Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOSISTEMATIKA HEWAN I

MODUL I
ANNELIDA (Pholyperetima sp.)

DI SUSUN OLEH:

NAMA : AYU LESTARI


NIM : G 401 18 033
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : DEVAN PRIMA

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN DAN EVOLUSI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

DESEMBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang, adalah
kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan platyhelminthes dan
nematelminthes, Annelida merupakan hewan triploblastik yang sudah memilki
rongga tubuh sejati (hewan selomata), nama Annelida merupakan hewan yang
struktur tubuhnya paling sederhana (susanti, 2010).
.
Annelida berarti “cacing kecil” dan tubuh bersegmen yang mirip dengan
serangkaian cincin yang menyatu merupakan ciri khas cacing filum Annelida.
Terdapat sekitar 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisar antara
kurang dari 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah Australia. Anggota filum
Annelida hidup di laut, sebagian besar habitat air tawar dan tanah lembab. Kita
dapat menjelaskan anatomi filum Annelida menggunakan anggota filum yang
terkenal, yaitu cacing tanah. Selom cacing tanah terpartisi oleh septa, tetapi
saluran pencernaan, pembuluh darah longitudinal, dan tali saraf menembus septa
itu dan memanjang di sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama memiliki
cabang bersegmen) (Campbell, 2003).

Berdasarkan urain diatas yang melatarbelakangi praktikum ini adalah untuk


mengetahui bagian-bagian cacing tanah (polypheretima sp.) morfologi, anatomi,
system pencernaan, sistem saraf dan sistem reproduksi.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengenal karakteristik anggota
filum Annelida khususnya anggota kelas Olygochaeta yang penting dalam proses
identifikasi serta belajar mengidentifikasi menggunakan kunci determinasi.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 02 Desember 2019. Pukul 10.00
sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Biosistematika Hewan dan
Evolusi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop berfungsi untuk
melihat benda-benda yang kecil atau tak kasat mata, cawan petri berfungsi untuk
meletakkan specimen yang akan diamati dibawah mikroskop, Papan Bedah
digunakan sebagai tempat meletakkan specimen yang akan dibedah, alat bedah
(section) berfungsi sebagai alat untuk melakukan pembedahan dan jarum pentul.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah cacing tanah yang telah diawetkan
menggunakan formalin 4 % dan Hanskun digunakan sebagai pelindung tangan
saat membedah spesimen.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah diamati morfologi cacing tanah, setelah
itu dilakukan pembedahan menggunakan alat bedah untuk melihat anatomi
cacing. Kemudian digambar bagian-bagiannya dan dibuat klasifikasi dari cacing
tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Filum Annelida dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan


Hirudinea, pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh,
chaetae, parapodia sistem sirkulasi dan sistem reproduksi. Oligochaeta adalah
annelida yang berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun
memiliki beberapa chaetae pada tubuhnya yang bersegmen, contoh dari kelas ini
adalah cacing tanah (Lumbricus terrestris). Polychaeta adalah kelas annelida seluruh
permukaan tubuhnya mengandung rambut-rambut kaku atau chaetae yang dilapisi
kutikula sehingga licin dan kaku, contoh dari kelas ini adalah cacing palola (Palola
viridis). Hirudinea adalah annelida yang tidak mempunyai rambut, parapodia, dan
chaetae, contoh dari kelas ini adalah lintah (Hirudo medicinalis) (Suwignyo, 2005).

Annelida memiliki tubuh memanjang, simetris bilateral, bersegmen, permukaannya


dilapisi kutikula dan dinding tubuh dilengkapi otot. Mempunyai sistem peredaran
darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh
darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal, sedangkan sistem saraf
terdapat pada bagian ventral. Annelida memiliki sistem digesti saraf yang terdiri atas
sepasang ganglion atau otak pada prostomium, saraf penghubung
melingkari pharynx, sebuah atau sepasang benang saraf ventral sepanjang tubuh
yang dilengkapi sebuah ganglion dan sepasang saraf lateral pada tiap ruas. Di
samping itu terdapat alat indera atau sel indera yang berfungsi sebagai alat peraba,
perasa dan penerima cahaya (Almeida, 2003).

Cacing tanah merupakan hewan hemafrodit, mereka melakukan pembuahan secara


silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam klitelum untuk kemudian
diselubungi mukus (lendir) membentuk kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan
berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu baru. Perkembangan
vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti dengan regenerasi. Cacing-
cacing yang termasuk dalam filum ini, hidup didalam tanah yang lembab, dalam laut
dan dalam air. Pada umumnya annelida hidup bebas namun beberapa juga termasuk
parasit. Disamping tubuhnya bersegmen, juga tertutupi oleh kutikula yang merupakan
hasil sekresi dari epidemis dan sudah ada rongga tubuh. Simetri bilateral berbentuk
seperti gelang. Memiliki rongga badan tripoblastik. Ruas tubuhnya segmen disebut
sistem pencernaan lengkap atau sempurna. Annelida yang hidup ditanah berperan
penting dalam memperbaiki struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan
mineral yang penting untuk menjaga kesuburan tanah. Bersifat metameri (antara
segmen yang satu dengan segmen yang lainnya sama baik bentuk luar maupun alat-
alat tubuhnya. Memiliki tiga penyusun tubuh yaitu endoderma, mesoderma, dan
ektoderma (Unaya, 2012).

Oligochaeta (sedikit rambut) umumnya terestrial, tapi ada sejumlah kecil yang hidup
di lautan dan perairan tawar. Oligochaeta bersifat hermaprodit, dan umumnya
sepasang cacing berkopulasi untuk menghasilkan peristiwa fertilisasi ganda.
Oligochaeta hidup di lingkungan-lingkungan lembab, sebab gas yang dipertukarkan
melalui permukaan tubuhnya harus berada dalam keadaan terlarut. Cacing tanah
(Lumbricus) merupakan contoh utama dari kelas ini (George & Hademos 2009).

Menurut Simbolon (1999), klasifikasi dari cacing tanah (polypheretima sp) yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Oligochaeta
Ordo : Ophistophora
Familia : Meganscolecidae
Genus : Polypheretima
Species : Polypheretima sp
Sebagian besar anggota kelas Oligochaeta hidup dalam air tawar atau didarat.
Oligochaeta tidak berparopodia dan mempunyai beberapa buah setae. Kepala tidak
jelas. Bersifat hemaprodit. Berbeda dengan kelas yang lain dari filum Annelida,
cacing Oligochaeta tidak membentuk larva trofokor. Contohnya: Lumbricus
terrestris (cacing tanah). Cacing ini mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig,
dengan segmentasi nampak jelas dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula (Simbolon,
1999).

Cacing yang termasuk phylum Annelida berbeda dengan cacing yang lainnya, yaitu
rongga tubuh, saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan caelom yang
sebenarnya dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut oleh peritonium. Tubuh
terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut nematori atau somit atau gelang. Pada
bagian anterior terdapat ruas pae oral yang sering disebut prostomium. Sistem saraf
terdiri atas sepasang ganglion dimana setiap ganglion dihubungkan oleh sepasang
saraf sehingga disebut sistem saraf tangga tali. Tubuh dilapisi oleh lapisan
kutikula tetapi bahannya bukan dari chitine, pada rongga tubuh terdapat sekat chitine
yang disebut septa (Jasin, 1992).

Lapisan penyusun tubuh pada filum Annelida terdiri dari 3 lapis atau
triploblastik yaitu endoderma, mesoderma dan ektoderma. Mesoderma akan
berkembang menjadi semacam kantong yang berisi cairan. Dinding luar kantong ini
melekat pada ektoderma yang disebut lapisan somatik, sedangkan dinding dalamnya
yang melekat di endoderma disebut lapisan splanklin (Simbolon, 1999).
4.2 Pembahasan

Spesies Polypheretima sp. adalah cacing berbentuk tabung yang pada umumnya
ditemukan hidup ditanah, memakan bahan organik hidup dan mati. System
pencernaan berjalan melalui panjaang tubuhunya. Cacing tanah ini melakukan
respirasi melalui kulitnya dan memiliki system transportasi ganda yang terdiri
dari cairan selom yang bergerak dalam selom yang berisi cairan dan system
peredaran darah tertutup sederhana (Barnes, 1987).

Pada praktikum ini, pada pengamatan cacing tanah (Pheretima sp). Pengamatan
dilakukan dengan mengamati bagian morfologi, anatomi, spermatecheca dan tipe
prostomium. Morfologi cacing tanah memiliki bentuk tubuh bulat, panjang
silindris. Tubuh bersegmen-segmen, di tengah-tengah segmen terdapat
setae/rambut yang berfungsi membantu pergerakan. Disebelah anteriornya
terdapat prostomium (mulut) dan peristomium (bibir) kemudian pada bagian
posterior terdapat pygidium (segmen terakhir) dan anus (lubang pengeluaran sisa
makanan. Warna tubuh merah kecoklatan, permukaan atas berwarna merah dan
dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas permukaan bawah lebih pucat. Terdapat
clitellum yang merupakan bagian penebalan kulit yang terletak pada segmen 14-
16 serta terdapat female pore (lubang kelamin betina) dan male pore (lubang
kelamin jantan).

Anatomi cacing tanah terbagi menjadi sistem pencernaan, sistem peredaran darah,
sistem saraf dan sistem reproduksi. Bagian bagian sistem pencernaan terdiri dari
Prostomium (mulut) sebagai alat pendeteksi makanan dan penghasil enzim untuk
mencerna makanan, Pharynx (faring) tempat membasahi makanan, Esophagus
(kerongkongan) tempat masuknya makanan atau jalur lewatnya makanan, Crop
(tembolok) sebagai tempat penyimpanan makanan sementara, Gizzard (lambung)
tempat pencernaan makanan secara mekanik melalui bantuan enzim, Calciferous
gland yaitu kelenjar yang dihasilkan oleh dinding esophagus, Intestine (usus)
tempat menyerap sari sari makanan, Anus, yaitu tempat keluarnya sisa makanan.
Sistem sirkulasi terdiri dari Pembuluh dorsal (punggung), Pembuluh ventral
(ventral) dan Pembuluh kapiler. Sistem saraf terdiri dari Ganglion cerebral
(sistem saraf pusat), Sistem saraf perifer dan sistem Saraf Otonom. Sistem
reproduksi terdiri dari Spermatheca (tempat peyimpanan sperma sementara),
Vesikula seminalis (kantung sperma) dan Prostat gland (kelenjar prostat).

Spermatheca terletak pada bagian vertical terdapat pada segmen ke 9 dan 10.
Spermateka terdiri dari dua yaitu spermateka sederhana dan spermatheca
kompleks yang berfungsi dalam menghasilkan sel kelamin jantan atau sel
sperma. Pada pengamatan yang kami lakukan spermatheca tidak dapat terlihat
hal ini disebabkan oleh organ cacing yang sudah mengkerut karena lama
perendaman cacing. female pore (lubang kelamin betina) terletak pada klitellum
dan male pore (lubang kelamin jantan) terletak pada segmen ke 18 (tepat di
segmen setelah klitelum).

Tipe prostomium pada cacing tanah yang kami amati dibawah mikroskop
memiliki tipe prostomium prolobus yaitu prostomium yang mulai memiliki sekat
atau garis.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum ini diperoleh kesimpulan yaitu morfologi, anatomi, spermatheca


dan tipe prostomium dari cacing tanah (Pheretima sp). Pada morfologi bentuk
tubuh bulat dan terdapatprostomium (mulut), chaeta (rambut halus), peristomium
(segmen pertama/bibir), segmen, klitellum (bagian penebalan), female pore (alat
kelamin betina), male pore (alat kelamin jantan), pygidium. Anatomi meliputi
mulut, gangglia subrapharynx, faring, kelenjar darah, septa, kerongkongan,
spermatheca, tenggorokan, vesikula seminalis, jantung, usus, pembuluh darah
dorsal, kelenjar prostat, saluran prostat, sekum usus dan kelenjar getah bening.
Spermatheca meliputi female pore, male pore, spermathecae sederhana dan
spermathecae kompleks serta tipe prostomium yaitu tipe prolobus.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya praktikan lebih hati-hati dan fokus
dalam melaksanakan praktikum agar berjalan dengan lancar dan waktu dapat
lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Almeida W O. (2003). “Polychaeta, Annelida, and Articulata are not monophyletic:


articulating the Metameria (Metazoa, Coelomata)” International Journal on Soft
Computing. 20 No 1 : 23-57.

Barnes., R. D. (1987). Invertebrete Zoologi. Sounders College Publishing. New York.

Campbell N.A, (2003), Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga: Jakarta.

George, Fried, E. H & Hademos, G. J. (2009). Biologi Edisi Kedua. Erlangga.


Jakarta.

Jasin, (1992), Zoologi Invertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya.

Simbolon, (1999), Biologi. Erlangga: Jakarta.

Susanti, B. H., dan Noor, M .F. (2010), Pengantar Zoologi Vertebrata. Lembaga
Penelitian UIN Jakarta: Jakarta.

Suwignyo. (2005). Avertebrata Jilid I. Penebar Swadaya: Jakarta.

Unaya, wandi. (2012). Annelida. Jaya. Surabaya.


LEMBAR ASISTENSI

NAMA : AYU LESTARI


STAMBUK : G 401 18 033
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : DEVAN PRIMA

No. Hari/Tanggal Koreksi Paraf

Anda mungkin juga menyukai