Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI MIKROB
PEREMAJAAN DAN PEMURNIAN BAKTERI

Mila Nur Kholifah


F1D021004
VB

Diketahui,
Asisten Dosen Praktikan

Anisa Amelia Putri Mila Nur Kholifah


F1D019057 F1D021004

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi
campuran dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara,
makanan, maupun yang terdapat pada tubuh hewan maupun tumbuhan.
Pemisahan bakteri diperlukan untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural,
morfologi, fisiologi, dan karakteristik. Teknik pemisahan tersebut disebut isolasi
yang disertai dengan pemurnian. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan
satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-
macam mikroba. Beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari
suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah
metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan
anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati
(Sabbathini, 2017 et al.,).
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan
dari satu sel tunggal. Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah
atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis,
fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari
satu macam mikroorganisme saja (Dian, 2014). Sedangkan peremajaan bakteri
merupakan cara untuk merawat bakteri agar tetap baik. Peremajaan tersebut
dilakukan dengan media yang ditanami bakteri melalui goresan, kemudian
diinkubasi pada suhu 37 0C-38 0C selama 24-48 jam (Yusriana et al.,).
Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum yang berjudul peremajaan dan
pemurnian ini perlu dilakukan untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana
cara meremajakan dan memurnikan biakan menggunakan berberapa metode.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini ialah peremajaan biakan bakteri dan membuat biakan
murni dengan metode goresan kuadran dan metode agar miring untuk mengetahui
ciri mofologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Peremajaan dan Pemurnian
Peremajaan bakteri bertujuan agar bakteri memulai metabolisme kembali
setelah penyiapan. Peremajaan bakteri dilakukan dengan mengambil satu jarum
ose biakan murni kemudian digoreskan dalam biakan agar dengan permukaan
miring, kemudian diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam. Setelah proses
peremajaan bakteri selesai, bakteri siap digunakan dengan proses inokulasi.
Proses inokulasi dilakukan dengan mengambil satu jarum oase suspensi bahan
yang mengandung bakteri dari medium agar miring dan mencelupkannya kedalam
10 ml medium cair, kemudian diinkubasi pada suhu kamar (25 0C) selama 24 jam
sambil diaduk (Wijayati et al., 2014).
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi yang terdiri dari berbagai
spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan murni, sumber bakteri harus
diperlakukan dengan pengenceran, agar di dapat hanya 100-200 bakteri yang
ditransfer ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi koloni yang berasal dari
bakteri tunggal. Proses pemisahan/pemurnian dari bakteri lain perlu dilakukan
karena semua pekerjaan mikrobiologis memerlukan suatu populasi yang hanya
terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan
isolasi bakteri. Terdapat berbagai cara mengisolasi bakteri, yaituisolasi pada agar
cawan, isolasi pada medium cair, dan isolasi sel tunggal (Wondal et al, 2019).
Isolasi dan Purifikasi Bakteri Isolasi merupakan proses pemindahan
organisme dari habitat asli ke dalam habitat baru untuk dikembangbiakkan.
Purifikasi merupakan pemurnian atau memisahkan koloni bakteri agar hanya
didapatkan bakteri yang murni (Pamaya et al., 2018).
Setelah berhasil melakukan isolasi terhadap mikroorganisme kemudian
dilakukan pemeliharaan di laboratorium sebagai koleksi biakan sediaan. Hasil
isolasi dimanfaatkan untuk berbagai fungsi di laboratorium, salah satunnya
sebagai kultur mikroorganisme yang dikenal sebagai biakan acuan. Prosedur yang
dilakukan untuk pemelihaaran biakan bermacam-macam dengan karakteristik
biakan. Ada beberapa spesies yang setiap dua sampai tiga bulan perlu dilakukan
peremajaan walaupun dalam lemari es. Peremajaan dilakukan dengan cara
memindahkan bibit koloni yang lama ke medium yang baru. Kemudian dibiarkan
tumbuh beberapa jam dalam temperature 25 °C sampai 27 °C. Koloni baru
tersebut dimasukkan lemari pendingin, kemudian diperbaharui lagi dua sampai
tiga bulan kemudian Cara lain yang digunakan untuk menyimpan piaraan melalui
liofilisasi yaitu pemeliharaan biakan bakteri dalam jangka panjang. (Budi, 2017).
2.2 Teknik Pemurnian
Agar didapatkan satu spesies saja maka perlulah diadakan piaraan atau
biakan bakteri. Isolasi bakteri merupakan suatu proses mengambil bakteri dari
lingkungan asalnya dan menumbuhkan di medium buatan sehingga diperoleh
biakan murni. Biakan pertama hasil isolasi disebut isolat. Pembuatan isolat
dilakukan dengan cara mengambil sampel dari lingkungan baik dari air, udara
maupun tanah. Selanjutnya sampel tersebut kemudian dibiakkan dengan
menggunakan media universal atau media selektif. Media universal akan
diperoleh biakan mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun isolasi
jenis tertentu saja, dilakukan proses pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran
tersebut (Budi, 2017).
Kemudian dilakukan pengenceran yang mana menurut Ramadhani, (2020),
teknik penanaman ini merupakan pengambilan suspensi dari pengenceran mana
saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil
beberapa tabung pengenceran terakhir . Tujuan dari pengenceran menurut Budi
(2017) adalah untuk mendapatkan kuantitas bakteri dalam jumlah yang dapat
terhitung. Teknik yang digunakan adalah teknik pengenceran secara berseri
(series of dilution) .
Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni:
1. Metode Cawan Gores Kuadran (Strike Plate)
Teknik isolasi koloni bakteri dengan cara ini dilakukan dengan cara
menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media
agar padat (Yusmaniar, 2017). Keuntungan metode ini praktis, hemat biaya dan
waktu, hanya membutuhkan keterampilan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga pengenceran kurang
optimal, dan penggunaan inokulum yang terlalu banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sek waktu digores (Budi, 2017).
2. Metode Cawan Tuang (Pour Plate)
Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk
mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini adalah
membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak
memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dengan
menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran
dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal. Setelah
diinkubasikan dilakukan pengamatan morfologi koloni bakteri yang terisolasi.
Dari cawan yang berisikan koloni terisolasi dapat dilakukan pemindahan satu atau
sebagaian dari koloni bakteri ke medium yang steril (Budi, 2017).
3. Metode Cawan Tabur (Spread Plate)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri
di permukaan agar diperoleh kultur murni. Teknik ini dilakukan menginokulasi
medium agar yang sedang mencair pada temperatur 45-50 °C dengan suspensi
bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri
steril (Yusmaniar, 2017).
Keunggulan metode tuang adalah dapat digunakan untuk memperoleh
biakan murni, sedangkan pada metode cawan sebar dapat digunakan untuk
memperkirakan jumlah bakteri dalam satua sel. Adapun kekurangan pada metode
cawan tuang adalah hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba
yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu
koloni, mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menjalar, memerlukan persiapan
dan waktu inkubasi sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung. Sementara itu
pada metode cawan sebar ini cukup sulit terutama saat meratakan suspensi dengan
batang bengkok, untuk menumbuhkan koloni secara merata, biakan justru
terkontaminasi (Damayanti, 2020).
Menurut Ramadhani (2020), teknik penanaman dengan goresan (streak)
bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau
meremajakan kultur ke dalam medium baru.
1. Goresan Sinambung
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru
(Ramadhani, 2020).
2. Goresan radian
Metode ini mendasarkan pada goresan memutar 90o
3. Goresan T
Dasar metode ini yaitu dengan menggoreskan suspensi bahan yang
mengandung mikroba pada permukaan medium agar yang sesuai pada cawan petri
yang telah diberi pola T. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. (Ramadhani, 2020).
4. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Metode ini praktis, hemat biaya dan waktu, hanya membutuhkan
keterampilan. Namun ada beberapa kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan
dalam metode ini antara lain tidak memanfaatkan permukaan medium untuk
digores sehingga pengenceran kurang optimal, dan penggunaan inokulum yang
terlalau banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel waktu digores
(Ramadhani, 2020).
Menurut Budi (2017), jika sudah diperoleh biakan murni, langkah
berikutnya melakukan pemeriksaan mikroskopis. Beberapa metode untuk
mencirikan mikroorganisme, diantaranya adalah morfologis yaitu pengamatan
spesimen menggunakan mikroskop cahaya maupun elektron. Nutrisional yaitu
penentuan substansi kimiawi dan keadaan yang khusus yang diperlukan untuk
menunjang pertumbuhan mikroorganisme. Kultural yaitu penetuan bentuk
pertumbuhan mikroba pada berbagai macam medium di laboratorium. Metabolik
yaitu identifikasi dan pengukuran perubahan kimiawi yang dilakukan
mikroorganisme, melalui beberapa uji apakah mikroorganisme tersebut
menyebabkan perubahan kimia atau tidak. Susunan kimiawi yaitu penetuan
susunan kimiawi dalam berbagai komponen sel. Berbagai tehnik tersedia untuk
memecah sel dan mengisolasi struktur sel. Patogenik yaitu penentuan potensi
suatu biakan mikroba untuk menimbulkan penyakit dilakukan dengan
menginokulasikan hewan atau tumbuhan dengan biakan murni mikroorganisme
yang bersangkutan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Mikrob yang berjudul Peremajaan dan pmurnian
Bakteri dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Maret 2023, pukul 13.00 WIB sampai
dengan selesai, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Gedung Basic Science,
Program Studi S1 Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini ialah cawan petri (iwaki), lampu
spritus, tabung reaksi, rak tabung reaksi, colony caunter (Stuart Scientific),
inkubator, OHP marker dan jarum ose.
3.2.2 Bahan
Bahan yang diperlukan pada praktikum ini meliputi media Nutrient Agar
(NA), media De Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA), media agar miring, alkohol
70%, kertas label, disinfektan, tisu, akuades, kapas, kantong plastik tahan panas,
karet gelang dan isolat Bakteri Asam Laktat (BAL) Kasam Pagar Alam Sebelum
Dimasak (KPSD), Bakteri Endofit Akar Rhizopora mucronata Enggano (ARME),
Daun Rhizopora mucronata Enggano (ARME), dan Daun Bruguiera gymnorrhiza
Enggano (DBGE
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pemurnian Biakan Mikrob
Cawan petri berisi media NA dan MRSA steril dibagi menggunakan spidol
menjadi empat bagian yang sama besar, pijarkan jarum ose dan didinginkan
selama satu menit. Diambil satu ose biakan mikrob dengan jarum ose, kemudian
digores secara zig-zag pada bagian 1 secara aseptis. Pijarkan kembali jarum ose,
selanjutnya didiamkan selama 1 menit. Dilakukan penggoresan dari bagian 1 ke
bagian 2 secara zig-zag, pijarkan kembali ose diatas lampu spritus, dan
didinginkan selama satu menit. Dilakukan penggoresan dari bagian 2 ke bagian 3
secara zig-zag, pijarkan jarum ose diatas lampu spritus, kemudian didinginkan
kembali. Dilakukan penggoresan kembali dari bagian 3 ke bagian 4 secara zig-
zag. Cawan petri selanjutnya diinkubasi dengan posisis terbalik, selama 24 jam
pada suhu 27-28 oC. Diamati dibawah mikroskop koloni hasil penggoresan yang
terpisah pada bagian 4, biakan murni ditandai koloni mikrob memiliki bentuk
morfologi yang sama.

3.3.2 Peremajaan Biakan Mikrob

Tabung reaksi berisi media agar miring steril disiapkan didekat lampu
spritus. Selanjutnya dipijarkan jarum ose dan didinginkan selama satu menit,
kemudian diambil satu mata ose biakan mikrob yang telah dimurnikan dan
digoreskan secara sinambung diatas media agar miring didalam tabung reaksi.
Selanjutnya tabung reaksi ditutup menggunakan kapas dan diinkubasi selama 24
jam pada suhu 27-28 oC. Biakan mikrob siap digunakan sebagai kultur kerja.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah didapat maka dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan metode kuadran dalam pembuatan biakan murni adalah untuk
mendapatkan hasil yang maksimal serta agar dapat mengamati morfologi bakteri
secara jelas. Adapun bentuk parameter untuk koloni bakteri dari hasil peremajaan
dan pemurnian adalah bentuk bulat (coccus), batang (basil), dan spiral Elevasi
berbentuk raised, convex, flat, umbonate dan pulvinate serta tepinya yang
berbentuk entire, undulate, filiform, curled dan lobate. Sedangkan untuk
penggunaan agar miring bertujuan untuk memaksimalkan hasil dari pemurnian
dengan kurangnya kontaminasi.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum peremajaan dan pemurnian yang akan
datang adalah supaya dapat menggunakan media MRSB agar melihat apakah ada
perbedaan hasil jika menggunakan media yang berbeda. Selain itu juga disarankan
menggunakan media NA, karena jika menggunakan media NA waktu tumbuh
bakteri lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Andika Putri. A, Erina, Fakhrurrazi. 2018. Isolation of Lactic Acid Bakteria
Genus Lactobacillus from Feces of Sambar Deer (Cervus unicolor).
JIMVET. vol 2(1):170-176
Budi, L.P, dan Triasih Wahyu Hartati. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry.
Malang: Gunung Samudera. 25-30.
Cappuccino,JG.& Sherman,N. 1987. Microbiology: A Laboratory Manual.
Clifornia: The Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc.
Damayanti, N. W. E., M. Fairuz Abadi, dan Ni Wayan Desi Bintari. 2020.
Perbedaan Jumlah Bakteriuri pada Wanita Lanjut Usia Berdasarkan Kultur
Mikrobiologi Menggunakan Teknik Cawan Tuang dan Cawan Sebar.
Jurnal Meditory. 8(1). 1-4.
Dian Ratnasari. 2014. Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba.
Yogjakarta: Politeknik LPP.

Nursyirwani, Valentina BP, Irwan Effendi. 2018. Lactic Acid Bacteria From
Cincaluk And The Activity Against Vibrio Alginolyticus And Aeromonas
Hydrophila. Asian Journal Of Aquatic Sciences. Vol 1, Issue (1) 35-39

Pamaya. D., Imam, S.M., Tri. W. E., Darmawati, S., dan Norma, E.S. 2018.
Isolasi Bakteri Penghasil Enzim Protease Bacillus Amyloliquefaciens
Irod2 Pada Oncom Merah Pasca Fermentasi 48 Jam. Jurnal Nasional
Edusaintek.Vol 35(4).

Ramadhani, S dan Wahyuni. 2020. Dasar-Dasar Praktikum Mikrobiologi. Jawa


Tengah: Pena Persada. 11-14.
Sabbathini, G. C., Pujiyanto, S., Wijanarka, dan Lisdiyanti, P. 2017. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Genus Sphingomonas dari Daun Padi (Oryza sativa) di
Area Persawahan Cibinong. Jurnal Biologi. 6(1). 59-64.
W. Lay, Bibiana. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Wijayati .N, Christina, Suci M. 2014. Transformation α-Pinena by Bacteri
Pseudomonas aeruginosa ATCC 25923. Journal of Biology & Biology
Education. vol 6 (1)
Wondal, B. 2019. Isolasi Bakteri Laut dari Perairan Malalayang Sulawesi Utara.
Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 7(3). 185-189.
Yusmaniar., Wardiyah, dan Nida, K. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 31-34.
Yusriana, Chinthia S. Budi, Chrisnawan S. Dewi Trisna. 2014. Uji Daya Hambat
Infusa Daun Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal Permata Indonesia. Vol 5 (2), Hal.
1-7.

Anda mungkin juga menyukai