Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN

“Pengamatan Perkembangan Embrio pada Pisces”

Oleh :
Kelompok 5

Nama : 1. Priska ( ACD 118 031 )


2. Sugeng Mashabhi ( ACD 118 037 )
3. Rezza Monica ( ACD 115 051 )

Dosen Pengampu : 1. Shanty Savitri, S.Si, M.P


2. Shanty Savitri, S.Si, M.Pd

Asisten Pembimbing : Chaidir Adam, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
I. Topik
Pengamatan Perkembangan Embrio pada Pisces
II. Tujuan
1. Menentukan fase-fase perkembangan embrio sampai menetas menjadi
larva.
2. Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan embrio ikan.
III. Dasar Teori
Awal pembentukan makhluk hidup dimulai dengan embriogenesis.
Embriogenesis merupakan proses pembelahan sel dandiferensiasi sel dari
embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap awal dari
perkembangan manusia. Tepatnya, embriogenesis terjadi pada saat
spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi
sampai akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan manusia (Moyle dalam
indi, 2013). Tahapan dalam embriogenesis setelah fertilisasi adalah
morula, blastula, dan gastrula. Setelah tahap ini, berlangsung proses
organogenesis. Semua makhluk hidup mengalami proses embriogenesis
dalam siklus hidupnya. Salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan
adalah ikan mas. Ikan mas sering digunakan sebagai hewan uji coba
praktikum embriogenesis, karena mudah didapatkan dan ukuran
telurnyayang relatif besar (Priatna dalam Indi 2013).
Siklus hidup ikan Mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad
(ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis padaikan
jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya, pemijahan ikan Masdapat
terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun,di
habitat aslinya, ikan Mas sering memijah pada awal musim hujan, karena
adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air. Secara
alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang
memijah, induk-induk ikan Mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti
tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah
yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus
membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan (Suseno, 2000). Sifat
telur ikan Mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan Mas berbentuk
bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20
mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur danukuran atau bobot
induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh
spermatozoa (Susanto, 2007). Kajian mengenai embriogenesis ini menjadi
penting untuk dipelajari. Embriogenesis padaikan mas sangat penting
diamati sebagai pengetahuan proses umum embriogenesis makhluk hidup.
oleh karena itu maka praktikum ini dilaksanakan.
1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan Mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri
umum, badan ikan Mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih kesamping
(Compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat
disembulkan, bagian mulut dihiasi dua pasang sungut, yang kadang-
kadang satu pasang diantaranya kurang sempurna dengan warna badan
yang sangat beragam.
Ikan Mas dapat diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut:
Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Famili : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio, L. (Wikipedia, 2020)

2. Embriogenesis
Embriogenesis adalah : 1. produksi dari embrio; 2. Perkembangan dari
individu yang baru yang terjadi secara seksual yaitu dari zigot.
Secaraumum, embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan
diferensiasi seldari embrio manusia yang terjadi pada saat tahap-tahap
awal dari perkembangan manusia. Tepatnya, embriogenesis terjadi pada
saatspermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut
fertilisasisampai akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan manusia
(Moyle,1988)
Embriogenesis merupakan pembentukkan makhluk hidup yang belum
memiliki bentuk yang mencirikan suatu makhluk hidup. Embriogenesis
dimulai dengan tahap pembelahan (cleavage), blastulasi, gastrulasi, dan
neurulasi. Cleavage adalah proses pembelahan embrio yang sudah
mengalami fertilisasi secara mitosis. Selama pembelahan itu, sel-sel
mengalami fase S (sintesis DNA), fase M (mitosis) siklus sel, fase G 1 ,
dan fase G 2 . Embrio tidak mengalami pertumbuhan pada tahap ini.
Proses pembelahan hanya membagi-bagi sitoplasma menjadi banyak
selyang lebih kecil dengan nukleusnya masing-masing, yang disebut
dengan blastomer. Saat cleavage, total volume sel embrio sama atau tidak
terjadi penambahan ukuran, hanya jumlah selnya meningkat. Seperti pada
ikan,ikan adalah hewan yang sel telur dengan polaritas yang jelas,
sehinggasaat mengalami pembelahan (cleavage), sumbu pembelahan
mengikuti pola spesifik yang relative terhadap kutub zigotnya (Campbell,
2004).
IV. Alat dan Bahan

a. Alat
No Nama Alat Jumlah
1. Mikroskop 1 buah
2. Cawan Petri 1 buah
3. Gelas Ukur 1 buah
4. Baskom 1 buah
5. Handphone 1 buah
6. Kapas Secukupnya
7. ATK 1 set

b. Bahan

No Nama Bahan Jumlah


1. Sperma dan telur ikan Secukupnya
2. Air Secukupnya
3. Laktat Pendering Secukupnya

V. Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum.
2. Mengambil sampel sperma dan telur ikan yang akan diamati.
3. Mencuci telur ikan guna agar steril.
4. Mempersiapkan mikroskop dengan perbesaran 400x.
5. Mengamati sperma dan telur yang sudah di letakkan di atas kaca sobjek.
6. Menggambar hasil pengamatan dilaporan sementara kelompok.
7. Memfoto hasil pengamatan yang ada di mikroskop.
8. Membersihkan alat dan bahan yang sudah digunakan.
9. Mengembalikan alat mikroskop yang sudah digunakan pada saaat sudah
selesai praktikum.

VI. Hasil pengamatan


Wakt Gambar Gambar
Fase Keterangan
u Pengamatan Literatur
00.30 Fertilisasi Pada fase ini, sel telur
sudah mengalami
fertilisasi dengan sperma

01.30 Cleavage Pada ujung kutub


animalterjadi
pembelahan 2 sel yang
terlihat menonjol
01.52 Cleavage Terjadi pembelahan 8 sel
pada kutub animal

02.02 Cleavage Terjadi pembelahan 16


sel pada kutub animal

02.12 Morula Sel pada fase ini sudah


mulai memasuki tahap
pembelahan hingga 32
sel

02.26 Morula Sel pada fase ini sudah


(pembela mulai memasuki tahap
han 64 pembelahan hingga 64
sel) sel
03.26 Blastulasi Pembelahan sel pada fase
ini diperkirakan
mencapai 128 sel bahkan
lebih. Pada tahap ini
terbentuk rongga yang
disebut blastocoels.
06.30 Gastrulas Mulai terlihat bahwa sel-
i sel yang sudah terus
membelah akan menjadi
suatu lapisan yaitu
ectoderm, mesoderm dan
endoderm
07.30 Gastrulas Fase ini hamper sama
i dengan fase sebelumnya,
namun bakal organ
menjadi semakin jelas.
Terdapat zona bening
yang melengkung
kedalam dan sudah
terdapat tropoblast dan
lekukan yang akan
menjadi kepala dan ekor
18.45 Organoge Pada fase ini, sudah
nesis terlihat bentuk dan
organ-organ pada embrio
seperti mata. Didalam sel
telur lava sudak
menunjukan
pergerakannya dan ekor
sudah keluar dari
telurnya.
19.16 Organoge Pada fase ini, semu organ
nesis sudah terlihat jelas
(Hatchin seperti mata, kepala,
g) saluran respirasi, dan
calon sirip. Namun masih
terdapat yolk pada bagian
bawah kepala yang
berfungsi sebagai
cadangan makanan

VII. Pembahasan

a. Tahap Perkembangan Embrio

Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi, dimana sel


telur (ovum) dimasuki sel jantan (spermatozoa). Proses pembuahan pada
ikan bersifat monospermik, yakni hanya satu spermatozoa yang akan
melewati mikropil dan membuahi sel telur. Pada pembuahan ini terjadi
pencampuran inti sel telur dengan inti sel jantan. Kedua macam inti sel
ini masing-masing mengandung gen (pembawa sifat keturunan) sebanyak
satu set (haploid). Sel telur dan sel jantan yang berada dalam cairan
fisiologis masing-masing dalam tubuh induk betina dan jantan masih
bersifat non aktif. Ada beberapa hal yang mendukung berlangsungnya
pembuahan dengan baik. Pada saat sel telur dan spermatozoa dikeluarkan
ke dalam air mereka menjadi aktif. Spermatozoa yang tadinya non aktif
bergerak (motil) dengan menggunakan ekornya yang berupa cambuk.
Berjuta-juta spermatozoa dikeluarkan pada saat pemijahan dan menempel
pada sel telur, tetapi hanya satu yang dapat melewati mikropili satu-
satunya lubang masuk spermatozoa pada sel telur. Kepala spermatozoa,
dimana terdapat inti, menerobos mikropil dan bersatu dengan inti sel
telur sedangkan ekornya tertinggal pada saluran mikropil tersebut, dan
berfungsi sebagai sumbat untuk mencegah sel-sel jantan yang lain ikut
masuk.
Masuknya spermatozoa lewat mikropil harus berlangsung dengan
cepat sekali supaya persatuan kedua inti sel kelamin tersebut dapat
terjadi, karena inti sel telur akan bergerak dan daya gerak sperma itu
sendiri sangat terbatas 1 – 2 menit saja. Spermatozoa lainnya yang
bertumpuk pada saluran mikropil, ada yang mengatakan akan dilebur
dijadikan makanan sel telur yang telah dibuahi atau zigot. Tetapi ada pula
yang mengatakan dibuang, didorong keluar oleh reaksi
korteks.Pencampuran inti sel telur dan spermatozoa terjadi dalam
sitoplasma telur. Persatuan kedua inti (pronuklei) dari sel betina dan sel
jantan bersatu dalam proses yang disebut amfimiksis

b. Cleavage

Pembelahan sel zigot pada ikan umumnya adalah tipe meroblastik


(parsial) walaupun ada juga holoblastik (total). Pada tipe meroblastik
yang membelah hanya inti sel dan sitoplasmanya saja, sedang pada
holoblastik kuning telur pun turut membelah diri. Kedua tipe
pembelahan sel tersebut ditentukan oleh banyaknya kuning telur dan
penyebarannya.
Banyaknya dan penyebaran kuning telur dalam telur ikan tidak
sama tergantung kepada jenis ikannya. Telur isolesital (alesital,
oligolesital) adalah telur yang mengandung kuning telurnya sedikit dan
tersebar di seluruh sel telur. Sedangkan pada telur telolesital jumlah
kuning telurnya relatif banyak dan berkumpul pada kutub vegetatif
sedangkan pada kutub anima hanya terdapat inti sitoplasma. Telur
telolesital ini terdiri dari 2 macam, politelosital dan sentrolesital.
Dari hasil pembelahan sel telolesital ini akan terbentuk 2 kelompok
sel. Yang pertama adalah kelompok sel-sel utama (blastoderm) yang
akan membentuk tubuh embrio disebut sel-sel formatik atau gumpalan
sel-sel dalam (inner mass cells). Yang kedua adalah kelompok sel-sel
pelengkap (trophoblast, periblast, auxiliary cells) yang berfungsi
sebagai selaput pelindung dan jembatan penghubung antara embrio
dengan induk atau lingkungan luar.
Pada ikan, reptil dan burung kelompok sel-sel utama ini disebut
juga cakram kecambah (germinal disc) yang terdiri dari jaringan embrio
(blastodisc) yang akan menjadi tubuh embrio dan jaringan periblast
yang berfungsi sebagai penyalur makanan yang berasal dari kuning
telur.

c. Blastulasi
Proses pembentukan blastula disebut blastulasi dimana kelompok
sel-sel anak hasil pembelahan berbentuk benda yang relatif bulat
ditengahnya terdapat rongga yang kosong disebut suloblastula
(coeloblastula) sedangkan yang berongga massif disebut steroblastula.
Suloblastula terdapat pada Amphioxus dan kodok, steroblastula
terdapat pada ikan dan amphibi yang tidak berkaki (gymmophonia).
Pada blastula ini sudah terdapat daerah yang akan berdiferensiasi
membentuk organ-organ tertentu (presumtife organ forming) seperti
sel-sel saluran pencernaan, notochorda, saraf dan epidermis, ectoderm,
mesoderm, dan entoderm. Bentuk dan fungsi berbagai bagian blastula
terjadi melalui diferensiasi yakni sebuah atau sekelompok sel
mengalami perubahan bentuk atau fungsi. Ada 3 macam diferensiasi
yakni kimiawi, bentuk dan faali (fungsi). Diferensiasi kimiawi
merupakan langkah awal untuk diferensiasi-diferensiasi berikutnya dan
sifatnya menentukan atau membatasi kegiatan sel kearah fungsi
tertentu. 

d. Gastrulasi
Gastrulasi adalah proses pembentukan 3 daun kecambah yakni
ectoderm, mesoderm dan entoderm. Gastrulasi ini erat hubungannya
dengan pembentukan system syaraf (neurolasi) sehingga merupakan
periode kritis. Pada proses ini terjadi perpindahan daerah ectoderm,
mesoderm, entoderm dan notokorda menuju tempat definitive.
Ektoderm adalah lapisan terluar dari gastrula, disebut juga
ektoblast atau epiblast, entoderm adalah lapisan sel-sel terdalam pada
gastrula, sedangkan mesoderm atau mesoblast adalah lapisan sel
lembaga yang terletak ditengah antara ectoderm dan entoderm.
Gastrulasi pada ikan teleost akan berakhir pada saat massa kuning telur
telah terbungkus seluruhnya. Selama proses ini beberapa jaringan

mesoderm yang berada sepanjang kedua sisi notokorda disusun menjadi


segmen-segmen yang disebut somit. Akibat adanya gastrulasi maka
perkembangan embrio berlangsung terus sampai terbentuk bentuk
badan hewan bertulang punggung yang primitive.

e. Organogenesis
Organogenesis, yakni proses pembentukan alat-alat tubuh makhluk
yang sedang berkembang. System organ-organ tubuh berasal dari 3
buah daun kecambah, yakni ectoderm, entoderm dan mesoderm. Dari
ectoderm akan terbentuk organ-organ susunan (system) syaraf dan
epidermis kulit. Dari entoderm akan terbentuk saluran pencernaan
beserta kelenjar-kelenjar pencernaan dan alat pernapasan. Sedangkan
dari mesoderm akan muncul rangka, otot, alat-alat peredaran darah, alat
ekskresi, alat-alat reproduksi dan korium kulit.
Gambar 2. Organogenesis Ikan Mas (pics9.com)

Dari mesoderm intermediate dihasilkan ginjal, gonad dan saluran-


salurannya. Mesoderm lateral menjadi lapisan-lapisan dalam dan luar
yang membungkus ruang coelom. Pelapis ruang pericardium,
peritoneum, jantung, saluran-saluran darah, tubuh dan lapisan-lapisan
usus semua berasal dari endoderm (entoderm), sedangkan alat ekskresi
melalui pembentukan nephrostom. Mesenchym di kepala membantu
pembentukan lapisan-lapisan luar mata, rangka kepala, otot kepala dan
lapisan dentin pada gigi.
Beberapa faktor mempengaruhi seluruh proses perkembangan
menyebabkan keberhasilan atau kegagalan. Faktor-faktor tersebut
mempengaruhi kecepatan perkembangan dan menentukan bentuk dan
susunannya. Diantara faktor-faktor tersebut adalah suhu perairan. Suhu
mempengaruhi kecepatan seluruh proses perkembangan atau fraksi-
fraksi perkembangan. Kecepatan dapat dinyatakan sebagai kebalikan
periode perkembangan dalam hari. Makin besar fraksi tersebut makin
cepat perkembangannya. Sebagai contoh jika ikan mempunyai periode
perkembangan selama 88 hari maka kecepatannya adalah 1/88.
Periode perkembangan dan periode penetasan umumnya lebih
pendek pada suhu yang lebih tinggi. Beberapa jenis ikan berkembang
dialam di bawah suhu yang tidak optimal seperti yang dilakukan di
laboratorium. Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan
merintangi perkembangan. Suhu yang ekstrim atau yang berubah secara
mendadak akan menyebabkan kematian.
Jumlah kuning telur ada hubungannya dengan kecepatan
perkembangan embrio. Biasanya jenis telur ikan yang mempunyai
kuning telur yang banyak perkembangannya lambat. Misal sebagai
contoh telur-telur ikan tropis dengan jumlah kuning telur yang relatif
sedikit lebih cepat berkembang daripada telur ikan dari daerah 4 musim
yang biasa berpijah pada suhu yang lebih rendah.

f. Parthenogenesis dan gynogenesis


Partenogenesis merupakan proses reproduksi aseksual dimana sel
telur berkembang menjadi embrio tanpa adanya proses fertilisasi oleh
sel sperma. Partenogeneis memiliki kelebihan yaitu kemurnian materi
genetik dari induk dapat terpelihara, selain itu genom yang terdapat
pada individu partenogenesis mempunyai tingkat kemiripan dengan
induk maternal sehingga sifat unggul dari induk terpelihara.
Gynogenesis adalah perkembangan sebuah ovum setelah
terpenetrasi oleh sperma tanpa peleburan dari gamet-gametnya. Dengan
kata lain telur yang matang dipenetrasi oleh sebuah sperma, dimana
nukleus sperma tidak ikut masuk ke dalam nukleus telur, meskipun
demikian telur dirangsang untuk tumbuh.

g. Fate map Cyprinus carpio


Fatemap adalah suatu grafik yang menunjukkan takdir atau garis
gambaran setiap sel dari suatu embrio. Fate map menunjukkan posisi
berbagai organ dugaan di awal embrio itu sendiri. Sel blastodermic
disusun menjadi daerah dengan yang disebut daerah dugaan atau calon
selama blastulasi. Daerah-daerah tersebut dapat dipetakan pada
permukaan embrio dan berhubungan dengan masa depan mereka dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
Gambar 3. Fate Map Ikan 1 (aups.org.au)

Awal perkembangan embrio dimulai dengan proses pembuahan


antara sperma dan sel telur membentuk zigot. Kemudian tahap
selanjutnya terjadi proses cleavage, stadium 1 mulai berkembang dari
sel menjadi 2 sel, stadium 2 menjadi 4 sel, stadium 3 menjadi 8 sel,
stadium 4 menjadi 16 sel dan stadium 5 menjdai 32 sel. Selanjutnya,
morula berkembang menjadi blastula, terbentuknya rongga yang
disebut blastosol. Tahap selanjutnya yaitu gastrula, pada tahap inilah
dimulainya Fate map (peta takdir) setiap makhluk hidup. pada tahap
gastrula terbentuk germ ring dan embryonic shield. Antara germ ring
terdapat dua lapisan germinal. Lapisan atas (epiblas) dan lapisan bawah
(hypoblas). Epiblas selanjutnya berkembang menjadi ektoderm dan
setelah akhir gastrula menimbulkan jaringan seperti epidermis, sistem
saraf pusat, pial neural, dan placodes sensorik. Hypoblast tersebut
menimbulkan mesoderm dan endoderm.
Selanjutnya, yaitu organogenesis, pada tahap ini terbentuk lima
tabung bagian pembentuk organ dasar yang berhubungan dengan
notochord axial yaitu epidermis, neural, endodermal, dan dua
mesodermal. Tabung ektodermal menjadi penutup tubuh (epidermis)
dan derivatnya. Tabung mesodermal akan bersegregasi menjadi bagian
dorsal, intermediet dan lateral, dimana mesodermal dorsal telah lebih
dahulu terbagi menjadi somit. Pada tahap somit akan terbentuk sirip
pektoral, notochord, pembuluh darah dan insang. Proses penetasan
embrio terjadi apabila adanya pelunakan korion akan menurun
menjelang penetasan (Hatching).

Gambar 4. Fate Map Ikan 2 (pics9.com)

h. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan embrio ikan


Suhu mempengaruhi perkembangan embrio dan proses penetasan
embrio, jika suhu rendah embrio akan lebih lama tertahan dalam
cangkangnya, sebaliknya jika suhu tinggi akan menyebabkan embrio
menetas secara prematur. Faktor cahaya juga mempengaruhi masa
pengeraman ikan. Jika dalam masa pengeraman ditaruh tempat yang
gelap, maka kan menetas lebih lambat. Faktor luar lainnya yang dapat
mempengaruhi masa pengeraman ialah gas terlarut dalam air terutama
CO2 dan amonia dapat menyebabkan kematian embrio dalam masa
pengeraman. Selain itu, kekurangan oksigen tidak hanya memperlambat
laju perkembangan embrio tetapi juga dapat menimbulkan kematian
embrio.
VIII. Kesimpulan
a. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan referensi yang telah kami dapatkan yaitu
dalam praktikum ini tahap embriogenesis ikan mas meliputi,
cleavage, blastulasi, gastrulasi, neurulasi dan organogenesis. Faktor-
faktor yang mempengaruhi embriogenesis pada ikan mas diantaranya
berpengaruh oleh suhu, dan cahaya.
Adapun pembelahan yang terjadi pada ikan mas yaitu diskoidal
meroblastik dan jenis telurnya yaitu adhesiv, dimana telur menempel
pada substrat.
b. Saran

Pada praktikum ini sudah dilaksanakan secara semestinya dan


lancar, namun terkendala pada waktu dan ketepatan yang tidak sesuai.
IX. Daftar Pustaka

Chambell, Neil A. 2004. Biology. Erlangga. Jakarta.

Indi Putri. 2013. Laporan Praktikum embriologi fertilisasi dan


Perkembangan Embrio Ikan Mas (Cyprinus Carpio.L).
https://www.academia.edu/6701234/PRAKTIKUM_EMBRIOLOGI_FERTILISA
SI_DAN_PERKEMBANGAN_EMBRIO_IKAN_MAS_Cyprinus_carpio_

Anonim. 2020. Ikan Mas. https://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas

Anda mungkin juga menyukai