Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN

PRAKTIKUM III
EMBRIOLOGI KATAK

OLEH

NAMA : JUHURIA KASIM


STAMBUK : F1D1 15029
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : KARLINA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Embrigenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.

Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan

atau fertilisasi. Embroigenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di

tingkat sel. Sel pada embriogenesis di sebut sebagai sel embriogenik. Secara

umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase.


Katak adalah hewan vertebrata yang bisa hidup di dua alam yaitu air dan

di darat. Katak juga dapat bereproduksi dengan baik di darat dan di air. Sistem

reproduksi pada katak betina yaitu ovarium yang terdapat pada sepasang kiri dan

kanan melekat pada mesovorium yang berhubungan dengan dinding medirdorsal

dari rongga tubuh. Saluran reproduksi oviduk yang di mulai dengan bagian yang

mirip corong dengan lubang yang di sebut ostium abdominal. Sistem reproduksi

pada katak jantan yaitu sepasang testis yang berbentuk bulat memanjang

melekat pada selaput mesirehium yaitu selpaut yang menghubungkan testis

dengan ginjal, yang berfungsi menghasilkan sperma dan kelenjar gonad.

Embrio katak mempunyai pembelahan embrio berupa holoblastik teratur.

Holoblastik teratur merupakan pembelahan teratur baik di bidang pembelahan

maupun waktu tahap-tahap pembelahan. Macam pembelahan pada katak di

tentukan oleh jumlah dan distribusi telur dalam sitoplasma. Berdasarkan uraian

maka perlu dilakukan praktikum tentang embrio katak.

B. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu Bagaimana mengetahui

perkembangan katak dari fertilisasi sampai tingkat perkembangan larva ?

C. Tujuan Praktiku

Tujuan yang ingin di capai pada praktikum ini yaitu Mempelajari

perkembangan katak dari fertilisasi sampai tingkat perkembangan larva.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang ingin di capai pada praktikum yaitu untuk dapat

Mempelajari perkembangan katak dari fertilisasi sampai tingkat perkembangan

larva.

II. TINJUAN PUSTAKA


A. Katak (Rana sp)
Katak (Rana sp )memiliki kandungan kandungan protein yang tinggi

sebesar 16,4 gram per 100 gram daging katak. Selain itu katak juga mengandung
serat mineral dan vitain yang cukup tinggi. Daging katak mengandung protein

hewani yang cukup tinggi. Limbah katak yang tidak di pakai manusia dapat di

gunakan sebagai ransum binatang ternak contoh ayam dan itik (Ria dan elza,

2014).

B. Fertilisasi

Fertilisasi dilakukan sesaat setelah katak betina dapat dipijahkan dan

ditambahkan larutan sperma. Pemijahan dilakukan 14 sampai 16 jam setelah

injeksi, dengan cara melakukan stripping di bagian dorsal menuju kloaka,

sedangkan sperma diperoleh dari sepasang testis katak Fejervarya candrivora

jantan untuk masing- masing katak betina yang dapat dipijah (Ardyah, dkk.,

2013)

C. Fase pembelahan sel

Fase pembelahan sel yaitu Perkembangan embrio ayam dimulai dari

fertilisasi, blastulasi, gastrulasi, neurolasi dan organogenesis. pembelahan secara

mitosis pada zigot. Blastula merupakan lanjutan dari stadium pembelahan

berupa massa blastomer membentuk dasar calon tubuh ayam, pada tahap ini

terbentuk blastoselom. Gastrula adalah proses kelanjutan stadium blastula, tahap

akhir proses gastrulasi ditandai dengan terbentuknya gastroselum dan sumbu

embrio sehingga embrio mulai tumbuh memanjang Tubulasi merupakan

kelanjutan dari proses stadium gastrula (Kusmawati, dkk., 2016).

D. Tahap perkembangan embrio


Tahap-tahap perkembangan embrio yaitu terjadinya prsoses

morfogenetik yang di sebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel

blastula secara dramatis. Gastrulasi berbeda rinciannya dari satu kelompok

hewan dengan kelompok hewan lainnya, tetapi suatu kumpulan perubahan

seluler yang mengerakkan pengaturan ulang spesial embrio ini. Mekanisme

seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan dalam motilitas sel,

perubahan dalam bentuk sel, dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler

ke sel laindan ke molekul matriks ekstraseluler. Hasil penting gastrulasi adalah

bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru

yang lebih dalam (Campbell, 2001).

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio

Faktor yamg mempengaruhi embrio yaitu makanan zat makanan yang

diperlukan oleh tubuh hewan termasuk manusia adalah karbohidrat, lemak,

protein,vitamin dan mineral. Zat makanan yang paling penting dalam

pertumbuhan hewan dan manusia adalah protein. Protein selain berfungsi

sebagai zat pembangun tubuh juga berfungsi sebagai pembentuk hormon yang

nantinya juga berperan dalam pertumbuhan. Air merupakan medium paling baik

untuk proses-proses kimia di dalam tubuh. Dari proses kimia tersebut secara

langsung maupun tidak langsung akan dihasilkan energi. Energi tersebut

kemudian untuk membantu pembentukan sel-sel baru atau perbaikan (Santri,

dkk., 2015).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 April 2018.

Bertempat di Laboratorium Unit Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan praktikum embrio katak (Rana sp)


No Nama Bahan Kegunaan
.
1 2 3
1. Telur katak (Rana sp.) Sebagai objek pengamatan
2. NaCl Sebagai larutan fiksasi

C. Alat praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan praktikum embrio katak (Rana sp)


No Nama Alat Kegunaan
.
1 2 3
1. Cawan petri Untuk meletakkan bahan
2. Pinset Untuk mengambil bahan
3. Mikroskop Untuk membantu mengamati bahan
4. Kaca objek Untuk meletakkan bahan yang akan diamati

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Mengambil telur katak dan memisah-misahkannya.

3. Meletakkan telur katak yang telah dipisah-pisahkan ke atas kaca objek.

4. Mengamati objek pengamatan di bawah mikroskop.

5. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil pengamatan embrio katak (Rana sp.)


Nama Gambar
No Gambar Literatur Keterangan
Spesies Pengamatan
1 2 3 4 5
1. Katak 1. Porusanim
(Rana alis
sp.) 2. Porusvege
tativus

1 2

Tabel 4. Hasil gambar literatur


No Gambar Keterangan
.
1 2 3
1. Tahap ini telur belum di buahi, akan
terlihatpolus animalis berwarna hitam

Stadium 1 sel
2. Telur yang telah dibuahi dan pada tingkat
ini terbentuk membran pembuahan
berbentuk bulan sabit dan berwarna abu-
abu yang disebut gray crescent

Stadium 2 sel

Tabel 4. Lanjutan
1 2 3
3. Gray crescent membelah dan terbagi
menjadi dua bagian yang sama besar. Dua
buah blastomer yang terbentuk memiliki
bagian polus animalis dan vegetativus.

Stadium 3 sel
4. Tingkat ini terjadi pembelahan menjadi 4
sel. Bidang pembelahan kedua masih tetap
meredional.

Stadium 4 sel
5. Tingkat ini, bidang pembelahan
disebutpembelahan ketiga dan berpola
latitudinal yaitu bidang yang sejajar
dengan equator.

Stadium 5 sel
6. Merupakan pembelahan menjadi 16 sel,
bidang pembelahan yang terbentuk dua
sekaligus yaitu meredional dan vertikal

Stadium 6 sel
7. Merupakan tingkat dimana pembelahan
menjadi 32 sel. Dua bidang pembelahan
yaitu latitudinal. Membentuk massa sel
yang disebut sebagai morulla.
Stadium 7 sel
Tabel 4. Lanjutan
1 2 3
8. Tingkat ini blastocel terus membesar.
Tingkat ini disebut juga pembentukan
blastula awal.

Stadium 8 sel
9. Tingkat ini struktur permukaan yang
multiseluler berangsur manghilang dan
menjadi lebih halus atau rata. Terbentuk
bangunan yang disebut germ ring, epiblast,
dan hypoblast.

Stadium 9 sel
10. Tingkat labium dorsale (gastrula awal)
tampak lekukan seperti bulan sabit. terjadi
epiboly germ ring ke arah polus
vegetativus invaginasi dan involusi bibir
dorsal (labium dorsale)

Stadium 10 sel
11. Tingkat labium laterale (gastrula
pertengahan), tampak lekukan
tigaperempat lingkaran dipolus
vegatativus.

Stadium 11 sel
12. Tingkat bibir ventral (gastrula akhir),
tampak lekukan melingkar di tengah
lingkaran sel-selnya besar, di luar
lingkaran kecil.

Stadium 12 sel
Tabel 4. Lanjutan
1 2 3
13. Tingkat Neural Plate (neural awal), embrio
mulai memanjang. Balstoporus sebagai
ujung caudal dan mengecil seiring dengan
adanya pembentukan siria primitiva.

Stadium 13 sel
14. Tingkat neurula pertengahan. Di dorsal
terdapat peninggian sepasang torus
medullaris (neural fold).

Staduim 14 sel
15. Tingkat ini torus medullaris mengalami
peleburan menjadi satu dan membentuk
crista neuralis.

Stadium 15 sel
16. Tingkat ratation (neurula akhir), embrio
telah jelas memanjang.Embrio telah jelas
memanjang dan dapat dibedakan menjadi
bagian kepala, leher, dan badan, dan
bagian dorsal embrio berbentuk cembung.

Stadium 16 sel
17. Balstoporus mulai menghilang dan muncul
canalis mesoentericus. Neuroporus
menutup, badan memanjang, bagian dorsal
cekung, dan somit-somit terbentuk.
Stadium 17 sel
Tabel 4. Lanjutan
1 2 3
18. Mulai terjadi reaksi otot. Bagian calon otak
primer dan infundibulum masih terpisah
dari calon hipofise. Linea lateralis mulai
muncul. Sementara itu placoda auditoria
mulai terpisah dari ectoderm kepala,
placoda lensa mata terbentuk dan radix
ventralis terpisah dari medulla spinalis.
Stadium 18 sel
19. Jantung mulai berdenyut. Epifise mulai
terbentuk diikuti oleh adanya perubahan
posisi infundibulum dan hypofise pada
lokasi yang tetap. Thyroid mengalami
evaginasi, nervus trigeminus dan placoda-
nya mulai muncul.

Stadium 19 sel
20. Telur telah menetas. Sistem peredaran
mulai tampak ditandai adanya
pembentukan lapisan dinding jantung
secara lengkap dan penyempurnaan
Stadium 20 se venapulmonaris.

Stadium 20
21. Bentuk embrio mengalami perubahan
mencolok dari larva ke berudu. Mulut
mulai terbuka, kornea mata mulai tampak
transpara dan calon cerebrum mulai
Stadium 21 sel
terbentuk.
22. Bagian jantung telah lengkap diikuti
dengan mulai berfungsinya sistem sirkulasi
bagian ekor secara sempurna. Mulai timbul
kuntum calon paru-paru, sementara itu
hypochorda mulai menghilang.
Stadium 22 sel

Tabel 4. Lanjutan
1 2 3
23. Menutupnya insang yang dimulai dengan
terbentuknya operculum bagian kiri. Gigi
tanduk mulai muncul bersamaan dengan
itu tampak pula calon lidah.

Stadium 23 sel
24 Mulut mulai melebar dengan susunan gigi
tanduknya. Berudu mulai makan tumbuh-
tumbuhan. Operculum kanan mulai
terbentuk dan menutupi insang bagian ini.

Stdium 24 sel
25. Penutupan insang sempurna dimana
spiraculum mulai terbentuk. Gigi parut
mulai tampak pada bagian bibir berudu.
Sementara itu diferensiasi esofagus dan
ventriculus mulai terjadi.
Stadium 25 sel

B. Pembahasan

Telur katak memiliki dua kutub yaitu kutub anima yang berwarna hitam

karena memiliki pigmen dan kutub vegetal yang tidak terdapat pigmen. Telur

yang telah mengalami fertilisasi terdapat daerah . Daerah kelabu yang berbentuk

bulan sabit. Hal ini di karenakan adanya penitrasi penitrasi sperma sehingga

pigmen didaerah tersebut masuk kedalam sperma.

Tahap-tahap embrio di mulai pada prses fertilsasi (peleburan sel telur dan

sperma). Pembelahan yang cepat terjadi pada bagian vertikal yang yang
memiliki kutub amina dan kutub vegetal. Morula adalah suatu pembentukan sel

pada kelipatannya yang terdiri atas 16-64 sel. Blastula adalah proses di mana

sitoplasma menuju dua letup. Pembentukakan blasula ditnadai dengan adanya

perubahan sel dengan mengandakan. Dalam blastula terdapat cairan yang di

sebut dengan blastoel. Gastrula adalah pelepasan blastoel. Deferensiasi prsoses

pembentukan embrio dan Organogenesis dalah proses pembentukan organ.

Pengamatan yang di lakukan pada katak bunting (Rana sp) telurnya yang

sudah di buahi yaitu pada tahap ini yaitu telur yang belum di bauhi polus

animalisnya itu berwarna hitam dan polus vegetatifusnya berwarna putih kelabu.

Telur yang di bauhi polus animalisnya berwarna hitam. Warna abu-abu (Gray

crescent) berwarna hitam dan pucat keabu-abuan dan polus vegetativusnya akan

berwarna pucat.

Hasil pada gambar literaraturnya stdium satunya telunya belum di buahi

dan terdapat polus animalis yang berwarna hitam dan polus vegatifusnya

berwarna putih kelabu bedasarkan tingkat pigmentasinya. Stadium dua sudah

terbentuk membran pembuahan yang berbentuk bulan sabit dan gray crescentnya

berwarna abu-abu pada bagian permukaan telur yang menjadi tempat masuk

spermatozoon. Setelah mengalami suatu pembuahan metbolisme sel akan

meningkat sementara permedilitas sel telur berkurang. Stadium 3 Gray crescent

dapat membelah dan terbagi menjadi dua bagian yang sama besar. Dua buah

blastomer yang terbentuk memiliki bagian polus animalis dan polus vegetativus.

Stadium 4, pada tingkat ini terjadi pembelahan menjadi 4 sel. Bidang

pembelahan ini keduanya masih tetap meredional. Terjadi perbedaan pembagian


gray crescent. Dua sel memiliki dan dua sel lainnya yang tidak memiliki.

Stadium 5, merupakan tingkat dimana terjadi pembelahan 8 sel. Blastomernya

dipolus animalis lebih kecil, dibandingkan dengan blastomer dipolus vegetativus

lebih besar. Pada tingkat ini, bidang pembelahan disebut pembelahan ketiga dan

berpola latitudinal.

Stadium 6, merupakan pembelahan mnjadi 16 sel, bidang pembelahan ini

yang terbentuk dua yaitu meredional dan vertikal. Stadium 7, merupakan tingkat

dimana pembelahan menjadi 32 sel. Dua bidang pembelahan adalah latitudinal

yang membentuk massa sel yang disebut dengan morulla. Blastomer

penyusunnya berukuran lebih kecil apabila dibandingkan dengan stadium

sebelumnya, sedang blastocelnya membesar. Stadium 8, pada tingkat ini

blastocel terus membesar. Pola pembelahan berikutnya yang terjadi tidak

memiliki aturan pasti. Pergerakan embrio secara umum dilakukan dengan

bantuan silia sel-sel blastomer bagian luar. Permukaan embrio masih terlihat

sebagai susunan sel-sel yang tidak rata dan membentuk struktur permukaan

multiseluler. Stadium 9, pada tingkat ini struktur permukaan yang multiseluler

berangsur manghilang dan menjadi lebih halus atau rata. Terbentuk bangunan

yang disebut germ ring, epiblast, dan hypoblast. Stadium 10, tingkat labium

dorsale (gastrula awal) tampak lekukan seperti bulan sabit. Di bibir lekukan

adalah sebagai labium dorsale.terjadi epiboly germ ring ke arah polus

vegetativus invaginasi dan involusi bibir dorsal (labium dorsale). Stadium 11,

tingkat labium laterale (gastrula pertengahan), tampak lekukan tigaperempat

lingkaran dipolus vegatativus.


Stadium 12, tingkat bibir ventral (gastrula akhir), tampak lekukan

melingkar di tengah lingkaran sel-selnya besar, di luar lingkaran kecil. Sesudah

gastrula selesai tampak lubang sebagai blastoporus. Sering masih terdapat yolk

plug (provitellus). Stadium 13, tingkat Neural Plate (neural awal), embrio mulai

memanjang. Balstoporus sebagai ujung caudal dan mengecil seiring dengan

adanya pembentukan siria primitiva. Lamina neuralis juga mulai tampak pada

bagian dorsal. Stadium 14, tingkat neurula pertengahan. Di dorsal terdapat

peninggian sepasang torus medullaris (neural fold).

Stadium 15, pada tingkat ini torus medullaris mengalami suatu peleburan

yang menjadi satu dan membentuk crista neuralis. Bagian enteron membentuk

suatu bangunan yang memanjang dan diikuti oleh adanya rotasi sumbu tubuh

embrio. Stadium 16, tingkat ratation (neurula akhir), embrio sudah jelas

memanjang. Stadium 17, antara kepala dan badan terjadi penyempitan kelihatan

sebagai leher. Di dorsal tampak meninggi. Balstoporus mulai menghilang dan

muncul canalis mesoentericus. Neuroporus menutup, badan memanjang, bagian

dorsal cekung, dan somit-somit sudah mulai terbentuk.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini yaitu telur katak yang belum di

buahi/fertilisasi polus animalisnya berwarna hitam dan polus vegetativusnya

berwarna putih kelabu. Tahap perkembangan embrio katak di mulai dari sel

tunggal atau belum di buahi, tingkat 2 sel, tingkat 4 sel . tingkat 8 sel, tingkat

16 sel, tingkat 32 sel, tingkat pertengahan pembelahan, tingkat pemebelahan

akhir (blastula akhir), tingkat gastrula awal, tingkat gastrula pertengahan,

tingkat gastrula akhir, tingkat neural awal, tingkat neurulla pertengahan, tingkat

neurula akhir, tingkat canalis neurula, tingkat kuantum ekor, tingkat bergerak

aktif, tingkat jantung berdenyut, tengkat peredaran darah pada insang, yang

pertama kali, tingkat mulut terbuka, tingkat permulaan peredaran darah pada

ekor, tingkat pembelahan tutup insang, tingkat penutupan insang sebelah

kanan, tingkat penutupan insang sempurna.

B. Saran

Saran saya pada praktikum ini yaitu agar asisten tepat waktu dalam

pelaksaan praktikum

DAFTAR PUSTAKA
Kasmeri1., Ria, dan Safitri., Elza., 2014., Induksi Kejutan Suhu 360 C Terhadapa
Perkembangan embrio dan Keberhasilan Poliploidisasi Katak (Rana
cancrivora) jurnal pelangi 6(2): 5

Kusumawati, A., Febrany, R., Hananti, S., Dewi, M.S., dan Istiyawaty, N., 2016,
Perkembangan Embrio dan Penentuan Jenis Kelamin DOC (Day-Old
Chicken) Ayam Jawa Super, Jurnal Sains Verteriner, 34(1): 1-3

Mitchell., Reece., 2001., Biologi Edisi Kelima Jilid Satu Penerbit erlangga :
Jakarta.

Ramdhina., Ardyah., Putri., Irsanti., Nia Kurniawan1., dan Marhendra., A., P.,W.,
2013., Penagaruh Hormon Hipofisa dan Ovaprim Terhadap Ovulasi Katak
Serta Perbedaan Pakan Terhadap Pertumbuhan Berudu Katak jurnal
Biotropika 1(5): 5

Santri, A., Antarini, I., dan Girsang, B.M., 2014, Faktor-Faktor yang
Memepengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Toddler (1-3
Tahun) dengan Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah, Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 5(1): 62

Laporan sementara
C. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan embrio katak (Rana sp.)


Nama Gambar
No Gambar Literatur Keterangan
Spesies Pengamatan
1 2 3 4 5
1. Katak 3. Porusanim
(Rana alis
sp.) 4. Porusvege
tativus

1 2

Tabel 4. Hasil gambar literatur


No Gambar Keterangan
1 2 3
1. Tahap ini telur belum di buahi, akant erlihat
polusanimalis berwarna hitam

Stadium 1 sel
2. Telur yang telah dibuahi dan pada tingka tini terbentuk
membrane pembuahan berbentuk bulan sabit dan
berwarna abu-abu yang disebut gray crescent

Stadium 2 sel
3 Gray crescent membelah dan terbagi menjadi dua
bagian yang sama besar. Dua buah blastomer yang
terbentuk memiliki bagian polusanimalis dan
vegetativus.

Stadium 3 sel
4. Tingkat ini terjadi pembelahan menjadi 4 sel. Bidang
pembelahan keduamasih tetap meredional.

Stadium 4 sel
5. Tingkatini, bidang pembelahan disebut pembelahan
ketiga dan berpola latitudinal yaitu bidang yang sejajar
dengan equator.

Stadium 5 sel
6. Merupakan pembelahan menjadi 16 sel, bidang
pembelahan yang terbentuk dua sekaligus yaitu
merediona ldan vertikal

Stadium 6 sel
7. Merupakan tingkat dimana pembelahan menjadi 32
sel. Dua bidang pembelahan yaitu latitudinal.
Membentuk massasel yang disebut sebagai morulla.

Stadium 7 sel
8. Tingkat ini blastocel terus membesar. Tingkat ini
disebut juga pembentukan blastula awal.

Stadium 8 sel
9. Tingkat ini struktur permukaan yang multi seluler
berangsur manghilang dan menjadi lebih halus atau
rata. Terbentuk bangunan yang disebut germ ring,
epiblast, dan hypoblast.

Stadium 9 sel
10. Tingkat labium dorsale (gastrula awal) tampak
lekukan seperti bulan sabit. terjadi epiboly germ ring
kearah polus vegetativus invaginasi dan involusi bibir
dorsal (labium dorsale)

Stadium 10 sel
11. Tingkat labium laterale (gastrula pertengahan), tampak
lekukan tiga perempat lingkaran dipoles vegatativus.

Stadium 11 sel
12. Tingkat bibir ventral (gastrula akhir), tampak lekukan
melingkar di tengah lingkaran sel-selnya besar, di luar
lingkaran kecil.

Stadium12 sel
13. Tingkat Neural Plate (neural awal), embrio mulai
memanjang. Balstoporus sebagai ujung caudal dan
mengecil seiring dengan adanya pembentukan siria
primitiva.

Stadium13 sel
14. Tingkat neurula pertengahan. Di dorsal terdapat
peninggian sepasang torus medullaris (neural fold).

Staduim 14 sel
15. Tingkatinitorus medullaris mengalami
peleburanmenjadi satu dan membentuk crista
neuralis.

Stadium 15 sel
16. Tingkat ratation (neurulaakhir), embrio telahjelas
memanjang. Embrio telah jelas memanjang dan dapat
dibedakan menjadi bagian kepala, leher, dan badan,
dan bagian dorsal embrio berbentu kcembung.

Stadium 16 sel
17. Balsto porus mulai menghilang dan muncul canalis
mesoentericus. Neuro porusmenutup, badan
memanjang, bagian dorsal cekung, dan somit-somit
terbentuk.

Stadium 17 sel
18. Mulai terjadi reaksi otot. Bagian calon otak primer dan
infundibulum masih terpisah dari calon
hipofise.Linealateralis mulai muncul. Sementara itu
placodaauditoria mulai terpisah dari ectoderm kepala,
placodalensa mata terbentuk dan radixventralis
terpisah dari medullaspinalis.

Stadium 18 sel
19. Jantung mulai berdenyut. Epifise mulai terbentuk
diikuti oleh adanya perubahan posisi infundibulum dan
hypofise pada lokasi yang tetap. Thyroid mengalami
evaginasi, nervustrigeminusdanplacoda-nya mulai
muncul.

Stadium 19 sel
20. Telur telah menetas. Sistem peredaran mulai tampak
ditandai adanya pembentukan lapisan dinding jantung
secara lengkap dan penyempurnaan venapulmonaris.

Stadium 20
sel
21. Bentuk embrio mengalami perubahan mencolok dari
larva ke berudu. Mulut mulai terbuka, kornea mata
mulai tampak transpara dan calon cerebrummulai
terbentuk.

Stadium 21 sel
22. Bagian jantung telah lengkap diikuti dengan mulai
berfungsinya sistem sirkulasi bagianekor secara
sempurna. Mulai timbul kuntum calon paru-paru,
sementara itu hypochordamulai menghilang.

Stadium 22 sel
23. Menutupnya insang yang dimulai dengan
terbentuknya operculum bagian kiri. Gigi tanduk
mulai muncul bersamaan dengan itu tampak pula
calon lidah.

Stadium 23 sel
24 Mulut mulai melebar dengan susunan gigitanduknya.
Berudu mulai makan tumbuh-
tumbuhan.Operculumkanan mulai terbentuk dan
menutupi insang bagian ini.

Stdium 24 sel
25. Penutupan insang sempurna dimana spiraculum mulai
terbentuk. Gigi parutmulai tampak pada bagian bibir
berudu. Sementara itu diferensiasi esofagus dan
ventriculusmulai terjadi.

Stadium 25 sel

Nama kelompok 3 :

1. Fitmayanti
2. Hartini
3. Hasniar
4. Indah yani
5. Juhuria kasim
6. Ratna
7. Wahyuni
8. Yusmia

Asisten pembimbing

Karlina

FID114

Anda mungkin juga menyukai