EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN IX
NIM : H41114303
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : MARDINA
ANDY NUGRAHA
BASRAWATI DAMING
PENDAHULUAN
dengan lingkungannya. Pada suatu macam habitat dapat hidup berbagai macam
dari suatu spesies dengan populasi dari lain spesies yang disebut interaksi
ekologi tesusun oleh beberapa populasi yang berinteraksi pada tingkat yang
bervariasi. Interaksi potensial bervariasi mulai dari interaksi yang bersifat netral,
geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka
Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, 27 April dan 4 Mei 2015, pukul
Hasanuddin, Makassar.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah dimana mereka
iklim, terbawa air atau angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya
(Umar, 2014).
dan hewan tersebar atau terpencar di dalamnya. Pola penyebaran bergantung pada
sendiri. Keragaman tak terbatas dari pola penyebaran demikian yang terjadi dalam
alam secara kasar dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu (Michael, 1994) :
tempat tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan
selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara
terpisah. Pola ini umumnya dijumpai di alam, karena adanya kebutuhan akan
sering diamati di alam dan merupakan gambaran pertama dari kemenangan dalam
oleh reproduksi vegetatif, susunan benih lokal dan fenomena lain. Dimana
seragam sering terjadi di alam baik diantara hewan-hewan tingkat rendah dimana
adanya seekor hewan tidak memberikan pengaruh terhadap adanya hewan lain
dengan jenis yang sama. Pada tumbuhan, penyebaran acak seperti ini adalah
Penyebaran populasi dalam suatu ekosistem dapat terjadi melalui tiga pola
2. Imigrasi yaitu pergerakan individu dari suatu daerah populasi lainnya dan
3. Migrasi yaitu pergerakan secara dua arah suatu individu dari suatu daerah ke
yang akan tidak baik dalam ketiadaan migrasi tetapi juga memungkinkan
tinggi. Populasi yang tidak bermigrasi sering kali harus menjalani pengurangan
kepadatan yang luar biasa atau melakukan semacam bentuk dormansi selama
periode yang tidak baik. Orientasi dan navigasi migrasi-migrasi jarak jauh
merupakan lapangan penelitian dan teori-teori yang sangat populer, tetapi masih
Populasi dapat konstan dapat pula berfluktuasi atau dapat pula meningkat
Id=
n (∑
n=1
X 2−N )
N ( N −1 )
Keterangan :
(Soegianto, 1994):
Kemudian untuk menguji apakah suatu persebaran acak atau tidak, maka
dilakukan uji chi kuadrat dengan rumus sebagai berikut (Soegianto, 1994):
X2
(
x 2= n ∑
N )−N
dengan derajat bebas (df = n-1). Sehingga, apabila di dapat x 2 hitung lebih besar
dari x 2 tabel, maka dapat dikatakan bahwa bentuk penyebaran berbeda nyata
dengan acak dan sebaliknya apabila x 2 hitung lebih kecil dari x 2 tabel dapat
dikatakan bentuk penyebaran tidak berbeda nyata dengan acak (Soegianto, 1994).
Hasil dari Indeks morisita yang diperoleh dikelompokan (Adi, dkk., 2013)
sebagai berikut:
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan pipa persegi, alat tulis menulis dan
table pengamatan.
III.2 Bahan
1. Memilih salah satu areal yang diamati persebaran individu dalam populasi.
5. Melempar lagi sebanyak dua kali pipa persegi tersebut secara acak.
IV.1 Hasil
Spesies (i)
Rumput
Plot
A B C D E F G
gajah
1 3 10 7 12 17 8 4 1
2 - - - 4 - - - -
3 - - 18 - - - - -
∑❑ 3 10 25 16 17 8 4 1
∑ x 2−N
Id = n N ( N −1)
n = jumlah petak/plot
1. Spesies A
x 2−N 9−205
Id A =n∑
N ( N −1)
= 3 205(205−1)
−178
= 41820 = - 0, 004 (penyebaran acak)
2. Spesies B
∑ x 2−N 100−205
Id B = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
95
= 41820 = 0, 002 (penyebaran acak)
3. Spesies C
∑ x 2−N 373−205
Id C = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
914
= 41820 = 0, 021(penyebaran acak)
4. Spesies D
∑ x 2−N 160−205
Id D = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
275
= 41820 = 0, 006 (penyebaran acak)
5. Spesies E
∑ x 2−N 289−205
Id E = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
662
= 41820 = 0, 015 (penyebaran acak)
6. Spesies F
∑ x 2−N 64−205
Id F = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
−13
= 41820 = -0,0003 (penyebaran acak)
x 2−N 16−205
Id Rumput Gajah =n∑
N ( N −1)
= 3 205(205−1)
−157
= 41820 = -0,003 (penyebaran acak)
8. Spesies G
∑ x 2−N 1−205
Id G = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
−202
= 41820 = -0,004 (penyebaran acak)
9. Spesies Valanga
∑ x 2−N 16−205
Id Valanga = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
−157
= 41820 = -0,003 (penyebaran acak)
∑ x 2−N 1−205
Id Mangga = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
−202
= 41820 = -0,004 (penyebaran acak)
∑ x 2−N 64−205
Id Sirih-sirihan = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
−13
= 41820 = -0,0003 (penyebaran acak)
∑ x 2−N 2601−205
Id Rumput Teki = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
7598
= 41820 = 0,181 (penyebaran acak)
13. Spesies H
∑ x 2−N 4−205
Id H = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
−193
= 41820 = -0,004 (penyebaran acak)
14. Spesies I
∑ x 2−N 529−205
Id I = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
1382
= 41820 = 0,033 (penyebaran acak)
15. Spesies J
∑ x 2−N 36−205
Id J = n = 3 205(205−1)
N ( N −1)
−97
= 41820 = -0,002 (penyebaran acak)
16. Spesies K
x 2−N 676−205
Id K =n∑
N ( N −1)
= 3 205(205−1)
1823
= 41820 = 0,043 (penyebaran acak)
IV.2 Pembahasan
menggunakan metode plot yang dilemparkan secara acak sebanyak 3 (tiga) kali.
serangga. Spesies yang belum di ketahui di beri simbol dengan huruf A-K.
Seperti hasil analisis data dengan menggunakan rumus Indeks Morisita di
kematian (mortality) dan migrasi (emigrasi dan imigrasi), dan juga lingkungan
tempat tinggal mahluk hidup. Percobaan ini hanya satu spesies hewan yang di
penyebaran individu dalam populasi yang ada pada areal tempat percobaan adalah
rendah karena hasil analisis data Id¿ 1,0 yang berarti persebaran individu dalam
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
penyebaran yang tergolong rendah dari semua spesies karena Id¿ 1,0 yang
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adi, J. S., Sudarmadji, & Subchan, 2013. Komposisi Jenis dan Pola Penyebaran
Gastropoda Hutan Mangrove Blok Bedul Segoro Anak Taman Nasional
Alas Purwo Banyuwangi. Jurnal Ilmu Dasar Vol 14.
Naughton, Mc. S., 1990. Ekologi Umum. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.