Disusun oleh:
Kelompok 8
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016/2017
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………….......……….....…...ii
Daftar Isi…...............……………………………..………………….......……….iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan……………..…………….....……….….....................................2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Identifikasi Masalah
Bagaimana klasifikasi dari Euglenophyta dan Pyrrophyta?
Apa ciri umum Euglenophyta dan Pyrrophyta?
Apa ciri khusus Euglenophyta dan Pyrrophyta?
Dimana habitat dari Euglenophyta dan Pyrrophyta?
Apa saja peranan Euglenophyta dan Pyrrophyta baik dalam perairan maupun
non perairan?
Bagaimana metode reproduksi dari Euglenophyta dan Pyrrophyta?
2
BAB 1
PEMBAHASAN EUGLENOPHYTA
Habitat euglonophyta 90% berada di air tawar dimana terdapat banyak larutan
organik-matter. Pada perairan yang tidak bergerak, beberapa genera dari golongan
euglenacea, dapat membentuk cysta yang menutupi seluruh permukaan perairan dan
berwarna merah, hijau, kuning atau warna-warna terdiri dari campuran warna-warna
tersebut.
1. Ordo Euglenales
Dari kedua flagel di anterior sel merupakan anggota dari Euglenales. Hanya
satu yang muncul dari tempat penyimpanan dan dari lubang. Marga dari
Euglenales memiliki satu keluarga Euglenaceae.
Euglena genus dari Euglena sangat familiar dan salah satu yang besar
mendekati 152 takson. Mastigonemes adalah contoh euglena dari E. gracilis.
Pembelahan sel didahului oleh mitosis dari tipe Euglenoid. Sitokenesis
membujur, dimulai dari ujung anterior. Contohnya ialah Euglena grasilis.
Astasia adalah bagian dari euglena yang berwarna. Cara mengambil nutrisi
tentunya dengan saprophytic dan cloroplas, bintik mata, dan flagel yang
membengkak hidup di air laut ataupun di air tawar speises dari Astasia telah
didiskripsikan. Contohnya ialah Astasia fritschii.
Tracelomonas (organisme tunggal). Sel-selnya telanjang dan diapit dengan
pakaian yang hidup disebut dengan lorika ( membrane envelope). Contohnya
Tracelomonas grandis.
3
Colacium sel selalu hidup menetap dan menempel pada subtrat di bagian
anteriornya, dengan tangkai mucilaginous, lurik, dan bergerigi. Spesies Colasium
sebagai jenis hewan aquatic termasuk protozoa Vorticella dan rotifer dan
copepods. Satu spesies C. libellae hidup di rectum dari larva damselflies. Hidup
berenang dengan bebas dengan satu flagel dan melekatkan diri di subtract dengan
ujung anterior. Dan tambahan lagi selain berhabitat sebagai hewan aquatic,
spesies dari Colacium ditemukan di lumpur dan di air tawarmenempel pada
tumbuhan aquatic. Colacium kadang-kadang diklasifikasikan dalam keluarga
terpisah dari Euglenoid lainnya karena habitatnya yang sesil atau menetap.
Contohnya adalah Colacium mucronatum.
Phacus. sel dari Phacus adalah hidup berenang dengan bebas, lebih atau
kurang pipih, dan bergerigi. Kebanyakan spesies tumbuh di air tawar. Sel ditandai
dengan stria yang membujur atau melingkar. Semuanya besar dan memepunyai
klorofil berbenuk cakram kurang seperti pyrenod. Satu flagel yang panjang
berakhir di canal. Contohnya Phacus pleuronectes.
Hyalophacus sama seperti pakus tetapi mempunyai kloropas yang kurang
atau lebih sedikit. Dua spesise telah diketahui , satu dengan bintik mata dan flagel
dan lainnya kurang dari itu. Hyalophacus mungkin tampilan perbaikan dari
Phacus seperti Euglena gracilis pada perawatan khusus, kehilangan kloroplas.
Contohnya Hyalophacus sp.
Klasifikasi :
Phylum : Euglenophyta
Class : Euglenophyceae
Order : Euglenales
4
Genus : Phacus
Klasifikasi
Phyllum : Euglenophyta
Class : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Family : Euglenidae
Klasifikasi
Phyllum : Euglenophyta
Class : Euglenophyceae
5
Ordo : Euglenales
Family : Euglenidae
Genus : Astasia
Klasifikasi
Phyllum : Euglenophyta
Class : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Family : Euglenidae
Genus : Tracelomonas
Klasifikasi
Phyllum : Euglenophyta
6
Class : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Family : Euglenidae
Genus : Colacium
Klasifikasi
Phyllum : Euglenophyta
Class : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Family : Euglenidae
Genus : Phacus
7
2 . Ordo Eutreptiales
Eutreptiales berbeda dari Euglenales, memiliki dua flagel yang penting
dengan panjang yang sama dan termasuk kedalam Euglenoid yang sangat aktif
berpindah. Eutreptia anggota tunggal dari ordo yang kita diskusikan disini ini
adalah anggota dari keluarga Eutreptiaceae.
Eutreptia. Selnya nyata bervariasi disebabkan dari pergerakannya
sendiri.berdasarkan spesies, kloroplasnya tidak menyerupai pita, dan berakhir di
pusat paramilon (Fig.5.1). Eutreptia sering muncul dilautan dan di air payau.
Contohnya adalah Eutreptiella braarudii dan Eutreptiella eupharyngea .
Klasifikasi
Phyllum : Euglenophyta
Class : Euglenophyceae
Ordo : Eutreptiales
Family : Eutreptidae
Klasifikasi
Phyllum : Euglenophyta
Class : Euglenophyceae
8
Ordo : Eutreptiales
Family : Eutreptidae
Genus : Eutreptiella
3. Ordo Heterohematales
Anggota dari Heterohematales berwarna dan phagotropic. Mereka memilki
bintik mata yang berkurang dan flagel. Meskipun mereka memilki karasteristik
dari euglena lainnya mereka dibagi tersendiri dari genus Clorophylouse di dalam
nutrisi dan mempunyai oraganel spesial untuk menelan partikel dan oraganisme
lainnya.
Peranema merupakan Euglena seperti masuk didalamnya dan mempunyai
paramylon yang melimpah. Peranema trichophorum adalah memepunyai dua
flagel seperti Eutreptia. Namun satu flagel lebih ramping dari pada dua.
Contohnya Gomphonema truncatum.
Klasifikasi
Phyllum : Euglenophyta
Class : Euglenophyceae
9
Family : Heterohematidae
Genus : Gomphonema
B. Ciri-Ciri Euglenophyta
1. Ciri umum
• Uniseluler
• Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)
• Umumnya hidup di air tawar yang kaya bahan organik (di laut sangat sedikit)
• Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak
dapat berfotosintesis.
• Ada yang memiliki kloroplast (dapat berfotosintesis) ada juga yang tidak
dapat berfotosintesis.
10
• Dinding sel tidak terbuat dari selulosa namun membran tipis tersusun atas
lapisan-lapisan protein berbentuk spiral, yang disebut "pellicle“
• Eyespot (stigma) merah terang yang sensitive terhadap cahaya. Pigmen merah
ini merupakan astaxanthin
2. Ciri khusus
Heterotrofik ketika tidak ada cahaya atau tidak bisa melakukan fotosintesis.
11
D. Peranan dalam perairan dan non-perairan
12
PEMBAHASAN PYRROPHYTA
1. Dinophyceae
Pada kelas dinophyceae , flagel mempunyai lokasi yang berbeda. Kelas ini
mendominasi komunitas fitoplankton di periran sub tropik dan tropik. Antara 1000 -
1500 spesies dinoflagellata menempati lingkungan laut dan air tawar, tetapi sebagian
besarnya (lebih dari 90%) hidup dilaut.
Gymnodiniales
13
Contoh: Gymnodinium sanguineum
Peridiniales
Memiliki panser/dinding dari sellulosa. Papan-papan tersebut dipenuhi
denganpori yang menjadi jalan keluarnya plasma. Pada bagian tersebut ada bagian
yang menyerupai plasma yang memudahkan dalam mengatur gerakan melayang.
Contohnya : Glenodinium pulvisculus.
Nocticuales
14
Contoh:Noctiluca scintillans
2. Desmophyceae
Pada kelas ini, flagel terdapat pada ujung anterior. Sel telanjang, tidak
memiliki pelindung, memiliki 2 flagel dan motil. Kelas Desmophyceae dibagi
menjadi 3 ordo, yaitu :
Prorocentrales
15
Desmocapsales
Protospidales
B. Ciri-Ciri Pyrrophyta
Thallus / tubuh terdiri dari sel tunggal. Dinding sel pada umumnya
mengandung selulosa, hal ini akan memberikan strukturkarakteristik dari teka
amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan terluar khususdari sel
Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran plasma yang
berkesinambungandengan membran flagel pada bagian luar. Dinoflagellata
mengandung klorofil a, c, karoten, xantofil , peridinin dan dinoxanin.
Pada umumnya terdapat sejumlah pori dalamamfisema dengan trikosit dalam
tipe pori gelembung thecal berada pada lapisan bawah selmembran. Pori – pori
tersbut adalah gelembung flattened yang melingkupi piringan yang jelas dari seluosa
atau mungkin kekurangan kandungan yang jelas, ukuran, jumlah dan susunan dari
jenis piringan thecal berbeda antara masing-masing dinoflagelata dan ini merupakan
hal yang penting dalam sistem taksonomi.
Nesmokont memiliki dua piringan besar, sementaradinokont menunjukkan
variasi yang, dapat dipertimbangkan. Beberapa dinokontae memiliki jumlah tertentu,
biasanya piringan thecal yang tidak jelas bentuknya, sementara yang lainadalah
piringan besar yang jelas, dan disebut dengan nama "armored”.
Dalam upaya untukmengidentifikasi pola evolusi, secara psikologis
menggunakan sejumlah piringan thecal, tetapi tidak disctujui apakah pada kondiai
primitif memiliki piringan kecil dan pembesaranpiring dan reduksi dalam jumlah
yang dapat terjadi, atau apakah beberapa piringan primitif dan meningkat jumlahnya
dari yang terjadi.
16
Gelembung thecal mungkin mendasari mikrotubula, sebuah pellicle dari
fitnous material dan penambahan membran (kadang-kadang dipertimbangkan
termasuk sel membran). Juga yang berhubungan dengan theca adalah trichocysts dan
getah yang dapat menghasilkan gelembung. Trichocysts adalah organel yang
melepaskan protein filamen panjang ketika sel terganggu . Digunakan sebagai
pertahanan terhadap calon predator.
Sel dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum
menjadiepitekadanhipoteka. Pada peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan
precingular. Pada beberpara genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada
permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior. Hipoteka tersusun atas 2 seri
transversal: cingular dan antapikal jugasering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu
interkalar posterior. Nukleus dari dinoflagelata menunjukan sifat yang berbeda dari
kondisiyang biasa di eukariot. Nukleus dilingkupi dengan pembungkus, sebagaimana
pada seleukariot, tetapi didalammikrograph elektron, kromosom terlihat sebagai
struktur yang berbentuk batang. Berbeda dengan eukariot, kromosom dinoflagellata
mengikat nucleid. Nukleus dinoflagellata mewakili kondisi primitif diantara
organisme eukariot dan kadang – kadang disebut dengan mesokariotik atau
dinokariotik untuk membedakan dengan kondisi – kondisi eukariotik yang lain.
Menurut Sachlan (1982) cadangan makanan dari dinoflagellata berupa lemak , tepung
dan protein.
C. Metode Reproduksi Pyrrophytaphyta
• Seksual
• Aseksual
Cara aseksual ini dilakukan dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki
panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah
17
membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian
masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang
mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar
yang telanjang.
a. Positif:
Dinoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton
laut,tetapi lebih melimpah di perairan tawar.
Kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), seperti yang
dihasilkan oleh Noctiluca, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium dan
Peridinium sehingga menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari.
b. Negatif:
18
Anderson (1994) Gymnodinium breve telah mengakibatkan kematian berton-ton ikan
di pantai teluk Florida dan mengakibatkan kerugian materi yang sangat besar karena
terhentinya bisnis turisme dan bisnis pendukung lainnya selain, kerugian ekologis.
Kasus yang sama pernah terjadi di teluk Mexico. Di teluk Walvis di pantai Afrika
Selatan pada sisi Laut Atlantik pernah terjadi red-tide yang disebabkan oleh jenis
Gonyaulax dan mengakibatkan kematian pada manusia yang mengkonsumsi jenis
kekerangan (Charton dan Tietjen, 1988). Racun yang dihasilkan sel-sel dinoflagellata
pada red tide ini dapat membunuh ikan secara langsung setelah sel-sel menembus
insangnya. Pada jenis kekerangan toksin yang terakumulasi dalam hepatopancreas
menyebabkan gangguan neurologi dan kelumpuhan bagi orang yang
mengkonsumsinya dan dapat pula menyebabkan gangguan pencernaan/diare.
19
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Mikrobiologi%20Far
masi%20STF/ALGAE.pdf
https://www.slideshare.net/exetwotion/cyanobacteria-peran
http://www.academia.edu/8395736/DIVISI_SCYPZOPHYTA_Kelas_Cyanop
hyta
Setiowati, T. dan Furqonita, D. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press 1: 57-58
http://eprints.uny.ac.id/8249/5/lampiran%20-%2008308144017.pdf
21