Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu Dan Tempat


Nama Percobaan : Pemeriksaan sperma secara makroskopik dan mikroskopik
Hari / Tanggal : Senin 18 Desember 2017
Waktu : 10.00-12.00 WITA
Tempat : laboratorium STIkes Mega Rezky Makassar
B. Cara Kerja
a. Pra Analitik
a) Persiapan pasien : Tidak memiliki persiapan khusus
b) Persiapan alat dan bahan
1. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu pipet tetes, gelas
ukur, tabung reaksi, kaca preparat, deck glass, dan mikroskop
2. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu cairan sperma
dan kertas pH
b. Analitik
Secara Mikroskopik
a) Warna
1. Dimasukkan cairan sperma kedalam tabung reaksi
2. Diamati warna pada cairan sperma tersebut
b) Bau
1. Dimasukkan cairan sperma kedalam tabung reaksi
2. Dinilai bau yang ditibulkan pada cairan sperma tersebut
c) Viskositas
1. Dimasukkan cairan sperma kedalam tabung reaksi
2. Diamati kekentalan cairan sperma tersebut
d) Volume
1. Dimasukkan cairan sperma kedalam gelas ukur
2. Diukur volume cairan sperma tersebut pada gelas ukur
e) pH
1. Dimasukkan cairan sperma kedalam tabung reaksi
2. Dicelupkan kertas pH kedalam cairan sperma tersebut
3. Dicocokkan pada pH indikator
Secara Mikroskopik
a. Disiapakan kaca preparat
b. Diteteskan cairan sperma sebanyak 2 tetes
c. Ditutup dengan deck glass
d. Diamati dibawah mikroskop perbesaran 10 sampai 40 kali
c. Pasca Analitik
a) Makroskopik
1. Warna : Putih
2. Bau : Amis (khas)
3. Viskositas : Kental
4. Volume : 2-5 mL
5. pH : 7,2 - 7,8
b) Mikroskopik
1. pergerakan : Cepat
2. Morfologi : kepala berbentuk oval dan ekor yang panjang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
a) Tabel Pemeriksaan Makroskpoik
Warna Bau Viskositas Volume pH
Putih Amis (khas) Kental 1,3 mL
7 (normal)
(normal) (normal) (normal) (abnormal)

b) Tabel Pemeriksaan Mikroskopik


Motilitas Morfologi Jumlah Perlapang Pandang
Berbentuk
Lambat Panjang 32
oval

B. PEMBAHASAN
Sperma bersala dari bahasa yunani yang berarti “Benih” dan dapat dikatakan
sel sperma adalah alat reproduksi utama pada laki-laki yang dibentuk ditestis.
Sperma yang diejakulasikan selama aktivitas seksual laki-laki, terdiri atas cairan
dan sperma yang berasal dari vasdeferens, cairan dari vesikula seminalis, caairan
dari kelenjar prostat dan sejumlah kecil cairan dari mukosa, terutama kelenjar
bulbouretralis. Jadi bagian terbesar sperma (semen) adalah cairan vesikula
seminalis yang merupakan cairan yang terakhir diejakulasikan dan berfungsi
untuk mendororng sperma keluar dari duktus ejakulatoris dan uretra.
Spermatozoa merupakan sel yang sangat terpasilitasi dan padat yang tidak
lagi mengalami pembelahan atau pertumbuhan, berasal dari gonosit yang menjadi
spermatogonium, spermatosit primer dan sekunder, selanjutnya berubah menjadi
spermatid dan akhirnya berubah menjadi spermatozoa. Spermatozoa terdiri atas
dua bagian fungsional yang penting yaitu kepala dan ekor.
Kepala spermatozoa berbentuk bulat telur dengan panjang 5 mikron,
diameter 3 mikron dan tebal 2 mikron yang terutama dibentuk oleh nukleuss
berisis bahan-bahan sifat penurunan dari ayahnya. Pada kepala sel sperma ini juga
diselubungi oleh dua enzim yang membantu sel sperma untuk menembus
pertahanan reproduksi wanita, terdapat enzim hialuronidase yang berfungsi untuk
menembus lapisan kororna radiate pada sel telur dan enzim akrosin yang
berfungsi untuk menembus zona pelusida.
Pada badan sperma yang terletak pada bagian tengah dari sel sperma
mengandung banyak mitokondria yang berguan sebagai sumber energy bagi sel
sperma dalam menjalankan aktivitasnya. Didalam mitokondria inin terdapat dua
buah mikrotubulus, serta mempunyai ATP-ase untuk menghidrolisis (mengolah
ATP sebagai bahan utama sumber energi)
Serta pada ekor sperma yang berbentuk flagella (alat gerak) yang berbentuk
sitoskeleton serta memiliki ukuran yang panjang sekitar 50 mikrometr. Ukuran
panjang dari ekor sel sperma ini sangat menentukan sebuah kecepatan dari sel
sperma. Rata-rata sel sperma dapat bergerak dengan kecepatan 30 inci/jam.
Pada praktikum kali ini kami melakukan pemeriksaan sperma yang
bertujuan untuk mengatahui apakah sel sperma tersebut memiliki fungsi normal
atau tidak dengan cara pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik.
Pada pengamatan makroskopik dapat ditentukan dari warna, abu, viskositas,
volume, dan pH sperma. Dan pada mikroskopik dapat ditentukan pergerakan,
jumlah dan morfologi dari sperma.
Pada praktikum pemeriksaan sperma hal pertama yang dilakukan yaitu
pemeriksaan sperma metode makroskopik dengan cara dimasukkan cairan sperma
kedalam gelas ukur kemudian dilihat berapa volume sperma tersebut, dan
dipatkan volume sperma sebanyak 1,3 mL, hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa volume sperma yang dihasilkan saat ejakulasirata-rata 2-5
mL, volume sperma yang didapatkan bisa disebut hiporspermia. Hal ini dapat
disebabkan karena pada saat penampungan sperma wadah yang digunakan terlalu
kecil sehingga banyak sperma yang tumpah atau tidak tertampung. Selanjutnya
dilihat viskositas dri sperma dan diperoleh sperma tersebut kental, hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa viskositas sperma normal apabila terbentuk
seperti benangdenag panjang 3-5 cm, kemudian pada bau sperma didapat bau
yang khas (bau amis) pada sperma yang menandakan dalam keadaan normal.
Serta pada sperma dapat diukur pHnya dan diperoleh pH 7 pada sampel tersebut,
hal ini menunjukkan sesuai dengan teori karena pH sperma normal pada 7,2 – 7,8
(basa).
Serta pada pemeriksaan secara mikroskopik dapat ditentukan pergerakan
dari sperma tersebut dan diperoleh pergerakan yang lambat pada sperma, hal ini
dapat dipengaruhi karen lamanya sampel sperma tersebut terkontaminasi dengan
udara sehingga menyebabkan sel sperma lambat untuk bergerak dan akhirnya
mati, selanjutnya dapat menentukan morfologinya dari bentuk kepalanya yang
oval, ekor yang panjang, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan morfologi
sperma kepala yang oval dan ekor yang panjang dan pada jumlah sel sperma pada
setiap lapang pandang berjuamlah 32/ lapang pandang
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan ini yaitu pada
saat pengambilan sampel sebisa mungkin sperma yang ditampung tidak
tertumpah pada saat pengambilan dan dalam praktikum ini seharunya secepat
mungkin melakukan pemeriksaan dibawah mikroskop agar tidak banyak sel
sperma yang ditemukan tidak banyak yang mati atau tidak bergerak.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pemeriksaan secara makroskopik
yaitu warnanya putih, berbau amis, kental, volume 1,3 mL, dan pH 7, serta secara
mikroskopik sel sperma bergerak secara lambat, kepala berbentuk oval, ekor yang
panjang, dan jumlah sperma perlapang pandang 32.
B. SARAN
Sebaiknya pada praktikum pemeriksaan sperma ini dilakukan secara cepat
agar dapat mengetahui hasil yang sesungguhnya karena sprma tidak dapat terlalu
lama terkena oleh udara.

Anda mungkin juga menyukai