Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MENGENAI EUGLENOPHYTA DAN PYRROPHYTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Planktonologi

Disusun oleh:

Kelompok 8

Nisrina Haibah 230110160082

Ersyad Prayoga L 230110160096

Diana Safitri 230110160101

Rio Chandra Gunawan 230110160119

Martha Herelda Sirait 230110160122

Meri Alex Sandra 230110160125

Yolanda Stephanie Purba 230110160138

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2016/2017
KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Perairan. Dengan makalah
yang berjudul “Euglenophyta dan Pyrrophyta“.

Selama kami menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapatkan


pengetahuan yang baru mengenai cyanophyta. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi siapapun yang membacanya. Kami
menyadari makalah yang kami buat tentu tidak luput dari kekurangan. Untuk itu kami
meminta maaf bila terdapat kekurangan, dan oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik maupun saran yang dapat membangun diri kami untuk lebih baik dalam
pembuatan makalah kedepannya.

Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua. Amin.

Jatinangor, April 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………….......……….....…...ii

Daftar Isi…...............……………………………..………………….......……….iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang…….………….....……...........…..................................1

1.2 Identifikasi Masalah…….………….....…….....…................................2

1.3 Tujuan……………..…………….....……….….....................................2

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................3

BAB III KESIMPULAN ……..............................................................................20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887,
berasal dari bahasa Yunani yang artinya mengembara. Plankton adalah organisme
renik yang melayang-layang dalam air atau mempunyai kemampuan renang yang
sangat lemah, pergerakannya selalu dipengaruhi oleh gerakan masa air.
Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu fitoplankton yang terdiri dari
tumbuhan renik bebas bergerak dan mampu berfotosintesis sedangkan zooplankton
ialah hewan yang bersifat planktonik.
Fitoplankton merupakan tumbuh-tumbuhan air dengan ukuran yang sangat kecil
dan hidup melayang di dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan yang sangat
penting dalam ekosistem perairan, sama pentingnya dengan peranan tumbuh-
tumbuhan hijau yang lebih tingkatannya di ekosistem daratan. Fitoplankton juga
merupakan produsen utama (Primary producer) zat-zat organik dalam ekosistem
perairan, seperti tumbuh-tumbuhan hijau yang lain. Fitoplankton membuat ikatan-
ikatan organik sederhana melalui fotosintesa (Hutabarat dan Evans, 1986).
Fitoplakton dikelompokkan dalam 5 divisi yaitu: Cyanophyta, Crysophyta,
Pyrrophyta, Chlorophyta dan Euglenophyta (hanya hidup di air tawar), semua
kelompok fitoplankton ini dapat hidup di air laut dan air tawar kecuali Euglenophyta
(Sachlan, 1982). Fitoplankton yang dapat tertangkap dengan 6 planktonet standar
adalah fitoplankton yang memiliki ukuran ≥ 20 µm, sedangkan yang biasa tertangkap
dengan jarring umumnya tergolong dalam tiga kelompok utama yaitu diatom,
dinoflagellata dan alga biru (Nontji, 1993).

1
1.2. Identifikasi Masalah
 Bagaimana klasifikasi dari Euglenophyta dan Pyrrophyta?
 Apa ciri umum Euglenophyta dan Pyrrophyta?
 Apa ciri khusus Euglenophyta dan Pyrrophyta?
 Dimana habitat dari Euglenophyta dan Pyrrophyta?
 Apa saja peranan Euglenophyta dan Pyrrophyta baik dalam perairan maupun
non perairan?
 Bagaimana metode reproduksi dari Euglenophyta dan Pyrrophyta?

1.3. Tujuan dan Manfaat


 Untuk mengetahui bagaimana dan seperti apa fitoplankton khususnya
Euglenophyta dan Pyrrophyta.
 Untuk mengetahui struktur atau bagian-bagian pada Euglenophyta dan
Pyrrophyta.
 Dapat mengetahui peranan Euglenophyta dan Pyrrophyta di perairan dan
nonperairan serta dapat memanfaatkannya.

2
BAB 1

PEMBAHASAN EUGLENOPHYTA

A. Klasifikasi dan Habitat

Habitat euglonophyta 90% berada di air tawar dimana terdapat banyak larutan
organik-matter. Pada perairan yang tidak bergerak, beberapa genera dari golongan
euglenacea, dapat membentuk cysta yang menutupi seluruh permukaan perairan dan
berwarna merah, hijau, kuning atau warna-warna terdiri dari campuran warna-warna
tersebut.

Euglenophyta diklasifikasikan menjadi satu kelas yaitu Euglenophyceae.


Kelas Euglenophyceae terdiri atas 3 Ordo yaitu: Euglenales, Eutroptiales, dan
Heteronematales.

1. Ordo Euglenales
Dari kedua flagel di anterior sel merupakan anggota dari Euglenales. Hanya
satu yang muncul dari tempat penyimpanan dan dari lubang. Marga dari
Euglenales memiliki satu keluarga Euglenaceae.
Euglena genus dari Euglena sangat familiar dan salah satu yang besar
mendekati 152 takson. Mastigonemes adalah contoh euglena dari E. gracilis.
Pembelahan sel didahului oleh mitosis dari tipe Euglenoid. Sitokenesis
membujur, dimulai dari ujung anterior. Contohnya ialah Euglena grasilis.
Astasia adalah bagian dari euglena yang berwarna. Cara mengambil nutrisi
tentunya dengan saprophytic dan cloroplas, bintik mata, dan flagel yang
membengkak hidup di air laut ataupun di air tawar speises dari Astasia telah
didiskripsikan. Contohnya ialah Astasia fritschii.
Tracelomonas (organisme tunggal). Sel-selnya telanjang dan diapit dengan
pakaian yang hidup disebut dengan lorika ( membrane envelope). Contohnya
Tracelomonas grandis.

3
Colacium sel selalu hidup menetap dan menempel pada subtrat di bagian
anteriornya, dengan tangkai mucilaginous, lurik, dan bergerigi. Spesies Colasium
sebagai jenis hewan aquatic termasuk protozoa Vorticella dan rotifer dan
copepods. Satu spesies C. libellae hidup di rectum dari larva damselflies. Hidup
berenang dengan bebas dengan satu flagel dan melekatkan diri di subtract dengan
ujung anterior. Dan tambahan lagi selain berhabitat sebagai hewan aquatic,
spesies dari Colacium ditemukan di lumpur dan di air tawarmenempel pada
tumbuhan aquatic. Colacium kadang-kadang diklasifikasikan dalam keluarga
terpisah dari Euglenoid lainnya karena habitatnya yang sesil atau menetap.
Contohnya adalah Colacium mucronatum.
Phacus. sel dari Phacus adalah hidup berenang dengan bebas, lebih atau
kurang pipih, dan bergerigi. Kebanyakan spesies tumbuh di air tawar. Sel ditandai
dengan stria yang membujur atau melingkar. Semuanya besar dan memepunyai
klorofil berbenuk cakram kurang seperti pyrenod. Satu flagel yang panjang
berakhir di canal. Contohnya Phacus pleuronectes.
Hyalophacus sama seperti pakus tetapi mempunyai kloropas yang kurang
atau lebih sedikit. Dua spesise telah diketahui , satu dengan bintik mata dan flagel
dan lainnya kurang dari itu. Hyalophacus mungkin tampilan perbaikan dari
Phacus seperti Euglena gracilis pada perawatan khusus, kehilangan kloroplas.
Contohnya Hyalophacus sp.

Klasifikasi :

Phylum : Euglenophyta

Class : Euglenophyceae

Order : Euglenales

Gambar 1. Phacus longicauda Family : Euglenaceae

4
Genus : Phacus

Species : Phacus longicauda

Ciri- ciri : Selnya kaku, bulat dan sangat


datar, berbentuk seperti daun. Ada satu
flagel terlihat. Sel memiliki kloroplas
banyak hijau bulat, dan eyespot merah.

Habitat : Rawa dan kolam.

Klasifikasi

Phyllum : Euglenophyta

Class : Euglenophyceae

Ordo : Euglenales

Family : Euglenidae

Gambar 2. Euglena grasilis Genus : Euglena

Species : Euglena grasilis

Ciri-ciri : Bersel tunggal, berbentuk


lonjong, dilengkapi bulu cambuk (flagel),
dan terdapat bintik mata.

Habitat : Perairan tawar dan laut.

Klasifikasi

Phyllum : Euglenophyta

Class : Euglenophyceae

5
Ordo : Euglenales

Family : Euglenidae

Genus : Astasia

Species : Astasia fritschii

Ciri-ciri : Bersel tunggal, berbentuk


lonjong, dilengkapi bulu cambuk (flagel),
dan terdapat bintik mata.
Gambar 3. Astasia fritschii
Habitat : Perairan tawar.

Klasifikasi

Phyllum : Euglenophyta

Class : Euglenophyceae

Ordo : Euglenales

Family : Euglenidae

Genus : Tracelomonas

Gambar 4. Tracelomonas grandis Species : Tracelomonas grandis

Ciri-ciri : Berbentuk bulat dan tersebar


kloroplas dalam satu koloni (sel).

Habitat : Perairan tawar.

Klasifikasi

Phyllum : Euglenophyta

6
Class : Euglenophyceae

Ordo : Euglenales

Family : Euglenidae

Genus : Colacium

Species : Colacium mucronatum

Gambar 5. Colacium mucronatum Ciri-ciri : Bersel tunggal, berbentuk


lonjong, terdapat bintik mata, mempunyai
klorofil berbenuk cakram kurang seperti
pyrenod, dan satu flagel yang panjang
berakhir di canal

Habitat : Perairan tawar.

Klasifikasi

Phyllum : Euglenophyta

Class : Euglenophyceae

Ordo : Euglenales

Family : Euglenidae

Genus : Phacus

Species : Phacus pleuronectes

Gambar 6. Phacus pleuronectes Ciri-ciri : Bersel tunggal, berbentuk


lonjong, terdapat bintik mata, dan
mempunyai klorofil.

Habitat : Perairan tawar.

7
2 . Ordo Eutreptiales
Eutreptiales berbeda dari Euglenales, memiliki dua flagel yang penting
dengan panjang yang sama dan termasuk kedalam Euglenoid yang sangat aktif
berpindah. Eutreptia anggota tunggal dari ordo yang kita diskusikan disini ini
adalah anggota dari keluarga Eutreptiaceae.
Eutreptia. Selnya nyata bervariasi disebabkan dari pergerakannya
sendiri.berdasarkan spesies, kloroplasnya tidak menyerupai pita, dan berakhir di
pusat paramilon (Fig.5.1). Eutreptia sering muncul dilautan dan di air payau.
Contohnya adalah Eutreptiella braarudii dan Eutreptiella eupharyngea .
Klasifikasi

Phyllum : Euglenophyta

Class : Euglenophyceae

Ordo : Eutreptiales

Family : Eutreptidae

Gambar 7. Eutreptiella braarudii Genus : Eutreptiella

Species : Eutreptiella braarudii

Ciri-ciri : Bersel tunggal, berbentuk


lonjong, terdapat bintik mata, dan
mempunyai klorofil.

Habitat : Perairan tawar.

Klasifikasi

Phyllum : Euglenophyta

Class : Euglenophyceae

8
Ordo : Eutreptiales

Family : Eutreptidae

Genus : Eutreptiella

Species : Eutreptiella eupharyngea

Gambar 8. Eutreptiella eupharyngea Ciri-ciri : Bersel tunggal, berbentuk


lonjong, terdapat bintik mata, dan
mempunyai klorofil.

Habitat : Perairan tawar.

3. Ordo Heterohematales
Anggota dari Heterohematales berwarna dan phagotropic. Mereka memilki
bintik mata yang berkurang dan flagel. Meskipun mereka memilki karasteristik
dari euglena lainnya mereka dibagi tersendiri dari genus Clorophylouse di dalam
nutrisi dan mempunyai oraganel spesial untuk menelan partikel dan oraganisme
lainnya.
Peranema merupakan Euglena seperti masuk didalamnya dan mempunyai
paramylon yang melimpah. Peranema trichophorum adalah memepunyai dua
flagel seperti Eutreptia. Namun satu flagel lebih ramping dari pada dua.
Contohnya Gomphonema truncatum.

Klasifikasi

Phyllum : Euglenophyta

Class : Euglenophyceae

Gambar 9. Gomphonema truncatum Ordo : Heterohematales

9
Family : Heterohematidae

Genus : Gomphonema

Species : Gomphonema truncatum

Ciri-ciri : Bersel tunggal dan berbentuk


oval

Habitat : Perairan tawar.

B. Ciri-Ciri Euglenophyta

1. Ciri umum

• Uniseluler

• Pada umumnya memiliki flagel yang tidak sama panjang (Heterokontae)


jumlah flagel 2 atau 4

• Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)

• Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)

• Bersifat autorof, karena memiliki klorofil a dan b, β karoten dan beberapa


xanthofil yaitu astaxanthin

• Bersifat heterotrof karena memakan bahan organik/ bakteri yang tersedia.

• Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak
dapat berfotosintesis.

• Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak
dapat berfotosintesis.

10
• Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas
lapisan-lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut "pellicle“

• Memiliki bintik mata yang disebut stigma

• Eyespot (stigma) merah terang yang sensitive terhadap cahaya. Pigmen merah
ini merupakan astaxanthin

• Juga disebut Euglenozoa, euglenoids, euglenophytes

• Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakarida

• Ujung anterior dari sel berupa sitostom dan dibawahnya berupa


kerongkongan/ gullet.

2. Ciri khusus
Heterotrofik ketika tidak ada cahaya atau tidak bisa melakukan fotosintesis.

C. Metode Reproduksi Euglenophyta

Euglena bereproduksi secara vegetatif terjadi dengan cara pembelahan biner


secara transversal: Pembelahan biner pada flagellata berlangsung secara longitudinal.
Menurut Smith (2010), pembelahan sel dimulai dengan menduplikasi DNA- nya
untuk membuat dua set lengkap. Sel terus tumbuh dan set DNA bergerak ke ujung
berlawanan pada sisi sel. Setelah sel telah mencapai ukuran yang tepat, sel membagi
menjadi dua sel anak dengan DNA yang identik. Fusi biner adalah cara reproduksi
klasik yang digunakan ketika suatu organisme hidup dalam lingkungan yang stabil.
Waktu pembelahan biner ini penting, karena organisme harus melakukannya pada
saat yang tepat. Proses ini sebagian diatur oleh septum cincin, yaitu cincin protein
yang terbentuk disekitar pertengahan sel. Septum cincin ini mendorong sel untuk
dibagi secara merata tanpa merusak DNA atau dinding sel. Kesalahan dalam proses
fusi dapat menyebabkan pembentukan sel anak dengan DNA tidak lengkap, atau
salinan tambahan gen tertentu. Cincin septum dirancang untuk mencegah hal ini.

11
D. Peranan dalam perairan dan non-perairan

 Euglena viridis menyebabkan air menjadi kehijauan dan mengeluarkan bau


busuk. Air yang mengandung alga ini dalam jumlah yang berlebihan dianggap
tidak sehat untuk diminum maupun untuk berenang.
 Euglenophyta dapat hidup di perairan tercemar yang dapat meningkatkan
populasi, dan dapat menyebabkan water bloom
 Spesies dari genus Euglena dan Astasia telah digunakan sebagai eksperimen
organisme dalam biokimia dan penelitian fisiologi dalam beberapa tahun.

12
PEMBAHASAN PYRROPHYTA

A. Klasifikasi dan Habitat

Telah ditemukan hampir mendekti 2000 spesies hidup yang di klasifikasikan


dalam 125 genera, hubungan dinoflagellata dengan organisme protista lain kurang
begitu diketahui, masalah utama yang ditemukan adalah kesulitan dalam klasifikasi
karena sifat dan kelebihan-kelebihan yangdimiliki oleh Dinnoflagellata tersebut. Para
ahli zoology dan botani mengelompokkannya dalam nomenklatur yang berbeda-beda.

Berikut ini adalah Kelas dari Filum Pyrrophyta :

1. Dinophyceae

Memiliki banyak kromatofora, berwarna coklat atau kuning serta


mengandung klorofil a dan c, karoten,memiliki tipe uniseluler, biflagelata, dan
merupakan organisme autotrof. Seperti diatom, dinophyceae mensuplai produktivitas
yang terbesar padabeberapa wilayah perairan. Individu sel dinoflagellata memiliki
kisaran ukuran 5-200 μm, tetapi beberapa spesies (seperti Polykrikos spp.) terkadang
tumbuh dalam rantai lebih besar atau pseudocoloni.

Pada kelas dinophyceae , flagel mempunyai lokasi yang berbeda. Kelas ini
mendominasi komunitas fitoplankton di periran sub tropik dan tropik. Antara 1000 -
1500 spesies dinoflagellata menempati lingkungan laut dan air tawar, tetapi sebagian
besarnya (lebih dari 90%) hidup dilaut.

Ordo terbagi menjadi 3, yaitu:

 Gymnodiniales

Sel-sel telanjang, tanpa perubahan bentuk yang berkaitan dengan


metabolisme,kadang-kadang memiliki kulit tipis yang terdiri dari sellulosa.
Contohnya : Gymnodinium sanguineum

13
Contoh: Gymnodinium sanguineum

 Peridiniales
Memiliki panser/dinding dari sellulosa. Papan-papan tersebut dipenuhi
denganpori yang menjadi jalan keluarnya plasma. Pada bagian tersebut ada bagian
yang menyerupai plasma yang memudahkan dalam mengatur gerakan melayang.
Contohnya : Glenodinium pulvisculus.

Contoh: Glenodinium pulvisculus

 Nocticuales

Organisme soliter, bebas tidak berwarna.Contoh :Noctiluca scintillans

14
Contoh:Noctiluca scintillans

2. Desmophyceae

Pada kelas ini, flagel terdapat pada ujung anterior. Sel telanjang, tidak
memiliki pelindung, memiliki 2 flagel dan motil. Kelas Desmophyceae dibagi
menjadi 3 ordo, yaitu :

 Prorocentrales

Sel motil , soliter, terbagi 2 bagian yoang pipih.Contoh : Prorocentrum micans.

Contoh: Prorocentrum micans

15
 Desmocapsales

Sel immobile, berwarna / memiliki pigmen.Contoh : Desmocapsa gelatinosa.

 Protospidales

Sel tidak berwarna, memiliki theca (sel penutup)

B. Ciri-Ciri Pyrrophyta

Thallus / tubuh terdiri dari sel tunggal. Dinding sel pada umumnya
mengandung selulosa, hal ini akan memberikan strukturkarakteristik dari teka
amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan terluar khususdari sel
Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran plasma yang
berkesinambungandengan membran flagel pada bagian luar. Dinoflagellata
mengandung klorofil a, c, karoten, xantofil , peridinin dan dinoxanin.
Pada umumnya terdapat sejumlah pori dalamamfisema dengan trikosit dalam
tipe pori gelembung thecal berada pada lapisan bawah selmembran. Pori – pori
tersbut adalah gelembung flattened yang melingkupi piringan yang jelas dari seluosa
atau mungkin kekurangan kandungan yang jelas, ukuran, jumlah dan susunan dari
jenis piringan thecal berbeda antara masing-masing dinoflagelata dan ini merupakan
hal yang penting dalam sistem taksonomi.
Nesmokont memiliki dua piringan besar, sementaradinokont menunjukkan
variasi yang, dapat dipertimbangkan. Beberapa dinokontae memiliki jumlah tertentu,
biasanya piringan thecal yang tidak jelas bentuknya, sementara yang lainadalah
piringan besar yang jelas, dan disebut dengan nama "armored”.
Dalam upaya untukmengidentifikasi pola evolusi, secara psikologis
menggunakan sejumlah piringan thecal, tetapi tidak disctujui apakah pada kondiai
primitif memiliki piringan kecil dan pembesaranpiring dan reduksi dalam jumlah
yang dapat terjadi, atau apakah beberapa piringan primitif dan meningkat jumlahnya
dari yang terjadi.

16
Gelembung thecal mungkin mendasari mikrotubula, sebuah pellicle dari
fitnous material dan penambahan membran (kadang-kadang dipertimbangkan
termasuk sel membran). Juga yang berhubungan dengan theca adalah trichocysts dan
getah yang dapat menghasilkan gelembung. Trichocysts adalah organel yang
melepaskan protein filamen panjang ketika sel terganggu . Digunakan sebagai
pertahanan terhadap calon predator.
Sel dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum
menjadiepitekadanhipoteka. Pada peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan
precingular. Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada
permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior. Hipoteka tersusun atas 2 seri
transversal: cingular dan antapikal jugasering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu
interkalar posterior. Nukleus dari dinoflagelata menunjukan sifat yang berbeda dari
kondisiyang biasa di eukariot. Nukleus dilingkupi dengan pembungkus, sebagaimana
pada seleukariot, tetapi didalammikrograph elektron, kromosom terlihat sebagai
struktur yang berbentuk batang. Berbeda dengan eukariot, kromosom dinoflagellata
mengikat nucleid. Nukleus dinoflagellata mewakili kondisi primitif diantara
organisme eukariot dan kadang – kadang disebut dengan mesokariotik atau
dinokariotik untuk membedakan dengan kondisi – kondisi eukariotik yang lain.
Menurut Sachlan (1982) cadangan makanan dari dinoflagellata berupa lemak , tepung
dan protein.
C. Metode Reproduksi Pyrrophytaphyta

• Seksual

Reproduksi seksual diilakukan dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing


dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain.

• Aseksual

Cara aseksual ini dilakukan dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki
panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah

17
membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian
masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang
mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar
yang telanjang.

D. Peranan dalam perairan dan non-perairan

a. Positif:
 Dinoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton
laut,tetapi lebih melimpah di perairan tawar.
 Kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), seperti yang
dihasilkan oleh Noctiluca, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium dan
Peridinium sehingga menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari.
b. Negatif:

Menurut Kennish (1990) spesies dinoflagellata tertentu menghasilkan racun.


Ketika terjadi blooming dimana kepadatannya dapat mencapai 5 x 105 sampai 2 x
106 sel/L, racun yang tertumpuk akan mematikan ikan, kekerangan dan organisme
lain. Blooming dinoflagellata biasanya memberikan warna merah atau coklat pada
perairan. Kondisi blooming ini dikenal dengan RedTide. Genera Gonyaulax dan
Ptycodiscus (gymnodinium) merupakan penyebab terjadinya red tide yang toksik ini.
Grahame (1987) menyatakan bahwa dua spesies yang menyebabkan blooming ini
adalah Gonyaulaxpolyhedra dan Ptycodiscus brevis (=Gymnodinium breve). Menurut

18
Anderson (1994) Gymnodinium breve telah mengakibatkan kematian berton-ton ikan
di pantai teluk Florida dan mengakibatkan kerugian materi yang sangat besar karena
terhentinya bisnis turisme dan bisnis pendukung lainnya selain, kerugian ekologis.
Kasus yang sama pernah terjadi di teluk Mexico. Di teluk Walvis di pantai Afrika
Selatan pada sisi Laut Atlantik pernah terjadi red-tide yang disebabkan oleh jenis
Gonyaulax dan mengakibatkan kematian pada manusia yang mengkonsumsi jenis
kekerangan (Charton dan Tietjen, 1988). Racun yang dihasilkan sel-sel dinoflagellata
pada red tide ini dapat membunuh ikan secara langsung setelah sel-sel menembus
insangnya. Pada jenis kekerangan toksin yang terakumulasi dalam hepatopancreas
menyebabkan gangguan neurologi dan kelumpuhan bagi orang yang
mengkonsumsinya dan dapat pula menyebabkan gangguan pencernaan/diare.

19
BAB III

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mempunyai alat gerak


berupa flagel sehingga dapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan karena memiliki
klorofil dan mampu berfotosintesis. Euglenophyta ini bereproduksi dengan cara
pembelahan sel biner. Dalam perairan mahluk ini berperan sebagai pakan alami bagi
ikan tetapi dampak buruknya bisa juga mencemari sumber air.
Pyrrophyta juga sering disebut tumbuhan api (fire plant) karena dapat
menyebabkan pasang merah di laut. Timbulnya warna merah karena protista ini
banyak mengandung karotenoid, sehingga penampakannya lebih sering berwarna
emas, cokelat atau merah daripada berwarna hijau. Ahli botani menyebutnya sebagai
Pyrrophytasedangkan ahli zoologi menyebutnya Dinoflagellata.Pyrrophyta atau
dinoflagellata ini kebanyakan mempunyai vakuola kontraktil, kloroplas, dan
mempunyai klorofil a dan b.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hoek, C. van den et al. 1995. Algae: An introduction to phycology. Cambridgeshire:


Cambridge University Press. 289-290

Marlia Singgih Wibowo. Algae. 7 Maret 2017 [Online]

http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Mikrobiologi%20Far
masi%20STF/ALGAE.pdf

https://www.slideshare.net/exetwotion/cyanobacteria-peran

http://www.academia.edu/8395736/DIVISI_SCYPZOPHYTA_Kelas_Cyanop
hyta

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas


Diponegoro : Semarang

Setiowati, T. dan Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press 1: 57-58

Spector, D. L. 1984. Dinoflagellates. Texas: Academic Press. 300-302

Suci Utami. Jenis-Jenis Pyhtoplankton. 7 Maret 2017 [Online]

http://eprints.uny.ac.id/8249/5/lampiran%20-%2008308144017.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai