Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM 1V

A. Judul
Perkembangan Embrio Katak
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tahapan-tahapan perkembangan
embrio pada katak
2. Mahasiswa mampu mengamati proses-proses perkembangan embrio pada
katak
C. Dasar teori
Salah satu cirri makhluk hidup adalah bereproduksi (berkembang
biak). Reproduksi bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan
keberadaan atau eksistensi suatu spesies tersebut. Ada dua cara
perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan generatif. Proses-proses
penting yang meregulasi perkembangan terjadi selama fertilisasi dan ketiga
tahap yang mulai membangun tubuh sebagian besar hewan. Selama tahap
pertama, disebut penyibakan (cleavage), pembelahan sel menghasilkan bola
berongga, disebut blastula, dari zigot. Tahap kedua gastrulasi (gastrulation),
menyusun kembali blastula menjadi embrio berlapis tiga, gastrula. Selama
tahap ketiga organogenesis, interaksi dan pergerakan ketiga lapisan
menghasilkan organ-organ rudimenter yang akan tumbuh menjadfi struktur-
struktur dewasa (Cambpell, 2008).
Katak merupakan jenis hewan ovivar. Katak janatan dan katak betina
tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi diluar tubuh
(pembuahan eksternal). Pada saat kawin katak jantan dan katak betina akan
melakukan ampleksus. Katak betina akan mengeluarkan ovum kedalam air
dengan menyemprotkan sel-sel gametnya keluar tubuh yang kemudian akan
dibuahi oleh pejantan (Sugianto, 1996).
Tipe telur pada amphibi adalah telur bertipe telolesital dan tipe
pembelahannya adalah holoblastik tidak sempurna.pada perkembangannya,
zigot berkembang dan mengalami blastulasi, gastrulasi, neuralasi dan
diferensiasi. Setiap tahapan yang dilewati, akan menunjukkan ekspresi atau
cirri khas yang berbeda sehingga dapat diamati dan dibedakan setiap
tahapannya (Sukro, 2000).
Menurut Moore (1988), Blastula pada katak memiliki tiga daerah
yaitu:
1. Daerah disekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk
atap blastocoel. Sel-sel tersebut merupakan bakal lapisan
ectoderm. Sel-sel ini berukuran kecil dan disebut mikromer,
mengandung banyak butir-butir pigmen.
2. Daerah disekitar kutub kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang
berukuran besar (makromer) yang merupakan bakal sel-sel
endoderm. Mengandung banyak butir-butir yolk.
3. Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi
daerah kelabu (grey crescent). Daerah ini secara normal akan
membentuk sel-sel mesoderm selain itu, pada tahap ini ditentukan
‘peta nasib’bagi calon lapisan ectoderm dan endoderm, sedangkan
untuk hewan triblastik yaitu calon ectoderm, mesoderm dan
endoderm.

Menurut Slack (2006), bahwa ciri teluryang telah difertilisasi adalah


adanya daerah kelabu yang berbentuk sabit (grey crescent). Hal ini akibat
penetrasi sperma sehingga pigmen ditempat yang berlawanan akan bergeser
kea rah masuknya sperma kurang lebih sepertiga pigmen, pigmen menjadi
berkurang dan tamapak bagian ini lebih pucat warnanya.

Gambar 1. Sel telur yang terfertilisasi


(Bhatnagar & Bansal, 2008)
Pembelahan pertama secara meridional dari kutub animal ke kutub
vegetal pada daerah kelabu yang terdapat dua buah blastomer. Pembelahan I
dilakukan dengan meridional yang arah pembelahannya tepat pada garis
tengah sabit kelabu dari kutub animal ke kutub vegetal menghasilkan dua
blastomer.
Menurut Yatim (1994), bahwa tipe telur amphibi berdasarkan
penyebaran yolk (kuning telur) adalah Telolechital yang berarti yolknya
banyak dan tersebar tidak merata sehingga berkempul pada salah satu kutub.
Pembelahan kletiga secara horizontal tegak lurus terdapat bidang pembelahan
1 dan 2 menghasilkan 8 blastomer. Tipe pembelahan sel telur pada amphibi
holoblastik tidak sempurna/unequal : sel yang membelah /blastomer tidak
sama besar atau dominan pada satu kutub, sehingga blastomer terbagi menjadi
makromer (dominan) dan mikromer.

Gambar 2. Bhatnagar & Bansal, 2008


D. Alat dan bahan
Alat:
1. Papan bedah
2. Alat sentrifugasi
3. Spuit injeksi 2 ml
4. Jarum pentul
5. Gelas kimia
6. Homogeniser
7. Mikroskop

Bahan:

1. Katak jantan dan betina yang masih hidup


2. Eter
3. Alcohol
4. Akuabidestilata
5. Tissu
E. Prosedur kerja

Embrio katak

Mengambil 7 ekor katak betina yang besar untuk diinduksi


ovulasi dan dipisahkan dari katak-katak betina lain,
menempatkan pada gelas beker 1,5 liter dengan diberi
sedikit air kemudian gelas beker ditutup[ agar katak tidak
melocat keluar

Mengambil hipofisis (kelnjar pituitaria) dari tiap katak


betina yang lain

Memotong kepala setiap katak denga cara menyisipkan


gunting pada sudut rahang, memotong kearah posterior-
medial dibelakang mata, kemudian menyilang kepala
melewati daerah occipitalis dan berakhir pada rahang yang
lain.

Membalikkan kepala yang sudah terpotong tadi. Mencaeri


gambaran silang besar yang dibentuk oleh tulang pada lantai
cranium. Kelenjar pituitaria berada tepat sebelah posterior
Chaisma optica, disebelah bawah titik tempat tulang saling
bersilang tadi.

Bagian gunting yang tumpul diselipkan kedalam rongga


otak bagian posterior, tetapi sebelah lateral jaringan otak,
dan memotong tulang kearah anterior melalui lantai cranium
pada masin g-masing sisi batang otak. Usahakn jangan
sampai merusak jaringan otak. Denga forsep, memabalikkan
jaringan otak kearah lantai cranium dan mencari kelenjar
pituitaria yang berbentuk seperti ginjal yang berwarna pink
(kemerah-merahan) sebesar kacang hijau.
Mengangkat kelenjar pituitaria dengan forsep dan
ditempatkan didalam 2 ml air. Kelenjar pituitaria katak-
katak betina yang lain diambil dengan cara yang sama dan
mengumpulkan pada satu wadah.

Menghancurkan dengan homogenester, disentrifugasi untuk


diambil supernatannya (2000 rpm selama 5 menit)

Menyuntikkan ekstrak kelenjar pituitaria kedalam katak


betina yang akan diinduksi ovulasi (intra peritonium)

Menggunakan tabung injeksi 2 ml dan jarum injeksi ukuran


18, hisap supernatant. Katak betina yang akan diinjeksi
dipegang dengan erat-erat dengan tangan kiri dengan posisi
punggung katak pada telapak tangan, ibu jari dan jari
telunjuk menjepit belakang kepala katak, kaki depan bagian
kiri dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah, kaki
belakang kiri kaktak dijepit diantara jari manis dan jari
kelingking

Menusukkan dengan hati-hati jarum injeksi pad sisi


posterior-lateral perut katak, rasakan dengan perasaan
bahwa jarum telah menembus kulit dan dinding perut, sudut
penyuntikan dikecilkan dan kulit perut sedikit diangkat,
dengan hati-hati kemudian jarum dimasukkan lebih dalam
kedalam rongga perut. Menekan pompa injeksi sampai
larutan yang ada didalam tabung injeksi habis. Menarik
kembali j,arum injeksi, mengusap-usap bekas tusukan, agar
kulit menutup kembali dan cairan yang disun tikka tidak
menjadi keluar.
Sesudah katak betina diperiksa dan memperlihatkan tanda-
tanda adanya telur dalam uterus, menyediakan spermatozoa
dengan cara mensuspensikan testis katak-katak jantan yang
telah disediakan. Pasangan testis dari kedua katak jantan
tesedia diambil dengan cara membedah perut katak jantan
tersebut, kemudian memotongnya dengan gunting yang
bersih.

Menyediakan 20 ml air ml air besih didalam mangkuk.


Memotong-motong testis dengan gunting dan masukkan
kedalam mangkuk berisi air tadi. Biarkan suspensi tadi
selama 20 menit.

Melakukan pengamatan untuk pembuahan dengan waktu ±


3 jam setelah pencampuran telur dengan sperma katak
jantan. Telur-telur yang telah terbuahi akan tampak lebih
bening dan transparan, sedang telur-telur yang tidak terbuahi
tampak lebih keruh

Memindahkan telur-telur ke kaca preparat hewan agar


terlihat jelas. Mengamati tahap demi tahap perkembangan
yang terjadi di bawah mikroskop dan mengambarkan
stadia-stadia perkembangan yang diperoleh
Terminologi

1. Cleavage merupakan proses pembelahan sel paling awal dan teratur setelah
fertilisasi selesai yang dialami oleh sel tunggal zigotik menuju proses
kedewasaan.
2. Yolk merupakan cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies
hewan tertentu.
3. Telolesital merupak bentuk telur yang jumlah yolk relatif banyak dan tersebar
di sitoplasma pada daerah kutub vegetatif.
4. Holoblastik adalah zigot yang mengalami pembelahan, terjadi pada telur yang
mengandung sedikit atau cukup kuning telur, dan sifat sel pembentuk
kolidium yang dalam pembentukkannya melibatkan semua lapisan dinding
luar dan dalamnya, holoblastik menghasilkan blastopora, simpodulospora, dan
aleurospora 
5. Pigmen atau zat warna  adalah  zat  yang mengubah  warna  cahaya tampak
sebagai akibat proses  absorpsi  selektif terhadap  panjang gelombang  pada
kisaran tertentu.
6. blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami
pembelahan. 
7. Gastrulaadalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya
sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta
rongga tubuh. 
8. Blastocoels merupakan rongga pada gastrula
9. makromer
10. mikromer
DAFTAR PUSTAKA

Bhatnagar, M.C & Bansal, Geeta. 2008. Developmental Biology. India: Kroshna
Prakashan Media.

Cambpell, N.A., Recce, J.B, Mitchell. 2002. Biologi. Alih Bahasa lestari, Safitri ,
A,Simarmata ,L Hardani, H.W. (eds). Jakarta: Erlangga.

Cambpell, N.A., Recce, Jane Bane B,. Urry. Minorsky, Peter V & Jackson , Robert B.
2008. Biologi 8th Edition. San Fransisco: Person Bejamin Cummings.

Sugianto. 1996. Perkembangan hewan. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada Press.

Yatim, W. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai