Anda di halaman 1dari 19

Tugas Terstruktur Ketiga

(Mini Riset)

DISTRIBUSI TEMPORAL DAN SPASIAL SERANGGA PADA BERBAGAI


JENIS TUMBUHAN LIAR DI PERKEBUNAN JAMBU MADU KESUMA
MERAH

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan


Dalam Mengikuti Perkuliahan ENTOMOLOGI

Oleh,
KELOMPOK : 6

1. Arief Fadillah/0310163067
2. Arsinta Aulia/0310162029
3. Widya Annisa Furi/0310163063
4. Wilda Amini/0310162025
5. Yunika Sari/0310161009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi pengendalian secara kimia dan pola tanam yang diterapkan, secara
konsepsual tidak memihak pada azas-azas ekologi yang berkelanjutan atau berada di
luar pemahaman ekologi, yaitu ekosistem yang berbasis pada keragaman, interaksi
dan saling ketergantungan antara komponen ekosistem.

Keragaman adalah fungsi kestabilan, maka diperlukan inventarisasi teknologi


pertanian alternatif yang mampu mempertahankan dan menjamin keaneka-ragaman
serta meningkatkan produksi dengan dampak lingkungan seminimal mungkin,
mampu mengkonservasi dan mempertahankan produktivitas lahan. Altieri dan
Nichols (2004) mengemukakan bahwa derajat manajemenekosistem dan praktek
budidaya akan berpengaruh terhadap tingkat keanekaragaman pengendali alami dan
kelimpahan serangga hama, yang memiliki arti dalam meningkatkan kesetabilan dan
keberlanjutan ekosistem.

Musuh alami hama adalah mikro-organisme/organisme yang hidup memangsa


atau menumpang pada hama dan dianggap sebagai musuh dari pada hama terdapat di
alam. Pengelolaan musuh alami dapat dilakukan dengan cara introduksi, augmentasi
dan konservasi. Dalam suatu pertanian dibutuhkan adanya metode yang jitu agar hasil
dalam panen memuaskan. Untuk mendukung beberapa metode pertanian diatas maka
perlu adanya beberapa penelitian yang mencakup penanganan hama terhadap
tanaman pertanian. (Zulhariadi : 2016)

Jumar (2000) menyatakan bahwa perkembangan serangga di alam dipengaruhi


oleh faktor internal tubuh serangga itu sendiri & faktor lingkungan sekitarnya. Faktor
dalam diantaranya kemampuan berkembang biak, perbandingan kelamin, sifatnya
mempertahankan diri, siklus hidup, & umur imago. Sedangkan faktor luar meliputi
faktor fi sik, makanan, dan hayati. Faktor hayati merupakan faktor yang ada di

1
lingkungan yang dapat berupa serangga dan binatang lainnya bakteri, jamur, virus,
dan lain-lain. Beberapa faktor hayati ini dapat dimanfaatkan sebagai pengendalian
hayati yang dapat memberantas hama dengan memanfaatkan musuh alami.

Pengendalian hayati dengan me-manfaatkan musuh alami ini, dapat dilakukan


dengan memanfaatkan peranan tumbuhan liar sebagai refugia bagi serangga.
Tumbuhan liar (gulma) dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung serangga
inang jika di lahan pertanian berubah drastis seperti waktu panen. Tumbuhan liar juga
berfungsi sebagai inang alternatif bagi hama, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
musuh alami untuk mencari pakan. Pada saat dilakukan penyemprotan herbisida
sintetik pada tanaman budidaya, hama akan berpindah dan menggunakan refugia
sebagai tempat berlindung (Landis et. al, 2000).

Tumbuhan liar juga berfungsi sebagai inang alternatif bagi hama, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh musuh alami untuk mencari pakan. Pada saat dilakukan
penyemprotan herbisida sintetik pada tanaman budidaya, hama akan berpindah dan
menggunakan refugia sebagai tempat berlindung. (Kirana : 2015). Tujuan penelitian
ini yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis distribusi temporal dan spasial
serangga diberbagai jenis tumbuhan liar di perkebunan Jambu Madu Kesuma Merah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifiksikan beberapa


masalah yang akan dijadikan bahan penelitian selanjutnya.

 Musuh alami hama adalah mikro-organisme/organisme yang hidup memangsa


atau menumpang pada hama dan dianggap sebagai musuh dari pada hama
terdapat di alam.
 Tumbuhan liar juga berfungsi sebagai inang alternatif bagi hama, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh musuh alami untuk mencari pakan.

2
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana distribusi temporal dan spasial serangga diberbagai jenis tumbuhan
liar di perkebunan Jambu Madu Kesuma Merah.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis distribusi temporal dan spasial serangga
diberbagai jenis tumbuhan liar di perkebunan Jambu Madu Kesuma Merah.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan


spesdies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 750.000 spesies
golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga di bidang
pertanian banyak dikenal sebagai hama dan sebagian bersifat sebagai predator,
parasitoid, atau musuh alami (Christian & Gotisberger, 2000).
Sebagian besar spesies serangga memiliki manfaat bagi manusia. Sebanyak
1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies
baru ditemukan hampir setiap tahun. Tingginya jumlah serangga dikarenakan
serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat
yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi dan kemampuan menyelamatkan
diri dari musuhnya (Borror, 1992).
Serangga memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Serangga
selalu diidentikkan dengan hama di bidang pertanian, disebabkan banyak serangga
yang bersifat merugikan, seperti walang sangit, wereng, ulat grayak, dan lainnya.
Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama atau vektor pembawa penyakit.
Jenis serangga dari kelompok lain seperti lebah, ulat sutera, kumbang macan, dan
semut dapat menguntungkan manusia (Metcalfe & William, 1975).
Chandra Kirana (2015) menjelaskan bahwa distribusi merupakan penyebaran
suatu organisme dalam struktur populasi. Distribusi serangga hama maupun musuh
alami terjadi dalam dua cara yaitu secaraspasial (berdasarkan dimensi ruang) dan
temporal (berdasarkan dimensi waktu).
Jambu madu Kesuma Merahadalah jambu madu yang berwarna merah,
memiliki tingkat kerapuhan yang sangat tinggi, kerapuhan yangdimiliki jambu ini
terkadang membuat kita sulit untukmemecahkan buahnya ketika ingin dimakan,
kemudian jangankan biji, lubang didalamnya hampir tidak ada sehingga dagingnya
padat dan sangat nikmat. Namun, jambu madu Kesuma Merah ini memiliki waktu

4
yanglebih lama berbuahnya, dibandingkan dengan jambu madu Deli Hijau. Kurang
lebih memakan waktu 1,5 tahun atau bisasampai 2 tahun dari mulai penyetekan,
buahnya juga tidak sebanyak jambu madu Deli Hijau. Daun jambunya berbentuk
lebih pendek dan bulat,teksturnya pun lebih keras dan tegang jika
dibandingkandengan jambu madu lainnya. (Arif, 2015).Namun, salah satu masalah
yang dihadapioleh petani jambu madu Kesuma Merah adalah menurunnya produksi
akibat serangan hama atauOrganisme Penggangu Tanaman (OPT).
Salah satu pencegahan yang telah dilakukan untuk mencegah serangan OPT
adalahpenggunaan pestisida. Setiawati, dkk. (2001) menjelaskan bahwa penggunaan
pestisidamemerlukan biaya yang besar hingga mencapai 50% dari total produksi.
Selain itu, cara inijuga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan
manusia yangmengkonsumsi akibat adanya residu pestisida. Berdasarkan
permasalahan tersebut makadiperlukan suatu cara untuk mengendalikan OPT yang
ramah lingkungan serta biayaongkos produksi yang murah.
OPT pada tanaman jambu madu Kesuma Merah dapat berupa insekta.
Perkembangan insekta dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor eksternal yang dapatmempengaruhi adalah faktor hayati. Faktor hayati
merupakan faktor berupa makhsluk hidup yang ada di lingkungan baik berupa
serangga dan binatang lainnya (Jumar, 2000). Beberapa faktor hayati ini dapat
dimanfaatkan sebagai pengendalian hayati yang dapatmemberantas hama dengan
memanfaatkan musuh alami. Cara ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan peranan
tumbuhan liar sebagai refugia bagi insekta (Resti, 2015).
Tumbuhan liar (gulma) dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung
serangga inang jika di lahan pertanian berubah drastis seperti waktu panen.Tumbuhan
liar juga berfungsi sebagaiinang alternatif bagi hama, sehingga dapat dimanfaatkan
oleh musuh alami untuk mencari pakan. Pada saat dilakukan penyemprotan herbisida
sintetik padatanaman budidaya, hama akan berpindah dan menggunakan refugia
sebagai tempat berlindung (Landis et. al, 2000).

5
Tumbuhan liar juga berfungsi sebagai inang alternatif bagi hama, sehingga
dapat dimanfaatkan oleh musuh alami untuk mencari pakan. Pada saat dilakukan
penyemprotan herbisida sintetik pada tanaman budidaya, hama akan berpindah dan
menggunakan refugia sebagai tempat berlindung (Kirana, 2015).

6
BAB III

METODOLOGI PENELETIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu

Tanggal : 23 Juni 2019

Waktu : 07.30 ( Pagi hari ) - 02.10 (Siang hari )- 05.00 ( sore hari )

Lokasi : Desa Lubuk Cemara Kecamatan Perbaungan Kabupaten serdang


Bedagai.

3.2 Alat Dan Bahan


No NamaAlat Jumlah

1. Alat Tulis 1 set

2. Buku Tulis 1 buah

3. Handphone / Kamera 1 buah

No NamaBahan Jumlah

1. Tumbuh-tumbuhan yang
berada disekitar perkebunan secukupnya
jambu madu kesuma maerah
2. Serangga yang berada
disekitaran tumbuhan liar secukupnya

7
3.3 ProsedurKerja
1. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam penelitian.
2. Melakukan perjalanan ketempat tujuan yang menjadi lokasi objek penelitian
yaitu di Desa Lubuk Cemara Kecamatan Perbaungan Kabupaten serdang
Bedagai.
3. Memperkenalkan diri serta menjelaskan kepada pemilik kebun atas maksud dan
tujuan kedatangan kami keperkebunan tersebut.
4. Meminta izin kepada pemilik kebun untuk melakukan mini riserch dan
melakukan penelitian dan pengumpulan data terhadap distribusi temporal dan
spasial serangga di berbagai jenis tanaman liar pada perkebunan jambu tersebut.
5. Melakukan pendataan mengenai apa saja tumbuhan liar yang ada disekitan
kebun dan hewan apa saja yang terdapat pada disekitaran tumbuhan tersebut
berdasarkan rentang waktu yang ada.
6. Melakukan dokumentasi yang berupa foto mengenai tumbuhan / serangga atau
perkebunannya.
3.4 Metode Pengambilan Sample

Metode pengambilan sample yaitu dengan menggunakan metode observasi/


pengamatan secara langsung. Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data
dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung keobjek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Kemudian observasi juga diartikan
sebagai kegiatan pengamatan (secaraindrawi) yang direncanakan, sistematis, dan
hasilnya dicatat serta dimaknai (diinterpretasikan) dalam rangka memperoleh
pemahaman tentang subjek yang diamati.

Penelitian diawali dengan pengambilan sample menggunakan handphone.


Tumbuhan dan hewan yang didapatkan kemudian difoto dimasukkan kedalam plastik.
Kemudian tumbuhan dan serangga yang didapat tersebut di identifikasi klasifikasinya
apa mulai dari kingdomnya hingga spesiesnya. Setelah itu serangga dan tumbuhan
tersebut didapatkan klasifikasinya maka dibuatlah suatu laporan.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Nama Tumbuhan :

1. Pegagan (Centella asiatica)

Kingdom : plantae

Divisi : angiospermae
Kelas : Dicotiledoneae

Ordo : Umbelliferae

Famili : Apiaceae

Genus : Centella

Spesies : Centella asiatica L

2. Klasifikasi Bandotan

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Ageratum

spesies : Ageratum conyzoides L.

9
3. Vigna sp

Kingdom : plantae
Divisi :Spermatophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Bangsa :Rosales
Suku :Leguminosae
Marga :Vigna
Jenis :Vigna sp.

4. Putri malu

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica Duchass

10
Nama serangga :

1. Kupu-kupu

Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta Linnaeus
Ordo : Lepidotera Linnaeus
Famili : Nymphalidae Rafinesque,
Genus : Hypolimnas Hübner
Spesies : Hypolimnas bolina

2. Capung
Kingdom : animalia
Filum : artropoda
Kelas : insect
Ordo : odonata
Subordo : epiprocta
Spesies : Neurothemis sp

3. Tettigonidae
Kingdom : animalia
Phylum : arthropoda
Class : insect
Ordo ; orthoptera
Family : Tettigoniidae
Spesies : tettigonia viridssima

11
4. Formicidae
Kingdom : animalia
Filum : artropoda
Kelas : insekta
Ordo : hymenoptera
Family : formicidae
Spesies : formicidae sp

5. Nyamuk
Kingndom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Subfamili : Culicinae
Genus : Culex,
Spesies : Anopheles

6. Tawon
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Ordo : hymenoptera
Spesies : Vespula vulgaris

12
7. Lalat buah
Kingdom :Animalia
Phylum : Arthropoda,
Kelas : Insecta,
Ordo : Diptera,
Famili : Tephritidae,
Genus : Batrocera,
Spesies : Batrocera spp.

4.2 Pembahasan
Serangga memiliki distribusi temporal yang berbeda-beda. Ritme pada
serangga disebut dengan jam biologis (biological clock). Biological clock
memungkinkan serangga menentukan kapan waktu beraktifitas dan
beristirahat. Adanya suatu ritme pada serangga mengakibatkan pembagian dua
kelompok hidup, yaitu diurnal (aktif pada siang hari) dan nokturnal (aktif pada malam
hari). Berbagai faktor dapat mendorong terjadinya keanekaragaman spesies
dengan dimensi waktu/tempo. Dinamika populasi suatu spesies adalah salah satu
ciri dalam keanekaragaman sebaran temporal. Dalam konteks dimensi tempo,
spesies mempunyai kemampuan dalam hal: 1) mengatasi pengaruh musuh alami
dan ketersediaan pakan sebagai faktor pengatur fluktuasi; 2) mengatasi invasi
pemangsa asing dan kembalinya pemangsa puncak; 3) bervariasi secara alami
dan tanggapan terhadap perubahan yang disebabkan oleh ulah manusia dalam
ekosistem hutan dan ekosistem pertanian; 4) seleksi habitat, pilihan diet dan
mobilitas pemangsa; 5) keputusan reproduktif dalam lingkungan yang
bermacam-macam 6) mengatasi imunokompentensi, parasit dan status
kesehatan; 7) pentingnya visi ultraviolet dalam mencari pakan dan berkomunikasi.
Hasil yang telah didapatkan dalam penelitian ini distribusi spasial serangga
pada tanaman Centella asiatica/ pegagan ada 1 yaitu famili Formicidae/ semut, untuk
tanaman Ageratum conyzoides/ bandotan ada 4 jenis yaitu Concclinellidae,

13
Formicidae, Tettigonidae, dan kupu-kupu. Untuk tanaman wedelia trilobata/ bunga
kuning terdapat 6 jenis serangga yaitu Concinekkidae, formicidae, tawon, kupukupu,
capung, dan lebah, untuk tanaman vigna sp terdapat 3 jenis serangga yaitu formiidae,
tettigonidae, dan lalat buah, dan tanaman putri malu hanya satu yaitu formicidae.
Distribusi temporal merupakan persebaran spesies serangga berdasarkan waktu.
Kisaran waktu yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kisaran waktu
pagi, siang, dan sore. Maka didapatkan lah bahwa tanaman Centella asiatica/
pegagan famili Formicidae/ semut diteukan pada waktu pagi dan sore hari, untuk
tanaman Ageratum conyzoides/ bandotan ada 4 jenis yaitu Concclinellidae ditemukan
pada waktu pagi hari, Formicidae ditemukan pada waktu siang dan sore hari,
Tettigonidae ditemukan pada pagi dan waktu sore hari, dan kupu-kupu ditemukan
pada waktu pagi dan sore hari. Untuk tanaman wedelia trilobata/ bunga kuning
terdapat 6 jenis serangga yaitu Concinekkidae ditemukan pada waktu pagi hari,
formicidae ditemukan pada waktu pagi dan sore hari, tawon diteukan pada pagi hari,
kupukupu ditemukan pada waktu pagi hari, capung ditemukan pada waktu pagi dan
sore hari, dan lebah ditemukan pada pagi hari, untuk tanaman vigna sp terdapat 3
jenis serangga yaitu formiidae ditemukan pada siang hari, tettigonidae pada waktu
sore hari, dan lalat buah ditemukan pada pagi hari namun untuk khusus lalat buah ini
kami hanya menemukan satu ekor saja, dan tanaman putri malu hanya satu yaitu
formicidae ditemukan pada pagi, siang dan sore hari.
Hasil penelitian menunjukkan distribusi spasial serangga pada tumbuhan liar
Centella asiatica/ pegagan, Ageratum conyzoides/ bandotan, wedelia trilobata/ bunga
kuning, vigna sp, dan tanaman putri malu menunjukkan perbedaan tergantung jenis
serangganya . Pada kesemua jenis tumbuhan liar tersebut famili Formicidae yang
sering banyak dijumpai disekitaran tanaman. walaupun jumlah famili formicidae
disetiap tumbuhan liar tersebut tidak sama namun famili tersebut ada dijumpai pada
kelima tanaman liartersebut. Hal ini karena Formicidae adalah hewan yang paling
mempunyai tingkat adaptasi terhadap lingkungan yang sangat tinggi dan jumlah
individu mencapai hampir 70% dari fauna tanah sehingga sering dijumpai dimana-
mana. Hal ini dikarenakan famili Formicidae adalah serangga tanah yang hampir ada

14
di setiap habitat dan predator yang polyphagus artinya dapat memangsa apa saja
sehingga kelangsungan hidup tidak terbatas oleh kesulitan mendapatkan makanan dan
populasinya akan sangat besar.. Hal ini dimungkinkan karena faktor lingkungan juga
dipengaruhi oleh makananya, sebagaimana diketahui makanan dari famili ini sangat
beragam, namun dapat diklasifi kasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu protein
dan gula. Protein dapat ditemukan pada serangga. Mereka memangsa berbagai jenis
hama, misalnya ngengat Selain butuh protein, mereka juga membutuhkan makanan
tambahan berupa gula. Untuk mendapatkan gula, mereka lebih suka mencari
cadangan gula seperti pada embun madu (yang dikeluarkan serangga pengisap cairan
tanaman seperti kutu daun, kutu perisai, dan kutu putih) atau nektar. Famili ini
mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan. Mereka
selalu berusaha menyukai tanaman yang berdaun lebar dan lentur atau berdaun kecil-
kecil tetapi banyak.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Distribusi merupakan penyebaran suatu organisme dalam struktur populasi.
Distribusi serangga hama maupun musuh alami terjadi dalam dua cara yaitu secara
spasial (berdasarkan dimensi ruang) dan temporal (berdasarkan dimensi waktu).
Serangga memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Serangga selalu
diidentikkan dengan hama di bidang pertanian, disebabkan banyak serangga yang
bersifat merugikan, seperti walang sangit, wereng, ulat grayak, dan lainnya. Namun,
tidak semua serangga bersifat sebagai hama atau vektor pembawa penyakit. Jenis
serangga dari kelompok lain seperti lebah, ulat sutera, kumbang macan, dan semut
dapat menguntungkan manusia. Setelah dilakukannya penelitian pada perkebunan
jambu kesemu merah Desa Lubuk Cemara Kecamatan Perbaungan Kabupaten
serdang Bedagai maka peneliti mendapatkan ada beberapa tumbuhan liar yang
terdapat disana dimana diantaranya yaitu Centella asiatica/ pegagan, Ageratum
conyzoides/ bandotan, wedelia trilobata/ bunga kuning, vigna sp, dan tanaman putri
malu. Setelah kami telusuri dengan seksama ternyata disekitaran tumbuhan atau
tanaman tersebut terdapat beberapa famili serangga dimana ada 9 jenis serangga yaitu
kupu-kupu, tawon, lalat buah, capung, conccinellidae, tettigonidae, formicidae, dan
papilionidae.

5.2 Saran
Demikian Mini riset yang telah dibuat oleh pemakalah, semoga mini riset ini
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai entomologi atau yang
lebih dikenal dengan insekta/ serangga bagi para pembaca. Dan semoga mini riset ini
dapat membantu para pembaca dalam memahami distribusi temporal dan spasial
serangga diberbagai jenis tanaman pada perkebunan jambu madu kesume merah yang
terletak dikawasan serdang bedagai. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata,
kalimat maupun informasi, kami selaku pihak penulis meminta maaf dan kami

16
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun unutk penulisan mini riset
selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhammad. 2015. Sukses Berwirausaha Jambu Madu. Medan: FEBI UIN-SU
Press.
Borror, D. J., C. A. Triplehorn, dan N. F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga Edisi Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Christian, W., and G. Gotisberger. 2000. Diversity Preys in Crop Pollination. Crop
Science 40 (5): 1209-1222.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kirana, Chandra. 2015. Distribusi Spasial Arthropoda pada Tumbuhan Liar di Kebun
Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Bioeksperimen. Volume
1. No. 2. ISSN 2460-1365.
Landis, D.A., S.D. Wratten & G.M. Gurr. 2000. Habitat Management to Coserve
Natural Enemies of Arthropoda Pestsin Agriculture. Annu. Rev. Entomol. 45:
175-201.
Metcalfe, RL and HL William. 1975. Introduction to Insect Pest Management. John
Willey and Sons, New York. 106p.
Resti, Vika Dian Aprelia. 2015. Distribusi Temporal Arthropoda pada Tumbuhan
Liar Centella asiatica L. Di Kebun Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri
Malang. Bioeksperimen. Volume 1. No. 2. ISSN 2460-1365.
Setiawati, dkk.. 2001. Penerapan Teknologi PHT pada Tanaman Tomat. Bandung:
Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

18

Anda mungkin juga menyukai