Anda di halaman 1dari 7

Ciri-ciri chlorophyta.

a.Ciri Umum

1.Berwarna hijau terang

2.Kosmopolitan (air tawar, payau, asin.

3.Dari oligotrof sampai eutrof

4.Memiliki anggota terbanyak

5.Eukariot (umumnya uninucleate)

6.Ada yang unisel, koloni dan filament

7.Pigmen yang dimiliki : klorofil a, b,karoten dan beberapa xantofil

8.Dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa

b.Ciri khusus

1. Bentuk flagel isokontae, jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral)

2.Sebagian anggota memiliki flagel (dapat bergerak sedikit)

3.Memiliki jumlah enam ribu anggota

4.Alkena dengan “green algae”, memiliki klorofil a dan b

c. Pigmen

Pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain
yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil. Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang
bentuknya bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang.

d.Habitat Chlorophyta

biasanya hidup di air tawar, alga ini merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Beberapa
jenis yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada pula jenis-jenis
Chlorophyta yang hidup di tanah-tanah yang basah, bahkan ada diantaranya yang tahan akan kekeringan
(Gembong, 1989). Jenis alga ini yang hidup di air tawar umumnya bersifat kosmopolit, terutama hidup di
tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan, pada air mengalir (air selokan
dan air sungai). Pada beberapa anggota bangsa Zignematales, Odogonium, Pithophora tumbuh di air
mengapung atau melayang
F.alat gerak

Ada dua tipe pergerakan fototaksis pada Chlorophyta yakni, pergerakan dengan flagela dan sekresi lendir.
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif dijumpai alat gerak. Flagel
dihubungkan dengan struktur yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada
pangkal dari tiap flagela disebut blepharoplas. Granula tersebut masing-masing dihubungkan oleh
benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa (Saptasari, dkk., 2007). Sedangkan pada
pergerakan dengan sekresi lendir disebabkan adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi
lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan ke depan bagian kutub
berayun dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir bagian yang belakang seperti berkelok-kelok
(Saptasari, dkk., 2007).

f.Bentuk Hidup

Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran ataupun dalam bentuk dan
susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang
bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan
tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut:

1)sel tunggal (uniseluler) dan motil (contoh:chlamydomonas),

2)sel tunggal uniseluler dan non motil (contoh:chlorella),

3)sel senobium (koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif
tetap),

4)koloni tak baraturan (contoh:tetraspora),

5)filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang)

a.filamen tidak bercabang, contoh: ulothrix, oedogonium

b.filamen bercabang, contoh: chladhopora, pithopora

6)heterotrikus (filamen barcabang bentuknya terbagi menjadi prostate dan erect),

7)foliaceus atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih dari satu bidang, dan

8)tubular (talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang).


2.Klasifikasi Chlorophyta

Kingdom : Plantae Divisio : Chlorophyta Class : Chlorophyceae dan Charophyceae Ordo : Halimedales
Genus : Caulerpa Species : Caulerpa racesmosa

Chlorophyta dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Chloropyceae dan Charophyceae. Menurut Smith (1955)
Chlorophyceae dibagi menjadi 10 bangsa, yaitu: Volovocales, Tetrasporales, Ulothrichales, Ulvales,
Schizogoniales (Prasiolales), Oedogoniales, Zygnematales, Chlorococcales, Siphonales, dan
Siphonocladales. Oleh beberapa penulis, Tetrasporales dan Volovocales sering disatukan menjadi satu
bangsa, yaitu Volvocales dan Tetrasporales dianggap sebagai anak bangsa dan Volvocales. Dalam hal ini,
mereka berpendapat bahwa kedua bangsa tersebut hanya mempunyai perbedaan kecil.

1.Ordo Volvocales

Pada umumnya memiliki unicleate-sel sempurna (punya mitokondria, badan golgi, reticulum
endoplasma, dan organel. Bentuk tubuhnya ada yang unicel, koloni, dan filament. Ordo ini ada yang
memiliki flagel dan ada juga yang tidak memiliki flagel. Pada umumnya fototaksis positif (bila ada cahaya
maka akan mendekati cahaya tersebut). Ordo ini memiliki lima family, yaitu:

a) Polyblepharidaceae

b)Chlamydomonadaceae

c) Phacotaceae

d)Volvocaceae

e)Spondylomoraceae

2.Ordo Tetrasporales
Bentuk selnya ada yang
Unisel ada yang koloni,
tidak memiliki
flagel.Ordo ini memiliki 2
famili, yaitu:
a) Palmelaceae

b)Tetrasporaceae

3.Ordo Ulotrichales

Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih sederhana membentuk koloni
berupa benang yang bercabang atau tidak. Benangbenang itu selalu bertambah panjang karena sel-
selnya membelah melintang. Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar dan melekat
pada suatu substrat / alas. Dan talus ini sudah mempunyai susunan seperti jaringan parenkim. Ada pula
yang talusnya berbentuk pipa atau pita. Dalam kelompok ini termasuk antara lain: Suku Ulotrichaceae,
contoh :Ulothrix zonata, Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh interkalar. Sel-
selnya pendek, kloroplas bentuk pipa. Pangkal melekat pada substrat.

4.Ordo Oedegoniales Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air atawar dan melekat di dasar
perairan. reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang flagela
banyak.

5.Ordo Ulvales Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti
lembaran daun. berkembang bial secara vegetatif dengan menghasilkan spora.

6.Ordo Schizogonales

7.Ordo Chlorococcales Ordo Chlorococcadales memiliki sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk
sehingga tidak bergerak. Mempunyai satu inti dan satu kloroplas. Mereka merupakan satu koloni yang
bentuknya bermacam-macam, dan tidak lagi melakukan pembelahan sel yang vegetatif. Ordo ini
memiliki 4 famili, yaitu:

a) Chlorococcaceae

b)Oocystaceae

c) Hydrodictiaceae

d)Scenedesmaceae

8.ordo Siphonales

Habitat di laut dan air tawar ganggang hijau (kelas Chlorophyta) yang memiliki filamen pada dasarnya
terdiri dari sel multinukleat besar dengan dinding yang memalang langka dan biasanya hanya berdekatan
dengan organ reproduksi. Contoh:Codium,Siphonocladales. Bentuknya bermacam-macam, kebanyakan
hidup dalam air laut, talusnya tidak mempunyai dinding pemisah yang melintang. Sehingga dinding
selnya menyelubungi masa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Hanya alat-alat
berkembang biak saja yang terpisah oleh suatu dinding (sekat). siphonales terdiri beberapa jenis, salah
satunya yaitu: Protosiphon botryoides(suku protosiphonaceae)

9.Ordo Zygnemetales Pada Umumnya unisel, koloni, filamen atau desmid, tidak memiliki flagel. Biasanya
hidup di air tawar atau payau. Yang berbentuk koloni ada yang menghasilkan lendir yang mengapung dan
menimbulkan bau busuk. Ordo ini memiliki 3 famili, yaitu:

a)Zygnemataceae

b) Desmidiaceae

c) Mesotaeniaceae

10. Ordo Siphonacladdales Urutan ganggang hijau (kelas Chlorophyta) awalnya termasuk semua anggota
multinukleat kelas mampu divisi vegetatif tapi sekarang biasanya terbatas pada mereka yang ternyata
berasal dari Siphonales dan nonseptate ketika muda (seperti dalam keluarga Valoniaceae dan
Dasycladaceae)

3.beberapa contoh chlorophyta sebagai bioindikator

Alga dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator logam berat karena dalam proses pertumbuhannya,
alga membutuhkan berbagai jenis logam sebagai nutrien alami, sedangkan ketersediaan logam
dilingkungan sangat bervariasi. Suatu lingkungan yang memiliki tingkat kandungan logam berat yang
melebihi jumlah yang diperlukan, dapat mengakibatkan pertumbuhan alga terhambat, sehingga dalam
keadaan ini eksistensi logam dalam lingkungan adalah polutan bagi alga.

Syarat utama suatu alga sebagai bioindikator adalah harus memiliki daya tahan tinggi terhadap toksisitas
logam berat karena akumulasi (penumpukan) logam berat dalam alga akan memberikan pengaruh racun,
baik toksisitas akut maupun toksisitas kronis. Selain memiliki daya tahan yang tinggi terhadap toksisitas
logam berat, persyaratan lain untuk pemanfaatan alga sebagai bioindikator adalah :

alga yang dipilih mempunyai hubungan geografis dengan lokasi yaitu berasal dari lokasi setempat, hidup
dilokasi tersebut, dan diketahui radius aktivitasnya,

alga itu terdapat dimana-mana, supaya dapat dibandingkan terhadap alga yang berasal dari lokasi lain,

komposisi makanannya diketahui,


populasinya stabil,

pengumpulan alga mudah dilakukan,

relatif mudah dikenali di alam, dan

masa hidupnya cukup lama, sehingga keberadaannya memungkinkan untuk merekam kualitas
lingkungan di sekitarnya.

Berikut adalah contoh spesies alga yang potensial sebagai bioindikator logam berat berdasarkan
beberapa rujukan penelitian :

Tabel 1. Spesies Alga yang Potensial sebagai Bioindikator

BAB III Penutup

Chlorophyta atau disebut juga ganggang hijau merupakan golongan terbesar (6.000-7.000 spesies).
Habitatnya di air tawar, air laut, dan tanah basah. Chlorophyta bersifat eukariot atau mempunyai
membran inti. Ciri khususnya adalah mempunyai klorofil a dan b, karoten, dan xantofil dengan klorofil a
yang terbanyak sehingga menyebabkan alga ini berwarna hijau, dinding sel terdiri dari selulosa, dan
sebagian memiliki flagella.
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Ahmad. Badri, Ahmad. 1994. Ekologi air tawar . Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka

Nontji, Anugerah. 2008. Plankton Laut . Jakarta: LIPI Press

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Semarang: Universitas Diponegoro

Soegiarto. 1986. Rumput Laut (Algae) Manfaat, Potensi dan Usaha Budidaya. Lembaga Osceanologi
Nasional LIPI.

Sulistijo, 2009.Pelayaran Kebangsaan Ilmuwan Muda. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jakarta

Waryono, T. 2001.Biogeografi Alga Makro (Rumput Laut) dalam Kawasan Pesisir Indonesia. Seminar
Ikatan Geografi Indonesia. Malang

Anda mungkin juga menyukai