Anda di halaman 1dari 45

Contoh LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ANATOMI

HEWAN Katak

Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia


berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya
kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan
dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar
kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan
berada di luar air untuk memyngkinkan terjadinya
pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-
kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan
keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala,
terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melelui
epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme
pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi.
Katak yang dijadian bahan penelitian kali ini adalah katak
sawah (Rana canorivara).

Sistem pencernaan pada katak sawah (Rana canorivara)


terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan akan
masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa maanan
akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh.
Sistem pernapasan pada katak sawah tersusun atas celah
glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung
paru-paru (alveoli) dan paru-paru.

Tujuan dari Praktikum Biologi dengan materi Anatomi Hewan


ini adalah untuk mengetahui organ-organ penyusun sistem
pernapasan dan sistem pencernaan pada katak sawah (Rana
canorivara). Manfaat yang diperoleh praktikan dari
praktikum ini adalah dapat mengetahui fungsi dari organ-
organ tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Katak


Katak memiliki empat kaki dan tubuh yang jongkok. Katak
berjalan dengan melompat, tidak memiliki ekor dan leher
yang jelas. Kaki belakang katak lebih panjang yang berfungsi
untuk mencari mangsa. Mata katak sangat besar dan pupil
mata vertikal dan juga horizontal. Jari katak berbentuk
silindris dan pipih serta kadag memiliki lipatan kulit lateral
yang lebar. Kulit katak beracam-macam, ada yang halus dan
ada yang kasar. Sisi tubuh beberapa katak terdapat lipatan
kulit lateral lebar dan kelenjar mulai dari belakang mata
sampai di atas pangkal paha yang disebut lipatan dorsal
lateral. Terdapat juga lipatan serupa yang disebut lipatan
suprasimponik dimulai dari belakang mata memanjang di atas
gendang telingan dan berakhir dekat pangkal lengan
(Iskandar, 1998).

Kulit katak memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir


yang licin. Warna kulit katakdapat berubah ssuai dengan
cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk dapat berubah.
Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari
perhatian hewan pemangsa. Kulit katak juga berfungsi dalam
pertukaran gas (Kastowo, 1984).
2.2. Sistem Pernafasan
Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastis
yang tipis. Mekanisme pernapasan paru-paru terdiri dari
inspirasi dan ekspirasi. Keduanya dengan mulut tertutup.
Katak memiliki tulang-tulang rusuk dan rongga badan.
Mekanisme pernapasannya diatur oleh otot-otot tulang
bawah dan perut yang saling berhubungan satu sama lain
(Tjitrosoepomo, 1979). Paru-paru divertilasi dengan
pompatekan. Kelenjar paru-paru itulah terutama penyebab
udara keluar. Amphibia menambah respirasi paru-paru
dengan pertukaran gas melalui kulitnya yang tipis dan basah
(Sumanto, 1994). Sebagian besar CO2 dikeluarkan melalui
kulit karena laju vertilasi paru-paru tidak cukup untuk
membawa keluar. Sejumah air juga diperlukan dan
ditukarkan melalui kulit. Hal inilah yang mungkin
menyebabkan Amphibi tidak dapat hidup di darat
sepenuhnya (Prawiro, 1999).

2.3. Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran
pencernaan dan kelenjar penceranaan. Saluran pencernaan
katak secara berturut-turut adalah rongga mulut, faring,
kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar,
dan kloaka. Kelenjar penceranaan katak meliputi hati,
kantung empedu, dan pankreas (Sumanto, 1994). Sistem
pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah
katak dapat untuk menangkap makanan atau mangsa seperti
serangga. Saluran pencernaan mulai dari esophagus yang
sagat pendek, terdiri dari konstruksi yang kecil-kecil,
tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel
secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang
berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar.
Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu
tempat lubang pelepasan (Kastowo, 1984).

BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Biologi dengan materi Anatomi Hewan
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 Oktober 2009 pukul
11.00-13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

3.l. Materi
Bahan yang digunakan sebagai objek dalam praktikum ini
adalah katak sawah (Rana canorivora), kloroform dan alcohol
70% atau formalin 4% untuk membius katak. Alat-alat yang
digunakan adalah baki bedah untuk tempat membedah katak,
pisau bedah dan gunting untuk membedah katak, jarum
pentul untuk menusuk tangan dan kaki kaatk serta pinset
atau penjepit untuk membantu pembedahan yakni menjepit
organ-organ bagian dalam katak sawah.

3.2. Metode
Cara kerja praktikum anatomi hewan adalah mula-mula
menuangkan kloroform pada kapas kemudian memasukkan
kapas tersebut ke dalam mulut katak hingga katak tersebut
pingsan. Meletakkan katak pada baki bedah, merentangkan
tangan dan kakinya, lalu menusuknya dengan jarum pentul
agar posisi katak tidak berubah dan lebih mudah untuk
dibedah. Menyayat bagian perut katak dengan gunting dan
pisau bedah, membersihkannya dari kulit ikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut
Sumber: Data Primer Praktikum Sumber: Iskandar (1998)

Biologi, 2009

Ilustrasi 7. Katak Sawah Hidup


Keterangan :
1. Mata
2. Hidung
3. Mulut
4. Selaput Renang
5. Punggung berpori
6. Perut
7. Kaki Depan
8. Kaki Belakang

Sumber: Data Primer Praktikum Sumber: Kastowo(1984)


Biologi, 2009
Ilustrasi 8. Organ Keseluruhan Katak

Keterangan:
1. Rongga Mulut 2. Farings 3. Laring 4. Jantung 5. Paru-paru
6. Empedu 7. Hati 8. Esophagus 9. Lambung 10. Usus 12 Jari
11. Usus halus 12. Usus Besar 13. Kloaka 14. Ovarium
Sumber: Data Primer Praktikum Sumber: Kastowo(1984)
Biologi, 2009 Ilustrasi 9. Organ Pencernaan Katak
Keterangan:
1. Rongga Mulut
2. Hati
3. Lambung
4. Usus Besar
5. Kloaka
6. Kerongkongan
7. Usus 12 Jari
8. Usus Halus
9. Pangkreas

Sumber: Data Primer Praktikum Sumber: Kastowo(1984)


Biologi, 2009 Ilustrasi 10. Organ Pernafasan Katak

Keterangan:

1. Lubang Hidung
2. Farings
3. Trakea
4.. Bronkus
5. Alveolus
6. Bronkeolus
7. Paru-paru

4.2. Pembahasan
Setelah dilakukan pembedahan terlihat adanya jantung,
lambung, hati, limfe, pankreas, usus halus, usus 12 jari, usus
besar, dan kloaka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto
(1994), bahwa saluran-saluran pencernaan dimulai dari
rongga mulut kemudian lidah yang berfungsi menangkap
makanan setelah makanan dicerna di mulut kemudian
dilanjutkan ke kerongkongan, dalam kerongkongan
dilanjutkan ke lambung. Prawiro (1999) menambahkan
kelenjar-kelenjar pencernaan itu berurutan bekerja sesuai
denga funginya masing-masing. Kelenjar-kelenjar pencernaan
itu bekerja dengan baik.

Lambung berwarna keputih-putihan yang terletak di sebelah


kiri perut katak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto
(1994), bahwa di dalam lambung, makanan masih kenyal
kemudian diteruskan ke usus. Usus 12 jari merupakan
lanjutan dari lambung sebgai bagian pertama dari usus halus.
Percobaan terlihat berurutan yaitu usus 12 jari, usus halus,
usus besar dan kloaka. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kastowo (1948), bahwa tempat pembuangan akhir yaitu pada
kloaka yang merupakan pelepasan bagaian salauran ginjal,
kelenjar kelamin, dan anus.

Pengamatan terhadap sistem organ pernapasan pada katak


sawah terlihat adanya paru-paru yang berada di samping
jantung yang berwarna coklat pekat. Menurut Tjitrosoepomo
(1979) paru-paru katak terdiri dari dua kantong dengan
sedikit lipatan di dalam yang membantu permukaan dalam
untuk membantu ruang-ruang kecil alveoli. Alveoli dibatasi
oleh pembuluh kapiler paru-paru.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada anatomi hewan,


khususnya katak sawah (Rana canorivara), dapat disimpulkan
bahwa organ-organ yang menyusun tubuh katak secara
lengkap yaitu jantung, paru-paru, hati, pankreas, kantung
empedu, lambung, usus, kloaka. Siste pernapasan pada katak
yaitu pada saat katak masih berbentuk larva sampai berudu
menggunakan insang dan setelah dewasa bernafas dengan
menggunakan kulit yang terletek di permukaan tubuhnya,
kemudian dengan paru-paru.

Pernapasa katak dibedakan menjadi dua fase yaitu fase


inspirasi da fase ekspirasi. Sistem pencernaan pada katak
sudah lengkap yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus 12
jari, usus halus, usus besar, dan kloaka. Sedangkan kelenjar
pencernakan terdiri dari hati, kantung empedu, da pankreas
yang membantu prses pencernakan makanan.

DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, T. 1998. Amphibia Jawa dan Bali. Puslitbang
Biologi, Bogor.
Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni, Bandung.
Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem, Semarang.
Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi
UNS, Surakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1979. Biologi II. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta.

ANATOMI KATAK (Fejervarya cancrivora)


Oleh :

Nama :
Azhar Faturohman Abidin

NIM : B1J013167

Rombongan : V

Kelompok : 5

Asisten : Iik Nurfagy

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2014

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Amphibia merupakan hewan yang hidup dengan bentuk


kehidupan yang mula-mula di air tawar kemudian dilanjutkan
di darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum
alat reproduksi masak, keadaan ini merupakan fase larva
yang disebut berudu. Fase berudu ini menunjukkan sifat
antara pisces dan reptilia. Sifat ini menunjukkan bahwa
Amphibia adalah kelompok chordata yang pertama kali hidup
di daratan. Beberapa pola menunjukkan pola baru yang
disesuaikan dengan kehidupan darat, misalnya: kaki, paru-
paru, nares (hidung) yang mempunyai hubungan dengan cavum
oris dan alat penghidupan yang berfungsi dengan baik di
dalam air maupun di darat (Jasin, 1989).

Amphibia merupakan Tetrapoda atau vertebrata darat yang


paling rendah. Menurut garis evolusinya, Amphibia diyakini
berasal dari nenek moyang yang sama dengan ikan. Amphibia
misalnya Salamander dapat mempertahankan insang selama
hidupnya. (Kimball, 1988).

Katak sawah (Fejervarya cancrivora) termasuk


dalam ordo Anura dan memiliki ciri khas diantaranya adalah
tubuh berukuran besar dengan lipatan-lipatan kulit atau
bintil-bintil kulit yang memanjang dan pararel dengan sumbu
tubuh. Katak sawah bertubuh kecil sampai agak gempal,
dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar
(Duellman and Trueb, 1986).

Katak sawah (Fejervarya cancrivora) digunakan


sebagai preparat dalam praktikum kali ini untuk mewakili
kelompok Amphibia. Katak sawah dipilih karena kulitnya
tidak beracun. Selain itu, hewan ini memiliki struktur dan
morfologinya mudah diamati.

Tujuan

Untuk mengetahui morfologi dan anatomi Katak (Fejervarya


cancrivora)
TINJAUAN PUSTAKA

Amphibia merupakan hewan yang hidup dengan bentuk


kehidupan yang mula-mula di air tawar kemudian dilanjutkan
di darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum
alat reproduksi masak, keadaan ini merupakan fase larva
yang disebut berudu. Fase berudu ini menunjukkan sifat
antara pisces dan reptilia. Sifat ini menunjukkan bahwa
Amphibia adalah kelompok chordata yang pertama kali hidup
di daratan. Beberapa pola menunjukkan pola baru yang
disesuaikan dengan kehidupan darat, misalnya: kaki, paru-
paru, nares (hidung) yang mempunyai hubungan dengan cavum
oris dan alat penghidupan yang berfungsi dengan baik di
dalam air maupun di darat (Jasin, 1989).

Katak adalah hewan Amphibia yang paling dikenal orang di


Indonesia. Katak memiliki kulit kasar berbintil-bintil sampai
berbingkul-bingkul. Beberapa jenis katak, pada sisi tubuhnya
memiliki lipatan kulit berkelenjar, mulai dari belakang mata
hingga di atas pangkal paha yang disebut lipatan
dorsolateral. Katak mempunyai mata berukuran besar,
dengan pupil mata horisontal dan vertikal. Beberapa jenis
katak memiliki pupil mata berbentuk berlian atau segi empat
yang khas bagi masing-masing kelompok. Tubuh katak betina
biasanya lebih besar daripada yang jantan. Ukuran katak dan
kodok di Indonesia bervariasi dari yang terkecil hanya 10
mm, dengan berat hanya satu atau dua gram sampai jenis
yang mencapai 280 mm dengan berat lebih dari 1500 gram
(Iskandar, 1998).

Katak sawah dimasukkan ke dalam ordo Anura.


Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor (anura: a
tidak, ura ekor). Ordo ini mempunyai ciri umum tidak
mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak
mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai
belakang lebih besar daripada tungkai depan, hal ini
mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat (Duellman
and Trueb, 1986).

Cara hidup Katak sangat berbeda dengan Ikan.


Hewan ini tidak hidup di perairan yang dalam dan
menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Katak juga
memiliki bermacam-macam warna kulit dengan pola yang
berlainan. Warna-warna itu ditimbukan oleh pigmen-pigmen
yang terdapat di dalam sel-sel pigmen di dalam dermis. Sel
pigmen ini biasa dinamakan menurut jenis pigmen yang
dikandung. Melanofora mengandung pigmen coklat dan hitam
dan lipofora mengandung pigmen merah, kuning dan orange.
Amphibi juga mempunyai pigmen yang disebut guanofora,
mengandung kristal guanin yang dapat memproduksi efek
putih terang. Perubahan warna pada kulit Katak dapat
terjadi karena stimulus lingkungan, misalnya gelap, panas,
dan dingin. Perubahan itu diatur melalui neuro-endokrin.
(Duellman and Trueb, 1986).

Tubuh amphibia khususnya katak, terdiri dari kepala, badan,


dan leher yang belum tampak jelas. Kulit katak terlepas dari
otot yang ada di dalamnya, sehingga bagian dalam tubuh
katak berupa rongga-rongga yang berisi cairan limfa
subkutan. Kulit ini hampir selalu basah karena adanya sekresi
kelenjar-kelenjar mucus yang banyak terdapat didalamnya.
Selain itu, kulit katak juga banyak mengandung kapiler-
kapiler darah dari cabang-cabang vena kutanea magna dan
arteri kutanea (Djuhanda, 1982). Amphibi dewasa memiliki
mulut lebar dan lidah yang lunak yang melekat pada bagian
depan rahang bawah (Djuhanda, 1982).

Katak mengalami metamorfosis sempurna. Metamorfosis


dari katak menyangkut tiga proses perubahan, dua
diantaranya merupakan perubahan yang drastis, yaitu berupa
penciutan ekor dan terbentuknya organ yang baru yang tidak
tampak dari luar. Metamorfosis merupakan suatu masa kritis
yang di alami selama terjadinya perubahan dari hewan
berhabitat akuatis menjadi terestrial (Duellman, 1986).

Klasifikasi Katak Sawah, adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Amphibia

Ordo : Anura

Familia : Ranidae

Genus : fejervarya

Species : Fejervarya cancrivora

III. MATERI DAN METODE


 Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting


bedah, sarung tangan, dan meja preparat.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak


sawah (Fejervarya cancrivora) dan kloroform.

 Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagi


berikut:

1. Katak dimasukkan ke dalam kloroform dan dibiarkan


sampai mati lemas.
2. Katak yang telah mati diletakkan dengan bagian
dorsalnya yang menempel pada meja preparasi.
3. Katak digunting kulitnya dari bagian medio-posterior ke
arah anterior hingga seluruh kulit ventral itu
dilepaskan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil
 Pembahasan

Tubuh katak terdirir dari caput atau kepala, truncus atau


badan, extriitas anterior (kaki depan), dan extrimitas
posterior (kaki belakang). Kulit yang membungkus katak
selalu basah karena adanya sekresi dari kelenjar-kelenjar
kulit. Kulit katak mempunyai peranan dalam pernafasan
karena dibawah kulitnya terdapat kapiler-kapiler dari vena
dan arteri cutanea magna (Radiopoertro, 1996).
Katak memiliki caput (kepala) yang terdiri dari mulut, hidung,
mata, dan telinga. Mata katak berpasangan dan bentuknya
menonjol keluar, yang terletak di sebelah postero dorsal
dari nares atau hidung. Mata tersebut terlindung oleh dua
buah palpebra atau kelopak mata, yaitu palpebra inferior
(berupa kulit yang tidak dapat digeser-geserkan). Mata juga
dilindungi oleh selaput yang disebut membran nictitans yang
dapat digerakkan ke arah superior-inferior. Selaput ini
melindungi mata saat katak berada di dalam air. Mulut katak
berfunsi dalam pernafasan dan pengambilan makanan. Mulut
terletak pada ujung anterior dari caput, lebar dan dibatasi
oleh os mandibula (tulang rahang bawah) yang tidak bergigi
dan os premaksilla dan maksilla (tulang rahang atas) dengan
gigi kecil berbentuk kerucut tajam. Hidung (nares)
berhubungan dengan mulut melalui struktur yang disebut
choane. Membran tympani atau selaput gendang pendengaran
terletak poste-lateral dari mata. Membran ini dikelilingi oleh
annulus tympanicus (cincin rawan) yang ditengahnya
membayang columella (tulang telinga) sebesar sebuah titik
(Radiopoertro, 1996).

Alat pencernaan pada katak terdiri dari mulut, pharink


(lanjutan dari cavum oris dengan bentuk yang pendek sekali
dan menyempit), oesophagus, gastrum (berdinding tebal
dengan bagian anterior dan melebar dibandingkan dengan
bagian posteriornya), pylorus (letaknya diantara gastrum dan
duodenum dengan bentuk menyempit), intestine dan colon.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan
pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas
lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati
berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam
kantung empedu yang berwarna kehijauan. Pankreas
berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus
dua belas jari (duadenum). Pankreas berfungsi menghasilkan
enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum (Jasin,
1992),

Alat pernapasan pada katak berupa insang, kulit, dan paru-


paru.Larva katak bernafas menggunakan insang luar. Katak
dewasa bernafas dengan paru-paru. Paru-paru katak
merupakan dua buah kantung yang sifatnya elastis terletak
di sebelah dorsal dari gastrum dan hepar. Permukaan
sebelah dalam dari paru-paru memiliki lipatan-lipatan yang
berguna untuk memperluas bidang pencernaan. Paru-paru
berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronkus, larynk
yang mengandung tali-tali volea, lalu pharynk dan lorong-
lorong nasal. Paru-paru berhubungan langsung dengan larynk.
Larynk berhubngan dengan rongga mulut melalui suatu celah
yang disebut auditivus laryngis atau glotis (kimball, 1991).

Menurut Kimball (1991), sistem peredaran darah


pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda. Pada
peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua
kali dalam sekali peredarannya. Pertama darah dari jantung
menuju ke paru-paru dan kembali ke jantung. Kedua, darah
dari seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan kembali ke
seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu
atrium kiri, kanan, dan ventrikel. Diantara atrium dan
ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah dari
ventrikel mengalir kembali ke atrium. Pertukaran O2 dan CO2
terjadi di paru-paru. CO2 dilepaskan dan diikat O2. Tetapi di
ventrikel terjadi perncampuran CO2dan O2 yang terjadi di
dalam darah.
Pembuahan pada katak dilakukan di luar tubuh. Katak jantan
akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat
ketiak si betinanya dari belakang. Sambil berenang di air,
kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina
dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat bersamaan
katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga
bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina. Telur
tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang
dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang
menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya
hidup di darat, sebuah proses yang dikenal metamorfosis
(Radiopoertro, 1996).

Sistem urogenitalia :

1. Katak jantan
2. Testis, sepasang berbentuk bulat telur, berwarna putih
kekuningan. Terletak di atas ginjal dan berisi cadangan
makanan yang digunakan pada musim kawin. Jaringan ini
menghasilkan spermatozoid yang dilindungi oleh selaput
nesopehium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vena
efferensia melalui bagian lateral dan ren.
3. Vena efferensia. Berupa saluran halus dari testis serta
melalui nesorchium. Selanjutnya sperma dikeluarkan
melalui ren dan bermuara di ductus urospemachitus.
4. Ductus spermachitus, sepasang terletak pada bagian
lateral dan ren bermuara di

kloaka. Saluran ini menyalurkan spermatozoa dan urine ke


kloaka.
1. Vesicula seminalis, merupakan bagian caudal dari ductus
urospermachitus serta

tempat penyimpanan terakhir dari spermatozoa.

2. Katak betina
3. Ovarium merupakan sepasang kantong yang terdiri dari
sel-sel telur dan bila banyak akan menutupi seluruh
bagian abdomen serta dilindungi oleh selaput tipis
nesovarium yang dengan bantuan gerakan silia serta
otot abdomen telur, telur tersebut didorong ke depan
menuju osteum tube yang terletak di kiri dan kanan dan
merupakan pangkal dari saluran telur.
4. Saluran telur, sepasang berliku-liku dan berwarna putih
telur yang masak dan masuk ke oviduk, dan sebelum
bermuara di kloaka akan masuk ke ovisoe (uterus).
5. Uterus merupakan tempat penyimpanan sementara sel
telur sebelum keluar dari tubuh karena fertilisasi.
6. Badan-badan lemak (corpus adiposum) menyerupai daun
berwarna kekuningan yang terletak di atas ginjal dan
berisi cadangan makanan yang digunakan musim kawin
(Radiopoertro, 1996).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Katak (Fejervarya cancrivora) merupakan amphibia yang


secara tipikal dapat hidup di air tawar dan di darat.
Sebagian besar mengalami metamorfosis dari berudu
(akuatis dan bernafas dengan insang) ke dewasa
(bernafas dengan paru-paru).
2. Morfologi Katak terbagi menjadi lima bagian yaitu
kepala (caput) yang terdiri dari mata, lubang hidung,
mulut dan telinga. Badan (truncus) yang terdiri dari
telinga hingga kloaka dan yang terakhir yaitu bagian
ekor (cauda) yang memiliki bentuk bulat meruncing ke
ujung. Katak mempunyai sepasang anggota depan
(extrimitas anterior), dan sepasang anggota belakang
(extrimitas posterior).
3. Saluran pencernaan pada katak meliputi: rongga mulut,
oesophagus, gatrum (lambung), pylorus, duodenum,
intestine, mesenterium, rectum, cloaca, hepar, ductus
hepaticus, vesica felea, ductus cysticus, pankreas,
dustus pancreaticus, dan ductus choleodocus.
4. Alat pernapasan pada katak berupa insang, kulit, dan
paru-paru. Berudu bernafas dengan insang luar. Katak
dewasa bernafas menggunakan paru-paru.
5. Sistem peredaran darah pada katak adalah peredaran
darah tertutup dan ganda. Peredaran darah ganda yaitu,
darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam sekali
peredarannya. Darah dari jantung menuju ke paru-paru
dan kembali ke jantung, kemudian darah dari seluruh
tubuh menuju jantung dan diedarkan kembali ke seluruh
tubuh.
6. Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal
yang terdapat di kanan kiri tulang belakang, berwarna
kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang.
7. Pembuahan pada katak dlakukan di luar tubuh.
Saran

Saran untuk praktikum anatomi katak yaitu, sebaiknya


digunakan katak yang masih segar agar organ dalamnya tidak
kaku.

DAFTAR REFERENSI

Djuhanda, T. 1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico,


Bandung.

Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari empat Hewan Vertebrata.


Armico, Bandung.

Duellman, W.E. and L.Trueb. 1986.Biology of Amphibians.


McGraw – Hill Book Company, New York.

Iskandar, D.T. 1998. Amphibi Jawa dan Bali, Seri Panduan


Lapangan. Puslitbang Biologi-LIPI.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan (Vertebrata dan


Invertebrata). Sinar Wijaya, Surabaya.

Jasin. Maskoen. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan


Tinggi. Sinar Wijaya, Surabaya.

Kimball, J. W. 1988. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Kimball, J.W. 1991. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Radiopoertro. 1996. Zoologi. Erlangga, Jakarta.


Sistematika pada Katak

BAB I

PENDAHULUAN

Kelas Amphibia mencakup sekitar 4000 spesies.

Kelompok hewan ini umumnya hidup di dua tempat, yaitu air

dan darat selama metamorfosisnya. Banyak jenis katak di air

saat masih berupa larva. Larva katak yang disebut kecebong

atau berudu ini tidak memiliki kaki namun memiliki insang dan

berekor. Dalam metamorfosis selanjutnya, dua pasang kaki

katak berkembang, sedangkan insang dan ekornya

menghilang. Setelah kakinya berkembang, katak hidup di

darat dan bernafas dengan paru-paru.

Sebagian besar amphibian memilki ciri-ciri khusus

lainnya, yaitu :

1. Berkulit licin tidak bersisik

2. Menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu

tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm


3. Fertilisasi secara eksternal di air, genangan air, atau

tempat yang lembap seperti di bawah daun

4. Menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak

bercangkang.

Tidak semua amphibia hidup di dua tempat kehidupan.

Beberapa jenis katak, salamander, dan ceacilia ada yang

hanya hidup di air dan ada yang hidup di darat. Namun,

sebagian besar amphibian hidup di dekat air dan tempat yang

lembap seperti rawa dan hutan hujan tropis. Amphibian

terdiri dari tiga ordo yaitu Anura, Urodela, dan Apoda.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Peredaran Darah Katak

Sistem peredaran darah katak berupa system peredaran

darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada system

peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam

satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke

paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari

seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke

seluruh tubuh.

Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium

(atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di

antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah

agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.

Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-

organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan.

Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian


menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di

paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat.

Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian

menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini

merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium

kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi

pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah

yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah

yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus

arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan

ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi

tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah

ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke

jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior

mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.

Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah.

Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-

garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah

merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada inti


dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen.

Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sitem

peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe.

System peredaran limfe berperan penting dalam

pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah.

1. Limpa

2. Sistemik lengkungan

3. Coeliacomesenteric arteri

4. Seliaka arteri

5. Mesenterika arteri

6. Dorsal aorta
7. Umum arteri iliaka

8. Posterior vena kava

9. Ventral perut vena

B. Sistem Pencernaan Katak

Sistem pencernaan katak (amphibi) mirip dengan system

pencernaan pada ikan (pisces) meskipun katak memiliki

makanan pokok serangga, seperti nyamuk, lalat dan capung.

Selain itu, katak menghabiskan masa dewasanya di daratan

dengan menggunakan paru-paru sebagai organ reproduksi.

Struktur dan Sistem Pencernaan Katak

1. Rongga mulut

Katak memiliki rongga mulut yang ditopang oleh rahang atas

maupun rahang bawah. Gigi katak berbentuk V dan tidak

berkembang dengan sempurna. Lidah katak sangat panjang,

dan lidah inilah yang berfungsi untuk menangkap mangsa.

Keunikan pada lidah katak adalah pangkal lidah yang berada


di depan, bentuk lidah yang menggulung serta tekstur lidah

yang kenyal dan sangat lengket.

2. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan katak tidak berkembang seperti kerongkongan

pada manusia yang cukup panjang dan mampu melakukan

gerak peristaltic. Kerongkongan pada katak hanya merupakan

saluran kecil yang sangat pendek. Hal ini akibat katak tidak

memiliki leher seperti mamalia maupun aves.

3. Lambung (Ventrikukus)

Bentuk lambung pada sistem pencernaan katak mirip dengan

ventrikulus pada ikan. Lambung katak bersifat sangat asam.

Tujuannya adalah untuk membunuh mangsa dan kuman-kuman

penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga yang

mungkin masih hidup ketika ditelan.

Di dekat lambung, menempel pancreas yang berwarna kuning

dan berfungsi menghasilkan enzim untuk mencerna makanan.

Selain itu, di dekat ventrikulus, terdapat hepar (hati) yang

menghasilkan cairan empedu untuk menetralisasi racun dan

zat-zat toksik yang masuk ke dalam saluran pencernaan.


4. Usus (Intestinum)

Usus katak identik dengan usus ikan. Meskipun lebih panjang,

bagian-bagian usus seperti duodenum (usus 12 jari), jejunum

(usus kosong) maupun ileum (usus cerna), belum memiliki

batas-batas yang jelas. Meskipun demikian, di dalam usus,

terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh bantuan enzim

yang dihasilkan pancreas.

5. Usus Besar atau Usus Tebal

Di dalam usus besar katak, hanya terjadi penerapan air dan

pembusukan sisa makanan.

6. Kloaka

Sisa makanan yang tidak dipakai akan dibuang melalui saluran

kloaka katak. Sama seperti ikan maupun reptilia, katak belum

memiliki saluran reproduksi, pembuangan urine dan

pembuangan zat sisa makanan yang terpisah. Semuanya

bermuara di saluran kloaka.


C. Sistem Pernapasan Katak

Katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil

oksigen yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih

kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam.

Setelah dewasa, katak bernapas menggunakan selaput

rongga mulut, paru-paru, dan kulit.

Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat


pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang

bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga

mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup,

sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk

melalui selaput rongga mulut yang tipis.

Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi. Hal ini

karena kulit katak tipis, selalu lembap, dan mengandung

banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung

secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen yang

masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru

(vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke

seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan

dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-

paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea).

Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida

terjadi di kulit.
Katak juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik

paru-paru Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru

katak berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga

udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak

dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna

kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh

bronkus yang pendek. Seperti pada ikan, pernapasan pada

katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang

berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup.

Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan,

yaitu: otot rahang bawah (submandibularis), sternohioideus,

geniohioideus, dan otot perut. Perhatikan Gambar 7.19.


Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti

berikut.

1) Fase inspirasi katak

Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi

sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk

melalui koane (celah hidung). Setelah itu, koane menutup,

otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi,

sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut

mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah.

Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh

darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan

sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.

2) Fase ekspirasi katak


Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di

dalam paru-paru, otot rahang bawah mengendur atau

berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus

berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil,

sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga

mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan celah tekak

menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang

diikuti berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya,

rongga mulut mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida

terdorong keluar melalui koane.

D. Sistem Ekskresi Katak

Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal

(opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang

belakang. Ginjal berwarna merah kecoklat-coklatan. Ginjal

sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu

garam-garam mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi

katak merupakan sepasang saluran yang akan bermuara di


kloaka. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran

kelaminnnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.

E. Sistem Saraf Katak

Katak memiliki sistem saraf yang sangat maju. Ini terdiri

dari otak, sumsum tulang belakang, dan saraf.

Bagian penting dari otak katak sesuai dengan bagian yang

sebanding dalam otak manusia. Medula mengatur fungsi

otomatis seperti pencernaan dan pernapasan. Postur tubuh

dan koordinasi otot yang dikendalikan oleh otak kecil. Otak

sangat kecil dalam katak. Dengan perbandingan otak manusia

sangat besar. Dalam manusia otak yang terlibat dalam

banyak proses kehidupan penting.

Hanya 10 saraf kranial berasal dari otak katak. Manusia

memiliki 12. Demikian pula, katak hanya memiliki 10 pasang

saraf tulang belakang. Manusia memiliki 30 pasang.

Dua lubang sederhana membentuk lubang hidung untuk

katak. Ada katup yang kompleks tetapi tidak ada bagian

hidung selama ada dalam diri manusia. Rasa katak penciuman


terdaftar oleh lobus penciuman. Ini membuat bagian depan

otak.

Mata kasar. Lensa tetap yang tidak dapat mengubah

fokusnya. Kelopak mata kurang berkembang tidak bergerak.

Untuk menutup matanya, katak menarik organ ke dalam

soket (lihat Eye). Sebuah kelopak mata ketiga, atau

membran nictitating, dapat ditarik atas menarik-dalam bola

mata.

Tidak ada telinga luar . Kedua gendang telinga, atau

membran timpani, yang terkena. Hanya ada satu tulang di

telinga tengah katak. Telinga tengah manusia mengandung

tiga tulang (ossicles). Seperti pada manusia, semicircular

canals membantu untuk menjaga keseimbangan tubuh.

F. Sistem Indera Katak

Pada hewan amphibi (katak) memiliki 2 indera yang paling

menonjol:

Indera penglihat (Mata)

Indera pendengar (Telinga)


Indera penglihat (Mata)

Mata katak berbentuk bulat dengan lensa yang tebal.

Terdiri dari selaput yang bergerak dari bawah ke samping

atas membatasi jarak penglihatan sehingga mata katak tidak

dapat berakomodasi. Katak memiliki selaput tidur pada

kelopak matanya yang disebut membran niktitans atau

selaput tidur. Fungsi membran niktitans: untuk menjaga

kelembapan mata katak saat di darat dan melindungi dari

gesekan di dalam air.

Indera pendengar (Telinga)

Alat pendengaran katak berupa telinga bagian tengah dan

telinga bagian dalam. Jika kita melihat katak mungkin kita

tidak dapat melihat telinganya karena katak tidak memiliki

daun telinga, tapi kalau diperhatikan lebih seksama kita

dapat menemukan selaput gendang telinganya.

Proses penyampaian bunyi pada pendengaran katak: Getaran

suara diterima oleh selaput gendang telinga, menggetarkan

tulang pendengaran dan meneruskannya ke tingkap jorong. Di

tingkap jorong, getaran ini diteruskan oleh cairan limfa ke

saraf pendengaran.
Indera lainnya

Sebenarnya indera katak yang lain hanya berfungsi seperti

fungsi pada umumnya, misalnya lidah katak. Lidah katak

tidak dapat merasakan rasa manis/asam/asin/pahit/dll

seperti yang bisa kita rasakan. Namun lidah katak cukup bisa

membedakan mana makanan yang layak makan dan yang tak

bisa dimakan. Selain itu, lidah katak juga dapat menjulur

panjang dan digunakan untuk menangkap mangsa seperti

serangga.

G. Sistem Reproduksi Katak

Katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak betina dan katak

jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak

juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak betina dan

katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan

akan menempel pada punggung katak betina dan menekan

perut katak betina. Kemudian katak betina akan

mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang

dikeluarkan katak betina diselaputi oleh selaput telur atau

membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah matang

dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong.


Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau

oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa,

terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung

telur atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan

ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara

di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak

jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma

yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan

disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas

deferens katak jantan bersatu dengan ureter (saluran

kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di kloaka.

Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti

oleh cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut

berbentuk gumpalan telur.

Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang

menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur

bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air


dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga

berudu tahap awal merupakan herbivor. Berudu awal

berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor atau

insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai

terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah

insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah insang digantikan

dengan anggota gerak depan.

Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi

metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak

katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga paru-

parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas

dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi

insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin

memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah

metamorfosis katak selesai.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan :

Katak termasuk dalam kelas amphibia

Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran

darah tertutup dan peredaran darah ganda.

Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan,

lambung usus, dan kloaka.

Alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan

insang.

Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal

(opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang

belakang.

Sistem saraf pada katak terdiri dari otak. Otak tengah

lebih berkembang sehingga memiliki penglihatan yang baik.


Reproduksi pada katak terjadi secara eksternal dan cara

ovipar dengan perilaku ampleksus. Ovum yang telah dibuahi

oleh sperma akan berkembang menjadi berudu dan

mengalami metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.

Anda mungkin juga menyukai