Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI TUMBUHAN RENDAH

ACARA 1

MIKROALGA AIR TAWAR

OLEH

NAMA: NURFADHILAH NADIYAH

NIM: E1A01051

KELAS: B/III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
MIKROALGA AIR TAWAR

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Untuk mengetahui berbagai jenis mikroalga air
tawar
2. Hari, tanggal praktikum : Rabu, 11 Desember 2019
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi FKIP,Universitas
Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Alat tulis.
b. Mikroskop.
c. Kaca benda.
d. Kaca penutup
2. Bahan
a. Sampel air laut.
b. Tissue.
C. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang harus dilakukan pada saat mengamati
sampel air laut sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meneteskan satu tetes sampel air laut diatas kaca benda.
3. Menutup kaca benda menggunakan kaca penutup.
4. Meletakkan kaca benda yang berisi sampel air laut dibawah mikroskop.
5. Mengamati mikroalga yang terdapat dalam sampel air laut tersebut.
6. Menggambar hasil pengamatan pada buku gambar.
7. Membersihkan alat dan bahan.
D. Hasil Pengamatan
1. Actinastrium
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(William Bourland, 2007)

c. Klasifikasi
Kingdom: Protista
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Chlorococcales
Family: Scenedesmaceae
Genus: Actinastrum
d. Deskripsi
Sel tidak diatur dalam bentuk lebaran. Dinding selnya tidak
berdiri. Sel melebur dan menyebar dari tengah. Selnya memanjang dan
membentuk koloni 4,8 atau 16 mikron. Tubuh sel berbentuk silinder
atau dalam bentuk gelondong panjang yang tersusun secara radial
dengan menempel satu sisi dengan sisi yang lain (Suriawiria, 2000).
2. Anabaena
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Goose Pond, 2009)

c. Klasifikasi

Kingdom: Bacteria

Filum: Cyanobacteria

Kelas: Hormogoneae

Ordo: Nostocales

Family: Nostocaceae

Genus: Anabaena

d. Deskripsi
Anabaena merupakan fitoplankton yang termasuk kedalam
genus cyanobacteria yang berperan dapat memfiksasi nitrogen dari air
dan udara yang bersimbiosis pada tanaman A.michrophylla. Simbion
ini termasuk kedalam jenis alga hijau biru penambat nitrogen yang
bersifat autotroph. Sumber nitrogen yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tumbuhan adalah nitrat dan ammoniak. Nitrat adalah
bentuk utama dari nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien
utama bagi pertumbuhan tanaman alga (Harmoko dan Yuni, 2018)
3. Aulacoseria
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Jason Oyadomari, 2011)

c. Klasifikasi
Divisi: Khakista
Kelas: Bacillariopice
Ordo: Aulacoseriales
Family: Asterione
Genus: Aulacoseria
d. Deskripsi
Sel-sel cyclindrical dengan panjang lebih besar dari lebar.
Katup dapat berupa pipih atau cembung. Bentuk cembung dapat
memiliki cincin kecil gigi bersama dengan bantal agar-agar di tengah
wajah katup yang membantu sel-sel individu membentuk rantai.
Melosira muncul melingkar dalam tampilan katup. Ada penyempitan
annular (sulcus) di ikat pinggang setengah sel. Girdles Trichomes
dengan berbagai ukuran. Dapat memiliki celah kecil antara sel-sel
yang berdekatan dalam trikoma. Protoplas mengandung jumlah
kromatofor diskoid yang sangat banyak. Kromatofora ini bisa sangat
padat sehingga mengaburkan tanda di dinding sel. Dapat membentuk
spora istirahat (Crawford, 1988).
4. Chlorella
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)


b. Gambar pembanding

( Ryan Toh, 2010)

c. Klasifikasi
Kingdom: Protista
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Chlorococcales
Family: Oocystaceae
Genus: Chlorella
d. Deskripsi
Sel Chlorella sp. berbentuk bulat atau bulat telur dan umumnya
merupakan uniseluler meskipun kadang dijumpai bergerombol.
Diameter sel ini berkisar antara 2 – 8 µm. Sel ini memiliki dinding
yang keras karena mengandung dominan selulosa dan pektin, serta
mempunyai protoplasma yang berbentuk cawan. Sel Chlorella sp
memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, setiap sel Chlorella sp
mampu berkembang menjadi 10.000 sel dalam waktu 24 jam.
Chrlorella sp dapat dibudidayakan dengan menggunakan pupuk buatan
atau pupuk kimia (Utami dkk, 2012).

5. Closterium
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Brook, 1987)

c. Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Charophyta
Kelas: Zygnematophyceae
Ordo: Desmidiales
Family: Closteriaceae
Genus: Closterium
d. Deskripsi
Desenoid berbentuk seperti bulan purnama Unicell hingga 660
μm (Neindl dan Url 1985) dengan dua kloroplas besar, satu per
semicell. Kekurangan isthmus (ditemukan dalam banyak genus
desmid) namun tumpang tindih dari dua dinding hemisel sering
terbukti, sering oleh perubahan warna (dinding yang lebih tua diwarnai
oleh oksida besi, dll). Dekat setiap ujung sel adalah vakuola bulat atau
memanjang transparan yang mengandung dari satu ke banyak butiran
barium sulfat (Brook et al. 1980) terlihat dengan mikroskop cahaya,
yang dapat bertindak sebagai sensor gravitasi. Beberapa spesies
"berjalan" dengan berjatuhan ujung ke ujung melintasi media (Brook
dkk,1980).
6. Cosmarium
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)


b. Gambar pembanding

(Hank Schulp, 2012)

c. Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Charophyta
Kelas: Zygnematophyceae
Ordo: Desmidiales
Family: Desmidiaceae
Genus: Cosmarium
d. Deskripsi
Placoderm bersel tunggal. Sel-sel sangat terbagi di tengah yang
memegang nukleus. Kedua setengah lingkaran dibulatkan ketika
dilihat dari depan dan pipih, oval, atau elips bila dilihat dari samping.
Bagian yang lebih tua dari dinding sel mengeluarkan lendir. Lendir
membengkak saat menyerap air dan mendorong sel ke depan. Dinding
sel mungkin halus dengan pori-pori atau dihiasi dengan butiran,
lubang, atau kutil. Sel-sel vegetatif biasanya tidak memiliki duri.
Setiap semisel memiliki setidaknya satu kloroplas pusat. Mereka
kadang-kadang menghasilkan sel istirahat berdinding tebal.
Reproduksi aseksual oleh pembelahan sel. (Meindl, U., and W.G.
Url 1985).
7. Cyclotella
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Dr. Ralf Wagner, 2005)


c. Klasifikasi
Divisi: Chrysophyta
Kelas: Bacillariopice
Ordo: Centrales
Family: Cyclotellaceae
Genus: Cyclotellaceae
d. Deskripsi
Sel-sel diskoid berbentuk drum umumnya berbentuk lingkaran
dalam tampilan katup, tetapi juga bisa berbentuk bulat panjang.
Sebagian besar spesies Cyclotella adalah sel tunggal mengambang
bebas, tetapi dapat dihubungkan dengan benang agar-agar dari katup
ke katup. Mereka juga dapat dihubungkan dengan selubung
mucilaginous atau amplop yang mengelilingi sel. Dalam tampilan
katup ornamen tampaknya memiliki dua daerah bola. Daerah bagian
dalam dapat halus atau memiliki punctae halus dan tidak teratur.
Lingkaran luar memiliki punctae (bintik atau tanda tusukan) atau
lekukan yang menjalar ke luar menuju tepi. Tampilan korset tampak
dalam bentuk persegi panjang dan katup yang tumpang tindih mungkin
halus atau bergelombang tanpa pita interkarial. Protoplas sel
mengandung beberapa kromatofor bulat (Hasle dan Syvertsen, 1997).
8. Cylandratheca closterium
a. Gambar
(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Brook, 1987))

c. Klasifikasi
Kingdom: Chromista
Divisi: Ochrophyta
Kelas: Bacillariophyceae
Ordo: Bacillariales
Family: Bacillariaceae
Genus:Cylindroteca
d. Deskripsi
Cylindrotheca closterium merupakan jenis plankton dari kelas
Bacillariophyceae. Jenis ini banyak ditemukan di danau bekas tambang
batu bara. Cylindrotheca closterium dapat hidup di zona litoral dan
menempel pada permukaan sedimen. Sel bersifat soliter dan motil.
Pusat sel berbentuk lanset dengan dua ujung yang tipis dan panjang.
Sel kadang kala melengkung atau sigmoid. Nucleus dan kloroplas
berada di tengah sel yang berbentuk lanset. Mendominasinya jenis
Cylindrotheca closterium didanau bekas tambang kemungkinan
dipengaruhi oleh kemampuan jenis ini dalam menghasilkan zat
allelopati yang dapat menekan pertumbuhan jenis lain sehingga jenis
ini mampu bersaing untuk tetap bertahan pada kondisi yang tidak
mendukung. Cylindrotheca closterium memiliki dampak yang
berbahaya bagi jenis plankton yang lain karena kemampuannya
menghasilkan zat allelopati (Muryani dkk, 2018).
9. Diatom
a. Gambar
(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Kelley, 2010)

c. Klasifikasi
Domain: Eukaryota
Superfilum: Heterokonta
Filum: Ochrophyta
Kelas: Bacillariophyceae
d. Deskripsi
Tampilan katup berbentuk bulat panjang hingga memanjang
dan bisa membengkak. Striasi silicious yang berbeda atau "bar" hadir
di katup. Ada satu tulang dada sempit dan sentral yang melengkung di
kedua ujungnya. Dalam tampilan korset, sel-sel berbentuk persegi
panjang hingga bujur. Sel-sel umumnya bergabung dalam koloni zig-
zag, tetapi beberapa spesies ditemukan sebagai sel tunggal.
Sikomorfosis - perubahan bentuk musiman yang dapat diprediksi -
mencakup sel yang lebih panjang dan lebih tipis dengan luas
permukaan maksimum terhadap rasio volume selama musim
pertumbuhan terbaik (Mei-Juni di Laut Baltik). Reproduksi seksual
terjadi selama musim dingin ketika sel berukuran 30-40% dari ukuran
maksimal. Panjang sel (sumbu apikal) bervariasi dari 3 hingga 80 μm
selama studi tiga tahun (Kilham dkk,1977).
10. Epithemia
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)


b. Gambar pembanding

(Ettl, 1995)

c. Klasifikasi
Divisi: Ephitemioid
Kelas: Bacillariophyceae
Ordo: Rhopalodiaceae
Family: Rhopalodiaceae
Genus: Ephytemia
d. Deskripsi
Sel soliter itu bisa motil dan hampir selalu terjadi pada
pandangan korset. Sel-sel tampak elips dengan ujung terpotong datar.
Sel muncul sebagai irisan besar oranye. Katupnya asimetris dan
kadang-kadang lebih kecil atau menyempit di setiap ujung sel. Kedua
raphes terletak di sisi katup yang sama. Pada umumnya ada dua atau
lebih plastida yang terjadi pada posisi yang berbeda di seluruh sel
(Round dkk,1990).
11. Euglena
a. Gambar
(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Kingdom: Excavata
Divisi: Euglenozoa
Kelas: Euglenoidea
Ordo: Euglenales
Family: Euglenaceae
Genus: Euglena
d. Deskripsi
Divisi Euglenophyta merupakan organisme bersel tunggal
dengan susunan sel eukariota. Spesies yang ditemukan yaitu Euglena
sp. Pada dasarnya euglena memiliki dua buah flagel tipe cambuk
berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak pada
satu barisan sepanjang flagel. Ciri khas Euglena sp yaitu dapat
bergerak dengan cepat. Divisi Eulenophyta memiliki tipe klorofil a, b,
dan karoten sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh
perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema (Kasrina,2012).
12. Gomponema
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)


b. Gambar pembanding

(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Divisi: Bacillariophyta
Kelas: Bacillariophycidea
Ordo: Cymbellales
Family: Gomphonemataceae
Genus:Ghomponema
d. Deskripsi
Sel-sel kolonial yang terbentuk pada batang otot bercabang
yang melekat pada substrat. Dalam pandangan korset, sel berbentuk
baji dengan kepala yang membesar di ujung tangkai. Sel-sel memiliki
satu plastid besar yang sebagian besar menempel pada satu sisi korset,
tetapi sebagian memanjang ke sisi lainnya. Berisi satu pyrenoid
sentral. air tawar diatom Gomphonema parvulum (Bacillariophyceae)
menghasilkan feromon alga hormosirene 2 (C11H16) dan
dictyopterene A 16 (C11H18) dari asam eikosanoat yang sangat tidak
jenuh seperti 20: 5 (ω − 3) 21 dan 20: 4 (ω − 6) 14 Feromon digunakan
sebagai metode pensinyalan ke diatom air tawar lainnya (Round dkk,
1990).
13. Micrastrias
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Jonathan Dufresne, 2010)

c. Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Charophyta
Kelas: Zygnematophyceae
Ordo: Desmidiales
Family: Desmidiaceae
Genus: Micrasterias
d. Deskripsi
Hijau meratakan unisel hingga 400 μm (kecuali M. foliacea
yang membentuk trikoma pendek), dengan tanah genting yang
mengerut (incut). Dari satu hingga tiga lobus bilateral pada setiap
hemisel, dengan lobus terbagi dalam beberapa spesies. Micrasterias
paling banyak dipelajari di antara desmid untuk bilangan kromosom
dan analisis kariotipe. Jumlah kromosom dari 24-230 di antara 18
spesies; strain spesies tunggal mungkin memiliki jumlah yang berbeda.
Varian morfologis dalam budaya adalah aneuploid (Guiry, 2013).
14. Microcystist
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)


b. Gambar pembanding

(Smithii, 2010)

c. Klasifikasi
Kingdom: Bacteria
Divisi: Cyanobacteria
Kelas: Cyanophyceae
Ordo: Chroococcales
Family: Microcystaceae
Genus: Microcystis

d. Deskripsi
Terutama bersifat kolonial, bersel tunggal dalam budaya yang
tumbuh cepat tanpa adanya pemangsa flagellate, ciliate, dan
zooplankton. Berbagai spesies dikenali terutama pada berbagai bentuk
selubung mucilaginous yang bervariasi dari berair hingga kental,
sehingga mengubah bentuk koloni. Apakah salah satu dari spesies
yang dideskripsikan ini lebih dari sekadar bentuk pertumbuhan
sementara (morfotipe atau ecad) atau secara genetik terisolasi dari
spesies lain tampaknya tidak mungkin. Ketika diperlakukan dengan
berbagai larutan air suling dengan atau tanpa berbagai kation termasuk
K + 1, Na + 1, Mg + 2 dan Fe + 2 saja (tetapi tidak dengan Ca + 2)
morfotipe yang disebut Microcystis ichthyoblabe diubah menjadi
beberapa morfotipe yang berbeda. yang telah dijelaskan sebagai M.
wesenbergii dan M. aeruginosa (Li et al. 2013). Ketiga morfotipe ini
('spesies'?) Ditemukan dalam populasi berturut-turut di Danau Taihu,
Cina (Ibid). Suksesi yang sama telah terlihat sebelumnya di beberapa
danau dari Cina (Jia et al. 2011), Jepang (Park et al. 1993, Ozawa et al.
2005) serta danau di New Hampshire, AS (lihat halaman gambar) di
mana berbagai morfotipe yang berbeda telah ditemukan di berbagai
musim. Perbandingan 'morfotipe' baik di lapangan dan dalam budaya
laboratorium menunjukkan bahwa mereka cukup bervariasi di bawah
kondisi pertumbuhan yang berbeda yang mereka tumpang tindih, dan
melampirkan nama-nama seperti M. aeruginosa, M. ichthyoblabe, M.
novacekii, M. viridis atau M. wesenbergii tidak valid tanpa bukti lebih
lanjut (Otsuka et al. 2000). Kisah kehati-hatian adalah bahwa
taksonomi yang hanya didasarkan pada morfologi dan morfotipe dapat
menyesatkan ketika mikrohabitat dan sejarah pertumbuhan
memodifikasi bentuk koloni, mengacaukan tidak hanya strain tetapi
spesies dan bahkan genera (Otsuka dkk,2000).
15. Navicula
a. Gambar
(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Kingdom: Protista
Divisi: Chrysophyta
Kelas: Bacillariophyceae
Ordo: Naviculales
Family: Naviculaceae
Genus: Navicula
d. Deskripsi
Divisi Chrysophyta merupakan sel eukariotik terdapat
membran inti dan nukleus. Spesies yang ditemukan yaitu Navicula sp
dengan pergerakan yang lambat. Ciri khas Navicula sp bagian
pinggirnya bergerigi pada bagian dalam yaitu dinding sel terdiri atas
dua belahan atau katup yang saling menutup. Pigmen dominan karoten
berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya
adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Memiliki dinding sel yang
mengandung Selulosa, silika, kalsium karbonat, dan beberapa kitin
(Kasrina,2012).
16. Nostoc
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Goose Pond, 2009)

c. Klasifikasi
Domain: Bakteri
Divisi: Cyanobacteria
Kelas: Cyanophyceae
Ordo: Nostocales
Family: Nostocaceae
Genus: Nostoc
d. Deskripsi
Koloni bola trikoma bengkok yang diselimuti dalam matriks
agar-agar yang berwarna kuning, coklat atau hitam; berbagai warna
dan ukuran dapat dilihat di habitat yang sama, memunculkan
pertanyaan mengapa warnanya bervariasi. Koloni Nostoc pruniforme
dapat mencapai ukuran besar hingga 22 cm (Dodds dan Castenholz
1988). Secara makroskopis sebagai koloni, mereka mudah
diidentifikasi dan unik Nostoc. Secara mikroskopis mereka dapat
dikelirukan dengan Anabaena kecuali selubung penutup juga diamati.
Permukaan koloni memiliki 'kulit' lebih kental dari gel internal.
Beberapa koloni tampaknya memiliki pusat berlubang, dengan trikoma
tertanam dalam gel perifer. Warna matriks gel sangat bervariasi
bahkan dalam populasi dan habitat yang sama. Koloni termuda
(diameter 1 - 2 mm) adalah sian hingga zamrud. Kami telah
mengumpulkan koloni pirus, zamrud, dan koloni emas tua yang
berpigmen ringan dan pada saat yang sama koloni yang hampir hitam
dari diameter 1 - 6 mm.Rupanya warna gel sebagian besar disebabkan
oleh phycobilins yang larut dalam air, terutama phycoerithrin
(Mollenhaur et al. 2000). Tegumen thallus luar kadang-kadang ditutupi
oleh deposit berkapur (Ibid.) (Borzelleca, 2000).
17. Oscillatoria
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Domain: Bakteri
Divisi: Cyanobacteria
Kelas: Cyanophyceae
Ordo: Oscillatoriales
Family: Oscillatoriales
Genus: Oscillatoria
d. Deskripsi
Divisi Cyanophyta merupakan sel eukariotik, memiliki
membran inti dan nukleus, memiliki dinding sel yang tebal
(peptidoglikan), lentur, dan sel-selnya tidak memiliki flagel. Spesies
yang ditemukan yaitu Oscillatoria sp. Ciri khas Oscillatoria sp yaitu
berwarna hijau kebiru-biruan, membentuk filamen panjang lurus, dan
halus. Pigmen fotosintesis yaitu klorofil a, karotenoid serta pigmen
fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (Kasrina,2012).
18. Pediastrum sp 1
a. Gambar
(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Sphaeropleales
Family: Hydrodictyaceae
Genus: Pediastrum
d. Deskripsi
Sel nonmotil, berinti banyak yang dapat membentuk koloni
datar dengan satu sel. Sel-sel individu terbentuk bersama dengan
setidaknya 4 sel hingga 128 sel dalam cincin konsentris yang membuat
pelat datar yang menyerupai kepingan salju. Sel bisa berbentuk kerucut
atau polihedral dengan tonjolan. Sel-sel sering berlekuk atau
berlubang, kadang-kadang bertanduk pendek atau bulu yang baik dapat
meningkatkan daya apungnya di kolom air dan membantu mencegah
pemangsaan. Dinding sel mungkin halus atau dihiasi. Reproduksi
aseksual (Guiry,2013).
19. Pediastrum symplet
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Sphaeropleales
Family: Hydrodictyaceae
Genus: Pediastrum
d. Deskripsi
Sel nonmotil, berinti banyak yang dapat membentuk koloni
datar dengan satu sel. Sel-sel individu terbentuk bersama dengan
setidaknya 4 sel hingga 128 sel dalam cincin konsentris yang membuat
pelat datar yang menyerupai kepingan salju. Sel bisa berbentuk
kerucut atau polihedral dengan tonjolan. Sel-sel sering berlekuk atau
berlubang, kadang-kadang bertanduk pendek atau bulu yang baik
dapat meningkatkan daya apungnya di kolom air dan membantu
mencegah pemangsaan. Dinding sel mungkin halus atau dihiasi.
Reproduksi aseksual (Guiry,2013).

20. Peridinium
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Kingdom : Protozoa
Phylum : Myzozoa
Class : Dinophyceae
Order : Peridinales
Family : Peridineaceae
Genus : Peridinium
d. Deskripsi
Kebanyakan spesies Peridinium ditemukan di perairan tawar
atau payau, dan tidak dapat mentolerasi tingkat salinitas. Genus ini
hidupnya bersifat kosmopolit (ditemukan secara luas) di air yang
kandungan kalsiumnya tinggi, tetapi juga dapat ditemukan di air yang
pH dan nutrisinya rendah. Beberapa spesies dapat menyebabkan algae
blooming (Baker, et.al, 2012).
21. Phacus
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Divisi: Euglenozoa
Kelas: Euglenoidea
Ordo: Euglenales
Family: Euglenaceae
Genus: Phacus
d. Deskripsi
Berenang bebas dengan satu flagel muncul. Pelikel nya kaku,
sehingga sel tidak menunjukkan metabolisme (‘gerakan euglenoid -
suatu bentuk karakteristik gerakan euglenoids). Banyak kloroplas
diskoid kecil. Bentuk sel adalah 'seperti daun' di sebagian besar
spesies. Tepi strip protein striasi atau alur pembentuk pelikel terlihat
jelas, seringkali terletak sejajar dengan tepi sel atau dalam S-helix
(Graham dkk,2000).
22. Pinnularia
a. Gambar
(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Divisi: Heterokontophyta
Kelas: Bacillariophyceae
Ordo: Naviculales
Family: Pinnulariaceae
Genus: Pinnularia
d. Deskripsi
Genus Pinnularia, memiliki sel berbentuk linear, lanset, atau
bahkan elips. Kutub biasanya membulat membentuk roset. Garis
biasanya kasar (tapi mungkin lebih halus pada beberapa spesies).
Biasanya ada dua sisi seperti kloroplas, salah satu sisi garis tengah.
Panjang sel 13- 120 μm danlebar 4-16 μm. Umunnya ditemukan pada
sedimen dan substrat lainnya serta bercampur dengan gumpalan lumut.
Hidup pada airyang miskin nutrisikaya nutrisi (Bellinger, 2010). Saat
penelitian hanya didapatkan satu spesies yaitu Pinnularia sp. Diatom
uniseluler, simetris bilateral, dengan "costae" yang relatif jelas (baris
silika yang menebal) di antara striasi yang mengandung dua atau tiga
baris punctae (Harmoko dan Yuni, 2018).
23. Scenedesmus qudrifida
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Sphaeropleales
Family: Scenedesmaceae
Genus: Scenedesmus

d. Deskripsi
Ketika kultur Scenedesmus homocontinuous ditanam di bawah
intensitas cahaya tinggi dan rendah, terungkap bahwa genus ini
menampilkan karakteristik yang sama dengan tanaman tingkat tinggi
di kondisi matahari dan naungan yang sama. Dalam kondisi cahaya
yang kuat, kapasitas fotosintesis meningkat tiga kali lipat dan kadar
klorofil menurun, sedangkan kadar klorofil dalam kondisi cahaya
rendah berlipat ganda untuk mengimbangi hilangnya panjang
gelombang yang dapat diserap; peningkatan kandungan klorofil ini
memungkinkan untuk menangkap lebih banyak cahaya yang datang.
Kultur dalam kondisi cahaya yang kuat juga memiliki tingkat respirasi
yang lebih tinggi sehingga titik kompensasi dicapai pada energi yang
lebih tinggi daripada kultur cahaya rendah. Berbagai spesies
Scenedesmus, termasuk S. berlimpah, adalah bahan baku yang rajin
untuk produksi biodiesel, bidang penelitian dan minat yang semakin
penting. Karena kelimpahannya dalam sistem air tawar, Scenedesmus
membuat kandidat biodiesel yang baik karena tidak secara signifikan
maupun negatif mempengaruhi lingkungan ketika dibudidayakan
dalam jumlah besar. Di bawah konsentrasi nitrogen 0,32 g / L, alga
menunjukkan peningkatan optimal dalam konten biomassa dan lipid,
menciptakan produk biodiesel yang memenuhi kriteria untuk Badan
Perminyakan Nasional, standar biodiesel Eropa, standar Jerman, dan
standar Afrika Selatan (Mandotra dkk,2014).
24. Scneddesmus sp 1
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Sphaeropleales
Family: Scenedesmaceae
Genus: Scenedesmus
d. Deskripsi
Ketika kultur Scenedesmus homocontinuous ditanam di bawah
intensitas cahaya tinggi dan rendah, terungkap bahwa genus ini
menampilkan karakteristik yang sama dengan tanaman tingkat tinggi
di kondisi matahari dan naungan yang sama. Dalam kondisi cahaya
yang kuat, kapasitas fotosintesis meningkat tiga kali lipat dan kadar
klorofil menurun, sedangkan kadar klorofil dalam kondisi cahaya
rendah berlipat ganda untuk mengimbangi hilangnya panjang
gelombang yang dapat diserap; peningkatan kandungan klorofil ini
memungkinkan untuk menangkap lebih banyak cahaya yang datang.
Kultur dalam kondisi cahaya yang kuat juga memiliki tingkat respirasi
yang lebih tinggi sehingga titik kompensasi dicapai pada energi yang
lebih tinggi daripada kultur cahaya rendah. Berbagai spesies
Scenedesmus, termasuk S. berlimpah, adalah bahan baku yang rajin
untuk produksi biodiesel, bidang penelitian dan minat yang semakin
penting. Karena kelimpahannya dalam sistem air tawar, Scenedesmus
membuat kandidat biodiesel yang baik karena tidak secara signifikan
maupun negatif mempengaruhi lingkungan ketika dibudidayakan
dalam jumlah besar. Di bawah konsentrasi nitrogen 0,32 g / L, alga
menunjukkan peningkatan optimal dalam konten biomassa dan lipid,
menciptakan produk biodiesel yang memenuhi kriteria untuk Badan
Perminyakan Nasional, standar biodiesel Eropa, standar Jerman, dan
standar Afrika Selatan (Mandotra dkk,2014).
25. Scneddesmus obliqus
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Kingdom: Protista
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Cholocaccales
Family: Scenedesmaceae
Genus: Scenedesmus
d. Deskripsi
Scenedesmus sp. merupakan salah satu mikroalga yang belum
banyak diketahui potensinya, termasuk potensinya untuk menghasilkan
biodiesel sehingga perlu dikaji dalam suatu penelitian. Scenedesmus
sp. termasuk pada alga hijau (Chlorophyta) yang bentuknya panjang
lurus dan sedikit lengkung. Besarnya sel dengan diameter sekitar 1 - 2
µm dan panjangnya sekitar 40 µm, berkelompok membentuk koloni
yang terdiri dari 4 sampai 32 sel. Hidrolisat pati singkong diperoleh
dengan cara menghidrolisis pati singkong menggunakan enzim α-
amilase dan glukoamilase. Proses hidrolisis pati merupakan reaksi
pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang
lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa.
(Rahmayanti, 2010). Hidrolisat merupakan produk hidrolisis pati
singkong dapat digunakan oleh mikroalga termasuk Scenedesmus sp
sebagai sumber karbon organik. Hidrolisat ini umumnya lebih cepat
diserap karena molekul-molekul yang sederhana. Mikroalga akan
memanfaatkan sumber karbon organik dengan mengabsorpsi sumber
karbon tersebut apabila keadaan lingkungan menjadi miksotrof. Pada
keadaan miksotrof, mikroalga tidak menggunakan CO2 sebagai
sumber karbonnya melainkan karbon organik yaitu hidrolisat pati
singkong (Salim, 2012).
26. Selenastrum
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Lake in NH USA. 2007)

c. Klasifikasi
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Sphaeropleales
Family: Selenastraceae
Genus: Selenastrum

d. Deskripsi
Sel jarang soliter, sebagian besar dalam beberapa atau beberapa
koloni bersel dengan 4-16 sel. Bulat hingga tidak berbentuk dan tidak
terstruktur, ada atau tidak ada amplop berlendir. Sel-sel terdispersi
dalam matriks meskipun membentuk kelompok sel yang terikat oleh
sisi punggung, pada sel koloni yang lebih tua sering menjadi terlepa.
Sel-sel melengkung kuat dan seringkali sedikit sigmoid, cenderung
subkular dengan ujung runcing; 7-42 x 1,5-8 µm. Dinding sel halus.
Sel tidak berinti; parietal dan pita berbentuk kloroplas tunggal;
pirenoid sebagian besar tampak tidak ada (kecuali A. bibraianum).
Secara ultrastruktural, pirenoid dapat hadir pada spesies yang tidak
dapat divisualisasikan menggunakan mikroskop cahaya (mis., S.
gracile). Reproduksi aseksual dengan pembentukan autospore dan
fragmentasi koloni; 2-4-8 (-16) spora per sporangium. Spora terbentuk
secara paralel dalam bundel yang tetap lebih atau kurang berbeda
setelah dilepaskan. Pelepasan spora oleh robekan transversal di bagian
tengah dinding sporangial; fragmen dinding dibuang atau dilarutkan.
Tahap flagellated dan reproduksi seksual tidak diketahui. Selenastrum
planktonik dan kosmopolitan di kolam dan danau air tawar. Sebagian
besar spesies di perairan sedang sampai hangat. Dalam kultur sel dapat
tumbuh pada agar di mana mereka menjadi polimorfik. S.
capricornutum sangat menghambat pertumbuhan jamur Cladosporium
resinae. Rincian penyerapan dan pembatasan fosfat diperiksa dalam S.
capricornutum. Genus yang mirip dengan Ankistrodesmus dan dua
genera yang tidak dibedakan oleh beberapa penulis (mis. Komárek dan
Fott 1983); perbedaan utama yang terkait dengan bentuk sel dengan
Selenastrum menjadi lebih tinggi melengkung. Spesies dibedakan
sebagian besar oleh detail ukuran dan bentuk sel. S. capricornutum
yang digunakan dalam studi fisiologis dan dalam bioassay kualitas air
mungkin harus ditugaskan untuk Pseudokirchneriella(Tsarenko, 2011).
27. Spyrulina
a. Gambar
(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Lake in NH USA. 2007)

c. Klasifikasi
Kingdom: Protista
Divisi: Cyanophyta
Kelas: Cyanophyceae
Ordo: Nostocales
Family: Oscilatoriaceae
Genus: Spirulina
d. Deskripsi
Struktur sel Spirulina sp. hamper sama dengan tipe sel alga
lainya dari golongan cyanobacteria. Dinding sel merupakan dinding sel
gram-negatif yang terdiri dari 4 lapisan, dengan lapisan utamanya
tersusun dari peptidoglikan yang membentuk lapisan koheren.
Peptidoglikan berfungsi sebagai pembentukan pergerakan pada
Spirulina sp. yang membentuk spiral teratur dengan lebar belokan 26-
28μm, sedangkan sel-sel pada trachoma memiliki lebar 6-8μm
(Eykelenburg,1997).
28. Suriella
a. Gambar

(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding
(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Kelas: Bacillariophyceae
Ordo: Surirellales
Family: Surirellaceae
Genus: Surirella
d. Deskripsi
Genus Surirella memiliki katup besar, elips atau oval, berbentuk
persegi panjang atau panjang sampai dengan 15-200 μm, tepi katup sering
membentuk sayap, hidup di kolam, danau dan sungai (Belcher, 1978). Sisi
lebih kecil (atau sedikit bulat), ujung kerucut. Ukuran panjang 20-30 μm dan
lebar sekitar 10 μm (Bellinger, 2010). Saat penelitian didapatkan 2 spesies
yaitu Surirella sp dan Surirella elegans (Harmoko dan Yuni, 2018).
29. Tetracystist
a. Gambar
(Dokumentasi pribadi, 2019)

b. Gambar pembanding

(Lake in NH USA, 2007)

c. Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi: Chlorophyta
Kelas: Chlorophyceae
Ordo: Chlorococcales
Family:Chlorococcaceae
Genus: Tetracystis
d. Deskripsi
Unicel, bulat hingga bujur, berdiameter 5,5-18 μm, dengan satu
kloroplas berlubang atau stellata dan pirenoid dengan butiran tepung
yang besar. Form 4 - 8 zoospora hingga panjang 12 μm. Memiliki
cirri-ciri bulat bergumpal dan berwarna hijau (Arneson, 1973).
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, dan hasil pengamatan dapat disimpulkan
bahwa spesies yang ditemukan yaitu Aulacoseria, Chlorella, Closterium,
Cosmarium, Cyclotella, Cylandratheca closterium, Diatom, Epithemia,
Euglena, Gomponema, Micrastrias, Microcystist, Navicula, Nostoc,
Oscillatoria, Pediastrum sp 1, Pediastrum symplet, Peridinium, Phacus,
Pinnularia, Scenedesmus qudrifida, Scneddesmus sp 1, Scneddesmus
obliqus, Selenastrum, Spyrulina, Surirella, Tetracystist
2. Saran
Semoga pada praktikum selanjutnya berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Arneson, R.D. 1973. Pseudotetracystis, a new chlorosarcinacean alga. Journal of


Phycology 9(1):10-14.

Baker, D.G. 2007. Flynn’s Parasites of Laboratory Animals. 2nd Edition. Blackweel
Publishing. USA. 844 pp. University of Malaysia. CABl Publishing. 365 pp.

Borzelleca, J.F. 2000. Profiles in toxicology. Paracelsus: Herald of Modern


Toxicology. Toxicological Sciences 53:2-4.

Brook, A.J., A. Forheringham, J. Bradly and A. Jenkins. 1980. Barium


accumulations by desmids of the genus Closterium
(Zygnemaphyceae). British Journal of Phycology 15:261-264.

Brook. 1987. Terminal sack containing numerous granules or crystals of barium


sulfate diakses dari
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Charophyceae/Desmids/desmid_unicells
/placoderms/CLOSTERIUM/Closterium_Image_page.html#pic01 pada 19
Juni 2019 jam 19:11 WITA.

Crawford, R.M. 1988. A reconsideration of Melosira arenaria and M.


teres resulting in a proposed new genus Ellerbeckia. In: Algae and the
Aquatic Environment. (Round, F.E. Eds), pp. 413-433. Bristol: Biopress.

Dr. Ralf Wagner. 2005. Modified from an image posted at blki.hu diakses dari
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Bacillariophyceae/Centric/Centric_Uni
cells/CYCLOTELLA/Cyclotella_Image_page.html#pic03 pada 19 Juni 2019
jam 19:21 WITA.

Ettl, H. & G. Gärtner 1995. Syllabus der Boden-, Luft- und Flechtenalgen. Gustav Fischer,
Stuttgart

Goose Pond. 2009. at the National Institute of Environmental Science, Japan


diakses dari
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Cyanobacteria/cyano_filaments/cyano_u
nbranched_fil/untapered_filaments/heterocysts/no_visible_sheath/ANABAEN
A/Anabaena_Image_page.html#pic10 pada 19 Juni 2019 Jam 18:56 WITA.

Goose Pond. 2009. at the National Institute of Environmental Science, Japan


diakses dari
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Cyanobacteria/cyano_filaments/cyano_u
nbranched_fil/untapered_filaments/heterocysts/vis_sheath/NOSTOC/Nostoc_I
mage_page.html#pic02 pada 19 Juni 2019 jam 19:52 WITA.

Graham, L., and L. Wilcox 2000. Algae. Prentice-Hall

Guiry, M.D. and G.M. Guiry 2013. AlgaeBase. World-wide electronic publication,
National University of Ireland, Galway. http://www.algaebase.org; searched
on 18 June 2019.

Guiry, M.D. and G.M. Guiry 2013. AlgaeBase. World-wide electronic publication,
National University of Ireland, Galway. http://www.algaebase.org; searched
on 18 June 2019.

Hank Schulp. 2012. Cosmarium sp. from a lake in New Hampshire USA diakses
dari
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Charophyceae/Desmids/desmid_unicel
ls/placoderms/COSMARIUM/Cosmarium_Image_page.html#pic01 pada 19
Juni 2019 jam 19:15 WITA.

Harmoko dan Yuni Krisnawati. 2018. KEANEKARAGAMAN MIKROALGA


DIVISI CYANOBACTERIA DI DANAU AUR KABUPATEN MUSI
RAWAS. Jurnal Biodjati. Vol 3, no 1.

Harmoko dan Yuni Krisnawati. 2018. Mikroalga Divisi Bacillariophyta yang


Ditemukan di Danau Aur Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Biologi Universitas
Andalas. Vol 6, no 1.

Hasle, G.R., and E.E. Syvertsen 1997. Marine Diatoms. In: Tomas, C.R.
(Ed.) Identifying Marine Phytoplankton. Academic Press.

Jason Oyadomari. 2011. Melosira granulate diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Bacillariophyceae/Centric/Centric_Fila
ments/MELOSIRA/Melosira_image_page.htm#pic01 pada 19 Juni 2019 Jam
19:01 WITA.
Jonathan Dufresne. 2010. Micrasterias sp. from a lake in New Hampshire USA
diakses dari
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Charophyceae/Desmids/desmid_unicells
/placoderms/MICRASTERIAS/Micrasterias_Image_page.html#pic03 pada 19
Juni 2019 Jam 19:42 WITA.

Kasrina; Sri Irawati dan Wahyu E Jayanti. 2012. RAGAM JENIS MIKROALGA
DI AIR RAWA KELURAHAN BENTIRING PERMAI KOTA BENGKULU
SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA. Jurnal
Exacta. Vol 10 No 1.

Kelley, J.T., Belknap, D.F., and Claesson, S., 2010, Drowned coastal deposits with
associated archeological remains from a sea-level “slowstand”: northwestern Gulf
of Maine, USA. Geology, v. 38, p. 695-698, doi: 10.1130/G31002.1

Kilham, S.S., C.L. Kott and D. Tilman 1977. Phosphate and silicate kinetics for the
Lake Michigan diatom Diatoma elongatum. International Association of
Great Lakes Research 3(1-2):93-99.

Lake in NH USA. 2007. Euglena (Euglenophyceae) diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Euglenophyceae/ps_euglenoids/EUGL
ENA/Euglena_Image_page.html#pic01 pada 19 Juni 2019 jam 19:33 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Gomphonema (Bacillariophyceae) diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Bacillariophyceae/Pennate/biraphes/bira
phe_colony/GOMPHONEMA/Gomphonema_Image_page.html#pic02 pada
19 Juni 2019 jam 19:38 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Navicula (Bacillariophyceae) diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Bacillariophyceae/Pennate/biraphes/bira
phe_unicells/biraphe_unicells_symmetric/NAVICULA/Navicula_Image_page
.html#pic01 pada 19 Juni 2019 jam 19:50 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Oscillatoria diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Cyanobacteria/cyano_filaments/cyano_u
nbranched_fil/untapered_filaments/no_heterocysts/no_vis_sheath/OSCILLAT
ORIA/Oscillatoria_Image_page.html#pic02 pada 19 Juni 2019 jam 19:56
WITA.
Lake in NH USA. 2007. Pediastrum simplex diakses dari
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Chlorophyceae/colonies/colonies_not_fl
agellated/PEDIASTRUM/Pediastrum_Image_page.html#pic01 pada 19 Juni
2019 jam 20:01 WITA

Lake in NH USA. 2007. Peridinium sp diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Dinophyceae/PS_dinos/PERIDINIUM/P
eridinium_Image_page.html#pic01 pada 19 Juni 2019 jam 20:06 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Phacus sp diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Euglenophyceae/ps_euglenoids/PHACU
S/Phacus_Image_page.html#pic01 pada 19 Juni 2019 jam 20:09 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Pinnularia sp diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Bacillariophyceae/Pennate/biraphes/bira
phe_unicells/biraphe_unicells_symmetric/PINNULARIA/Pinnularia_Image_p
age.html#pic02 pada 19 Juni 2019 jam 20:13 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Scenedesmus sp diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Chlorophyceae/colonies/colonies_not_fl
agellated/SCENEDESMUS/Scenedesmus_Image_page.html#pic01 pada 19
Juni 2019 jam 20:17 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Selenastrum sp diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Chlorophyceae/colonies/colonies_not_fl
agellated/SELENASTRUM/Selenastrum_Image_page.html#pic01 pada 19
Juni 2019 jam 20:27 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Spyrulina sp diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Cyanobacteria/cyano_filaments/cyano_u
nbranched_fil/untapered_filaments/no_heterocysts/no_vis_sheath/SPIRULIN
A/Spirulina_Image_page.htm#pic02 pada 19 Juni 2019 jam 20:29 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Surirella sp diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Bacillariophyceae/Pennate/biraphes/bira
phe_unicells/biraphe_unicells_asymmetric/keeled/SURIRELLA/Surirella_Im
age_page.htm#pic01 pada 19 Juni 2019 jam 20:41 WITA.

Lake in NH USA. 2007. Tetracystist sp diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Chlorophyceae/unicells/non_flagellated/
TETRACYSTIS/Tetracystis_Image_page.html#pic01 pada 19 Juni 2019 jam
20:46 WITA.

Mandotra, S.K., K. Pankaj, M.R. Suseelaa and P.W. Ramtekeb 2014. Fresh water
green microalga Scenedesmus abundans: A potential feedstock for high
quality biodiesel production. Bioresource Technology 156: 42-47.

Meindl, U., and W.G. Url 1985. Observation of electron dense fibrillar bodies in
the desmidClosterium lunula. Phyton (Austeria) 25(2):297-300.

Muryani, Nova (2018) Komunitas Plankton di Danau Hijau Bekas Tambang Batu
Bara Desa Pangkalan Kecamatan Pucuk Rantau, Kabupaten Kuantan
Singingi, Riau. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Otsuka, S., S. Suda, R. Li, S. Matsumoto and M.M.


Watanabe. 2000. Morphological variability of colonies
of Microcystis morphospecies in culture. Journal of General Applied
Microbiology 46:39-50.

Round, F. E., Crawford, R. M., Mann, D. G. 1990. The Diatoms. Cambridge


University Press. New York, NY.

Round, F. E., Crawford, R. M., Mann, D. G. 1990. The Diatoms. Cambridge


University Press. New York, NY.

Ryan Toh. 2010. Chlorella sp. from Hodges Lake, San Diego, California USA
diakses dari
http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Chlorophyceae/unicells/non_flagellated/
CHLORELLA/Chlorella_Image_page.htm#pic01 pada 19 Juni 2019 Jam
19:05 WITA.

Salim Mohamad Agus. 2015. KADAR LIPIDA Scenedesmus sp PADA KONDISI


MIKSOTROF DAN PENAMBAHAN SUMBER KARBON DARI
HIDROLISAT PATI SINGKONG. Jurnal Biodjati. Vol. IX No. 2.

Smithii. 2010. Microcystis cf diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Cyanobacteria/cyano_colonies/MICRO
CYSTIS/Microcystis_Image_page.html#pic01 pada 19 Juni 2019 jam 19:46
WITA.
Tsarenko, P.M. (2011). Chlorococcales. In: Algae of Ukraine: diversity,
nomenclature, taxonomy, ecology and geography. Volume 3 no 1.

Utami Novi Puji; Yuniarti; Kiki Haetami. 2012. Pertumbuhan Chlorella sp. yang
dikultur pada perioditas cahaya yang berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan.
Vol 3, no 3.

William Bourland. 2007. Actinastrum (Chlorophyceae) diakses dari


http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Chlorophyceae/colonies/colonies_not_fl
agellated/ACTINASTRUM/Actinastrum_Image_page.html#pic01 pada 19
Juni 2019 Jam 18:49 WITA.

Anda mungkin juga menyukai