Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEMATIKA MIKROBA
SIFAT PERTUMBUHAN DAN SIFAT BIOKIMIA

OLEH :

NAMA : SHERLY KHAROL VERONICA


NIM : 08041182126009
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : LALA APRIANI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
LAPORAN AKHIR
ACARA 2

Nama/NIM : Sherly Kharol V/08041182126009 Kelompok : V (Lima)


Asisten : Lala Apriani Tanggal : 22 Februari 2023

I. Judul : Sifat Pertumbuhan dan Sifat Biokimia


II. Tujuan : Untuk melakukan karakterisasi mikroba secara fisiologis
sehingga diperoleh data.
III. Prinsip Dasar
Metode dalam pengelompokan mikroorganisme mempunyai kendala atau
kesulitan. Untuk mengklasifikasi mikroorganisme berbeda dengan
mengklasifikasikan tumbuhan tingkat tinggi dan hewan tingkat tinggi yang
didasarkan terutama pada sifat-sifat luar atau morfologinya. Hal ini sulit untuk
dilakukan pada kelompok mikroorganisme sehingga klasifikasi mikroorganisme
didasarkan pada sifat-sifat morfologi, dan sifat-sifat fisiologinya termasuk juga
secara imunologi (Hidayat et al., 2016).
Beberapa kelompok mikroorganisme terutama dari kelompok bakteri pada
umumnya mempunyai kesamaan bentuk morfologi akan tetapi sifat fisiologinya
berbeda-beda. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa dengan dilakukan
pengamatan secara morfologi saja tidak cukup, karena tidak selalu dapat
menghasilkan identitas yang jelas. Oleh karena itu, diperlukan data tambahan yang
berupa sifat fisiologi antara lain sifat pertumbuhan dan juga sifat biokimia dari
suatu mikroorganisme (Harahap et al., 2021).
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikroba seperti bakteri
berdasarkan pada reaksi enzimatik maupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada
beberapa berbagai jenis media, mempunyai tipe metabolit tertentu yang dideteksi
dengan interaksi mikroba dengan reagen tes yang menghasilkan warna reagen.
Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan dilakukan berbagai pengujian
tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau
kemampuan untuk menghidrolisis lemak (Hidayat et al., 2016).

Universitas Sriwijaya
Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang mempunyai perbedaan
tampak serupa. Karena itu ciri fisiologis atau biokimiawi termasuk kriteria yang
penting dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan
fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan
spesiesnya tidak mungkin dilakukan (Panjaitan et al., 2020).
Uji fisiologis pada umumnya identik dengan uji biokimia. Uji fisiologis
bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan aktivitas selnya.
Bakteri yang bisa menghidrolisis pati mempunyai aktivitas amilolitik, berupa
kemampuan menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati menjadi
molekul-molekul gula sederhana atau monosakarida untuk kebutuhan
metabolisme sel. Aktivitas tersebut ditandai dengan adanya zona bening di sekitar
koloni pada uji hidrolisis pati. Uji biokimia umumnya dipakai dalam identifikasi
bakteri atau mikroorganisme antara lain uji katalase, koagulasi, dan sebagainya
yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi. Berdasar hal tersebutlah dilakukan
uji fisiologi dan biokimia bakteri (Hidayat et al., 2016).
Aktivitas kimiawi sel yang dilakukan oleh bakteri sangatlah rumit. Pada
dasarnya aktivitas kimiawi sel bakteri seperti metabolisme dilakukan dengan
bantuan katalisator. Katalisator yang digunakan berupa biokatalisator atau enzim.
Enzim ini akan membantu bakteri dalam hal seperti kegiatan-kegiatan fisiologis
meliputi penyusunan zat organik, pencernaan makanan, pembongkaran dan zat
makanan. Adanya tipe enzim tertentu dalam bakteri akan membuat bakteri tersebut
spesifik terhadap substrat tertentu, sehingga dapat pula dilakukan untuk menguji
sifat bakteri (Harahap et al., 2021).
Mikrobiologi termasuk ilmu penting dalam identifikasi dan determinasi
tentang sifat fisiologi dan sifat biokimia bakteri dari suatu biakan murni.
Identifikasi dipahami sebagai proses pengenalan, menempatkan objek atau
individu dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik tertentu. Pengamatan
fisiologis bakteri atau uji biokimia bakteri termasuk suatu cara atau perlakuan yang
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni
bakteri hasil isolasi melalui sifat fisiologisnya. Proses biokimia erat kaitannya
dengan metabolisme sel, reaksi kimiawi yang dilakukan sel baik yang
menghasilkan energi maupun yang menggunakannya (Panjaitan et al., 2020).

Universitas Sriwijaya
IV. Cara Kerja
4.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Februari 2023 pada pukul 10.00
sampai dengan 12.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sriwijaya, Indralaya.

4.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum berupa bunsen, dan jarum ose. Bahan
yang digunakan berupa kultur bakteri uji dalam media cair, reagen H 2O2, media
fermentasi karbohidrat (glukosa, sukrosa, laktosa, galaktosa, pati), medium nitrat
cair, dan reagen uji nitrat.

4.3. Cara Kerja


Karakter Biokimia Uji Katalase dengan menyiapkan gelas objek yang telah
dibersihkan. Kemudian ambil kultur bakteri dengan jarum ose dan letakkan ke
permukaan gelas objek secara aseptis. Lalu, tetesi kultur bakteri di atas gelas objek
dengan reagen H2O2 sebanyak 3 sampai 4 tetes. Amati apakah terjadi gelembung
gas atau tidak. Uji fermentasi karbohidrat dengan kultur bakteri diinokulasikan ke
dalam media cair yang mengandung karbohidrat (glukosa, sukrosa, laktosa, dan
galaktosa) yang sudah diberi tabung Durham dalam kondisi terbalik. Setelah itu,
kultur diinkubasi selama 48 jam. Kemudian, diamati dan dicatat pertumbuhan dan
pembentukan gas yang terjadi.
Uji hidrolisis pati dengan bakteri digoreskan dalam media agar pati dan
diinkubasi selama 48 jam. Setelah itu, kultur bakteri dalam media agar pati diberi
larutan iodium. Apabila terdapat zona bening di sekitar goresan koloni bakteri maka
berarti bakteri dapat menghidrolisis pati. Uji reduksi nitrat dengan kultur bakteri
diinkubasi selama 48 jam dalam medium nitrat cair. Kemudian kultur bakteri
ditambah reagen sulfanilat dan reagen NED lalu digojog dan diamati perubahan
warna yang terjadi. Uji motilitas dengan kultur bakteri dari media cair diambil
dengan jarum ose panjang. Setelah itu, media SIM ditusuk dengan jarum sampai ke
dasar tabung. Lalu, kultur diinkubasi selama 48 jam dan diamati.

Universitas Sriwijaya
Karakter fisiologi dengan kultur bakteri dalam media cair ditumbuhkan dalam
berbagai kondisi, yaitu pH berbeda (4, 7, 9), suhu berbeda (280C, 370C, 450C), dan
konsentrasi NaCl (1%, 3%, dan 6%). Pengamatan pertumbuhan bakteri
dibandingkan dengan kontrol. Karakterisasi jamur (Yeast) dalam uji urease dengan
menyiapkan media Urea Broth dalam tabung reaksi larutkan 0,1 g/l yeast extract,
9,1 g/l KH2PO4, 20 g/l urea, 0,01 g/l phenol red dalam 1 L akuades, dan
kloramfenikol 200 mg/l. Kemudian diatur pHnya menjadi 6,8-7, diambil satu ose
yeast diinokulasi ke dalam media dan diinkubasi selama 7 hari, dan reaksi positif
terjadi apabila perubahan warna dari merah kekuningan menjadi merah ungu.
Uji fermentasi karbohidrat dengan media fermentasi dalam tabung reaksi
dilarutkan glukosa 1% w/v, pepton water 100 ml, bromthymol blue 0,1%, dan
kloramfenikol 200mg/l dalam 1 liter akuades, yeast diinokulasikan ke dalam media
dan diinkubasi selama 7 hari, reaksi positif mengalami perubahan warna dari hijau
menjadi kuning. Uji askospora yeast dari media cair berumur 48-72 jam diambil
dan dioleskan dipermukaan gelas benda. Cat malachite green 0,5% diteteskan di
kultur yeast dan dipanaskan selama 5 menit. Dinginkan gelas obyek, jika dingin
dimiringkan dan dialiri air selama 30 detik. Hati-hati jangan sampai kultur ikut
terbawa air, dikering anginkan. Ditetesi dengan cat safranin 0,5% selama 30 detik.
Asksospora akan berwarna hijau sedangkan sel vegetatif berwarna merah.

Universitas Sriwijaya
V. Hasil dan Deskripsi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut:
5.1. Karakterisasi Bakteri A
5.1.1.Tabel Hasil Pengamatan Karakter Biokimia
No. Karakter Gambar Keterangan
1. Uji Katalase 1. 1. Penjepit
1
2. 2. Kaca Objek
2 3. 3. Bunsen

3 4. 4. Reagen H2O2 positif


5. terdapat gelembung
4
6. setelah diteteskan

2. Fermentasi 1. 1. Tabung reaksi


Glukosa 1 2. 2. Media cair fermentasi
3. karbohidrat (glukosa)
2
4. 3. Tabung durham tidak
3 5. terdapat gelembung

3. Fermentasi 1. 1. Tabung reaksi


Sukrosa 1 2. 2. Media cair fermentasi
3. karbohidrat (sukrosa)
2
4. 3. Tabung durham tidak
3 5. terdapat gelembung

4. Uji Sitrat 1. 1. Tabung reaksi


1
2. 2. Medium simon sitrat
23. agar tidak berubah
4. warna

Universitas Sriwijaya
5 Uji Motilitas 1. 1. Tabung reaksi
1 2. 2. Media SIM yang

3. sudah diitusuk oleh


24. kultur bakteri positif
5. menyebar di dalam
6. medium

6 Hidrolisis Pati 1. 1. Cawan Petri


1 2. Media agar pati
2.
3. setelah diinkubasi
2
4. 3. Larutan iodium tidak
3
5. berbentuk zona bening
6. setelah diteteskan

Deskripsi:
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa
karakter biokimia pada suatu bakteri dapat dilihat dengan melakukan beberapa uji.
Menurut Liempepas et al. (2019), uji katalase berguna untuk mengidentifikasi
kelompok bakteri yang dapat menghasilkan enzim katalase. Uji katalase pada
bakteri menghasilkan hasil negatif yang ditandai tidak adanya gelembung gas di
atas kaca preparat setelah ditambahkan reagen H2O2. Pada uji sitrat digunakan sitrat
sebagai sumber karbon, uji motilitas untuk melihat pergerakan kultur bakteri.
Percobaan dengan uji hidrolisis pati. Bakteri yang diuji cobakan menunjukkan
hasil negatif pada uji hidrolisis pati, hal ini terlihat dengan tidak terdapatnya zona
bening yang terbentuk pada bakteri yang telah ditumbuhkan pada medium pati dan
diteteskan larutan iodium. Menurut Panjaitan et al. (2020), pengujian fermentasi
ditandai dengan pembentukan gelembung gas yang terjadi pada tabung durham
hasil dari reaksi fermentasi. Uji fermentasi karbohidrat dilakukan pada medium cair
yang mengandung glukosa dan sukrosa, hasil dari uji ini memperoleh reaksi positif
ditandai dengan adanya gelembung yang terperangkap di dalam tabung durham.
Reaksi positif ini menandakan bahwa bakteri yang diuji mampu untuk
memfermentasikan karbohidrat.

Universitas Sriwijaya
5.1.2.Tabel Hasil Pengamatan Karakter Fisiologi Bakteri B
No. Karakter Gambar Keterangan
1. pH 7 1 1. 1. Tabung reaksi
2. 2. pH 7, dihomogenkan
3. dengan kultur bakteri
4. berubah menjadi keruh.
2

2. Suhu 370C 1. 1. Tabung reaksi


2. 2. Suhu 370, dihomogenkan
1 dengan kultur bakteri

2 berubah menjadi keruh.

3. Konsentrasi 1 1. 1. Tabung reaksi


NaCl 3% 2. 2. Konsentrasi NaCl 3%,
2 3. dihomogenkan dengan
4. kultur bakteri, terdapat
5. tekanan osmotik.

Deskripsi:
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, diketahui bahwa isolat bakteri B
dilakukan pengujian dengan menggunakan pH 7 terjadinya perubahan warna media
menjadi keruh yang menandakan reaksi positif. Menurut Utama (2018),
pertumbuhan bakteri ditandai dengan adanya kekeruhan pada medium. Pengujian
menggunakan suhu 37℃ menunjukkan isolat bakteri dapat tumbuh dengan baik
yang ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi keruh. Uji konsentrasi NaCl
3% pada medium NB juga menunjukkan perubahan warna pada media juga menjadi
keruh, menunjukkan bakteri dapat bertumbuh dengan baik pada konsentrasi NaCl
sebesar 3%. Dengan demikian ciri-ciri dari bakteri B diduga merujuk kepada ciri
yang dimiliki oleh Escherichia coli.

Universitas Sriwijaya
5.1.3. Tabel Hasil Pengamatan Sifat Pertumbuhan dan Biokimia
Isolat Bakteri
No. Karakter A B
1. Uji Katalase + +
2. Fermentasi Glukosa - +
3. Fermentasi Sukrosa - +
4. Hidrolisis Pati - -
5. Uji Sitrat - +
6. Uji Motilitas + +
7. Tumbuh pada pH 3 - +
8. Tumbuh pada pH 7 + +
9. Tumbuh pada pH 9 - +
0
10. Suhu 28 + +
11. Suhu 370 + +
0
12. Suhu 56 - +
13. Konsentrasi NaCl 1% + +
14. Konsentrasi NaCl 3% + +
15. Konsentrasi NaCl 5% - +
Deskripsi:
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan terlihat adanya perbedaan hasil
uji coba dua jenis bakteri yang berbeda. Pada uji katalase kedua bakteri
menunjukkan hasil yang sama berupa reaksi positif ditandai terbentuknya
gelembung gas. Menurut Panjaitan et al. (2020), uji fermentatif ditandai dengan
adanya pembentukan gelembung gas pada tabung durham. Pada uji fermentasi
sukrosa dan glukosa, bakteri A tidak mampu memfermentasi glukosa dan sukrosa
ditandai dengan medium yang tetap bening yang menunjukkan reaksi negatif.
Sifat biokimia yang diuji mengenai kemampuan suatu bakteri menghidrolisis
pati menunjukkan bakteri A dan B tidak menunjukkan reaksi positif dimana tidak
ada zona bening yang terbentuk. Pada uji sitrat hanya bakteri B yang bereaksi
positif. Menurut Effendi et al. (2020), reaksi positif pada uji sitrat menunjukkan
bahwa bakteri tersebut dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya dan
mengubah warna media hijau menjadi biru. Adapun kedua bakteri bereaksi positif
selain pada uji katalase, juga pada uji motilitas, pH 7, suhu 280C dan 370C, serta
pada konsentrasi NaCl 1% dan 3%. Hal ini menunjukkan kedua bakteri tumbuh
secara optimum pada kondisi tersebut.

Universitas Sriwijaya
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Karakterisasi mikroba secara biokimia dan fisiologi penting dilakukan karena
karakterisasi secara morfologi saja tidak cukup, beberapa kelompok bakteri
memiliki morfologi yang sama namun sifat fisiologisnya berbeda.
2. Reaksi positif pada uji katalase ditandai dengan adanya gelembung gas pada
kaca objek setelah ditambah reagen H2O2.
3. Reaksi positif fermentasi karbohidrat ditandai dengan terbentuknya gelembung
gas, hingga bakteri bisa memfermentasikan karbohidrat.
4. Uji fisiologis dilakukan dengan parameter pH, suhu dan konsentrasi NaCl
dengan reaksi positif ditunjukkan perubahan warna keruh pada medium.
5. Hasil uji yang menujukkan reaksi sama-sama positif terlihat pada uji katalase,
uji motilitas, pH 7, suhu 280C dan 370C, konsentrasi NaCl 1% dan 3%,
menunjukkan kedua bakteri tumbuh secara optimum pada kondisi tersebut.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, I. (2020). Metode Identifikasi dan Klasifikasi Bakteri. Riau : Oceanum
Press.
Harahap, D. G. S., Ariyani, N., Rudy, H., Nur, A. Y., Endik, D. N., Fafa, N., Dyah,
A. W., Khariri, Rina, H. P., Dessyre, M. N., Sandriana, J. N., Ary, N., Shafa,
N., Theopilus, W. W., Eni, S dan Solikah, A. E. (2021). Dasar-dasar
Mikrobiologi dan Penerapannya. Bandung: Widina Bhakti Persada
Bandung.
Hidayat, N., Wignyanto dan Sri, S. (2016). Mikologi Industri. Malang: UB Press.
Liempepas, A. G., Widya, A. L dan Paulina, Y. (2019). Isolasi dan Uji Antibakteri
dari Isolat Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Callyspongia aerizusa
serta Identifikasi secara Biokimia. Pharmacon Journal. 8 (2): 380-385.
Panjaitan, F. J., Bachtiar, T., Arsyad, I., Lele, O. K dan Indriyani, W. (2020).
Karakterisasi Mikroskopis dan Uji Biokimia Bakteri Pelarut Fosfat (BPF)
dari Rhizosfer Tanaman Jagung Fase Vegetatif. CIWAL (Jurnal Ilmu
Pertanian dan Lingkungan). 1(1), 9-17.
Utama, C. (2018). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Selulolitik yang
Berasal dari Jus Kubis Terfermentasi. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.
7(1): 2-9.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1.Uji katalase Gambar 2.Fermentasi karbohidrat Gambar 3. Reduksi


Nitrat

Gambar 4. Uji Sitrat Gambar 5. Uji Motilitas Gambar 6. Hidrolisis Pati

Gambar 7. pH 7 Gambar 8. Suhu 37oC Gambar 9. Konsentrasi


NaCl 3%

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023).

Universitas Sriwijaya
CEK PLAGIARISME

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai