawah yang diambil dekat pembusukan serasah
tanaman, hingga 75% isi botol.
g) Membiarkan/menyimpan rendaman jerami selama minimal 5 hari.
2. Praktikum di Laboratorium
a) Mengaduk jerami dengan pengaduk yang bersih aduk didalam setiap
botol biarkan sebelum pengambilan air untuk pengamatan.
b) Meneteskan air dengan pipet tetes dari setiap media biakan dikaca
benda, tutup, dan amati di mikroskop cahaya. Pastikan volume
tetesan sama disetiap pengamatan.
c) Mengulangi pengamatan sebanyak 3-5 kali dari setiap biakan. Catat
nama takson Protozoa yang ditemukan dan hituhng jumlahnya
disetiap kaca benda.
d) Mencatat perbesaran mikroskop yang digunakan dalam
penghitungan kelimpahan.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Gambar Hasil Pengamatan

Media
Pengulangan ke- Dokumentasi
biakan

(Dokumentasi pribadi, 2023)

10% 2

(Dokumentasi pribadi, 2023)

(Dokumentasi pribadi, 2023)


1

(Dokumentasi pribadi, 2023)

25%
2

(Dokumentasi pribadi, 2023)

(Dokumentasi pribadi, 2023)

(Dokumentasi pribadi, 2023)


50%
2

(Dokumentasi pribadi, 2023)

(Dokumentasi pribadi, 2023)

2. Tabel Hasil Pengamatan


Taksonomi
Media Pengulangan
yang Kelimpahan Perbesaran
Biakan ke-
ditemukan
1 Sporozoa 10 10 x 10
10% 2 Sporozoa 1 10 x 10
3 - - 10 x 10
1 Sporozoa 4 10 x 10
25% 2 Sporozoa 3 10 x 10
3 Rhizopoda 2 10 x 10
1 Rhizopoda 5 10 x 10
50% 2 Rhizopoda 5 10 x 10
3 - - 10 x 10
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami membuat perkembangbiakan
protozoa dengan cara mengguanakan air rendaman jerami dengan campuran
air sawah. Air sawah yang digunakan sebenarnya sebagian besar memang
sudah ada protozoa yang hidup didalamnya tetapi untuk
mengembangbiakannya harus melalui berbagai tahap sehingga akan didapat
berbagai jenis protozoa didalamnya. Kami menggunakan rendaman jerami
karena pada dasarkan air sawah merupakan hasil dari rendaman padi yang
akan menjadi jerami. Oleh karena itu kami membutuhkan air rendaman
jerami dan air sawah sebagai wadah untuk perkembamgbiakan protozoa.
Dari hasil pengamatan yang kami dapat ditemukan sebanyak 10
sporozoa yang ditemukan didalam botol 10% pada percobaan pertama, 1
Sporozoa didalam botol 10% pada percobaan kedua, dan 0 atau tidak ada
ditemukan protozoa jenis apapun didalam botol 10% pada percobaan ketiga.
Ditemukan sebanyak 4 sporozoa yang ditemukan didalam botol 25% pada
percobaan pertama, 3 Sporozoa didalam botol 25% pada percobaan kedua,
dan 2 Rhizopoda didalam botol 25% pada percobaan ketiga. Ditemukan
sebanyak 5 Rhizopoda yang ditemukan didalam botol 50% pada percobaan
pertama, 5 Rhizopoda didalam botol 50% pada percobaan kedua, dan 0 atau
tidak ada ditemukan protozoa jenis apapun didalam botol 50% pada
percobaan ketiga. Jadi jumlah Protozoa pada botol biakan 10% lebih banyak
dibandingkan dengan botol biakan 25% dan 50%. Biasanya akan ditemukan
lebih banyak Protozoa dibiakan 50% karena pada biakan 50% terdapat lebih
banyak Jerami tetapi pada hasil praktikum kami dihasilkan biakan 10% lebih
banyak ditemukan Protozoa dibandingkan dengan biakan 50% karena
kemungkinan ada kesalahan pada saat pembuatan biakan Protozoa tersebut.
Diantara ketiga botol biakan yang diamati yakni biakan 10%,
25%, dan 50% disimpulkan bahwa biakan yang paling optimum adalah
biakan 10% karena pada biakan 10% perbandingan jumlah air mendidih
lebih banyak dibandingkan jumlah jerami. Pada biakan 10% terdapat lebih
sedikit jerami yang direndam dan lebih banyak air mendidih yaitu sebanyak
10% jerami dari ukuran botol sehingga akan menghasilkan lebih cepat dan
lebih banyak protozoa. Selain karena faktor jumlah jerami, jumlah hari juga
sebagai penentu jumlah protozoa yang dihasilkan. Hari minimum yang
dibutuhkan adalah sekitar 1 minggu tetapi jika ingin protozoa lebih banyak
sebaiknya biakan protozoa didiamkan selama lebih dari 2 minggu.

G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Biakan campuran Protozoa dapat dibuat dengan menggunakan
rendaman air jerami selama satu hari yang dicampur dengan air
sawah dan disimpan selama lebih dari 5 hari
b. Takson Protozoa ada 4 yaitu, Sporozoa, Euglena, Amoeba, dan
Paramecium. Diantara keempat takson Protozoa ini, kami hanya
menemukan Sporozoa pada biakan Protozoa yang kami buat.
c. Pada biakan Protozoa 50% lebih banyak ditemukan Protozoa
dibandingkan dengan biakan 10% dan 25% karena pada biakan 50%
lebih banyak jerami yang digunakan dibandingkan dengan biakan
10% dan 25%

2. Saran
Untuk praktikan disarankan untuk tetap kondusif jangan gaduh dan
jangan berisik saat praktikum sedang berlangsung karena satu saja
kelompok yang tidak kondusif maka kelompok lain akan terganggu. Dan
untuk kakak co-asst disarankan untuk mengunjungi kelompok satu-
persatu untuk memberitahu dan membantu kami jika ada kesalahan dalam
melakukan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, H., Setyawan., Banjarnahor. D. P., Kusumah, I. P., Messakh. B. D.


(2022). Pembekalan klasifikasi baru makhluk hidup hewan kepada guru-
guru biologi. Jurnal Sebatik, 26(2), 638-643. ISSN: 1410-3737(p) 2621-
069X(e)

Yudi. (2018). Sistem pakar diagnosa penyakit yang disebabkan oleh hewan
protozoa metode dempster shafer. Jurnal Teknik Informatika Kaputama
(JTIK), 2(1), 75-84. ISSN: 2548-9704

Cahyanurani, A. B., Rizky, P. N., Putri, N. Y., Safitri, N. R., Fathurrohim, M.


F., Zen, S., Halim, A. M., & Muamar, A. (2023). Avertebrat Air. Sumatera
Barat : PT Global Eksekutif Teknologi. ISBN: 978-623-198-119-6

Anda mungkin juga menyukai