Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

Dalam praktikum yang kami lakukan pada 20 bekicot jenis Achatina fulica yang berukuran
> 5cm, didapatkan informasi mengenai perilaku dan jarak yang bisa ditempuh bekicot dalam waktu
24 jam. Dari pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kami, bekicot melakukan berbagai
aktivitas biologisnya dengan dipengaruhi kelembaban dan suhu lingkungan. Secara keseluruhan
bekicot-bekicot tersebut menunjukan perilaku aktif berupa perpindahan tempat atau ketika kepala
keluar dari cangkang, perilaku inaktif ketika bekicot tidak melakukan kegiatan apapun juga bagian
kepala bekicot tidak keluar dan perilaku makan. Sedangkan perilaku yang tidak kami dapati selama
pengamatan per satu jam ini adalah perilaku eliminatif dan perilaku kawin.

Pada 6 jam pertama pengamatan, yaitu dalam rentang pukul 12.00-18.00, hasil pengamatan
kami menunjukan terdapat perilaku aktif dari Achatina fulica meskipun tidak begitu signifikan
dengan rata-rata jarak tempuh 41,48 cm/jam. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan saat itu yang
cenderung lembab karena hujan, sehingga memicu perilaku aktif dari Achatina fulica. Pada jam-
jam pertama Achatina fulica bergerak dari titik start dan menyebar ke titik-titik tertentu pada area
pengamatan. Umumnya mereka mencari tempat-tempat yang lembab dan banyak diantaranya yang
berkumpul disekitaran tumpukan batu.

Dari data yang kami kumpulkan menunjukan bahwa Achatina fulica banyak melakukan
perilaku aktif yang signifikan ketika malam hari pada rentang waktu 18.00- 24.00 dengan rata-rata
jarak tempuh 63,13 cm/jam pada kelembaban yang tinggi dan suhu yang rendah, kelembaban yang
tinggi ini juga dipengaruhi oleh hujan yang terjadi pada saat pengamatan. Pada rentang waktu ini
juga terjadi perilaku makan, Achatina fulica dalam pengamatan didapati memakan berbagai jenis
daun baik daun mudah maupun serasah daun. Pada rentang waktu 24.00-06.00, masih terjadi
perilaku aktif dari Achatina fulica meskipun berangsur-angsur berkurang saat menjelang pagi
dengan rata-rata jarak tempuh menjadi 44.54 cm/jam.

Pada rentang waktu 06.00-12.00, Achatina fulica yang kami amati menunjukan perilaku
inaktif yang ditunjukan dengan diamnya Achatina fulica dengan bagian kepala yang tidak keluar.
Pada rentang waktu ini rata-rata jarak tempuh Achatina fulica hanya mencapai 1,492 cm/jam yang
merupakan rata-rata jarak tempuh terkecil dibandingkan rentang waktu sebelumnya. Hal ini
dipengaruhi oleh kelemababan lingkungan yang semakin turun dan suhu yang semakin tinggi
akibat mulai naik nya matahari. Perilaku Achatina fulica ini bertujuan untuk mengurangi
penguapan dari tubuhnya akibat paparan sinar matahari. Pada kondisi lingkungan yang kering dan
intensitas cahaya matahari yang tinggi, Achatina fulica harus mengeluarkan lendir untuk bergerak
menyebabkan meningkatnya penguapan cairan tubuh dan produksi lendir, sehingga hal ini
membatasi pergerakannya.

Kelompok 1

Ilmu perilaku hewan pada keseluruhannya merupakan kombinasi-kombinasi dari kerja


laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin
ilmu-ilmu tertentu missal ekologi dan evolusi.

Bekicot tergolong ke dalam hewan lunak (Mollusca) dari kelas grastopoda, phylum Mollusca ini
berjalan dengan menggunakan perut (gaster), hewan bekicot (Achatina fulica) ini berasal dari
Afrika Timur. Selain itu bekicot (A. fulica) juga banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Secara sistem reproduksi, bekicot (A. fulica) merupakan organisme hemaprodit, meskipun begitu
perkawinan pada Achatina fulica tidak dilakukan oleh satu individu saja, melainkan tetap oleh 2
individu. Perkawinan dan perkembangan bekicot (A. fulica) relative cepat sehingga persebarannya
pun relative cepat. Di Indonesia, bekicot ditemukan dalam 2 jenis yaitu Axhatina variegate dan
Achatina fulica, secara morfoligi kedua spesies ini berbeda pada corak dan bentuk cangkang.

Bekicot secara habitat, hidup di tempat yang lembab dan bergerak aktif pada malam hari
(nocturnal). Sifat nocturnal ini tidak disebabkan oleh faktor gelap pada malam hari, akan tetapi
oleh faktor suhu dan kelembaban lingkungan. Menurut Mead (!961) bekicot tidak tahan terhadap
sinar matahari langsung, beberapa hal tersebut yang membuat pola perilakunya di setiap hari.

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, perilaku-perilaku yang ditunjukan pada 24 jam
pengamatan ialah makan, bergerak (aktif), diam (inaktif), kawin dan mengeluarkan feses.
Sebagaimana pada tabel yang telah kami sajikan di lembar sebelumnya, bahwa bekicot aktif
bergerak pada malam hari yaitu kisaran pukul 20.00-24.00 dan 00.00-04.00, namun pada siang
hari terjadi beberapa bekicot yang aktif bergerak karena hujan, sehingga mereka begerak untuk
mencari tempat teduh, untuk aktivitas makan (daun) bekicot lebih dominan pada pukul 01.00-
05.00, adapun rata-rata terjauh bekicot pindah ada padarentang waktu pukul 18.00-24.00.
Kelompok 2

Bekicot yang kita teliti berada dibawah pot pot kecil yang digantung di taman Fkip. Kita mulai
meneliti pada jam 13:00 di jam pertama. Bekicot sudah mulai aktif, dari yang naik ke atas,
mengumpat di bawah dedaunan dan mulai mencari tempat yang nyaman seperti yang teduh dan
untuk mencari makanan. Pada jam 15.00 hujan sudah mulai turun. Dan bekicot sudah mulai aktif
kembali, namum setelah hujan berhenti, sebagian bekicot hanya diam dan makan ditempat saja.
Dan ada sebagian bekicot yang melakukan kawin selama 3 jam. Pada sore hari bekicot tidak aktif
atau berdiam diri saja. Setelah malam hari karena suhu semakin tinggi dan kelembapan semakin
tinggi maka bekicot sudah mulai aktif kembali, sebagian besar ada yang manjat ke pot dan
berpindah dari pot satu ke pot lainnya. Banyak yang mencari makanan dan yang mencari tempat
yang lembab untuk bertahan hidupnya. Jam aktif bekicot itu pada jam 22.00 - 05.00 dimana bekicot
sedang aktif aktifnya dan berjalan sampai kurang lebih 2 meter. Setelah itu bekicot diam kembali
karena suhu tinggi dan kelembapan berkurang. Banyak bekicot yang mengumpat di sela sela pot
dan mengumpat di sela sela daun.

Kelompok 3

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan tentang pengamatan terhadap 20 ekor bekicot selama
24 jam ternyata memiliki beberapa aktivitas yang terjadi, yaitu aktivitas bekicot (pola peilaku) dan
arak edarnya yang semakin luas. Pada 20 ekor bekicot diletakan di daerah rerunputan dengan jarak
masing-masing bekicot adalah 10cm. praktikum ini dimulai pada pukul 12.00 siang sampai 12.00
siang di hari esoknya. Aktivitas pada bekicot di siang hari tidak begitu aktif, banyak diantaranya
yang hanya berdiam dan beberapa diantaranya berpindah posisi. Pergerakan pada bekicot
dilakukan untuk mencari kondisi yang stabil dan nyaman. Sedangkan pada malam hari bekicot
semakin aktif. Aktivitas pada malam hari yaitu mencari makan, terus bergerak, makan, naik ke
pohon dan melakukan proses defekasi. Pada umumnya bekicot mencari tempat pada kondisi yang
lembab dan semakin malam jarak edarnya semakin jauh dan bekicot termasuk hewan nocturnal.
Pada praktikum ini suhu dan kelembaban di catat dan hal tersebut yang memengaruhui lingkungan
dari bekicot tersebut. Semakin tinggi kelembabannya semakin rendah suhunya. Dalam actor
tersebut klimatik sangat memengaruhi seperti suhu dan kelembaban.

Pada umumnya jarak edar pada bekicot dipengaruhi oleh berat badan, semakin besar berat badan
maka jarak edarnya semakin pendek, begitu sebaliknya.

Pada penyebaran bekicot tergantung pada kondisi habitatnya, biasanya populasi bekicot melimpah
pada kondisi di musim penghujan dan jika populasi sedikit biasanya pada musim kemarau. Bekicot
juga adalah salah satu penghuni pertama di daerah suksesi tersebut.

Kelompok 4

Bekicot (Achatina fulica) merupakan hewan dan kelas Gastropoda yang berukuran besar. Jam
biologi merupakan waktu atau jam tertentu dimana suatu hewan akan melakukan aktivitas yang
berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungannya. Achatina fulica memiliki jam biologinya
sendiri, berbeda dengan hewan lainnya. Perilaku bekicot dapat berupa istirahat, makan, kawin
maupun proses pembuangan zat sisa makanannya. Semua kegiatan biologi tersebut dilakukan pada
waktu-waktu tertentu yang disesuaikan dengan suhu di lingkungannya.

Praktikum ini melihat perilaku bekicot selama 24 jam dengan melakukan pengamatan setiap 1 jam
sekali pada 20 spesimen bekicot. Praktikum ini juga diukur suhu dan kelembaban udara yang
berguna untuk mengetahui suhu dimana bekicot melakukan aktivitasnya.

Hasil pengamatan pada praktikum ini memperlihatkan aktivitas dari perilaku bekicot terhadap
lingkungannya akan aktif beraktivitas pada sekitar jam 22.00 – 03.00 WIB. Hasil pengamatan
menunjukan bahwa aktivitas berjalan dan istirahat lebih banyak dilakukan oleh bekicot
dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Adapun aktivitas berjalan di siang hari dikarenakan
bekicot kembali ke habitatnya setelah disimpan pada ember selama 2 hari sebelum dilakukannya
praktikum.

Aktivitas berjalan banyak dilakukan pada saat kelembaban tinggi dan suhu rendah. Aktivitas diam
pada siang hari banyak dilakukan oleh bekicot karena berhubungan dengan pengaruh suhu yang
mulai naik
Kelompok 5

Bekicot berjumalah 20 buah dan setiap bekicotnya diberikan nomor sesuai dengan cat yg berbeda
beda. Bekicot mulai di lepas pada jam 13.00 WIB dan bekicot mulai menunjulkan aktivitasnya.
Pada jam 14.00 terjadi hujan dan aktivitas bekicot menurun. Bekicot melakukan pergerakan untuk
bertahan hidup, seperti memakan dedaunan, rumput ataupun buah buahan. Kemudian ada beberapa
bekicot yang lama diam dan tidak bergerak, dan biasanya itu terjadi pada bekicot yang berada di
pohon. Bekicot melakukan pergerakan dan makan selama pada malam hari tetapi terdapat bekicot
yang diam selama beberapa jam. Pada pagi sampai siang hari, bekicot jarang sekali melakukan
pergerakan dikarenakan kelembaban dan suhu yang tidak mendukung. Dari 20 bekicot, kami
menemukan bekicot yg berpindah ke tumpukkan dedaunan. Hal tersebut mungkin terjadi karena
bekicot mencari dan menyukai tempat yang lembab dan menjauhi atau tidak menyukai tempat yg
kering dan terkena sinat yang banyak. Selain bekicot berpindah ketumpukkan dedaunan, ada
bekicot yg bergerak ke tembok dan beberapa bekicot setelah menempel di tembok turun kembali
ke rumput atau tumpukkan dedaunan. Bekicot hidupnya bergantung pada kelembaban lingkungan
tempatnya berada, jika mereka tidak mendapatkan cairan atau kekurangan cairan sehingga tidak
basah, maka kemungkinan hal yang akan terjadi yaitu mereka akan mati. Apabila situasinya sudah
menjadi kering atau terlalu panas, maka siput akanZ mencari tempat untuk melakukan hibernasi
hingga iklim benar-benar menjadi cocok untuk mereka. Berdasarkan data hasil praktikum, dapat
ditarik kesimpulan bahwa bekicot pada kelompok kami lebih aktif ketika malam hari, dapat
diasumsikan bahwa ketika malam hari pergerakan bekicot lebih aktif karena suhu dan kelembapan
yang ideal untuk pergerakan bekicot

Kelompok 6

Hasil pengamatan pada praktikum ini memperlihatkan aktivitas dari perilaku bekicot terhadap
lingkungannya dimana bekicot akan aktif melakukan aktivitasnya pada sekitar jam 10 malam
hingga jam 4 pagi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas berjalan lebih banyak
dilakukan oleh bekicot dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Aktivtas berjalan banyak dilakukan
pada saat kelembaban rendah, yaitu sekitar pukul 10 malam hingga jam 3 pagi. aktivitas diam pada
siang hari banyak dilakukan oleh bekicot karena berhubungan dengan pengaruh suhu lingkungan
yang mulai naik. Arah pergerakan pekocot paling jauh pada saat suhu 23 derajat dan kelembaban
99% kira kira pukul 3 pagi dengan jarak 7 m.

Kelompok 8

Pada praktikum ekologi mengenai pengamatan perilaku pada hewan bekicot (Achatina fulica)
selama 24 jam dari mulai hari sabtu pukul 12.00 s/d Minggu pukul 12.00 siang. Pengamatan
dilakukan satu jam sekali dengan melihat perilaku yang tengah dilakukan oleh Achatina fulica
tersebut, serta diukur jarak perpindahan setiap satu jam sekali dari tempat asal Achatina tersebut.
Pada praktikum kali ini kami menggunakan 20 ekor bekicot untuk diamati dengan masing-masing
bekicot telah diberi tanda dengan menggunakan cat dan diberi nomor urut sampai 20.

Pada umumnya bekicot atau Achatina fulica ini merupakan hewan nocturnal atau hewan yang aktif
di malam hari. Namun berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, ternyata bekicot
pun sangat aktif pada pukul 13.00-15.00 yang notabennya masih siang. Hal ii berkaitan dengan
kondisi cuaca, suhu dan kelembaban pada pukul tersebut. Pada pukul tersebut terjadi hujan yang
cukup lumayan deras, sehingga menyebabkan kondisi cuaca pun berubah dan lembab. Suhu pada
saat hujan terjadi yaitu kisaran 25oC dengan kelembaban 100% sehingga hal ini tidak menutup
kemungkinan untuk bekicot melakukan aktivitas dan pergerakannya pun sangat aktif, ditambah
karena bekicot sangan suka tempat yang lembab.

Pada kebanyakan bekicot kelompok kami, ada beberapa bekicot yang sangat senang sekali
berkumpul atau pergerakannya mengarah ke dekat-dekat tembok yang lembab karena disana ada
genangan airyang keluar dari saluran AC ruangan sehingga mungkin menyebabkan tempat diseitar
tersebut dirsa cocok bagi bekicot. Namun ada pula beberapa bekicot yang pada kisaran pukul
tersebut yang mengarah pada buah-buahan busuk yang tergeletak di tanah dengan tujuan untuk
mendapatkan makanan untuk mempertahankan hidup. Setelah hujan agak reda dan hari mulai
menjelang malam hampir semua bekicot melakukan aktivitas berbeda-beda ditambah cuaca, suhu
serta kelembaban pada malam hari yang berbeda dengan siang. Bekicot mulai aktif beraktivitas
ada beberapa bekicot bahkan yang jarak perpindahannya sangat jauh hampir 300 meter, bahkan
ada yang naik ke pohon dengan ketinggian kurang lebih 400 meter dan juga ada eberapa bekicot
yang hanya diam menempel pada dedaunan serta berkumpul di buah-buahan yang busuk di tanah.
Hingga menjelang subuh pun masih ada beberapa aktivitas bekicot yang masih aktif melakukan
kegiatan seperti berpindah tempat dengan jarak yang sangat lumayan jauh, sehingga terkadang
kami kesulitan untuk menemukannya dan adapula bekicot yang sudah mulai tidak aktif atau tidak
melakukan kegiatan apapun.

Pada kisaran pukul 06.00-12.00 siang pada hari minggu, kegiatan bekicot mulai menurun. Hampir
semua bekicot tidak sering melakukan kegiatan ataupun aktivitas kebanyakan bekicot diam di
posisi semula, mungkin hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan saat itu. Pada kisaran 06.00-
12.00 cuaca cerah, suhu kisaran 28oC dan kelembaban sekitar 71% dimana hal ini memngaruhi
aktivitas dari bekicot itu sendiri. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa bekicot tidak hanya beraktivitas pada malam hari saja walaupun hakikatnya
bekicot merupakan hewan nocturnal, tetapi karena adanya perubahan kondisi lingkungan,
contohnya seperti saat di siang hari hujan hal ini pun tidak menutupi kemungkinan menyebabkan
pergerakan atau aktivitas dari bekicot dapat meningkat, maka dalam hal ini kondisi lingkungan
sangat memengaruhi tingkah laku atau pola perilaku dari hewan bekicot.

Anda mungkin juga menyukai