SISTEMATIKA HEWAN
AVES
OLEH :
Universitas Sriwijaya
Burung atau aves yang bagian tubuhnya ditutupi oleh bulu pada umumnya
dapat mengalami pergantian bulu, yang dapat terjadi sebanyak satu kali dalam
satu tahun. Proses terjadinya pergantian bulu pada umumnya dapat terjadi
sebelum atau sesudah aves mengalami perkembangbiakan. Namun ada juga
kelompok aves yang mengalami pergantian bulu parsial oleh sebab tertentu.
Pergantian bulu burung salah satunya dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologis
tubuhnya misalnya disebabkan akibat adanya hormon tiroksin. Umumnya
sempurnanya bulu dari setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa
berbeda-beda pada setiap jenisnya (Kurniawan et al., 2019).
Aves atau anggota burung termasuk salah satu kelompok hewan yang paling
dikenal orang karena dapat dilihat dan dijumpai dimana-mana, aktif pada siang
hari, dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu
tubuh aves dapat mengatur suhunya dan berfungsi juga untuk membantu aktivitas
terbang. Dengan kemampuan terbang itulah aves dapat mendiami semua tempat.
Kelompok ini dapat berpindah atau bermigrasi kemanapun dengan mudah karena
dibantu dengan aktivitas terbang yang dapat membawa mereka kemanapun
mereka mau. Warna dan suara dari beberapa aves menjadi daya tarik dan
mempunyai nilai ekonomi. Semakin maraknya aktivitas memelihara burung
penting dilakukan studi mengenai eto-ornitologi (Mafaja dan Fadli, 2019).
Kelas aves umumnya dimanfaatkan oleh manusia sebagai umber makanan,
hewan ternak, hingga hobi dalam peliharaan. Dalam bidang industri bulunya dapat
dimanfaatkan contohnya sebagai baju, hiasan dinding, aksesoris, dan lainnya.
Bulu yang ada pada aves berbeda dengan rambut yang biasanya terdapat pada
tubuh angota mamalia. Perbedaan terssebut dapat dilihat dari bentuk, tekstur,
hingga fungsinya. Rambut umumnya bertekstur lebih halus dan juga lebih pendek,
sedangkan bulu teksturnya lebih kasar dan ukuran lebih panjang. Pada bulu juga
umumnya terdapat pertulangan di bagian tengahnya. Burung dari segi ekologi
juga memenuhi beberapa kriteria sebagai bioindikator lingkungan, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur kesehatan ekosistem (Kurniawan et al., 2019).
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Ornitologi
Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup terbagi
menjadi beberapa cabang ilmu lain untuk mempelajari suatu segi atau bentuk
kehidupan. Ornitologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “ornis”
yang berarti burung dan “logos” yang berarti ilmu. Ornitologi terpisah dari
zoologi kerena fokus mempelajari burung dari berbagai aspek khusus. Ornitolog
merupakan sebutan bagi ahli ornitologi. Pekerjaan mereka seringkali melibatkan
survei, pencatatan, dan pelaporan aktivitas burung di alam liar. Adapun upaya
seperti studi eto-ornitologi sangat bermanfaat dalam membantu upaya konservasi
burung kicau agar tetap menjaga kelestariannya (Mafaja dan Fadli, 2019).
Universitas Sriwijaya
2.3. Penutup Tubuh Aves
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptil serupa dengan sisik. Berdasarkan susunan
anatomis, bulu terdiri atas filoplumae yaitu bulu-bulu kecil mirip rambut yang
tersebar di seluruh tubuh. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile. Menurut letaknya, bulu aves
dibedakan menjadi 2 macam yaitu ada tectrices, bulu yang menutupi badan.
Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi
sebagai kemudi (Anas dan Murti, 2021).
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lembar Kerja
Identifikasi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Estrildidae
Genus : Estrildid
Spesies : Estrildid finches
Universitas Sriwijaya
Lembar Kerja
Identifikasi
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Passeridae
Genus : Passer
Spesies : Passer montanus
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
Estrildid finches dan Passer montanus termasuk salah satu dari kelompok hewan
kelas aves. Kekhasan dari hewan kelompok kelas aves dapat dilihat dari
permukaan tubuhnya yang ditutupi oleh bulu. Menurut Maya dan Nur (2021),
secara umum ciri-ciri hewan pada kelas aves yang berbeda dengan hewan
vertebrata lainnya adalah tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota
gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut kelas
aves sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari
empat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah
menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Burung pipit termasuk jenis burung berukuran kecil yang memiliki bentuk
paruh pendek. Bentuk paruh tersebut memiliki proporsi yang pas sesuai dengan
bentuk tubuhnya dengan warna hitam yang dominan berguna untuk memecah
bulir padi dan juga biji kecil lain. Menurut Agustin et al. (2021), paruh burung
memiliki bentuk yang bermacam-macam tergantung jenis makanan yang
dimakan. Burung pipit umumnya memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan warna
bulu yang dominan berwarna cokelat.
Estrildid finches sering kali ditemukan di daerah persawahan dimana
sumber makanannya sangat melimpah. Menurut Roslinawati et al. (2019), spesies
ini sering terlihat mendatangi rawa-rawa dan sawah untuk mencari biji-bijian,
termasuk biji padi. Selain itu, habitat burung pipit di alam liar biasanya akan
hidup secara bergerombol dimana dalam satu kawanan terdapat 4 hingga 8 burung
saja. Tapi saat petang tiba, kawanan burung pipit akan bergabung dengan
kawanan lain dan berbagi pohon besar untuk berteduh di malam hari.
Burung gereja termasuk salah satu jenis burung yang secara umum memiliki
ukuran tubuh sedang, sekitar 14 cm. Menurut Merry et al. (2018), burung gereja
tubuhnya berwarna coklat yakni tubuh bagian bawah terdapat warna putih dan
kuning keabu-abuan sedangkan bagian atas memiliki bintik coklat berpadu
dengan tanda hitam dan putih pada bagian dagu. Jenis burung ini sering dijumpai
di kawasan pemukiman masyarakat dan perkebunan, sering juga bertengger di
tiang listrik ataupun kabel listrik.
Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Estrildid finches dan Passer montanus termasuk contoh dari kelompok hewan
kelas aves.
2. Karakteristik dari hewan kelompok kelas aves dapat dilihat dari permukaan
tubuhnya yang ditutupi oleh bulu.
3. Aves dilengkapi juga dengan paruh dan sayap, sebagian ada yang bisa terbang
ada juga yang tidak bisa terbang.
4. Burung pipit dan burung gereja memiliki bentuk paruh pendek yang berfungsi
untuk memecah bulir biji-bijian.
5. Burung pipit memiliki ukuran tubuh lebih kecil, sedangkan burung gereja
ukuran tubuhnya sedang.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Mafaja, K dan Fadly, H. (2019). Kelompok Kicau Mania, Kontes Burung dan
Kesadaran Konservasi Burung Kicau di Kabupaten Blora. Journal of
Education, Society and Culture. 8(1): 601-613.
Maya, S dan Nur, R. A. (2021). Zoologi Vertebrata. Bandung: Widina Bhakti
Persada Bandung.
Merry, Novarino, W dan Rizaldi. (2018). Karakteristik Sarang Tempua Ploceus
philippinus di Area Persawahan Gurun Aur, Kecamatan Banuhampu,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Jurnal Metamorfosa. 5(1): 117-122.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
SUMBER
CEK PLAGIARISME
Universitas Sriwijaya