Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT

PERCOBAAN II
PORIFERA

OLEH :
NAMA : ARWINI PUSPITA
STAMBUK : F1D1 21 019
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : MITA OKTAVIA R.

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Porifera merupakan salah satu jenis hewan yang berpori. Porifera masih

tergolong hewan sederhana karena selama hidupnya menetap pada karang atau

permukaan benda keras lainnya yang ada di dasar laut. Hewan ini sering di

temukan melekat pada substrat yang kerasn dan hidupnya berkoloni yang statif

dan tidak bergerak. Porifera yang lebih kompleks memiliki dinding tubuh yang

berlipat-lipat dan banyak memilki kanal air dan bercabang-cabang dan beberapa

oskulum.

Porifera memiliki bentuk dan ukuran yang beragam antara lain seperti

tabung, vas bunga, mangkuk, pipa, sarung tinju, kubah, terompet, genta dan

globular. Selain bentuknya yang beragam, porifera juga memiliki warna yang

bermacam-macam antara lain merah, putih, orange, kuning biru, ungu, hitam,

dan warna jingga. Porifera hidup dilaut dengan kedalaman sekitar 2 meter

sampai 15 meter. Porifera memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi

secara seksual.

Peran porifera sebagai kelompok hewan yang hidup di perairan sangat

beragam untuk kehidupan. Porifera memilki peranan yang menguntungkan bagi

kehidupan manusia. Peranan Porifera bagi kehidupan manusia sebagai spons

mandi dan alat gosok, zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat

penyakit kanker. Porifera juga menjaga keseimbangan sebagai makanan hewan

laut yang lain dan dapat menjadi tempat bersembunyi hewan laut dari predator.

Porifera juga membentuk sebagaian besar dari terumbu karang dan menjadi
hewan penyaring yang dapat menjaga perairan tetap jernih. Berdasarkan uraian

latar belakang di atas maka di lakukan praktikum yang berjudul Porifera.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui ciri

morfologi dan anatomi hewan Porifera?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin di capai pada praktikum kali ini adalah untuk

mengetahui ciri morfologi dan anatomi hewan Porifera.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang di dapatkan pada praktikum kali ini adalah mengetahui ciri

morfologi dan anatomi hewan Porifera.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Porifera

Porifera merupakan salah satu hewan primitive yang hidup menetap dan

bersifat non-selective filter feeder (menyaring apa yang ada). Porifera

merupakan hewan yang sederhana, tidak memiliki jaringan, hewan ini memiliki

sedikit otot maupun jaringan saraf serta organ dalam. Porifera memiliki

persebaran dari zona intertidal hingga zona subtidal atau zona litoral pada suatu

perairan. Porifera biasanya dapat di jumpai di perairan tropik dan sub tropic.

Sumber makan utama dari sponge adalah bakterio plankton dengan tambahan

organik dari hasil fotosintesis alga simbiotan dan subtstan organisme terlarut

yang diserap oleh bakteri yang bersimbiosis dengannya (Wantah, 2018).

B. Klasifikasi Porifera

Porifera memiliki 3 klasifikasi yaitu kelas Calcarae, kelas

Demospongiae, kelas Hexactinellida. Kelas Calcarea bersifat Calcareous. Yaitu

spikula tersusun atas kalsium karbonat yang disebut kalsit. Elemen rangka tidak

berdieferensiasi menjadi megacleres dan microscleres. Spikula berkelipatan 1,3

atau 4. Tubuh dengan kanal tipe askon, sicon atau leucon. Kelas Demospongiae

memiliki ciri tubuh tersusun atas spikula silika, spikula tidak tersusun atas corak

6, rangka spikula dapat tersusun atau tergantikan oleh kolagen organic, hidup di

lautan, air tawar dan pada semua kedalaman air. Kelas Hexactinellida memiliki

bentuk seperti gelas atau kaca, spikula tersusun atas silikat dan bercorak 6
spikula, terdapat megacleres dan microscleres. Dinding tubuh berbentuk cekung

(Fuad, 2016).

C. Habitat Porifera

Sebaran spons di Perairan Pulau Saponda Laut menunjukkan hasil

kisaran yang besar, yaitu ditemukan dari kedalaman 2m sampai dengan 15m dan

30m koleksi bebas. Suharyanto (2008), menambahkan bahwa habitat sebaran

jenis spons sangat beragam dengan kedalaman berbeda. Jenis Stylotella sp. yang

muncul di tiga stasiun di kedalaman 2, 4, dan 9m. Jenis Xestospongia sp. muncul

pada kedalaman 5 dan 9 m, Haliclona sp. pada kedalaman 9 dan 12m, dan

Petrosia sp. di kedalaman 13 dan 15m. Sedangkan Jenis Spons yang muncul

hanya di satu stasiun yaitu jenis Plakortis sp. kedalaman 6 m, Agelas sp.

kedalaman 5 m, Callyspongia sp. kedalaman 6 m, Liosina sp (Haedar dkk. 2016).

D. Morfologi Porifera

Spons mempunyai kemampuan untuk melakukan reproduksi secara

seksual tetapi keterangan mengenai proses ini masih sedikit di ketahui karena

keberadaan gonad, gamet dan ambrio yang berada dalam mesohyl belum

teridentifikasi dengan jelas. Porifera memiliki beragam bentuk tubuh antara lain

seperti tabung, vas bunga, mangkuk, pipa, sarung tinju, kubah, terompet, genta

dan globular serta becabang seperti tunbuhan daengan tekstur tubuh keras, kaku,

lunak dan mudah hancur serta kompresibel atau tidak kompresibel. Ukuran

tubuh porifera beragam mulai 1 mm sampai ketinggian 2 m. Porifera juga

memilki warna tubuh beragam antara lain merah, putih, orange, kuning, biru,

ungu, hitam dan jingga (Rachmad, 2018).


E. Peranan Porifera

Sponge mampu menyaring bakteri yang ada di sekitarnya, sebanyak 77 %

bakteri yang tersering di manfaatkan untuk makanan dan proses pencernaannya

secara enzimatik atau menggunakan enzim sebagai pemeran utama dalam proses

ini. Senyawa biokaktif yang di miliki oleh sponge kemungkinan bermanfaat

dalam proses pencernaan sehingga senyawa bioaktif yang di peroleh di

perkirakan bervariasi sesuai dengan kebiasaan masing-masing jenis sponge.

Sponge laut tidak melakukan pergerakan bebas di lautan tetapi mendiami laut.

Sponge memiliki banyak lubang atau pori di seluruh tubuhnya serta tidak

memiliki sistem saraf, pencernaan maupun peredaran darah. Adaptasi sponge

pada lingkungannya adalah menjadi hewan penyaring yang baik (Filter Feeder)

(Wind, 2018).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Oktober 2022 pada pukul

10.30-Selesai WITA yang Bertempat di Laboratorium Unit Ekologi dan

Taksonomi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Alat Kegunaan
1 2 3
1. Sterofom Sebagai alat untuk menyimpan sponge
2. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
3. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan

C. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah hewan Sponge (Aplysina

aerophoba) sebagai objek pengamatan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Mengamati morfologi Sponge (Aplysina aerophoba).

3. Menggambar morfologi sponge pada lembar pengamatan.


4. Mendokumentasikan gambar sebagai hasil pengamatan.

5. Mengklasifikasikan dan mendeskripsikan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Porifera


Gambar
No. Spesies Keterangan
Morfologi Anatomi
1. Sponge (Aplysina 1. Flagellum
aerophoba) 2. food particles
1 3. Nucleus

Gambar literatur
(Marzuki, 2018)
Tabel 4. Deskripsi dan Klasifikasi
No . Nama Spesies Deskripsi Klasifikasi
1 2 3 4
1. Sponge (Aplysina aerophoba) Spons merupakan kelompok biota laut yang Kingdom : Animalia
bersimbiosis dengan komunitas mikrob, dimana Filum : Porifera
spons berfungsi sebagai inang bagi kelompok
Kelas : Demospongiae
tersebut. spons atau porifera termasuk hewan
multi sel yang mana fungsi jaringan dan Ordo : Verongida
organnya masih sangat sederhana, hewan ini Familia : Aplysinidae
hidup menetap pada suatu habitat pasir, batu-
Genus : Aplysina
batuan atau juga pada karang-karang mati
didalam laut. Spons mempunyai banyak pori Spesies : Aplysina aerophoba
sehingga air dapat melewatinya, tubuh mereka
terdiri dari mesohil yang diapit dua lapisan tipis
sel
(Wibowo dkk., 2020)
B. Pembahasan

Porifera dapat diartikan sebagai suatu kelompok organisme yang

termasuk invertebrata dengan organ tubuh yang masih memiliki fungsi yang

sederhana. Kata porifera berasal dari dua kata, yaitu “Porus” yang berarti pori

dan “ferre” yang berarti mempunyai, sehingga secara bahawa porfera adalah

kelompok hewan yang memiliki pori. Kelompok organisme ini sulit dikenali

karena tidak memiliki kepala, badan dan anggota tubuh yang dapat dibedakan

dengan jelas. Porifera memiliki habitat berupa perairan yang tidak terlalu

dalam yang jernih tetapi ada pula jenis porifera yang hidup di daerah yang

berpasir atau berlumpur. Porifera hidup berkoloni atau berkelompok yang

melekat pada substrat tertentu.

Praktikum ini dilakukan dengan mengamati jenis porifera berupa

sponge yang berhabitat di daerah perairan dangkal. Proses pengamatan diawali

dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Objek pengamatan

berupa sponge (Aplysina aerophoba) diamati morfologi seperti bentuk tubuh,

warna dan tekstur permukaan tubuh serta anatomi dari sponge (Aplysina

aerophoba). Pengamatan morfologi porifera ini dilakukan untuk melihat

bagaimana bentuk tubuh porifera yang memiliki pori sebagai ciri khasnya.

Pengamatan kemudian dilanjutkan dengan mendokumentasikan hasil

pengamatan dan memberikan keterangan bagian tubuh dari jenis porifera

tersebut disertai dengan klasifikasi dan deskripsinya.


Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sponge (Aplysina aerophoba)

memiliki bentuk tubuh yang tidak beraturan dengan cabang-cabang tumbuh

bergelombang dan bertekstur lunak. Tubuh dari jenis porifera ini berwarna

jingga kecoklatan. Permukaan tubuh dari sponge (Aplysina aerophoba)

memiliki pori atau lubang-lubang yang disebut dengan osteum. Fungsi osteum

ini adalah sebagai saluran keluar masuknya air yang mengandung sumber

makanan dari kelompok porifera menuju ke dalam tubuhnya.

Bagian anatomi tubuh sponge (Aplysina aerophoba) terlihat adanya

konaosit yang berada di lubang atau pori pada tubuh sponge (Aplysina

aerophoba). Konaosit adalah sel yang berfungsi sebagai alat pencernaan pada

porifera. Tubuhnya memiliki rambut-rambut yang merupakan flagellum atau

alat gerak dari sponge (Aplysina aerophoba). Tubuh sponge (Aplysina

aerophoba) juga memiliki spikula yang terbuat dari kalsium karbonat atau

silikat sebagai sel pembentuk atau penyusun tubuh porifera.

Pori atau lubang pada porifera digunakan sebagai pusat berlangsungnya

system organ pada porifera. Sesuai dengan pernyataan (Mursawal, dkk., 2020)

yang menjelaskan bahwa hewan yang tergolong dalam filum porifera memiliki

lubang pada tubuhnya yang disebut dengan Osteum yang pada setiap individu

terdapat satu osteum yang berada pada bagian anterior tubuh sebagai tempat

keluarnya air yang telah mengalami penyeleksian makanan atau lainnya oleh

silia yang ada di paragastral.


V. PENUTUP
A. Kesimpulan

Hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan Porifera adalah

morfologi sponge (Aplysina aerophoba) memiliki bentuk tubuh yang tidak

beraturan dengan cabang-cabang tumbuh bergelombang dan bertekstur lunak.

Tubuh dari jenis porifera ini berwarna jingga kecoklatan. Permukaan tubuh dari

sponge (Aplysina aerophoba) memiliki pori atau lubang-lubang yang disebut

dengan osteum. Pencernaan makanan dan pembuangan kotoran dilakukan

melalui pori tersebut.

B. Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk laboratorium agar dapat melengkapi peralatan yang ada di

laboratorium dan dapat mengganti peralatan yang telah rusak atau peralatan

yang fungsinya sudah berkurang.

2. Untuk asisten agar lebih memberikan pengetahuan kepada kami mengenai

penyusunan laporan.

3. Untuk praktikan agar lebih tertib dalam menjalankan praktikum ini.


DAFTAR PUSTAKA

Fuad, Z., 2016, Keanekaragaman Porifera di Zona Scub Litoral Rinon Kecamatan
Pulo Aceh Sebagai Materi Pendukung Kingdom Amalia di Sman 2 Blang
Situngkoh Kabupaten Aceh Besar, Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Darussalam-Banda Aceh

Haedar, Sadarun, B. dan Palupi, R, D., 2016, Potensi dan Keanekaragaman Jenis
dan Sebaran Spons di Perairan Pulau Saponda Laut Kabupaten Konawe,
Jurnal Sapa Laut, 1 (2): 7

Mursawal, A., Zulfikar dan Khalil, M. (2020). Taksonomi Hewan. Penerbit ANDI

Rachmad, A., 2018, Komposisi Jenis Porifera di Zona Intertidal Pantai Bilik Barat
Taman Nasional Baluran, Skripsi, Universitas Jember

Wantah, E., Mangindaan, R. E. P. dan Losung, F. (2018). Uji Aktivitass dari


Beberapa Ekstrak Sponge terhadap Larba Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal
Ilmiah Platax, 6(2), 83-89.

Wind, A. (2018). Ensiklopedia Adaptasi di Alam Raya. Jakarta: Bhuana Ilmu


Populer

Anda mungkin juga menyukai