Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT

PRAKTIKUM IV
CRUSTACEA

OLEH:

NAMA : MUH SABRIN NANDAR


STAMBUK : F1D1 18 003
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : DANDY SAPUTRA

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Crustacea atau udang-udangan adalah kelompok besar dari artropoda.

Jenis crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitatnya

sebagian besar di air tawar da air laut. tubuh crustacea terdiri atas dua bagian

pokok yaitu kepala dan dada yang menyatu (sefalothoraks) dan badan bagian

belakang (abdomen atau perut). Setiap ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki.

Crustacean dibagi menjadi dua kelas yaitu Enormostraca (udang-udang kecil)

dan Malacostraca (udang-udang besar).

Crustacea memiliki sistem gerak yaitu menggunakan kaki-kakinya untuk

bergerak. Terdiri dari lima pasang kaki yang masing-masing untuk sepasang

kaki paling depan dan paling besar digunakan untuk mencapit sesuatu. Sistem

peredaran darah crustacea disebut peredaran darah terbuka yaitu darah beredar

tanpa melalui pembuluh darah. Crustacea memiliki system pencernaan yang

sempurna, karena ditubuhnya sudah ada mulut dan anus. Umumnya crustacea

bernapas dengan insang. Kecuali crustacea yang masih kecil yang bernapas

menggunakan permukaan tubuhnya. Crustacea memiliki sistem ekskresi,

sistem saraf crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali. Hewan ini

bersifat hemaprodit, alat reproduksinya umumnya terpisah, kecuali pada

beberapa crustacea rendah.

Peranan crustacea pada manusia yaitu memiliki keuntungan dan

kerugian. Keuntungannya yaitu sebagai bahan makanan yang berprotein


tinggi, misalnya udang, lobster dan kepiting. Dalam bidang ekologi, hewan

yang tergolong zooplankton menjadi sumber makanan ikan. Sedangkan

kerugian dari crustacean yaitu merusak galangan perahu oleh anggota Isopoda.

Parasit pada ikan, kura-kura missal pada anggota copepoda. Merusak

pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam. Berdasarkan uraian

tersebut maka dilakukan praktikum Avertebrata (Crustacea).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana struktur

morfologi dan anatomi udang?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui struktur morfologi

dan anatomi udang.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui struktur

morfologi dan anatomi udang.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Crustacea

Crustacea filum Arthropoda adalah hewan akuatik yang terdapat di air

laut dan di air tawar. Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu crusta atau

cangkang keras. Crustacea memiliki cangkang yang keras disebabkan adanya

endapan kalsium karbonat pada kutikula. Spesies dari Crustacea air tawar

dibagi menjadi dua kategori yang berbeda yaitu spesies yang hanya ditemukan

pada di air tawar dan spesies yang dapat berpindah dari air tawar, air payau

bahkan asin. Crustacea air tawar yang sering ditemui adalah kepiting dan

udang air tawar. Crustacea ordo Decopoda dominan ditemukan di perairan

dangkal dan dapat pula ditemukan di daerah dengan salinitas rendah dan air

tawar. Seperti Arthropoda lainnya, Crustacea memiliki tali saraf ventral, yang

terhubung dengan semua anggota badan, eksoskeleton ditandai dengan

segmen pada tubuh yang sering disebut tagmata (Tantri, 2016).

B. Ciri-ciri Crustacea

Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea disebut juga

hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea yang

paling umum adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea sebagian besar di

air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat. Tubuh Crustacea

bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi

satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan

lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit. Pada bagian


kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2 pasang antenna, 1 pasang

mandibula, untuk menggigit mangsanya, 1 pasang maksilla, 1 pasang

maksilliped. Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan

dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang

setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau

menempel di dasar perairan (Zaldi, 2009).

C. Udang

Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani

bermutu tinggi yang sangat digemari oleh konsumen dalam negeri maupun

luar negeri karena memiliki rasa yang sangat gurih dan karena kadar

kolesterolnnya yang lebih rendah daripada hewan mamalia. Udang memiliki

bentuk badan beruas (trunk) yang pertama adalah ruas yang mempunyai

sepasang kaki pertama. Secara morfologis semua ruas badan bentuknya sama.

Batas antara thorax dan abdomen tidak jelas, adakalanya letak gonopore

digunakan sebagai batas (Maharani, dkk., 2009).

D. Makanan Udang

Mikroalga memberikan nutrisi berkualitas secara optimum untuk

organisme seperti larva udang sesuai pada stadium perkembangannya.

Dikatakan pula bahwa beberapa jenis mikroalga yakni fitoplankton juga dapat

berperan sebagai antibakterial, immunostimulan dan pemasok enzim

pencernaan bagi pemangsanya. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan

dalam pemilihan fitoplankton bagi larva udang adalah kandungan gizi yang
tinggi, dapat disediakan secara berkesinambungan, prosedur kultur yang tidak

terlalu rumit dan biaya yang tidak mahal. Sehingga ketersediaan fitoplankton

sebagai pakan larva dapat terjamin dalam kualitas, waktu dan jumlah yang

tepat (Panjaitan, dkk., 2014).

E. Penyakit yang Menyerang Udang

salah satu penyakit yang sering menyerang udang baik di tambak

maupun di panti pembenihan adalah ciliata patogen yaitu Zoothamnium sp.

Zoothamnium sp. merupakan ciliata yang hidup normal pada perairan yang

baik, akan tetapi protozoa ciliata ini akan meningkat populasinya pada

perairan yang kualitas airnya mulai menurun. Zoothamnium sp., menyerang

semua stadia udang mulai dari telur, larva, post larva, juvenil dan dewasa pada

kondisi kandungan oksigen rendah. Protozoa ini menyerang permukaan tubuh,

kaki renang, kaki jalan, rostrum dan insang. Organ yang terserang terlihat

seperti diselaputi benda asing berwarna putih kecoklatan, bila infeksi berat

penempelan ini menyebar keseluruh permukaan tubuh sehingga disebut

“penyakit udang berjaket”. Serangan tersebut mengakibatkan udang sulit

bernafas, malas bergerak dan mencari makan (Mahasri, dkk., 2008).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Oktober 2019, pukul

09.30-11.50 WITA. Bertempat di Laboratorium Ekologi dan Taksonomi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah udang (Cambarus

sp.) sebagai objek pengamatan.

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel.1

Tabel.1 Alat dan Kegunaan


No Nama Kegunaan
1 Cutter atau Sebagai alat untuk membelah udang
pisau bedah
2 Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
3 Kamera Untuk mengambil gambar pengamatan
4. Papan bedah Sebagai wadah untuk membedah

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Mengamati morfologi hewan udang.

3. Menggambar morfologi udang pada lembar pengamatan.

4. Membedah udang menggunakan cutter


5. Mengamati anatomi hewan udang.

6. Menggambar bagian anatomi udang pada lembar pengamatan.

7. Mendokumentasikan gambar sebagai hasil pengamatan.

8. Mengklasifikasikan dan mendeskripsikan.


DAFTAR PUSTAKA

Maharani, G., Sunarti., Triastuti, J., dan Juniastuti, T., 2009, Kerusakan dan
Jumlah Hemosit Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) yang
Mengalami Zoothamniosis, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 1
(1) : 21.

Mahasri, G., Raya, L. A., Mubarak, S., dan Irawan, B., 2008, Gambaran Patologi
Insang dan Kulit Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) yang
Terserang Ciliata Patogen (Zoothamnium Sp.), Jurnal Berkala Ilmiah
Perikanan, 3 (1) : 95.

Panjaitan, A. S., Hadie, W., dan Harijati, S., 2014, Pemeliharaan Larva Udang
Vaname (Litopenaeus Vannamei, Boone 1931) Dengan Pemberian
Jenis Fitoplankton Yang Berbeda, Jurnal Manajemen Perikanan dan
Kelautan, 1 (1) : 2.

Tantri N., 2016, Crustacea Air Tawar (Decapoda : Brachyura dan Caridea) di
Kabupaten Sintang Kalimantan Barat, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Zaldi., 2009, Avertebrata Air (Filum Crustacea), Universitas Muhammadiyah,


Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai