Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN

PERCOBAAN VI

REGENERASI

OLEH:

NAMA : ASRINA S.
STAMBUK : F1D1 21 020
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : MIFTAHUL JANNAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk

memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan

yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh

manusia untuk keperluan penelitian atau eksperimen. Hilangnya bagian tubuh

yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali dan dalam kasus ini proses

memperbaiki diri ini kita sebut sebagai regenerasi.

Regenerasi untuk hewan invertebrata adalah perbaikan secara lengkap

sampai berfungsinya dari beberapa bagian tubuh organisme, pada banyak

protozoa, porifera, coelentrata dan planaria serta nemertini memiliki kemampuan

regenerasi fragmen tubuh hingga ukuran 0,5% dari tubuh dan dibawah kondisi

khusus untuk ukuran fragmen yang lebih kecil sedangakan pada vertebrata,

hampir semuanya mempunyai daya regenerasi yang terbatas.

Kemampuan tumbuh dan diferensiasi tidak terbatas terjadi pada embrio

saja, tetapi dapat terjadi sampai dewasa bahkan seumur hidup organisme tersebut,

pada regenerasi, umumnya polaritas dipertahankan. Contoh hewan yang memiliki

kemampuan regenerasi yang tinggi adalah planaria dan kecebong. Katak

regenerasinya terbatas hanya pada tingkat larva dan hanya pada anggota serta

ekor sedangkan katak yang sudah dewasa tidak bisa beregenerasi sama sekali.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan praktikum mengenai

Regenerasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara membuktikan bahwa pada hewan-hewan tertentu organ baru

masih dapat terbentuk setelah melewati periode organogenesis?

2. Bagaimana mengetahui pembentukan regenerasi pada tempat sayatan dan

mengikuti perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan

keadaan semula ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan bahwa pada hewan-hewan tertentu organ baru masih

dapat terbentuk setelah melewati periode organogenesis

2. Untuk mengamati pembentukan regenerasi pada tempat sayatan dan mengikuti

perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat membuktikan bahwa pada hewan-hewan tertentu organ baru masih

dapat terbentuk setelah melewati periode organogenesis


2. Dapat mengetahui pembentukan regenerasi pada tempat sayatan dan mengikuti

perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula


II. TINJAUN PUSTAKA

A. Regenerasi

Regenerasi adalah suatu kemampuan suatu tubuh utuk menggantikan

bagian tubuh yang rusak secara sengaja maupun tidak sengaja dengan bagian

tubuh yang baru dengan bentuk yang sama dan persis seperti bentuk aslinya.

Kerusakan tersebut dapat bervariasi, ada yng ringan seperti luka dan memar,

adapun yang sedang yang menyebabkan ujung suatu sebagian tubuh yang

terbuang, dan adapula yang berat, yang menyebabkan suatu bagian yang besar

tubuh terbuang, jika salah satu bagian tubuh terputus maka bagian baru akan

terbentuk dengan segera karena adanya daya regenerasi hewan (Fitriana, 2019).

B. Proses Regenerasi

Proses regenerasi jaringan akibat luka akan mengalami peristiwa

penyembuhan luka, yang meliputi tahap inflamasi, tahap granulasi dan tahap

kontraksi luka, setelah jaringan mengalami cedera, maka jaringan akan

mengalami inflamasi Tahap inflamasi belum terjadi proses regenerasi jaringan,

hanya terjadi proses penghentian aliran darah ke area cedera dengan membentuk

gumpalan yang dipadatkan membentuk serat fibrin. Penggumpalan darah ini

memerlukan faktor penggumpalan darah dan trombosit (Novianti, dkk., 2018)


C. Fase Regenerasi

Fase inflamasi yang terkait menggunakan penyembuhan luka melibatkan

migrasi neutrofil, makrofag dan limfosit ke luka yang membuat tanda-tanda

inflamasi yang berlangsung selama lebih kurang dua minggu. Fase proliferasi

mengikuti fase inflamasi dan ditandai menggunakan pembentukan jaringan baru,

granulasi dan pembentukan jaringan epitel (reepitelisasi) dan memulihkan

jaringan vaskular. Fase renovasi melibatkan reorganisasi dan kontraksi matriks yg

baru terbentuk dan bisa berlangsung selama beberapa tahun (Amsia, 2021).

D. Tahap Regenerasi

Regenerasi terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu luka akan tertutup oleh

darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai

pelindung. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan

luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana

pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar

luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk

berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-

selnya lepas tersebar di bawah epitel. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema)

pada permukaan bekas luka. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis,

yang terjadi secara serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada

waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-

sel blastema tersebut (Kerans, 2019).

E. Hydrilla

Hydrilla atau lebih sering disebut gulma air adalah merupakan salah satu

tumbuhan air yang banyak ditemukan tumbuh di perairan yang tergenang seperti

sawah dan rawa-rawa. Hydrilla mempunyai kemampuan dalam menurunkan

kadar limbah dan polusi sebab di dalamnya terkandung unsur zat hara. Tumbuhan

hydrilla mengandung Nitrogen 1,37 % dan Karbon Organik 14,47% sehingga

berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk hijau yang dapat diberikan pada

tanaman baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kompos (Haruna dan

Yasin, 2017).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Mei 2022 Pukul 13.00 WITA-

selesai, bertempat di Laboratorium Biologi Unit Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Kecebong Sebagai bahan pengamatan
2. Hidrilla (Hydrilla ferticiliata) Sebagai makanan kecebong
3. Air Sebagai tempat hidup kecebong
4. Kertas label Untuk memberi kode padagelas aqua

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Silet Untuk memotong ekor kecebong
2. Mistar Untuk mengukur panjang ekor kecebong
3. Gelas aqua Untuk wadah kecebong
4. Kamera Untuk mengambil gambar
5. Alat tulis Untuk menulis hasil pengamatan
D. Prosedur Kerja

Adapun Prosedur kerja pada praktikum ini sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.

2. Menyiapkan 5 ekor kecebong (larva katak) kemudian mengukur panjang ekor

masing-masing kecebong (larva katak)

3. Memotong ekor kecebong (larva katak) masing-masing menjadi tiga ekor

kecebong (larva katak) dipotong melintang, tiga ekor katak (larva katak) dipotong

tegak lurus, tiga ekor kecebong (larva katak) dijadikan kontrol

4. Mengamati regenerasi tiap-tiap ekor kecebong (larva katak)

5. Mengukur kembali masing-masing panjang ekor kecebong (larva katak) setelah 1

mimggu, kemudian mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan


B. Pembahasan

Regenerasi adalah kemampuan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang

rusak atau lepas. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan

platyhelminthes yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu

baru yang sempurna. Regenerasi berlangsung melalui dua cara yang pertama,

epimorfis yaitu apabila perbaikan disebabkan oleh proliferasi jaringan baru yang

disebut blastema di atas jaringan lama. Kedua yaitu Morfalaksis dimana apabila

perbaikan disebabkan oleh reorganisasi jaringan lama. Heteromorfis adalah

beberapa percobaan organ yang terbentuk selama proses regenerasi sama dengan

organ yang hilang tetapi adakalanya organ yang terbentuk berbeda dengan organ

yang hilang

Pengamatan pada praktikum ini dilakukan dengan menyiapkan 9 ekor

kecebong dan mengukur panjang masing-masing kecebong (larva katak).

Memotong ekor kecebong (larva katak) masing-masing menjadi tiga ekor

kecebong (larva katak) dipotong melintang, tiga ekor katak (larva katak) dipotong

tegak lurus, tiga ekor kecebong (larva katak) dijadikan control. Mengamati

regenerasi tiap-tiap ekor kecebong (larva katak). Mengukur kembali masing-

masing panjang ekor kecebong (larva katak) setelah 1 mimggu, kemudian

mencatat dan mendokumentasikan


Berdasarkan hasil pengamatan regenerasi kecebong dengan menggunakan

perlakuan yaitu sayatan lurus, sayatan melintang dan satu sebagai kontrol. Hasil

pengamatan kecebong pada perlakuan sayatan lurus 1 panjang awalnya 1 cm

setelah pengamatan pada hari pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam

dan ketujuh adalah 1,4 cm, 1,4 cm, 1,5 cm, 1,7 cm dan 2 cm. Kecebong pada

sayatan lurus 2 panjang awalnya 1,1 cm setelah pengamatan pada hari pertama,

kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh adalah 1,2 cm, 1,2 cm, 1,3

cm, 1,3 cm, 1,3 cm, 1,5 cm dan 1,6 cm. Kecebong pada sayatan lurus 3 panjang

awalnya 1,2 cm dan pada hari pertama kecebong sudah mati.

Hasil pengamatan kecebong pada perlakuan sayatan melintang 1 panjang

awalnya 1,5 cm pada hari pertama kecebong sudah mati. Kecebong pada sayatan

melintang 2 panjang awalnya 1,4 cm setelah pengamatan pada hari pertama,

kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh adalah 1,4 cm, 1,5 cm, 1,7

cm, 1,7 cm, 1,8 cm, 1,8 cm dan 2,1 cm. Kecebong pada sayatan melintang 3

panjang awalnya 1,4 cm setelah pengamatan pada hari pertama, kedua, ketiga,

keempat, kelima, keenam dan ketujuh adalah 1,4 cm, 1,5 cm, 1,5 cm, 1,5 cm, 1,8

cm , 1,8 cm dan 2,1 cm.

Berdasarkan data pengamatan dalam tahap perkembangannya ada beberapa

kecebong yang mengalami kematian, yaitu terlihat pada kecebong pada wadah

kontrol 1, kontrol 2, tegak lurus 3 dan melintang 1. Hal ini disebabkan oleh

beberapa factor lingkungan seperti, kadar oksigen yang terlarut dalam air, suhu
kelembaban udara dan ketersediaaan makanan yang tidak sesuai untuk proses

perkembangan kecebong tersebut, sehingga kecebong tersebut tidak dapat bertahan

hidup, pada kecebong yang diberi perlakuan potongan tegak lurus mengalami

perkembangan dalam regenerasi ekornya namun tidak sampai pada titik klimaks.

Kecebong yang diberi perlakuan dengan sayatan melintang mengalami

perkembangan dan mencapai titik klimaks dalam regenerasi ekornya ada pada

kecebong sayatan melintang 3. Perbandingan antara kecebong yang diberi sayatan

melintang dan tegak lurus, dalam laju regenerasinya tidak begitu menunjukan

perbedaan yang menonjol, tetapi pada kecebong dengan sayatan melintang 3

mencapai tahap klimaks.

Berdasarkan hasil pengamatan proses regenerasi pada kecebong berbentuk

seperti penimbunan sel-sel yang nampak belum berdiferensiasi pada luka yang

disebut blastama, yang akan berproliferasi dan secara progresif membentuk bagian

tubuh yang hilang. Blsatama berasal dari sel cadang khusus atau neoblast sel-sel

interstitial yang bermigrasi ke tempat asal luka. Proses regenerasinya yaitu pada

saat ekor kecebong dipotong darah mengalir menutupi pernukaan luka (darah yang

mengalir tidak nampak karena bersatu dengan air) lalu membentuk scap yang

sifatnya melindungi. Hal ini sesuai pendapat oleh (Lukman, 2019) bahwa tahap

penyembuhan luka pada amphibi diawali dari tepi luka dengan penyebaran

epidermis dari tepi luka yang akan menutupi permukaan yang terluka.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan pada praktikum Regenerasi dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Untuk membuktikan bahwa pada hewan-hewan tertentu organ baru masih

dapat terbentuk setelah melewati periode organogenesis dengan cara menyayat

ekor kecebong dengan metode sayatan lurus dan sayatan melintang untuk

dilihat pertumbuhan ekornya

2. Untuk mengetahui pembentukan regenerasi pada tempat sayatan dan mengikuti

perkembangannya hingga tercapai bentuk yang serupa dengan keadaan semula

maka dilakukan pengamatan tiap hari selama seminggu dengan mengukur

panjang ekor kecebong serta membuat data pengamatan untuk melihat

perbandingan pertumbuhan ekor kecebong

B. Saran

Saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini yaitu:

1. Untuk laboratorium, agar melengkapi alat-alat praktikum yang digunakan

dalam laboratorium.

2. Untuk asisten, agar sebaiknya menjelaskan bagaimana cara memotong ekor

kecebong yang benar


3. Untuk praktikan, agar lebih tenang ketika asisten menjelaskan data

pengamatan
DAFTAR PUSTAKA

Amsia, S. A. H., 2021, Efek Asam Hialuronat pada Berbagai Jenis Luka, Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 3(2): 270
Fitriana, N., 2019, Inventarisasi Bintang Laut (Echinodermata : Asteroidea) Di Pantai
Pulau Pari, Kabupaten ADM, Kepulauan Seribu, Jurnal Ilmiah Faktor
Exacta, 3 (2) :13
Haruna, N. dan Yasin, S. M., 2017, Pemanfaatan Hydrilla Verticillata Royle Sebagai
Pupuk Hijau Untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Kakao, Jurnal
Agriculture Science, 1(2): 24
Kerans, G., 2019, Klasifikasi Tulang dan Proses Regenerasi Ekor Ikan Wader
(Rasbora lateristriata), Jurnal Edukasi Sumba (JES), 2(3): 4
Lukman, A, 2019, Mekanisme Regenerasi Anggota Tubuh Hewan, Jurnal Biospesies,
2 (2) : 34
Novianti, T., Juniantit, V., Jusuf, A.A., Arida, E.A., Sadikin, M., Widia, S dan
Jusman, 2018, Korelasi Eksoresi Protein Cytoglobin melalui Uji
Immunoratio dengan Pertumbuhan Jaringan Epitel dan Dermis pada
Pertumbuhan Jaringan Ekor Cecak (Hemidactylus platyurus), Jurnal
IJOBB, 2 (2) : 35

Anda mungkin juga menyukai