Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

SISTEM ENDOKRIN

Nama : Putu Demas Ardina Merta


NIM : 018.06.0060
Kelompok : Kelompok 3 / sesi I / Kelas B
Modul : Blok Metabolisme dan Imunologi
Dosen : dr. Rizki Mulianti, S.Ked

LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya penyusun dapat melaksanakan dan menyusun laporan
praktikum histologi yang berjudul “Sistem Endokrin” tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai
praktikum histologi dan syarat mengikuti ujian praktikum histologi. Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1. dr. Rizki Mulianti, S.Ked, selaku dosen pembimbing praktikum histologi
kelompok penulis.
2. Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan masukan
terkait makalah yang penulis buat.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak.

Mataram, 17 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Masalah 2
1.3 Manfaat Masalah 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Hypophyse
4
2.2. Epiphyse/Pineal Gland
4
2.3. Thyroidea/Thymus
5
2.4. Parathyroidea
5
2.5. Suprarenals/Adrenal
2.6. Pankreas
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat 8
3.2 Alat Dan Bahan 8
3.3 Cara Kerja 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan 9
4.2 Pembahasan 11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 15
DAFTAR PUSTAKA 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)
yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah
untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa
pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang
selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Jaringan sekretoris disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang
dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Jaringan sekretoris dibagi menjadi sel
kelenjar, saluran kelenjar & saluran getah. Sel kelenjar mengandung
bermacam senyawa hasil metabolisme. Saluran kelanjar adalah sel berdinding
tipis dengan protoplasma yang kental mengelilingi suatu ruas berisi senyawa
yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Saluran getah terdiri atas sel-sel atau
sederet sel yang mengalami fusi, berisi getah, dan membentuk suatu sistem
jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain.
Berdasarkan latar belakang diatas untuk mengetahui jaringan penyusun
sistem hepatobillier, maka diperlukan adanya praktikum dan pengamatan
mengenai histologi yang menyusun sistem hepatobillier melalui preparat
permanen. Dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai histologi
sistem hepatobillier.

1
1.2. Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu memahami histologi sistem Endokrin.
1.2.2 Mahasiswa mampu mengamati komponen-komponen sistem Endokrin.
1.2.3 Mahasiswa mampu mengamati struktur beserta bagian-bagian dari
komponen sistem Endokrin.
1.2.4 Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri jaringan sistem Endokrin.

1.1 Manfaat
1.3.1 Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai histologi sistem
Endokrin.
1.3.2 Untuk dapat membedakan bentuk dari setiap komponen sistem
Endokrin.
1.3.3 Untuk memahami struktur dan fungsi masing-masing komponen sistem
Endokrin.
1.3.4 Untuk memmmahami ciri-ciri jaringan sistem Endokrin.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem endokrin terdiri atas sel, jaringan, dan organ yang menyintesis dan
menyekresi hormon langsung ke dalam kapiler darah dan limfe. Oleh karena itu,
kelenjar dan organ endokrin tidakmemiliki duktus eksretorius. Selain itu, sel-sel di
kebanyakan jaringan dan organ endokrin tersusun dalam bentuk pita (korda) dan
kelompok, dan dikelilingi oleh anyaman kapiler (rete capillare) yang luas.
Hormon dihasilkan oleh sel endokrin mencakup turunan peptida, protein,
steroid, asam aming dan katekolamin. (arena hormon bekerja di tempat yang jauh
dari tempat pelepasannya, hormon mula- mula masuk ke aliran darah untuk
dibawa ke organ sasaran. Di sini, hormon mempengaruhi struktur dan fungsi sel
organ sasaran dengan berikatan pada reseptor hormon spesifik. Reseptor hormon
dapat terletak di membran plasma, sitoplasma, atau inti sel sasaran. Reseptor
nonsteroid untuk hormon protein dan peptida biasanya terletak di permukaan sel.
Interaksi dan aktivasi reseptor oleh hormon menyebab- kan pembentukan seconil
tnessenger intraselular, yaitu adenosin monofosfat siklik atau AMP siklik untuk
berbagai hormon. AMP siklik kemudian mengaktifkan rangkaian khusus enzim
dan berbagai proses selular sebagai respons spesifik terhadap hormon yang
bersangkutan.
Reseptor lainnya berada di intraselular dan diaktifkan oleh hormon yang
berdifusi melalui membran sel dan membran nuklearis. Hormon steroid dan
hormon tiroid larut dalam lemak dan mudah menem- bus membran ini. Setelah
berada di dalam sel sasaran, hormon steroid ini berikatan dengan reseptor protein
spesifik. Kompleks reseptor-hormon yang terbentuk berikatan dengan sekuens
DNA tertentu di nukleus yang kemudian mengaktifkan atau menghambat gen-gen
tertentu. Gen yang teraktivasi memulai sintesis mRNA, yang masuk ke sitoplasma
untuk menghasilkan hormon-protein spesifik. Protein yang baru memicu
perubahan selular yang secara spesifik disebabkan oleh pengaruh hormon tertentu.
Hormon yang berikatan dengan reseptor intraselular tidak memerlukan second
messenger, tetapi secara langsung mempengaruhi ekspresi gen sel sasaran.

3
Banyak organ memiliki sel endokrin tersendiri atau jaringan endokrin.
Organ campuran (endokrin- eksokrin) meliputi pankreas, ginjal, organ reproduksi
kedua jenis kelamin, plasenta, dan saluran pen- cernaan. Sel dan jaringan endokrin
dibahas bersama organ eksokrin padabab bersangkutan.
Terdapat juga organ atau kelenjar endokrin. Organ ini adalah hipofisis atau
kelenjar pituitaria (glandula pituitaria), kelenjar tiroid (glandula thyroidea),
keleniar adrenal (glandula suprarenalis), dan keleniar paratiroid (glandula
parathyroidea).
2.1. Hipophyse Gland
Adenohipofisis yang berasal dari epitel memiliki 3 subdivisi: pars
distalis, pars tuberalis, dan pars intermedia. Pars distalis adalah bagian
hipofisis yang paling besar. Pars tuberalis mengelilingi tangkai saraf
(truncus). Pars intermedia adalah lapisan sel yang tipis di antara pars distalis
dan neurohipofisis. Bagian ini menggambarkan sisa kantung hipofisis dan
rudimenter pada manusia, tetapi menonjol pada mamalia lain.
Neurohipofisis, terletak di belakang adenohipofisis, juga terdiri atas tiga
bagian: eminentia mediana, infundibulum, dan pars nervosa. Eminentia
mediana terdapat di basis hipotalamus tempat keluarnya tangkai hipofisis atau
infundibulum, yang mengandung akson tidak bermielin yang berjalan dari
neuron di hipotalamus. Bagian neurohipofisis yang besar adalah pars nervosa.
Bagian ini mengandung akson tidak bermielin neuron hipotalamus sekretorik,
ujung-ujungnya yang mengandung hormory dan sel penunjang, yaitu pituisit
(pituicytus).
2.2. Epiphyse Gland/Pineal Gland
Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri, epiphysis,
conarium atau “Mata ketiga”) adalah sebuah kelenjar endokrin pada otak
vertebrata. Ia memproduksi serotonin turunin dari melatonin, sebuah hormon
yang mempengaruhi modulasi pola bangun/tidur dan fungsi musiman.
Kelenjar pineal atau epiphyse gland berwarna abu-abu kemerahan dan
sekitar ukuran sebutir beras (5-8 mm) pada manusia, berlokasi hanya di
rostro-dorsal dengan superior colliculus dan di belakang dan di bawah stria

4
medullaris, di anatara berposisi lateral badan thalamus. Kelenjar ini
merupakan bagian dari badan epithalamus.
2.3. Thyroidea Gland

Keleniar tiroid (glandula thyroidea) terletak di leher depandi bawah

laring. Ini adalah kelenjar tunggal yang terdiri dari lobus kiri dan kanan yang

besar, dihubungkan oleh isthmus di tengah. Sebagian besar sel, jaringan, atau

organ endokrin tersusun dalam bentuk pita (korda) atau kelompok, dan

menyimpan produk sekretoriknya di dalam sitoplasmanya. Kelenjar tiroid

adalah organ endokrin yang unik karena sel-selnya tersusun menjadi struktur

bulat, yaitu folikel (follicutus). Setiap folikel dikelilingi oleh serat retikular

dan suatu anyaman kapiler yang memudahkan hormon tiroid masuk ke dalam

aliran darah. Epitel folikel dapat berupa epitel selapis gepeng, kuboid, atau

kolumnar rendah, bergantung pada ke- adaan aktivitas kelenjar tiroid.

Folikel adalah unit struktural dan fungsional kelenjar tiroid. Sel-sel

yang mengelilingi folikel, yaitu sel folikular (thyrocytus T), juga disebut

cellula principalis, menyintesis, melepaskan, dan menyimpan produknya di

luar sitoplasma, atau ekstraselular, di lumen folikel sebagai substansi

gelatinosa, yaitu koloid (co11oidum). Koloid terdiri atas tiroglobulin, suatu

glikoprotein beriodin yang merupakan bentuk simpanan hormon tiroid yang

tidak aktif Selain sel folikular, kelenjar tiroid juga mengandung sel

parafolikular (thyrocytus C) terpulas- pucat yang lebih besar. Sel-sel ini

ditemukan di tepi epitel folikel atau di dalam folikel' Jika sel parafoli kular

terle-tak di dalam suatu folikel, sel ini biasanya terpisah dari lumen folikel

oleh sel-sel folikular disekitarnya.


2.4. Parathyroidea Gland

5
Mamalia umumnya memiliki empat keleniar paratiroid (glandula

parathyroidea). Keleniar-kelenjar oval kecil ini terdapat di permukaan

posterior kelenjar tiroid, tetapi terpisah dari kelenjar tiroid oleh kapsul

(capsula) laringan ikat yang tipis. Kelenjar paratiroid biasanya terdapat di

kutub superior dan satu di kutub inferior setiap lobus kelenjar tiroid. Berbeda

dengan kelenjar tiroid, sel-sel kelenjar parati- roid tersusun dalam bentuk pita

(korda) atau kelompo( dikelilingi oleh banyak anyaman kapiler.

Terdapat dua jenis sei di kelerrlar paratiroid: sel prinsipalis atau chief

cell (parathyrocytus principalis) fungsional dan sel oksifil (parathyrocytus

oxyphilicus). Sel oksifillebihbesar, ditemukan trrrrgg"l atau dalJm kelompok

kecil, dan jumlahnya lebih sedikit daripada sel prinsipalis. Pada sediaan

histologik rutin, sel ini terpulas sangat asidofilik. Kadang-kadang, folikel

terisi-koloid yang kecil mungkin terlihat di kelenjar Paratiroid.


2.5. Suprarenals Gland/Adrenal Gland

Keleniar adrenal (glandula suprarenalis) adalah organ endokrin yang

terletak di dekat kutub superior masing-masing ginlal. Setiap kelenjar adrenal

dibungkus oleh kapsul jaringan ikat padat tidak teratur dan melekat di

jaringan adiposa di sekitar ginjal. Keleniar adrenal terdiri atas korteks di

sebelah luar dan medula di sebelah dalam. Meskipun kedua bagian kelenjar

adrenal ini berada dalam satu organ dan dipasok oleh pembuluh darah yang

sama, tetapi memiliki asal embriologis, struktur, dan fungsi yang berbeda dan

terpisah.

Korteks adrenal memperlihatkan tiga zona konsentrik: zona

glomerulosa, zona fasciculata, dan zona reticularis. Zona glomerulosa adalah

suatu zona tipis, inferior dari kapsul kelenjar adrenal Zona terdiri dari sel-sel

yang tersusun dalam kelompok kecil.

6
Zona fasciculata merupakan zona intermedia dan paling tebal di korteks

adrenal. Zona ini mem- perlihatkan kolom-kolom vertikal dengan ketebalan

satu sel di dekat kapiler yang lurus. Lapisan ini ditandai oleh sel terpulas-

pucat akibat adanya butiran lemak yang banyak. Zona reticularis adalah

bagian paling dalam yang berbatasan dengan medula adrenal. Sel-sel di zona

ini tersusun dalam bentuk pita (korda) atau kelompok. Di ketiga zona, sel

sekretorik terletak berdekatan dengan kapiler berfenestra. Sel-sel zona ini

didalam kelenjar adrenal menghasilkan tiga kelas hormon steroid:

mineralokortikoid, glukokortikoid, dan hormon seks.

Medula terletak di bagian tengah kelenjar adrenal. Sel-sel di medula

adrenal, juga tersusun dalam pita (korda) kecil, adalah neuron simpatis

pascaganglionik yang dimodifikasi yang iehilangan akson dan dendritnya

sewaktu masa perkembangan. Neuron ini kemudian menjadi sel seGtorikyaig

menyintesis dan menyekresi katekolamin (terutama epinefrin dan

norepinefrin). Akson preganglionik neuron simpatis mempersarafi sel medula

adrenal, yang dikelilingi oleh banyak anyaman kaplier. Karena itu, pelepasan

epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal berada dibawah kontrol

langsung divisi simpatis susunan saraf otonom.

2.6. Pancreas Gland


Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki
dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta
menghasilkan beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada
kuadran kiri atas abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya menempel
pada organ duodenum. Produk enzim akan disalurkan dari pankreas ke
duodenum melalui saluran pankreas utama. Beberapa fungsi dari pankreas
adalah: (1). Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon,
yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat
pelepasan dari hati. (2). Pengurangan kadar gula dalam darah dengan

7
mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel
pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah
glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum Sistem Uropoetika :
Hari/Tanggal : Kamis, 12 September 2019
Waktu : 13.00 – 14.40 WITA
Tempat : Laboraturium Terpadu 1, Fakultas Kedokteran,
Universitas Islam Al-Azhar
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Kaca preparat.
b. Penutup kaca preparat.
c. Mikroskop.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Preparat Hipophyse
b. Preparat Epiphyse
c. Preparat Thyroidea/Thymus
d. Preparat Parathyroidea
e. Preparat Suprarenals/Adrenal
f. Preparat Pancreas
3.3. Cara Kerja
1. Menyediakan preparat yang akan diamati
2. Mengamati preparat di bawah mikroskop
3. Mengenali setiap bagian preparat
4. Menggambar hasil pengamatan pada buku gambar

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


No Gambar Hasil Pengamatan Identifikasi
1.
Preparat Hypophyse 40x :




2.
Preparat Epiphyse 40x :



10
3.
Preparat Thyroidea 40x :

4.
Preparat Parathyroidea 10x :

5.
Preparat Suprarenals 40x :

11
6.
Preparat Pancreas 40x :

12
4.2 Pembahasan
1. Kelenjar Hipofisis
Hipofisis (kelenjar pituitaria) terdiri atas dua subdivisi utama,
adenohipofisis dan neurohipofisis. Adenohipofisis dibagi lagi menjadi pars
distalis (lobus anterior), pars tuberalis, dan pars intermedia. Neurohipofisis
dibagi menjadi pars nervosa, infundibulum, dan eminentia mediana (tidak
tampak). Pars tuberalis mengelilingi infundibulum dan terlihat di atas dan
di bawah infundibulum dalam potongan sagital. Infundibulum
menghubungkan hipofisis dengan hipotalamus di dasar otak.
Pars distalis mengandung dua jenis sel utama, sel kromofob
(endocrinocytus chromophobus) dan sel kromofil (endocrinocytus
chromophilus). IGomofil dibagi lagi menjadi asidofil (sel alfa) dan basofil
(set beta).
Pars intermedia dan pars nervosa membentuk lobus posterior
hipofisis. Pars nervosa terutama terdiri dari akson tidak bermielin dan
pituisit penunjang. Suatu kapsul iaringan ikat mengelilingi pars distalis
dan pars nervosa kelenlar.
Pars intermeda terletak diantara pars distalis dan pars nervosa, dan
mencerminkan sisa lumen kantung Rathke. Pars intermedia biasanya
mengandung vesikel terisi-koloid yang dikelilingi oleh sel pars intermedia.
Baik pars distalis manpun pars nervosa dipasok oleh banyak pembuluh
darah dan kapiler dengan berbagai ukuran.
2. Kelenjar Epifisis/Pineal Gland
Tubuh kelenjar pineal pada manusia terdiri atas lobular parenkim dari
pinealocytes dikelilingi oleh ruangan jaringan pengikat. Permukaan
kelenjar itu ditutupi oleh sebuah kapsul pial.
Kelenjar pineal terdiri utamanya dari sel pinealocytes yang
memproduksi hormon melatonin, dan beberapa sel lain seperti sel
interstitial, sel perivascular phagocyte, neuron pineal, dan peptidergic
neuron-like cell yang memiliki fungsi pengaturan parakrin.

13
3. Kelenjar Tiroid
Keleniar tiroid berhubungan erat dengan keleniar paratiroid. Suatu
kapsul iaringan ikat tipis dengan kapiler dan pembuluh darah memisahkan
kedua kelenjar. Trabekula jaringan ikat dari kapsul meluas ke dalam
kelenjar paratiroid dan membawa pembuluh darah yang lebih besar ke
bagian dalam kelenjar. Pembuluh darah ini kemudian bercabang menjadi
kapiler di sekitar sel paratiroid, Sel-sel kelenjar paratiroid tersusun dalam
pita (korda) dan kelompok yang saling beranasto- mosis, bukannya berupa
folikel dengan koloid, dilapisi oleh sel folikular, di kelenjar tiroid. Namun,
kadang ditemukan folikel kecil dengan material koloid di kelenjar
paratiroid. Kelenlar paratiroid mengandung dua jenis sel, sel prinsipalis
(chief cell) dan sel oksifil. Sel prtn- sipalis adalah sel yang paling banyak.
Sel ini bulat dan memiliki sitoplasma yang pucat dan agak asidofilik. Sel
oksifil lebih besar dan tidak sebanyak daripada sel prinsipalis, dan
menunjukkan sitoplasma asidofilik dengan inti yang lebih gelap dan lebih
kecil. Sel oksifil ditemukan tunggal atau dalam kelompok kecil. Sel oksifil
meningkat jumlahnya seiring usia.
4. Kelenjar Paratiroid
Fotomikrograf ini memperlihatkan potongan kelenjar paratiroid yang
berbatasan dengan kelenjar tiroid. Septum iaringan ikat tipis memisahkan
kedua kelenjar. Folikel dengan berbagai ukuran berisi koloid dan dilapisi
oleh sel folikular merupakan gambaran khas kelenjar tiroid.
Kelenjar paratiroid tidak mengandung folikel, tetapi memiliki dua
jenis sel. Sel prinsipalis (chief cell) lebih kecil dan jumlahnya lebih
banyak, sedangkan sel oksifil lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit
dengan sitoplasma yang sangat eosinofilik. Banyak pembuluh darah
mengelilingi sel sekretorik kedua organ endokrin ini.
5. Kelenjar Adrenal/Kelenjar Suprarenal
Kelenjar adrenal (suprarenalis) terdiri atas korteks di sebelah luar
dan medula di sebelah dalam, dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat tebal
yang rnengandung cabang pembuluh darah, vena, saraf (kebanyakan tanpa

14
mielin), dan pembuluh limfe adrenal. Septum iaringan ikat dengan
pembuluh darah berjalan dari kapsul ke dalam korteks. Septum jaringan
ikat lainnya membawa pembuluh darah ke medula. Kapiler sinusoid
berfenestra dan pembuluh darah besar ditemukan di seluruh korteks dan
medula.
Korteks adrenal dibagi lagi menjadi tiga zonakonsentrik. Tepat
dibawah kapsul jaringan ikat adalah zona glomerulosa. Set di zona
glomerulosa tersusun menjadi kelompok yang ber- bentuk lonjong dan
dikelilingi oleh banyak kapiler sinusoid. Sitoplasma sel ini berwarna
merah muda dan mengandung beberapa butiran lemak.
Lapisan sel di tengah dan paling lebar adalah zona fasciculata. Sel
zona fasciculata ter- susun dalam kolom vertikal atau lempengan radial.
Banyaknya butiran lemak di dalam sitoplasma menye- babkan sel zona
fasciculata (l) terlihat terang atau bervakuol pada sediaan histologik
normal. Kapiler sinusoid sel antara kolom sel juga berjalan vertikal atau
radial.
Lapisan sel ketiga dan paling dalam adalah zona reticularis. Lapisan
sel ini berbatasan dengan medula adrenal. Set di zona reticularis
membentuk pita (korda) yang saling ber- hubungan dan dikelilingi oleh
kapiler sinusoid.
Batas medula dengan korteks tidak berbatas tegas. Sitoplasma sel
sekretorik medula terlihat jernih. Setelah fiksasi jaringan dalam kalium
bikromat, yaitu reaksi kromafin, granula coklat yang halus menjadi
kelihatan di sel-sel medula. Granula ini menunjukkan adanya katekolamin
epinefrin dan norepinefrin di dalam sitoplasma.
Meduia juga meng4pdung neuron simpatis yangterlihat tunggal atau
dalam kelompok kecil. Neuron memperlihatkan inti vesikular dengan
nukleolus nyata dan sedikit kromatin perifer. Kapiler sinusoid mengalirkan
isi medula ke dalam pembuluh darah medula.
6. Kelenjar Pankreas

15
Pankreas memiliki komponen eksokrin dan endokrin. komponen
eksokrin membentuk sebagian besar pankreas dan terdiri dari asini serosa
dan sel zimogenik yang tersusun rapat dan membentuk banyak lobulus
kecil. Lobulus dikelilingi oleh septum iaringan ikat intralobularis dan
interlobularis yang mengandung pembuluh darah, duktus interlobularis,
saraf, dan kadang- kadang, reseptor sensorik yaitu corpusculum
lamellosum (Pacinian corpuscle). dalam asini serosa terdapat insula
pancreatica (pulau Langerhans) yangterpisah. Insulapancreatica
menunjukkan bagian endokrin dan merupakan ciri khas pankreas.
Setiap asinus pankreatikus terdiri atas sel zimogenik penghasil-
protein bentuk-piramid yang mengelilingi sebuah lumen sentral yang kecil.
Duktus ekskretorius setiap asini terlihat sel sen- troasinar yang terpulas-
pucat di dalam lumennya. Produk sekretorik keluar dari asini melalui
duktus interkalaris (intralobularis) yang mempunyai lumen kecil yang
dilapisi oleh epitel kuboid rendah. Sel sentroasinar bersambungan dengan
epitel duktus interkalaris.
Duktus interkalaris mengalir ke dalam duktus interlobularis yang
terdapat di dalam septum jaringan ikat interlobularis. Duktus interlobularis
dilapisi oleh epitel selapis kuboid yang menjadi lebih tinggi dan bertingkat
di duktus yang lebih besar.
Insula pancreatica dipisahkan darijaringan asini eksokrin di
sekitarnya olehlapisan tipis serat retikular. Insula lebih besar daripada asini
dan merupakan kelompok padat sel-sel epitel yang ditembus oleh kapiler.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tubuh manusia diatur oleh banyak sistem organ, dan masing-masing
sistem organ tersebut berkomunikasi dengan 2 cara yaitu melalui saraf dan
hormon. Sistem hormon dalam tubuh manusia diatur oleh sistem endokrin
yang terdiri dari kelenjar hipofisis/pituitary, epifisis/pineal, tiroid, paratiroid,
pankreas, adrenal, dan gonad. Masing-masing kelenjar tersebut
mensekresikan hormon endokrin yang akan disebar melalui peredaran darah.
Dengan memahami kelenjar endokrin diharap mahasiswa kedokteran mampu
menangani gejala-gejala maupun penyakit metabolik yang berhubungan
dengan histologi endokrin.

17
DAFTAR PUSTAKA

diFiore. 2014. Atlas Histologi dengan Kolerasi Fungsional. Edisi 11. EGC
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Junqueira. 2002. Histologi Dasar. Edisi 12. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
Sobbota. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. EEG Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Sherwood, LZ. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. EEG Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta
Victor P. Eroschenko .2014. Buku Ajar Histologi difiore dengan kolerasi
fungsional .EGC-Ed.12-Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai