PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis
disebut sebagai sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase.
Kelompok amphibi ini merupakan jenis hewan ovipar.katak jantan dan katak
betina akan melakukan ampleksus yaitu katak jantan akan menempel pada
punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina
keluar tuubuh. Setiap ovum yang keluar akan dilapisi selaput sel telur (membran
vitelin). Sebelum ovum matang dan berjumlah sepasang akan ditampung oleh
suatu corong.
katak betina dewasa terdapat kantung yang mengembung yang disebut kantung
telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduknya berkelok-
kelok dan bermuara pada kantung kloaka. Berdasarkan uraian diatas maka perlu
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah untuk mengetahui
D. Manfaat Praktrikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
penutup.
B. Pembahasan
Fertilisasi merupakan peleburan antara inti sel telur dengan inti sel
spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru yang disebut zigot. Sel
gamet yaitu sperma dan sel telur yang menyatu selama fertilisasi atau
pembuahan yang merupakan jenis sel yang sangat terspesialisasi yang dihasilkan
kromosom haploid dari dua individu menjadi sebuah sel diploid tunggal yaitu
zigot.
dua yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal. Fertilisasi internal terletak
tempat-tempat berair. Hanya satu sperma yang dapat masuk dan membuahi sel
telur dan terjadi pada bagian kutub animal. Telur telolecithal pada katak yang
holoblastik.
adalah faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yaitu faktor yang terdapat
dalam tubuh organisme antara lain genetik yang ada didalam gen hewan tersebut.
Faktor luar yaitu faktor lingkungan misalnya nutrien, air, cahaya, suhu,
kelembaban atau pH dan oksigen. Potensi genetik hanya akan berkembang jika
Fase-fase yang terjadi pada embriologi katak yaitu fase morula mengalami
pembelahan berkali-kali dan pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal
yang memiliki kutub hewan dan kutub vegetatif, pada fase ini embrio terdiri dari
16-64 sel. Fase blastula adalah bentuk lanjutan dari fase morula yang terus
blastula terdapat cairan sel yang disebut blastosol. Proses pembentukan blastula
bakal pembentuk alat pada blastula, di atur dan di deretkan sesuai bentuk dan
susunan tubuh spesies serta masih terus membelah dan memperbanyak sel.
Tahapan-tahapan perkembangan pada telur katak yaitu telur yang belum dibuahi,
telur yang sudah dibuahi, tingkat dua sel, tingkat empat sel, tingkat delapan sel,
tingkat enam belas sel, tingkat enam belas sel, tingkat tiga puluh dua sel
(Blastula akhir).
katak (Rana sp) dibagi menjadi 32 stadium, tingkat pertengahan pembelahan dan
tingkat pembelahan akhir (Blastula akhir). Stadium 1 yaitu telur yang belum
dibuahi, pada telur katak yang belum dibuahi dengan umur 0,0 jam dengan
diameter 1,7 mm ini akan terlihat suatu ciri-ciri yaitu telur terbungkus oleh
lapisan gelatin, polus animalis yang berwarna hitam yang merupakan kutub telur
yang miskin akan kuning telur (Yolk) dan polus vegetatif yang berwarna putih
kelabu. Keadaan ini terjadi segera setelah telur dikeluarkan dari tubuh induk
katak. Stadium 2 yaitu telur yang sudah dibuahi, pada stadium ini ciri-ciri polus
yang terbentuk pada fertilisasi di bidang equatorial dan polus vegetativus yang
berwarna pucat. Stadium 3 yaitu Gray crescent membelah dan terbagi menjadi
dua bagian yang sama besar. Dua buah blastomer yang terbentuk memiliki
bagian polus animalis dan polus vegetativus, pada tingkat ini bidang
pembagian Gray crescent. Dua sel memiliki dan dua sel lainnya tidak memiliki.
Tingkat ini disebut juga bidang pembelahan dua. Stadium 5 merupakan tingkat
dimana terjadi pembelahan menjadi 8 sel. Blastomer di polus animalis lebih kecil
sedangkan blostomer di polus vegetativus lebih besar, pada tingkat ini bidang
massa sel yang disebut morula. Blastomer penyusunnya berukuran lebih kecil
dilakukan dengan bantuan silia sel-sel balstomer bagian luar. Permukaan embrio
masih sel-sel yang tidak rata dan membentuk struktur permukaan multiseluler.
Stadium 9, pada tingkat ini strukktur permukaan yang multiseluler
berangsur menghilang dan menjadi lebih halus atau rata. Terbentuk bangunan
yang disebut germ ring, epiblast dan hypoblast. Stadium 10 dimana pada tingkat
ini labium dorsal (gastrula awal) tampak lekukan seperti bulan sabit. Lekukan di
bibir adalah sebagai labium dorsale terjadi epiboly germ ring ke arah polus
dimana labium lateral gastrula pertengahan tampak lekukan tiga per empat
lingkaran dipolus vegetativus. Stadium 12, tingkat bibir ventral (gastrula akhir)
kecil. Sesudah gastrula selesai, tampak lubang sebagai blastoporus. Sering masih
terdapat yolk plug (provitellus). Stadium 13, tingkat neural awal, embrio mulai
adanya pembentukkan siria primitiva. Lamina neuralis juga mulai nampak pada
bangunan yang memanjang dan diikuti oleh adanya rotasi sumbu tubuh embrio.
Stadium 16, tingkat ratation (neurula akhir), embrio terlihat jelas memanjang.
Stadium 17, antara kepala dan badan terjadi penyempitan kelihatan sebagai leher
cekung dan somit-somit terbentuk. Stadium 18, tingkat dimana mulai bergerak
aktif (muscular respons), bentuk telah jelas sebagai berudu yang telah kelihatan
dengan mata biasa. Mulai terjadi gerakan pertama dengan bantuan otot tubuh
embrio. Gerak kontraksi ke kanan dan ke kiri. Sumbat esofagus mulai terbentuk
da mulai timbul aorta dorsalis maupun vena vitelina. Stadium 19, pada tingkat
ini jantung mulai berdenyut yang terletak di bagian dada, di bagian leher timbul
memanjang.
Stadium 20, tingkat peredaran pertama pada insang pertama kali, pada
tingkat ini insang seperti jari-jari dari kapilar darah. Terjadi peredaran darah,
terlihat butir-butir erythrosit yang mengalir satu persatu. Stadium 21, pada
tingkat ini mulut sudah termata tampak jernih buka dan korn, tampak berudu-
berudu telah bisa makan. Mata sudah kelihatan hidup dan bagian perut langsing.
Stadium 22, pada tingkat ini merupakan permulaan peredaran darah pada ekor.
Bentuk ekor telah lebar dan panjang melebihi panjang badan. Tampak butir
insang. Di bagian leher terdapat lipatan yang akan menutup insang dan pangkal
insang mulai tertutup. Stadium 24, tingkat ini merupakan insang di sebelah
kanan sudah tertutupi oleh operculum atau tutup insang. Stadium 25, tingkat
penutupan insang sempurna. Insang kanan kiri sudah tidak terlihat lagi karena
masuk dan tertutup operculum. Hanya sebagai lubang di sebelah kiri yang
mengalami metatmorfosis.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
mulai dari proses fertilisasi yang merupakan penyatuan sel telur dan sperma.
Telur yang belum dibuahi, telur yang sudah dibuahi, tingkat 2 sel, tingkat 4 sel,
tingkat delapan sel, tingkat 16 sel, tingkat 32 sel (morula), tingkat pertengahan
B. Saran
Katak (Rana sp.) memiliki keragaman tinggi dalam hal bereproduksi dengan
siklus hidup yang kompleks. Siklus hidup ini mencakup tahap larva (berudu) yang
memerlukan habitat dan sumber makanan yang berbeda dengan tahap dewasa.
Katak (Rana sp.) memerlukan habitat akuatik untuk bereproduksi. Spesies ini
bergantung pada air yang tertahan dalam tumbuhan dan lubang pohon. Selama
Telur katak yang belum terfertilisasi memiliki ciri khas yaitu derajat
diferensiasi yang cukup besar. Hemisfer animal di sebelah atas sangat terpigmentasi,
tetapi hemisfer vegetasi di sebelah bawah lebih padat dan dipenuhi kuning telur.
Setelah pelekatan sperma, sel-sel telur mengorientasikan diri dengan kutub animal
di sebelah atas. Meosis yang terhenti pada metafase II, diaktivasi oleh masuknya
B. Fertilisasi
Pembelahan adalah suksesi pembelahan sel secara cepat yang terjadi setelah
fertilisasi. Selama pembelahan itu, sel-sel mengalami fase S dan fase M (mitosis)
siklus sel, tetapi sering kali hampir selalu melewatkan fase G1 dan G2. Embrio tidak
sitoplasma satu sel besar yaitu zigot, menjadi banyak sel yang lebih kecil disebut
perhitungan larva yang menetas dengn injeksi hipofisa sebanyak 414 ekor dan
ovaprim sebanyak 82 ekor. Kurang lebih 60 jam perkembangan tutup insang yang
Pertumbuhan telur katak menjadi katak muda terbagi menjadi tiga fase yaitu
perkembangan sel telur, fase larva dan fase metamorfosis berudu katak (Putri, dkk.,
2013).
pembelahan. Proses pembelahan pada telur katak R. cancrivora terjadi setelah 1 jam
fertilisasi. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelahan 2 adalah 1 jam namun pada
dihasilkan 2 sel atau 2 blastomer yang sama besar pada kutub animal sedangkan
pada kutub vegetal belum berlangsung proses pembelahan, hal ini disebabkan oleh
banyaknya yolk yang terdapat pada kutub vegetal dari telur katak. Proses
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pembelahan 4 sel adalah 1 jam (Kasmeri,
dkk., 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, N.A., Reece. J.B., dan Mitchell, L.G., 2005, Biologi Edisi Kelima Jilid
III, Erlangga, Jakarta.
Fried, G.H., dan Hademenos, G.J., 2005, Biologi Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
Kasmeri, R., dan Safitri, E., 2014, Induksi Suhu 36º terhadap Perkembangan
Embrio dan Keberhasilan Poliploidisasi Katak (Rana cancrivora), Jurnal
Pelangi, 5 (2): 157
Putri, A.R.I., Kurniawan, N., dan Marhendra, A.P.W., 2013, Pengaruh Hormon
dan Ovarium terhadap Ovulasi Katak (Rana sp.) serta Perbedaan Pakan
terhadap Pertumbuhan Berudu, Jurnal Berudu, 5 (5): 191