Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA

FILUM MOLLUSCA

Disusun oleh :
Kelompok 5
Christia Agusti Uhai 193030903031
Herlina Wati 193010903014
Supardi 193020903027
Sri Wahyuni 193020903026

Dosen Pengampu:
Julian Tambunan, S.Pd., M.Si

JURUSAN/PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang “Filum Mollusca” yang merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada mahasiswa
untuk melengkapi penilaian dalam mata kuliah Zoologi Invertebrata .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Julian Tambunan, S.Si, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Zoologi Invertebrata, atas bimbingan dan materi yang telah
diberikan kepada kami dalam kegiatan perkuliahan. Tugas yang diberikan ini semakin
menambah pengetahuan dan wawasan kami terkait bidang Filum Mollusca.

Andai kata dalam penyusunan makalah tentang “Filum Mollusca” terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat
memperbaiki penulisan dimasa yang akan datang. Selain itu, kami juga mengharapkan agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Filum Mollusca.

Palangkaraya, 12 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………....1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………......2
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………………....2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………… 3
A. Pengertian Filum Mollusca……………………………………………………....3
B. Ciri-ciri Filum Mollusca………………………………………………………....3
C. Struktur dan Fungsi Tubuh Filum Mollusca………………………………..........4
D. Klasifikasi Filum Mollusca ……………………………………………………. 5
E. Peranan Filum Mollusca Dalam Kehidupan…………………………………….14
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….15
A. Kesimpulan……………………………………………………………………...15
B. Saran……………………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mollusca berasal dari bahasa latin “mollusca” yang berarti lunak. Jadi, Mollusca berarti
hewan yang memiliki tubuh lunak. Mollusca mencakup hewan-hewan yang bersifat
triploblastik celomata dengan sebaran habitat yang sangat luas. Tubuh Mollusca yang lunak
sebagai ciri utama dari Filum ini umumnya dilindungi oleh suatu cangkang yang keras.
Mollusca memiliki sifat kosmopolit. Dimana hewan-hewan ini memiliki daerah
persebaran yang sangat luas. Mollusca dapat ditemukan di darat, air tawar, maupun air laut.
Dengan persebaran yang sangat luas tersebut, Mollusca menjadi Filum dengan anggota
spesies tersebar kedua setelah Arthropoda. Diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu
jenis dalam bentuk fosil.
Ukuran tubuh Mollusca sangat bervariasi mulai dari siput yang panjangnya hanya
beberapa millimeter hingga cumi-cumi raksasa yang dapat mencapai panjang 18 meter.
Bentuk tubuhnya pun sangat bervariasi walaupun bentuk dasarnya bersifat simetri bilateral.
Pada beberapa terjadi modifikasi dari massa visceral yang mengakibatkan bentuk tubuhnya
bersifat asimetris.
Dalam sistem klasifikasi modern, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yakni
Gastropoda, Cephalopoda, Bivalvia/Pelecypoda, Polyplacophora/Amphineura, dan
Scaphopoda. Pembagian ini didasarkan pada ciri morfologi, anatomi dan fisiologi dari hewan-
hewan tersebut. Masing-masing kelas tersebut memiliki ciri tersendiri yang sangat khas dan
berbeda dengan kelas-kelas yang lain.
Mollusca memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam
kehidupan. Beberapa spesies dari Filum ini menjadi sumber protein bagi manusia. Selain itu,
Mollusca dapat menjadi hama bagi pertanian dan menjadi inang bagi beberapa cacing parasit
yang sangat merugikan bagi manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Filum Mollusca?
2. Bagaimana ciri-ciri Filum Mollusca?
3. Bagaimana struktur dan fungsi tubuh Filum Mollusca?
4. Bagaimana klasifikasi Filum Mollusca?
5. Bagaimana peranan Filum Mollusca dalam kehidupan?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari Filum Mollusca
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Filum Mollusca
3. Untuk mengetahui struktur dan fungsi tubuh Filum Mollusca
4. Untuk mengetahui klasifikasi Filum Mollusca
5. Untuk mengetahui peranan Filum Mollusca dalam kehidupan
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan dari makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Untuk membantu mahasiswa memahami materi tentang Filum Mollusca
2. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh nilai Zoologi Invertebrata
3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam upaya pemanfaatan Filum Mollusca dalam
berbagai sektor kehidupan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Filum Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin “Mollusca” yang artinya lunak. Filum Mollusca adalah
kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak dan berlendir. Tubuhnya dilindungi
oleh cangkang yang keras dan tersusun atas Mineral, Fosfat, Besi, Yodium, Protein, dan
Kalsium. Sebagian besar cangkang Mollusca tersusun dari Kalium Karbonat (CaCO3)
contohnya siput. Siput merupakan salah satu Filum Mollusca yang termasuk ke dalam kelas
Gastropoda yaitu berjalan dengan menggunakan perut.

B. Ciri-ciri Filum Mollusca


Mollusca merupakan hewan Triploblastik Selomata yaitu tubuh terdiri tiga lapisan yakni
eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Mollusca memiliki struktur tubuh Simetri Bilateral serta
hidup secara heterotrof. Habitat Mollusca tersebar dengan luas di air tawar, air laut, dan darat.
Mollusca terdiri dari bagian utama yaitu:
1. Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian ventral tubuh yang berotot. Kaki
berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian Mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tantakel
yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2. Massa Viseral
Massa Viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari Mollusca. Di dalam Massa Viseral
terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa Viseral
dilindungi oleh mantel.

3
3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi Massa Viseral. Mantel membentuk suatu
rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut
adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.

C. Struktur dan Fungsi Tubuh Filum Mollusca


1. Sistem Saraf
Sistem saraf Mollusca terdiri dari Cincin Saraf. Sistem saraf ini mengelilingi esofagus
dengan serabut saraf yang menyebar.
2. Sistem Pencernaan Mollusca
Sistem pencernaan Mollusca sudah lengkap yang terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus. Mollusca memiliki radula (lidah bergerigi) yang berfungsi untuk melumatkan
makanan. Mulut Mollusca terhubung langsung pada saluran Esofagus dengan usus dan anus
yang melingkar. Anus terletak pada tepi Dorsal rongga mantel dibagian Posterior.
3. Sistem Pernapasan Mollusca
Alat pernapasan Mollusca adalah Ctenidia (sepasang insang). Beberapa jenis memiliki alat
pernapasan paru-paru dan insang. Tiap insang terdiri atas sumbu pipih yang memanjang pada
bagian tengah, dan pada sisinya terdapat filament pipih berbentuk segitiga.
4. Peredaran Darah Mollusca
Jantung Mollusca terdiri atas dua serambi (auricle) dan sebuah bilik (ventricle) yang
terdapat pada rongga Pericardium. Bilik darah ke aorta, beberapa arteri dan sinus dalam organ
atau jaringan. Memiliki sistem peredaran darah yang terbuka yaitu darah yang tidak melalui
pembuluh darah, tetapi melalui sinus darah yaitu rongga diantara sel dalam organ.
5. Sistem Reproduksi
Filum Mollusca bereproduksi secara seksual, dengan organ reproduksi jantan dan betina
terpisah pada individu lain (gonokoris). Siput jenis tertentu ada yang bersifat Hermaprodit
yaitu pembuahan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal dan dapat menghasilkan
telur.

4
D. Klasifikasi Filum Mollusca
1. Kelas Gastropoda

Gastropoda adalah kelas Mollusca yang terbesar dan ada sekitar 60.000 spesies. Dalam
bahasa Yunani “Gaster” artinya perut dan “podos” artinya kaki. Gastropoda merupakan
hewan bertubuh lunak yang berjalan dengan menggunakan perut sebagai kaki. Hewan ini
dapat ditemukan pada air laut, tawar, dan darat. Kelas Gastropoda bersifat Hermafrodit yaitu
tidak terjadi pembuahan secara sendiri.
Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkang dan berbentuk kerucut terpilin (spiral)
dan ada pula Gastropoda yang tidak mempunyai cangkang disebut siput telanjang (vaginula).
Bentuk tubuhnya menyesuaikan dengan bentuk cangkang. Gastropoda dapat bergerak
disebabkan karena adanya kontraksi otot seperti gelomban yang menjalar dari belakang ke
depan. Pada saat bergerak kaki depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir yang
berfungsi mempermudah untuk berjalan.
Di kepala siput terdapat sepasang tantakel panjang dan sepasang tantakel pendek. Pada
tantakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan
terang. Sedangkan pada tantakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau.

5
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di
dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Selanjutnya
terdapat kerongkongan , kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di anus.
Gastropoda umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora dan
karnivora.
Gastropoda hidup di darat bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan gastropoda yang
hidup di air bernapas dengan insang.
Alat ekskresi adalah sepasang protonephridia pada ordo Archeogastropoda, sedangkan
pada Gastropoda yang lain nephridium kanan lenyap. Nephridium terletak di dalam Massa
Visceral, urine dibuang bersama dengan aliran air keluar dalam bentuk ammonia atau dalam
bentuk senyawa ammonium.
Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion otak (ganglion cerebral) di bagian posterior
esofagus yang berhubungan langsung pada saraf mata, tantakel dan statocyst, serta sepasang
ganglion mulut berhubungan dengan rongga mulut. Dari ganglion otak terdapat sepasang
benang saraf ventral yang berhubungan dengan ganglion kaki, dan sepasang lagi ke ganglion
sisi yang berhubungan dengan mantel dan otot columella.
Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung dan saluran darah sebagai organ
transportasi. Darah mengalir dari ventricle (bilik) menuju aorta pendek, ke arteri posterior dan
arteri anterior. Arteri posterior memasok darah ke massa visceral sedangkan arteri anterior
memasok darah ke kepala dan kaki.
Sistem pencernaan makanan meliputi rongga mulut, kerongkongan, kelenjar, ludah,
tembolok, lambung kelenjar, dan usus.
Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga
Ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan
autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar
(Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea
trunculata).
Ciri-ciri kelas Gastropoda meliputi hidup di air laut dan air payau, rumahnya terdiri dari
satu yang terputar (terpilin) memanjang melalui satu sumbu, tubuhnya terdiri dari kepala, kaki
dan alat pencernaan, kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel
berfungsi sebagai insang pada air laut dan berfungsi sebagai paru-paru pada lingkungan darat,
test terdiri dari zat gampingan dan terputar secara spiral melalui satu garis lurus (putaran
involut dan evolut), arah putaran Gastropoda terdiri dari Dextral (searah jarum jam) dan
Sinistral (berlawanan putaran jarum jam).
a. Prosabranchia
Memiliki dua buah insang yang terletak di anterior, sistem saraf terpilin membentuk
angka delapan, tantakel berjumlah dua buah. Cangkang umumnya tertutup oleh operculum,
contohnya: Trochus sp. Sub kelas ini dibagi lagi ke dalam tiga ordo yaitu

6
archaeogastropoda contohnya Acmaea sp, ordo Mesogastropoda contohnya Pleurocera sp,
ordo Neogastropoda contohnya Urosalpinx sp.
b. Ophistobranchia
Kelompok gastropoda ini memiliki dua buah insang yang terletak di posterior, nefridia
berjumlah satu buah, jantung satu ruang dan organ reproduksi berumah satu. Kebanyakan
hidup di laut, contohnya Aplysia sp. Sub kelas ini dibagi kedalam delapan ordo yaitu
Cephalaspidae contohnya Bulla sp, Anaspidae contohnya Aplysia sp, Thecosomata
contohnya Cavolinia sp, Gymnosomata contohnya Clione sp, Nataspidae contohnya
Umbraculum sp, Acochilidiacea contohnya Microhedyle sp, Sacoglossa contohnya
Berthelinia sp, Nudibranchia contohnya Glossodoris sp.
c. Pulmonata
Bernapas dengan paru-paru, cangkang berbentuk spiral, kepala dilengkapi dengan satu
atau dua pasang tantakel, sepasang diantaranya mempunyai mata, rongga mantel terletak di
interior, organ reproduksi hermaprodit atau berumah satu. Sub kelas ini dibagi menjadi dua
ordo yaitu Stylomatophora contohnya Achatina sp, Basomatophora contohnya Physa sp.
2. Kelas Cephalopoda

Cephalopoda berasal dari bahasa Yunani “kephale” yang berarti kepala dan “podos” artinya
kaki. Cephalopoda adalah hewan yang memiliki alat gerak di bagian kepala. Kelas ini
merupakan kelas dengan tingkat evolusi tertinggi di antara Mollusca. Cephalopoda memiliki
habitat di perairan laut. Hewan ini dapat hidup baik di lautan dangkal hingga laut dalam.
Tubuh simetri bilateral dengan kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi
alat pengisap dan sistem saraf yang berkembang baik berpusat di kepala. Kelas Cephalopoda
memiliki badan lunak dan tidak memiliki cangkang tebal seperti kelas lainnya. Mantelnya
menyelimuti seluruh tubuh dan membentuk kerah yang longgar di dekat leher. Tubuh
Cephalopoda dilindungi oleh cangkok kecuali Nautillus. Yang termasuk kelas Cephalopoda
yaitu cumi-cumi (Loligo pealli), sotong (Sepia), gurita (Octopus).

7
Tubuh terdiri atas kepala yang terletak ventral, leher yang pendek dan badan yang
berbentuk tabung dengan sirip pada kedua sisinya. Pada kepala terdapat sepasang mata yang
berkembang sempurna, dan mulut yang terletak di ujung dikellingi oleh delapan tantakel
pendek dan dua tantakel panjang. Pada tangan terdapat mangkuk pengisap, pada sisi posterior
kepala terdapat sifon.

Saluran pencernaan makanan pada cumi-cumi telah lengkap dan berkembang dengan baik
dan terdiri dari mulut yang mengandung radula, faring berotot, esofagus, lambung berbentuk
kantung, sekum berdinding tipis, usus, rektum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas
sepasang kelenjar ludah, hati dan pankreas. Pada bagian perut tepatnya sebelah sifon akan
ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk
melindungi diri. Jika dalam keadaan bahaya cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar
sehingga air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan.
Sistem respirasi dilakukan dengan menggunakan insang yang berjumlah sepasang di kanan
kiri ruang mantel bagian ventral. Sirkulasi darah dilakukan dengan baik. Alat-alat sirkulasi
terdiri atas jantung dan sejumlah pembuluh darah. Jantung menerima darah dari vena cava
anterior dan vena cava posterior kemudian menuju insang melalui pembuluh darah aferen ke
kapiler dan terjadilah pertukaran O2 dengan CO2 . Darah yang mengandung O2 keluar dari
masing-masing insang melalui pembuluh darah eferen menuju aurikel di setiap sisi yang
masing-masing bermuara pada jantung sistemik.
Sistem saraf Cephalopoda terdiri atas beberapa pasang ganglia yang terletaknya berjauhan
dan beberapa saraf penghubung dan berpusat di kepalanya menyerupai otak. Terdiri atas
beberapa ganglion yakni ganglion serebral, ganglion pedal serta beberapa ganglion yang lain.
Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem pembuluh darah tertutup. Jadi, darah
seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini bernapas dengan insang yang
terdapat di rongga mantel yang juga menyediakan oksigen untuk pernapasan.
Alat ekskresi dilakukan dengan ginjal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan
gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel. Reproduksi hewan ini berlangsung secara
seksual. Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus). Pembuahan
berlangsung secara internal dan menghasilkan telur.

8
3. Kelas Pelecypoda (Bivalvia)

Pelecypoda berasal dari bahasa Yunani “ Pelekys” yaitu kapak kecil dan “Pous” yaitu kaki.
Pelecypoda adalah hewan yang memiliki dua cangkang dan kaki yang mirip kapak kecil.
Disebut juga lempeng kecil (Lamellibranchia) dalam bahasa latin “lamella” adalah lembaran
dan “branchia” adalah insang. Cangkang tersebut terkunci seperti engsel sehingga dapat
terbuka atau tertutup dengan bantuan beberapa otot yang besar. Ketika menutup, cangkang
berfungsi menutup atau melindungi tubuh dari predator lain. Sedangkan disebut
Lamellibranchiata dikarenakan insangnya berbentuk lembaran-lembaran. Sementara itu antara
tubuh dan mantel terdapat rongga mantel. Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air.
Hewan Bivalvia ialah berbagai jenis kerang, remis dan kijing. Bivalvia hidup di air tawar,
dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya banyak mengandung zat kapur. Zat kapur
ini digunakan untuk membuat cangkangnya.
Cangkang Pelecypoda terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral. Pada bagian torsal
meliputi gigi sendi sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruskan kedua
katup. Ligament sendi berfungsi menyatukan katup bagian dorsal dan memisahkan katup
sebelah vertal. Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang untuk melindungi
seluruh tubuh kerang. Mantel adalah jaringan khusus, tipis, dan kuat sebagai pembungkus
seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut
sifron. Sifron atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifron bawah sebagai tempat
masuknya air. Insang berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak
mengandung pembuluh darah. Kaki pipih bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior. Di
dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang
menembus jantung, alat peredaran dan alat ekskresi (ginjal).
Cangkang Pelecypoda ini terdiri dari tiga lapisan. Lapisan Periostrakuma adalah lapisan
terluar yang tersusun dari zat kitin atau zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi mantel, sehingga
sering disebut lapisan tanduk dan berfungsi untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah
dalamnya, lapisan ini juga berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air
serta memberi warna cangkang. Lapisan prismatik adalah lapisan tengah yang tersusun dari
kristal-kristal kapur (kalsium karbonat) yang berbentuk prisma dan berasal dari materi organik

9
yang dihasilkan oleh tepi mantel. Lapisan nakreas adalah lapisan dalam yang tersusun dari
kristal-kristal halus kalsium karbonat atau sering disebut lapisan induk mutiara yang
dihasilkan dari seluruh permukaan mantel.

Sistem pencernaan dimulai dari mulut, esofagus yang pendek, lambung, usus, rektum dan
akhirnya bermuara pada anus. Anus terdapat pada saluran yang sama dengan saluran untuk
keluarnya air. Makanan filum ini adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan
berupa plankton, terutama fitoplankton. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan
getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua. Umumnya
pembuahan dilakukan secara eksternal dan menghasilkan telur. Sperma terdapat pada bagian
yang berbeda berada di dalam gonad yang sama dan mempunyai gonaduct yang sama.
Keadaan ini terdapat pad Tridacnidae, Pectinidae, Teredinadae, sphaeridae air tawar.

Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dilakukan dari ovarium.
Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma
yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva
glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang
tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit,
lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca
muda. Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.

10
Pelecypoda diidentifikasikan sebagai kerang (Anadara sp), tiram mutiara (Pinctada
margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp), dan kerang hijau
(Mytilus viridis). Pelecypoda memiliki ciri khas yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.
Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan
lupur. Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.
Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena
mensekresikan zat perekat.
Makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya. Insang
Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata.
Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk ke dalam
rongga mantel melalui sifron.
Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan. Tiga
ganglion adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior.
Reproduksi Pelecypoda terjadi secaras seksual. Organ seksual terpisah pada masing-masing
individu. Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal. Pembuahan menghasilkan zigot
yang kemudian menjadi larva.
a. Ordo Taksodonta
Sub kelas ini mempunyai kisaran umur Ordovisim-Resen, mempunyai gigi yang hampir
sama besar dan berjumlah 35 buah.
b. Ordo Anisomyaria
Sub kelas ini mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen. Ordo ini mempunyai dua
muscle scar, dimana muscle scar bagian belakang (posterior) lebih besar dari anterior, serta
mempunyai gigi dan socket dua buah.
c. Ordo Eulamellibranchiata
Sub kelas ini mempunyai anterior muscle scar yang lebih kecil dari posterior muscle
scar, tetapi umumnya sama besar dimana gigi dan susunan giginya tidak sama besar.
4. Kelas Polyplacophora (Amphineura)

11
Bentuk struktur tubuh Polyplacophora yaitu bulat telur, pipih dan simetris bilateral. Mulut
tidak berkembang baik, mulutnya dilengkapi dengan lidah parut atau radula dan terletak di
bagian bawah kepala (anterior), sedangkan anus terletak di posterior. Hewan ini tidak
memiliki tantakel dan mata. Permukaan dorsal tubuhnya tertutup mantel yang dilengkapi
delapan kepingan kapur yang mengandung berlapis-lapis serabut insang. Kadang-kadang
kepingin itu dibungkus lapisan kitin. Saluran mantel terdapat di tepi tubuh. Kakinya pipih dan
biasanya memiliki lidah parut (radula).

Sistem organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi, faring, perut,
usus halus, dan anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang berhubungan dengan perut.
Sistem saraf terdiri atas saraf melingkari mulut (cincin esofagus) yang berhubungan dengan
dua pasang cabang/benang saraf ventral, ada sel-sel ganglion pada cabang saraf tetapi
berbentuk ganglion. Alat indera yang utama adalah organ subradula esthetes. Organ subradula
berisi sel-sel indera yang dapat dijulurkan untuk memeriksa substrat guna mendapatkan
makanan.
Sistem peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari jantung yang terdapat pada rongga
pericardium (sepasang auricle dan sebuah ventricle), aorta, dan sebuah sinus. Darah mendapat
oksigen dari insang. Jantung terdapat dalam rongga pericardium terdiri dari sepasang auricle
dan sebuah ventricle.
Sistem ekskresi terdiri atas sepang nephridia yang besar, terletak memanjang di setiap sisi
tubuh kemudian ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara ke arah posterior.
Sistem reproduksi secara seksual yaitu dengan pertemuan sel ovum dan sel sperma yang
terdapat pada individu jantan dan betina. Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua),
fertilisasi eksternal (pertemuan sel telur dan sperma terjadi di luar tubuh), contohnya
Cryptochin sp atau kiton. Hewan ini juga mempunyai fase larva trokoper. Saat ini
Polyplacophora sudah dibedakan menjadi tiga kelas yaitu Aplacophora (tidak bercangkang),
Monoplacophora (bercangkang tunggal/satu sisi), dan Polyplacophora.

12
5. Kelas Scaphopoda

Scaphopoda disebut juga “tusk shells” atau siput taring karena bentuk cangkangnya mirip
taring pada umumnya. Scaphopoda hidup membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur
yang bersih di laut dangkal tetapi beberapa jenis spesies terdapat pada kedalaman 1.850 m.
Scaphopoda mempunyai cangkangnya tajam berbentuk silinder, taring atau terompet yang
kedua ujungnya terbuka, karena disesuaikan dengan tempat. Scaphopoda termasuk dalam
kelas terkecil dari filum Mollusca, panjang tubuhnya sekitar 2 mm - 15 cm. Kebanyakan
filum Scaphopoda memiliki warna dominan adalah putih-coklat atau putih-hijau. Cangkang
Scaphopoda berfungsi untuk melindungi cangkangnya yang sangat lunak. Scaphopoda ini
tidak memiliki insang, juga tidak memiliki jantung dan pembuluh darah.
Pada mulut terdapat tantakel kontraktif bersilia yaitu alat peraba yang berfungsi menangkap
mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernapasan digerakkan oleh gerakan kaki dan
silia, sementara itu pertukaran gas terjadi dimantel.

Kaki dan kepala Scaphopoda yang kecil berbentuk seperti proboscis, pada kepala terdapat
mulut dan captacula, tetapi ada mata dan tantakel pada alat indera. Captacula berbentuk
filamen yang kontraktif dan pada ujungnya terdapat pentolan yang adhesive. Fungsi
Captacula untuk menangkap makanan. Makanannya adalah organism mikroskopis terutama
foraminifera yang berada disekitarnya.

13
Sistem peredaran darah berupa sistem sinus darah dan tidak mempunyai jantung. Sistem
saraf ganglion dan tidak berpusat. Sistem ekskresi terdiri dari sepasang nephridia,
nephridiopore terdekat dengan anus.
Hewan ini mempunyai kelamin terpisah baik yang jantan maupun betina melepaskan
sperma dan sel telur langsung ke dalam air. Jika sel telur ini bertemu maka terjadilah
fertilisasi dan lahirlah Scaphopoda baru. Scaphopoda ini memiliki lebih dari 350 spesies dan
habitatnya mulai dari laut dangkal sampai laut dalam hingga 2000 meter dari permukaan laut.

E. Peranan Filum Mollusca Dalam Kehidupan


Beberapa Mollusca sangat berperan penting maupun menimbulkan dampak yang
menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia.
1. Mollusca yang Menguntungkan
a. Sumber makanan yang mengandung protein tinggi. Misalkan tiram batu (Aemaea sp),
kerang (Anadara sp), kerang hijau (Mytilus viridis), sotong (Sepia sp), cumi-cumi (Logio
sp), remis (Corbiculla jjavanica), dan bekicot (Achatina fullica).
b. Perhiasan. Misalkan tiara mutiara (pinchada margaritifera)
c. Hiasan dan kancing. Misalkan dari cangkang batu, nautilus dan tiram mutiara.
d. Bahan baku teraso. Misalkan cangkang Tridacna sp.
e. Cumi-cumi, siput, tiram, kerang dan sotong merupakan sumber protein hewani yang
cukup tinggi selain enak rasanya.
f. Cangkang dari berbagai mollusca dijadikan bahan industri dan hiasan karena banyak
yang berwarna sangat indah.
g. Mutiara yaitu permata yang dihasilkan sejenis kerang dan merupakan komoditas ekspor
non migas yang cukup penting terutama bagi negara kita.
2. Mollusca yang Merugikan
a. Teredo navalis, merusak kerang-kerang piaran dan bangunan kapal.
b. Lymnea javabisca sebagai inang perantara berbagai cacing fasciola hepatica.
c. Keong mas adalah hewan yang sering merusak tanaman padi.
d. Bekicot (Achatina fulicar) merupakan hama tanaman yang sulit di berantas.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Ciri-ciri
hewan Mollusca:
 Hewan multiseluler yang tidak mempunyai tulang belakang
 Habitatnya di air maupun darat
 Hewan triploblastik selomata
 Struktur tubuhnya simetri bilateral
 Tubuh terdiri dari kaki, massa visceral, dan mantel
 Sistem saraf berupa cincin saraf
 Organ ekskresi berupa nefrida
 Radula/lidah bergerigi
 Hidup secara heterotrof
 Reproduksi secara seksual
Klasifikasi Mollusca terbagi atas 5 kelas yaitu Gastropoda, Cephalopoda,
Bivalvia/Pelecypoda, Polyplacophora/Amphineura, dan Scaphopoda.
Peranan Mollusca bagi kehidupan manusia ada yang menguntungkan maupun merugikan.
Mollusca yang menguntungkan sebagai sumber makanan yang mengandung protein tinggi,
serta dapat dijadikan sebagai perhiasan maupun hiasan dan kancing. Mollusca yang
merugikan karena merusak kerang-kerang piaran dan bangunan kapal, serta sebagai inang
perantara berbagai cacing fasciola hepatica.
B. Saran
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, penulis mengharapkan pembaca mudah
memahami karakteristik atau ciri-ciri umum hewan dari filum Mollusca. Selain itu, penulis
sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, agar dapat menyempurnakan makalah
penulis dimasa yang akan datang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R.2002.Kumpulan Koleksi Bivalvia.Pusat Penelitian Kelautan.Jakarta

Hibberd, Ty and Kirrily Moore.2009.Field Identification Guide to Heard Island and McDonnal

Islands Benthic InvertebratestI.Australian antartic Division.Australia

Jasin, M.,1984.Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata.Sinar Wijaya.Surabaya

Kimball, J.W.,1999.Biologi Jilid III Edisi V.Erlangga.Jakarta

Marshall, A.J.,1972.Textbooks of Zoology Invertebrata.The Macmillan Press LTD.London

Pratiwi , Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S.2007.Biologi SMA Jilid 1 untuk Kelas X

Berdasarkan Standar Isi 2006.Jakarta: Penerbit Erlangga.ISBN: 979-781-726-1

Romimohtarto, K.,2007.Biologi Laut.Djambatan.Jakarta

Sugiri, N.,1989.Zoologi Avertebrata II.IPB.Bogor

Widayati, Hartini Etik.Biologi.Intan Pariwara

Sugiwgnyo, Sugiarti, dkk.2002.Avertebrata Air Jilid 1.Jakarta: Penebar Swadaya

Rusyana, adun.2011.Zoologi Invertebrata.Jakarta: Alfabeta

16

Anda mungkin juga menyukai