PERCOBAAN VI
REGENERASI
OLEH:
NAMA : ASRINA S.
STAMBUK : F1D1 21 020
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : MIFTAHUL JANNAH
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh
yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali dan dalam kasus ini proses
regenerasi fragmen tubuh hingga ukuran 0,5% dari tubuh dan dibawah kondisi
khusus untuk ukuran fragmen yang lebih kecil sedangakan pada vertebrata,
saja, tetapi dapat terjadi sampai dewasa bahkan seumur hidup organisme tersebut,
regenerasinya terbatas hanya pada tingkat larva dan hanya pada anggota serta
ekor sedangkan katak yang sudah dewasa tidak bisa beregenerasi sama sekali.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan praktikum mengenai
Regenerasi.
B. Rumusan Masalah
keadaan semula ?
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Praktikum
A. Regenerasi
bagian tubuh yang rusak secara sengaja maupun tidak sengaja dengan bagian
tubuh yang baru dengan bentuk yang sama dan persis seperti bentuk aslinya.
Kerusakan tersebut dapat bervariasi, ada yng ringan seperti luka dan memar,
adapun yang sedang yang menyebabkan ujung suatu sebagian tubuh yang
terbuang, dan adapula yang berat, yang menyebabkan suatu bagian yang besar
tubuh terbuang, jika salah satu bagian tubuh terputus maka bagian baru akan
terbentuk dengan segera karena adanya daya regenerasi hewan (Fitriana, 2019).
B. Proses Regenerasi
penyembuhan luka, yang meliputi tahap inflamasi, tahap granulasi dan tahap
hanya terjadi proses penghentian aliran darah ke area cedera dengan membentuk
inflamasi yang berlangsung selama lebih kurang dua minggu. Fase proliferasi
baru terbentuk dan bisa berlangsung selama beberapa tahun (Amsia, 2021).
D. Tahap Regenerasi
Regenerasi terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu luka akan tertutup oleh
darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai
luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana
pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar
luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk
berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-
yang terjadi secara serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada
waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-
E. Hydrilla
Hydrilla atau lebih sering disebut gulma air adalah merupakan salah satu
tumbuhan air yang banyak ditemukan tumbuh di perairan yang tergenang seperti
kadar limbah dan polusi sebab di dalamnya terkandung unsur zat hara. Tumbuhan
berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk hijau yang dapat diberikan pada
tanaman baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kompos (Haruna dan
Yasin, 2017).
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Mei 2022 Pukul 13.00 WITA-
B. Bahan Praktikum
C. Alat Praktikum
kecebong (larva katak) dipotong melintang, tiga ekor katak (larva katak) dipotong
rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan
platyhelminthes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu
baru yang sempurna. Regenerasi berlangsung melalui dua cara yang pertama,
epimorfis yaitu apabila perbaikan disebabkan oleh proliferasi jaringan baru yang
disebut blastema di atas jaringan lama. Kedua yaitu Morfalaksis dimana apabila
beberapa percobaan organ yang terbentuk selama proses regenerasi sama dengan
organ yang hilang tetapi adakalanya organ yang terbentuk berbeda dengan organ
yang hilang
kecebong (larva katak) dipotong melintang, tiga ekor katak (larva katak) dipotong
tegak lurus, tiga ekor kecebong (larva katak) dijadikan control. Mengamati
perlakuan yaitu sayatan lurus, sayatan melintang dan satu sebagai kontrol. Hasil
setelah pengamatan pada hari pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam
dan ketujuh adalah 1,4 cm, 1,4 cm, 1,5 cm, 1,7 cm dan 2 cm. Kecebong pada
sayatan lurus 2 panjang awalnya 1,1 cm setelah pengamatan pada hari pertama,
kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh adalah 1,2 cm, 1,2 cm, 1,3
cm, 1,3 cm, 1,3 cm, 1,5 cm dan 1,6 cm. Kecebong pada sayatan lurus 3 panjang
awalnya 1,5 cm pada hari pertama kecebong sudah mati. Kecebong pada sayatan
kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh adalah 1,4 cm, 1,5 cm, 1,7
cm, 1,7 cm, 1,8 cm, 1,8 cm dan 2,1 cm. Kecebong pada sayatan melintang 3
panjang awalnya 1,4 cm setelah pengamatan pada hari pertama, kedua, ketiga,
keempat, kelima, keenam dan ketujuh adalah 1,4 cm, 1,5 cm, 1,5 cm, 1,5 cm, 1,8
kecebong yang mengalami kematian, yaitu terlihat pada kecebong pada wadah
kontrol 1, kontrol 2, tegak lurus 3 dan melintang 1. Hal ini disebabkan oleh
beberapa factor lingkungan seperti, kadar oksigen yang terlarut dalam air, suhu
kelembaban udara dan ketersediaaan makanan yang tidak sesuai untuk proses
hidup, pada kecebong yang diberi perlakuan potongan tegak lurus mengalami
perkembangan dalam regenerasi ekornya namun tidak sampai pada titik klimaks.
perkembangan dan mencapai titik klimaks dalam regenerasi ekornya ada pada
melintang dan tegak lurus, dalam laju regenerasinya tidak begitu menunjukan
seperti penimbunan sel-sel yang nampak belum berdiferensiasi pada luka yang
disebut blastama, yang akan berproliferasi dan secara progresif membentuk bagian
tubuh yang hilang. Blsatama berasal dari sel cadang khusus atau neoblast sel-sel
interstitial yang bermigrasi ke tempat asal luka. Proses regenerasinya yaitu pada
saat ekor kecebong dipotong darah mengalir menutupi pernukaan luka (darah yang
mengalir tidak nampak karena bersatu dengan air) lalu membentuk scap yang
sifatnya melindungi. Hal ini sesuai pendapat oleh (Lukman, 2019) bahwa tahap
penyembuhan luka pada amphibi diawali dari tepi luka dengan penyebaran
epidermis dari tepi luka yang akan menutupi permukaan yang terluka.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
ekor kecebong dengan metode sayatan lurus dan sayatan melintang untuk
B. Saran
dalam laboratorium.
pengamatan
DAFTAR PUSTAKA
Amsia, S. A. H., 2021, Efek Asam Hialuronat pada Berbagai Jenis Luka, Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 3(2): 270
Fitriana, N., 2019, Inventarisasi Bintang Laut (Echinodermata : Asteroidea) Di Pantai
Pulau Pari, Kabupaten ADM, Kepulauan Seribu, Jurnal Ilmiah Faktor
Exacta, 3 (2) :13
Haruna, N. dan Yasin, S. M., 2017, Pemanfaatan Hydrilla Verticillata Royle Sebagai
Pupuk Hijau Untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Kakao, Jurnal
Agriculture Science, 1(2): 24
Kerans, G., 2019, Klasifikasi Tulang dan Proses Regenerasi Ekor Ikan Wader
(Rasbora lateristriata), Jurnal Edukasi Sumba (JES), 2(3): 4
Lukman, A, 2019, Mekanisme Regenerasi Anggota Tubuh Hewan, Jurnal Biospesies,
2 (2) : 34
Novianti, T., Juniantit, V., Jusuf, A.A., Arida, E.A., Sadikin, M., Widia, S dan
Jusman, 2018, Korelasi Eksoresi Protein Cytoglobin melalui Uji
Immunoratio dengan Pertumbuhan Jaringan Epitel dan Dermis pada
Pertumbuhan Jaringan Ekor Cecak (Hemidactylus platyurus), Jurnal
IJOBB, 2 (2) : 35