Abstrak
Kariotipe adalah gambaran kromosom dalam suatu sel dengan berbagai struktur
dari masing-masing kromosom tersebut. Kariotipe bisa digunakan untuk
mengidentifikasi berbagai kelainan kromosom. Pada penyusunan ditemukan
kariotipe klinefelter dan kariotipe perempuan normal. Barr
body dan drumstick merupakan sex chromatin yang terbentuk akibat inaktivasi
kromosom X. Dilakukan pengamatan menggunakan preparat awetan dan
ditemukan barr body dan drumstickpada nukleus.
1.
Pendahuluan
sehingga kromosom dibagi atas dua lengan yang sama panjang. Kedua,
submetasentris, yaitu kromosom yang memiliki sentromer tidak di tengah,
sehingga kedua lengan kromosom tidak sama panjang. Ketiga, akrosentris, yaitu
kromosom yang memiliki sentromer dekat dengan salah satu ujungnya, sehingga
kedua lengan tidak sama panjangnya. Keempat, telosentris, yaitu kromosom
yang memiliki sentromer di salah satu ujungnya sehingga kromosom tetap lurus
dan tidak terbagi atas dua lengan (suryo 1995: 60).
Kariotipe memperlihatkan berapa banyak kromosom yang terdapat pada sel
dengan beberapa rincian struktur kromosom tersebut. Para ilmuan hanya dapat
melihat rincian tersebut menggunakan pewarnaan khusus. Cara kerja untuk
memeriksa kromosom yaitu, pertama, memperoleh sampel sel. Hampir semua
sel yang membelah bisa digunakan, termasuk sel darah, sel kulit dan sel-sel dari
akar tanaman. Kedua, sel tersebut dibudidayakan, diberi nutrisi yang tepat untuk
pertumbuhan agar bisa aktif membelah. Ketiga, beberapa sel dikeluarkan dari
budidaya dan dilakukan pemberhentian mitosis pada tahap metafase.
Selanjutnya kromosom diberi pewarnaan dan dilakukan analisis mengenai jumlah
dan kelainan yang terjadi (Robinson 2005: 241).
Kariotipe manusia tidak normal jika jumlah nya bukan 46 atau terdapat
penambahan, pengurangan atau terjadi penyusunan kromosom yang tidak
sesuai. Tipe-tipe abnormalitas kromosom antara lain, polyploidy merupakan
kelainan yang memiliki set kromosom berlebih. Aneuploidy, kelainan yang
kehilangan atau kelebihan set kromosom. Aneuploidy terbagi dua, monosomi
dan trisomi. Monosomi merupakan kelainan yang kehilangan satu kromosom,
sedangkan trisomi, kelainan yang kelebihan satu kromosom. Selain dua tipe
tersebut, masih ada lagi delesi (hilangnya bagian kromosom), duplikasi (bagian
kromosom yang menjadi dua), inversi ( bagian kromosom yang letaknya
terbalik), dan translokasi (dua kromosom yang bertukar bagiannya).
Abnormalitas yang terjadi pada kromosom menyebabkan munculnya beberapa
sindrom pada manusia yaitu,pertama, sindrom down, trisomi pada kromosom
nomor 21. Orang dengan sindrom down, memiliki rambut yang lurus dan jarang,
lidah yang selalu menonjol, bibir tebal, anggota gerak yang abnormal, sendi
longgar, refleks tidak baik, dan perkembangan milestonenya sangat lambat.
Sindrome down juga memiliki masalah dengan jantung, pendengaran,
penglihatan dan mental. Kedua, sindrom edward, trisomi pada kromosom nomor
18. Penderita sindrom edward memiliki tengkorak yang sempti, telinga yang
rendah, muka dan mulut kecil, tidak memiliki sidik jari, memiliki jari-jari kaki
yang pendek dan lebar dengan jari kedua dan ketiga melebur. Ketiga, sindrom
patau, trisomi pada kromosom nomor 13. Abnormalitas yang terjadi pada patau
berakibat pada jantung, otak, ginjal dan wajah. Keempat, sindrome turner (45,
X), mereka memiliki gangguan pada indra pendengaran, tidak bisa mendengar
pada frekuensi suara tertentu, memiliki lipatan kulit di bagisn belakang leher.
Saat memasuki masa pubertas, rambut tubuh jarang tumbuh, tidak mengalami
menstruasi, payudara kecil, dan rahimnya kecil. Keempat, sindrom klinefelter
yang disebabkan oleh kelebihan kromosom X. Laki-laki yang mengalami sindrom
klinefelter mengalami keterbelakangan seksual, testis belum sempurna,
2.
Metodologi
Alat yang diperlukan pada praktikum ini adalah, pensil, gunting, penggaris, dan
mikroskop cahaya. Bahan yang digunakan adalah lem, gambar kromosom,
lembar kerja, dan preparat awetan.
Cara kerja kariotiping yaitu, pertama, gambar kromosom yang sudah ada
digunting berdasarkan pola pita, letak sentromer dan ukuran. Kedua, gambar
kromosom tersebut ditempel pada lembar kerja yang sudah disediakan. Ketiga,
kariotipe diamati dan ditulis nomenklatur serta kelainan yang terjadi. Keempat,
dilakukan analisis terhadap kelainan yang ditemukan.
Cara kerja pengamatan barr body dan drumstick yaitu, pertama, preparat
awetan diamati di bawah mikroskop cahaya. Kedua, dibandingkan antara
gambar barr body dan drumstick. Ketiga, hasil pengamatan digambar pada
tempat yang disediakan. Keempat dilakukan analisis terhadapbarr
body dan drumstick yang dilihat pada pengamatan.
3.
Hasil Pengamatan
A.
Kariotipe manusia
B.
Gambar 2. Drumstick
Pengamatan yang dilakukan pada preparat awetan menunjukkan hasil yang
sesuai dengan literatur. Barr body merupakan struktur gelap pada nukleus yang
terlihat pada saat interfase (Lewis 2009: 130). Pada pengamatan terlihat struktur
gelap tersebut berada di tepi nukleus. Drumstick terlihat seperti penjuluran pada
nukleus yang terdapat pada sel leukosit wanita (Ahluwalia 2009:101). Pada
pengamatan, terlihat drumstick seperti tonjolan kkecil dari nukleus. Hal tersebut
sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh literatur.
4.
Kesimpulan
Berbagai jenis kariotipe telah diamati dan dipelajari, ternyata terdapat banyak
variasi dari kromosom manusia sehingga seringkali variasi tersebut
memunculkan kelainan yang disebut dengan sindrom. Untuk mengenali cara
identifikasi kariotipe kromosom manusia, maka dilakukanlah proses yang disebut
kariotiping. Pengamatan kariotipe ini dilakukan dengan cara kariotiping. Barr
body dan drumstick merupakan bagian yang hanya terdapat pada wanita,
karena munculnya dua hal tersebut disebabkan oleh inaktivasi kromosom X.
Daftar Pustaka
Lewis, R. 2009. Human genetics concept and applications. McGraw Hill. New
York : 512 hlm.
Rittner, D. & McCabe, T. L. 2004. Encyclopedia of biology. Facts on File, Inc. New
York: 417.
Robinson, T. R. 2005. Genetics For Dummies. Wiley Publishing, Inc. Indiana: 385
hlm.
Suryo, 1995. Sitogenetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta: xii + 531
hlm
Suryo. 2003. Genetika manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta: xvi +
540 hlm.
OLEH :
Susi Anggraini
F05111033
kelaianan kromosom pada manusia yang bertujuan untuk mmpelajari karyotipe kromosom
manusia dan menentukan sindrom berdasarkan karyotipe tersebut.Pembuatan karyotipe yaitu
dengan mencocokkan gambar yang telah di acak dengan gambar karyotipe sebenarnya.
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh karyotip yaitu 47XX+13, artinya seorang perempuan
memiliki 44 autosom (22 pasang autosom) dan 2 kromosom seks X dan penambahan 1
kromosom pada kromosom ke-13. Hal ini menunjukkan adanya kelainan kromosom
karena pada keadaan normal jumlah kromosom suatu individu adalah konstan yaitu 46
kromosom. Terjadi kelainan pada jumlah kromosom manusia disebabkan adanya mutasi
kromosom. Penambahan kromosom ke-13 disebut sindrom patau. Sindrom ini disebabkan
karena tidak terjadinya persilangan antara kromosom saat proses meiosis dan dapat juga
disebabkan oleh translokasi Robertsonian.
Kata Kunci:Karyotipe, Kromosom, Sindrom, Patau, Sindrom Patau, Mutasi.
PENDAHULUAN
Istilah kromosom mula-mula dikemukakan oleh Weldeyer (1888) yang berasal dari
kata latin kroma=warna dan soma = badan. Disebut demikian karena badan ini mudah
menyerap zat warna bila preparat diberi warna. Sebenarnya kromosom merupakan rangka
bagi inti sel. Dalm keadaan interfase kromosom berujud kromatin yang berasal dari kata
kroma dan tin yang berarti benang.. Pada saat memulai aktivitas pembelahan, kromatin
memendek dan menebal disebut kromosom. Tahap selanjutnya ketika kromosom mengganda
disebut dengan kromatid (Sugiharto, 2010).
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi
genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan
soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang
merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung
kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang). Sastrosumarjo (2006) dalam Jai (2011)
menjelaskan bahwa kromosom merupakan alat transportasi materi genetik (gen atau DNA)
yang sebagian besar bersegregasi menurut hukum Mendel, sedangkan Masitah (2008) dalam
Jai 2011 menjelaskan bahwa kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA
yang berbentuk seperti rantai panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat
dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria, termasuk panjang relatif
kromosom, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang memberi kromosom dalam dua
tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi bidang (area) yang membesar
yang disebut knot (tombol) atau kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus pada
terminal dan material kromatin yang disebut satelit, dan sebagainya (Suprihati et.al., 2007
dalam Jai, 2011).
Kromosom tumbuh tumbuhan berukuran lebih besar dari pada kromosom hewan.
Pengaturan kromosom secara standar berdasarkan panjang, jumlah serta bentuk kromosom
dari sel somatic suatu individu dinamakan karyotipe (Suryo, 1984).
Kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal
sifat keturunan (hereditas). Kromosom khas bagi mahluk hidup. Tiap sel somatik pada
organisme tingkat tinggi mempunyai jumlah kromosom dasar, yaitu satu set diwariskan dari
induk dan satu sel dari ayah. Masing-masing kromosom mempunyai pasangan yang identik
yaitu kromosom homolog. Dua set kromosom ini disebut diploid (2n) (Crowder, 1998).
Kromosom yang sedang membelah dikenal dengan kromatid; mereka terlekat satu
sama lain pada semacam pinggang (sentromer) dan ini terletak dekat tengah beberapa
kromosom, yang kemudian disebut metasentrik, dan dekat ujung lainnya (aksosentrik). Oleh
karena itu banyak kromosom memiliki lengan panjang dan pendek (Clarke, 1996).
Keragaman jumlah set kromosom atau ploidi sering dijumpai di alam. Perubahan
jumlah kromosom dibedakan menjadi euploid dan aneuploid. Perubahan jumlah kromosom
sangat berpengaruh, karena dapat menimbulkan beberapa kelainan. Struktur kromosom juga
dapat terjadi yang disebut aberasi kromosom dan dibedakan dalam beberapa peristiwa yaitu
defisiensi, invers, translokasi, dan duplikasi (Pai, 1982).
Kita mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan kromosom dari masing-masing
orang tua. Dengan demikian ke-46 kromosom dalam sel somatik sebenarnya adalah dua set
yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom (Campbell, 1999).
Kariotipe adalah gambaran kromosom dalam suatu sel dengan berbagai struktur dari
masing-masing kromosom tersebut. Kariotipe bisa digunakan untuk mengidentifikasi
berbagai kelainan kromosom. Pada penyusunan ditemukan kariotipe klinefelter dan kariotipe
perempuan normal. Barr body dan drumstick merupakan sex chromatin yang terbentuk akibat
inaktivasi kromosom X. Dilakukan pengamatan menggunakan preparat awetan dan
ditemukan barr body dan drumstick pada nukleus (Sadrina, 2011). Analisis kariotipe
merupakan gambaran suatu individu atau grup individu yang berkerabat yang ditunjukan oleh
bentuk morfologi dan jumlah kromosom Sastrosumarjo (2006). Okumus dan Hassan (2005)
menjelaskan bahwa analisis kariotipe sangat penting dalam identifikasi dan desain kromosom
hewan dan tumbuhan.
Pengaturan ukuran set pada fotograf dari pita-pita kromosom dapat digunakan untuk
melihat penyusunan kromosom. Analisis secara fisik dapat juga dilihat gambaran
mikroskopis kromosom kelamin dan kromosom tubuh pada metafase dari proses mitosis
(Supriharti 2007). Analisis citra kromosom juga dapat digunakan dalam analisis
kariotipe(Shevencho, 2012).
Karyotipe merupakan tampilan visual kromosom setiap individu. Kromosom akan
berpasang-pasangan membentuk pasangan kromosom homolog yang ditandai dengan panjang
dan posisi sentromer yang sama. Contoh penulisan karyotipe sebagai berikut: manusia
memiliki 46 kromosom;
untuk wanita22AA (autosom) + XX (genosom)
untuk laki-laki22AA (autosom) + XY (genosom) (Pai, 1982).
Kariotipe manusia tidak normal jika jumlah nya bukan 46 atau terdapat penambahan,
pengurangan atau terjadi penyusunan kromosom yang tidak sesuai. Tipe-tipe abnormalitas
kromosom antara lain, polyploidy merupakan kelainan yang memiliki set kromosom berlebih.
Aneuploidy, kelainan yang kehilangan atau kelebihan set kromosom. Aneuploidy terbagi dua,
monosomi dan trisomi. Monosomi merupakan kelainan yang kehilangan satu kromosom,
sedangkan trisomi, kelainan yang kelebihan satu kromosom. Selain dua tipe tersebut, masih
ada lagi delesi (hilangnya bagian kromosom), duplikasi (bagian kromosom yang menjadi
dua), inversi ( bagian kromosom yang letaknya terbalik), dan translokasi (dua kromosom
yang bertukar bagiannya) (Lewis 2009 :248-254).
Kariogram adalah susunan sistematis kromosom sel tunggal individu selama tahap
metaphase dan tersusun menurut urutannya (karyotipe). Sedangkan ideogram adalah
penyajian diagram dari susunan kromosom (karyotipe) dari organisme. Salah satu manfaat
karyotipe adalah tes untuk mendeteksi beberapa kelainan yang berhubungan dengan struktur
dan jumlah kromosom. Karyotipe dibuat apabila ada dugaan kelainan kromosom pada suatu
individu. Hal ini berdasarkan pertimbangan karena tingginya biaya dan pembuatannya
memerlukan keahlian tertentu (Clarke, 1996).
Setiap kromosom pada genom (dengan mengecualikan kromosom-kromosom seks) di
nomori secara berurutan sesuai dengan panjangnya, dimulai dengan kromosom yang paling
panjang (Stansfield, 2006).
Terdapat dua macam kromosom pada manusia yaitu autosom dan gonosom. Autosom adalah
kromosom biasa atau sel tubuh (somatis), tidak berperan dalam menentukan pertumbuhan
seks. Gonosom adalah kromosom seks, berperan menentukan pertumbuhan seks. Jumlah
kromosom manusia adalah 46, 44 diantaranya adalah autosom, 2 gonosom. Gonosom ada dua
macam yaitu X dan Y. Susunan gonosom pada wanita adalah XX dan pada pria XY (Clarke,
1996).
1.
2.
3.
4.
Jumlah kromosom manusia 46 berarti kromosom sexnya 2 dan autosomnya 44 dalam tiap
nucleus sel tubuh.
Jika manusia tersebut laki laki , maka penulisan symbol kromosomnya = 22 AA + xy atau
44 A + xy atau 46 xy, artinya seorang laki laki memiliki 22 pasang autosom dan sebuah
kromosom seks X dengan sebuah kromosom seks y atau 44 buah autosom dan sebuah
kromosom x dan y.
Spermatozoonnya ada dua macam : 22A + x atau 22 A + y, artinya spermatozoon manusia
mempunyai 22 autosom + 1 kromosom x atau 22 autosom +1 kromosom y.
Untuk wanita dituliskan : 46 xx atau 22 AA + xx atau 44 A + xx, artinya : seorang wanita
mempunyai 22 pasang autosom dan 1 pasang kromosom x, atau 44 buah autosom dan 2 buah
kromosom seks x.
Ovum (sel telur) manusia hanya 1 macam : 22 A + x , artinya : 22 autosom + 1 kromosom
x (Yatim, 2003).
Patau Sindrom atau Sindrom Trisomi-13 adalah kelainan pada kromosom 13, dengan
defek saraf pusat yang dihubungkan dengan retardasi, mental, terjadi bersama-sama dengan
sumbing bibir, dan palatum, polodaktili, dan anomaly pola dermis serta abnormalis jantung,
severa dan genitalia. Sindrom ini terjadi jika pasien memiliki lebih satu kromosom pada
pasangan kromosom ke-13 karena tidak terjadinya persilangan antara kromosom saat proses
meiosis. Beberapa pula disebabkan oleh translokasi Robertsonian. Cacat hebat yang
disebabkan Sindrom Patau ini mendatangkan kematian pada usia yang sangat mudah,yaitu
dalam 3 bulan pertama setelah lahir,tetapi beberapa anak dapat hidup sampai umur 5 tahun
(Hidayat, 2013).
METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat tanggal 8 November 2013 pukul 09.30
sampai 11.00 WIB yang dilaksanakan di laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan
Pontianak. Dalam melakukan praktikum ini dibutuhkan gambar (fotokopy) kromosom
manusia pada stadium metafasenya, lembar isian, gunting, dan double tipe atau lem kertas.
Praktikum ini lakukan pertama-tama setiap individu mendapatkan fotokopyan kromosom
manusia imitasi dengan keadaan kromosom manusia pada stadium metaphase. Kemudian di
gunting keliling tiap-tiap kromosom dan nomor lembar fotokopyan kromosom yang tadi di
dapat. Dibuat karyotipe nya dengan cara gambar kromosom ditempel pada kertas kerja.
Setelah itu ditempelkan juga nomor fotokopyan yang didapatkan. Kemudian karyotipe yang
diperoleh dianalisis.
HASIL PERCOBAAN
Hasil
47XX+1
3
Sindro
m
Patau
Diderita
oleh
Wanita
(perempuan)
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari karyotipe kromosom manusia dan
menentukan sindrom berdasarkan karyotipe. Pembuatan karyotipe yaitu dengan
mencocokkan gambar yang telah di acak dengan gambar karyotipe sebenarnya. Karyotipe
adalah penyusun kromosom yang sama berdasarkan panjang dan bentuknya. Karyotipe ini
berperan dalam menemukan kelainan pada karyotipe. Berdasarkan hasil praktikum diperoleh
karyotipe berupa 47XX+13. Sedangkan menurut Lewis (2009) Kariotipe manusia tidak
normal jika jumlah nya bukan 46 atau terdapat penambahan, pengurangan atau terjadi
penyusunan kromosom yang tidak sesuai. Tipe-tipe abnormalitas kromosom antara lain,
polyploidy merupakan kelainan yang memiliki set kromosom berlebih. Aneuploidy, kelainan
yang kehilangan atau kelebihan set kromosom. Aneuploidy terbagi dua, monosomi dan
trisomi. Monosomi merupakan kelainan yang kehilangan satu kromosom, sedangkan trisomi,
kelainan yang kelebihan satu kromosom. Selain dua tipe tersebut, masih ada lagi delesi
(hilangnya bagian kromosom), duplikasi (bagian kromosom yang menjadi dua), inversi
(bagian kromosom yang letaknya terbalik), dan translokasi (dua kromosom yang bertukar
bagiannya).
Karyotipe 47XX+13 menunjukkan bahwa seorang perempuan memiliki 47 kromosom
termasuk 2 kromosom x serta terdapat penambahan kromosom ke-13 atau dapat juga
diartikan bahwa seorang perempuan memiliki 44 autosom (22 pasang autosom) dan 2
kromosom seks X dan penambahan 1 kromosom pada kromosomke-13.Sehingga dapat
diketahui bahwa karyotipe tersebut merupakan suatu kelainan. Setelah dianalisis karyotipe
berupa 47XX+13 merupakan suatu kelainan yang disebut sindrom Patau. Terjadi kelainan
pada jumlah kromosom manusia disebabkan adanya mutasi kromosom. Menurut Siti
(2010) Sindrom Patau, atau dikenali sebagai Trisomy 13 adalah salah satu penyakit yang
melibatkan kromosom, yaitu stuktur yang membawa maklumat genetik seseorang dalam
bentuk gene. Sindrom ini berlaku apabila penderita mempunyai lebih satu kromosom pada
pasangan kromosom ke-13 disebabkan oleh tidak berlakunya persilangan antara kromosom
selama proses meiosis. Selain itu dapat juga disebabkan oleh translokasi Robertsonian. Lebih
satu kromosom pada kromosom yang ke-13 mengganggu pertumbuhan normal bayi serta
menyebabkan munculnya tanda-tanda Sindrom Patau. Seperti sindrom-sindrom lain akibat
tidak berlakunya persilangan kromosom, contohnya Sindrom Down dan Sindrom Edward,
risiko untuk mendapat bayi yang mempunyai Sindrom Patau adalah tinggi pada ibu yang
mengandung pada usia yang sudah meningkat. Menurut Hidayat (2013) Ciri-ciri bayi yang
lahir dengan Sindrom Patau :
Jari atau kaki extra besar (polydactyly)
Kaki cacat, yang dikenal sebagai rocker-bottom feet
Masalah neurologis seperti kepala kecil (mikrosefali), kegagalan otak untuk membagi
menjadi dua bagian selama kehamilan (holoprosencephaly)
Cacat wajah seperti mata kecil (microphthalmia), hidung tidak ada atau cacat hidung,
bibir sumbing dan / atau langit-langit sumbing.
Cacat jantung (80% dari individu)
Cacat ginjal
Gambar Sindrom Patau
Sindrom Patau
KESIMPULAN
Pada praktikum ini diperoleh karyotip yaitu 47XX+13, artinya seorang perempuan memiliki
44 autosom (22 pasang autosom) dan 2 kromosom seks X dan penambahan 1 kromosom pada
kromosom ke-13. Hal ini menunjukkan adanya kelainan kromosom karenapada keadaan
normal jumlah kromosom suatu individu adalah konstan yaitu 46 kromosom.Terjadi kelainan
pada jumlah kromosom manusia disebabkan adanya mutasi kromosom. Penambahan
kromosom ke-13 disebut sindrom patau. Sindrom ini disebabkan karena tidak terjadinya
persilangan antara kromosom saat proses meiosis dan dapat juga disebabkan oleh translokasi
Robertsonian. Adapun ciri dari sindrom patau yaitu Jari atau kaki extra besar (polidaktili),
kaki cacat, masalah neurologis seperti kepala kecil (mikrosefali), kegagalan otak untuk
membagi menjadi dua bagian selama kehamilan (holoprosencephaly), cacat wajah seperti
mata kecil (microphthalmia), hidung tidak ada atau cacat hidung, bibir sumbing atau langitlangit sumbing, cacat jantung (80% dari individu) dan cacat ginjal.
REFERENSI
Campbell, Neil. (1999). Biologi Campbell Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Clarke, Cyril A. 1996. Genetika Manusia dan Kedokteran. Jakarta: WidyaMedika.
Crowder, L. V. 1998. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University.
Hidayat, Nur. 2013. Penyebab Sindron Patau.(online). http://dnadanrnainfo.Blog spot.
com/2013/05/penyabab-sindrom-patau-atau-sindrom.html. diakses tanggal 11 November
2013.
Jai. 2011.Analisis Mitosis Pada Ujung Akar Bawang Merah, Bawang Bombay dan Aglaonema.
(online). http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/analisis-mitosis-pada-ujung-akar-bawang-merahbawang-bombay-dan-aglaonema/. Diakses pada tanggal 12 November 2013.
Lewis, R. 2009. Human genetics concept and applications. Mc Graw Hill. New York : 512 hlm.
Pai, C Ana. 1982. Dasar-dasar Genetika. Jakarta: Erlangga.
Shevencho, Daroen. 2012. Laporan Genetika.(online). http://daroend.blog spot.com/. Diakses
tanggal 11 November 2013.
Siti.2010.Sindrom Patau.(online). http://sitimardianayaakob. blogspot.com /2010 /01 /sindrompatau.html. diakses tanggal 11 November 2013.
Stansfield, W.D, Jaime S.C, Raul J.C. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta: Erlangga.
Sugiharto, Bowo. 2010. Kromosom Manusia. (online). http://biosejati. wordpress.com/2
012/01/24/kromosom/. diakses tanggal 12 November 2013
Suryo, 1984. Genetika Manusia. Yogyakarta: UGM
Yatim, Wildan. 2003. Genetika, Bandung; Tarsito
BAB I
PENDAHULUAN
2.
Belajar mengatur kromosom manusia dalam bentuk kariotipe dan
mengenal kelainan-kelainan yang dijumpai pada kariotipe tersebut.
I.3 Waktu dan tempat percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 April 2013 pukul 14.30 17.30
WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gunting dan alat tulis
serta penggaris.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah lem kertas dan
lembaran fotocopy gambar-gambar kromosom manusia.
III.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut.
1. Memfotocopy gambar-gambar kromosom manusia.
2. Menggunting gambar-gambar kromosom normal dan abnormal dan buat
kariotipenya.
3. Menyusun kariotipe pada kromosom normal dari kiri ke kanan dengan urutan
dari yang terbesar hingga yang terkecil.
4. Menentukan jenis kelamin pada kromosom abnormal penderita.
5. Menentukan pada kromosom berapa terjadi perubahan genetik.
6. Menentukan nama kelainan genetik yang di derita dari individu yang memiliki
fotocopy kromosom abnormal tersebut.
ACARA 3
MITOSIS
A.
Pelaksanaan Praktikum
1.
Tujuan praktikum
mitosis
2.
3.
Tempat praktikum
B.
Landasan Teori
Proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel kedua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel disebut mitosis. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan
dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel
yang nyaris sama. Mitosis dan sitokinesis merupakan fase mitosis (fase M) pada
siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel awal (Syamsuri, 2005:17).
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik
tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis
terjadi dalam lima fase yaitu profase, metafase, interfase, anafase dan telofase.
Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat
perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan
terbentuk aster dan terbentuknya alur diekuator pada membran sel pada saat
telofase, sehingga kedua sel anak menjadi terpisah (Pratiwi, 2003:11).
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama
dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel
somatic (sel penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu
melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak
mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan
tertentu, misalnya sel-sel germatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang
sangat cepat untuk mengantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi
sel-sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan,
atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan
pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu
melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam
waktu beberapa jam saya dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri.
Sama dengan bakteri, protozoa, bersel tunggal mampu melakukan pembelaan
hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium dan
euglena (Budiarti,2007:19-20).
Dalam arti sempit, mitosis tidak berhubungan dengan replikasi DNA dan
kromosom, karena kejadian yang terakhir itu berlangsung salama periode S
intrfase. Akan tetapi, mitosis adalah penunjang pokok untuk duplikasi
kromosom, berhubung mitosis itu memastikan bahwa masing-masing sel anak
mendapat satu saudara dari masing-masing sel anak pokok untuk duplikasi
kromosom, berhubung mitosis itu memastikan bahwa masing-masing sel anak
mendapat satu saudara dari masing-masing sel anak mendapat satu saudara
dari masing-masing pasangan kromatid dan begitu pula dengan seperangkat
kromosom lengkap (Goodeneugh, 1988:39).
C.
1.
Alat :
Torso mitosis
2.
Bahan :
_
D.
a.
b.
E.
Cara Kerja
Mengamati tahapan-tahapan pembelahan mitosis pada torsi,
Mengambar hasil pengamatan dan memberikan keterangan.
Hasil Pengamatan
Gambar asli
a.
Interfase
Keterangan:
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Membran inti
4.
Kromosom
5.
Sentriol
b.
Profase
Keterangan :
1.
Benang-benang spidel
2.
Sentriol
3.
Membran inti
4.
Kromosom
5.
Dinding sel
c.
Metafase awal
Keterangan :
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Benang-benang spindel
4.
Kromosom
d.
Metafase akhir
Keterangan :
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Benang-benang spidel
4.
Kromosom
5.
Ekuator
e.
Anafase awal
Keterangan :
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Benang-benang spidel
4.
Kromosom
f.
Anafase akhir
Keterangan :
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Membran inti
4.
Benang-benang spidel
5.
Kromosom
g.
Telofase awal
Keterangan :
1.
Nukleolus
2.
Dinding sel
3.
Sitoplasma
4.
Kromosom
5.
Membran inti
h.
Telofase akhir
Keterangan :
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Membran inti
4.
Kromosom
Gambar pembanding
Sumber : Anomin,2012:1
F.
Pembahasan
Sel yang membelah secara mitosis akan menghasilkan dua sel anak yang
masing-masing-memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan
induknya. Pada mahluk hidup bersel banyak mitosis merupakan mekanisme
memperbanyak sel/pertumbuhan, sedangkan pada organisme bersel satu
mitosis merupakan cara reproduksi. Mitosis merupakan periode pembelahan
selyang berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung
akar atau pucuktanaman. Pembelahan mitosis berlangsung secara bertahap
melalui beberapa fase yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.
Interfase terjadi replikasi DNA. Fase ini inti sel mempersiapkan diri untuk
pembelahan lagi dengan mengumpulkan materi dan energi. Akhirnya
pembelahan sel secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang masing-masing
sel anakan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Pada
pembelahan ini terjadi pembagian inti (karokinesis) dan pembagian plasma atau
sitoplasma.
Profase ini, sel indukyang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya
dua sentriol dari sentrosom. Masing-masinga sentriol memancarkan serabutserabut berupa filamen. Butiran kromatid memanjang menjadi benang kromatid
yang kemudian memendekkan menebal menjadi kromosom. Diakhir profase
selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang spidel
de kinetokor.
Metafase adalah orioentasi kromosom pada bidang ekuator sel. Pada awal
metafase, membran inti sudah menghilang dan kromosom mula-mula seperti
tampak tidak teratur, setelah itu, benang-benang spidel masuk ke dalam daerah
pusat sel, sedangkan mikrotubulus merentang diantara kedua kutub sel.
Kromosom melekat dengan kinetokornya pada bidang ekuator sel. Benangbenang spidel yang berhubungan dengan kromosom dinamai benang-benang
spidel kromosom, sedangkan benang-benang spidel yang lain meentang secara
kontinu dari kutub ke kutub. Seluruh benang spidel membentuk gambaran
seperti sangkar burung pada daerah nukleus.
Anafase bermua ketika dua sel lengkap kromosom mulai bergerak menuju ujung
simpul berlawanan arah. Anafase juga diawali dengan pisahnya tiap sentomer
dari setiap kromosom sehingga kromatid lepas dan dianggap sebagai kromosom
lengkap. Masimng-masing kromatid bergerak menuju ke arah kutub-kutub
berlawanan. Kinetokor yang masih melekat pada benang spidel berfungsi
menunjukkan jalan, sedangkan lengan kromosom mengikuti dibelangkannya. Ciri
penting dari anafse adalah adanya satu kromatid (berisi satu set kromosom)
yang sedang bergerak menuju kutub masing-masing. Sebagaimana diuraikan
sebelumnya, yang menyebabkan kromosom itu bergerak adalah beneng-beneng
spidel. Jumlah kromosom yang menuju ke kutub yang lain. Jadi. Jika sel induk
memiliki 2n kromosom, setiap sel anak akan memperoleh 2n kromosom juga.
G.
1.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti, H. 2003. Biologi SMA untuk kelas xll. Surakarta: Gema ilmu.
Goodenough, U. 1988. Genetika. Bogor : Erlangga.
Pratiwi. 2003. Biologi SMA untuk kelas xll. Jakarta : Erlangga.
Syamsuri, I. 2005. Biologi SMA untuk kelas xll. Jakarta : PT. Pabelan
JUDUL PERCOBAAN
1.
Mengetahui fase-fase pembelahan mitosis pada sel tumbuhan dan
fungsinya.
2.
Mengetahui kedudukan kromosom pada fase-fase pembelahan mitosis
pada akar Allium cepa.
3.
Mengetahui fase-fase yang paling banyak dijumpai pada akar bawang
(Allium cepa).
4.
Mengidenfikasi bagian mana pada akar bawang merah (Allium cepa) yang
aktif melakukan pembelahan mitosis.
5.
pembelahan sel (mitosis atau meiosis). Analisis kromosom, baik mitosis maupun
meiosis merupakan langkah awal yang dapat dilaksanakan untuk mempelajari
kromosom
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan sangat
banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang
disebut juga dengan mitosis (setjo,2004). Mitosis adalah pembelahan duplikasi
dimana sel memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel induk.
Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan
inti dari sel somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama
dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki
peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua
organisme. mitosis memiliki beberapa tahapan meliputi profase metafase,
anafase, dan telofase. Terjadi pada ujung akar, yang mengalami pembelahan
awal, mitosis terjadi dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel
yang hidup terutama yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang),
mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam
dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus menerus.
Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahanbahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan
menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta
memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel induknya. Proses terjadinya
mitosis terbagi ke dalam 5 fase, yaitu interfase, profase, metafase, anafase dan
telofase.
1.
1.
Interfase
Inti sel Nampak keruh dan tampak benang- benang kromatin yang halus.
2.
Profase
Metaphase
Kromosom- kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel. Ciri utama
fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini
dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan
tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
4.
Anafase
Telofase
Di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik. Selaput gelendong inti
lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi
dua bagian, proses tersebut dikenal sebagai sitokinesis. Pada sel tumbuhan
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah- tengah sel.
Ali, Ikbal. 2011. http://biologi.unnes.ac.id/web_bio/?tf=news&aksi=lihat&id=35.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2011.
Kromosom Bawang
Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik dari
bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom 2n = 16
(Sastrosumarjo, 2006). Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis
mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki
ukuran kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya.
Bawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan salah satu anggota dari
familia Liliaceae. Tanaman ini merupakan tanaman semusim dan memiliki umbi
yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk
silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan
membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan
membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan
daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi
sejati seperti kentang atau talas. Bawang merah merupakan salah satu
komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani
secara intensif . Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah
tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta
bahan obat tradisional. Bawang merah juga merupakan salah satu komoditas
sayuran unggulan di Jawa Tengah yang mempunyai prospek cukup baik dalam
pengembangan agribisnis. Hal ini dapat dilihat pada status usaha taninya, oleh
petani khususnya di daerah sentra produksi seperti di Kabupaten Brebes bawang
merah telah lama diusahakan sebagai usaha tani yang bersifat komersial.
Gusti, Alif. 2011. http://shaylife.blogspot.com/2011/03/pengamatan-kromosompada-mitosis-akar.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2011
ALAT
No
NAMA ALAT
JUMLAH
1.
Mikroskop perbesaran 1000 x
1 buah
2.
Gelas objek
1 buah
3.
Gelas penutup
1 buah
4.
Jarum preparat
1 buah
5.
Cawan Petridis
1 buah
6.
Pembakar Bunsen
1 buah
7.
Gelas Piala 500 ml
1 buah
8.
Tissue
9.
Pisau Silet
1 buah
No
BAHAN
NAMA BAHAN
JUMLAH
1.
Akar Bawang Merah (Allium ascalonicum L) professional
1 buah
2.
Larutan Indigocarmin
secukupnya
3.
Larutan Asam Klorida (HCL)
secukupnya
4.
Larutan Fenil Lakto Fenol
secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
No
PROSEDUR KERJA
1.
Praktikan terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Praktikan merendam bawang pada air yang ditutupi kapas selama 2 3 hari.
Setelah 2-3 hari perendaman, praktikan memotong akar bawang tadi sampai
sepanjang 1 cm merendam pada asetokarmin dan HCL dengan perbandingan 9 :
1
3.
Praktikan memanaskan preparat tersebut diatas api Bunsen atau lampu spirtus
sampai menguap tetapi jangan sampai mendidih
4.
o Fase metafase
Tahapan metafase membutuhkan waktu sekitar 2-6 menit.Pada metafase,
kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang ekuator atau tengah-
tengah sel. Pada awal fase ini, membran nukleus dan nukleolus lenyap.
Sentromer, suatu daerah vital bagi pergerakan kromosom, melekat pada serabut
gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pembelahan kromosom
selama pembelahan (Welsh dan Mogen 1991).
Metafase dicirikan oleh barisan kromosom yang amat rapi sepanjang bidang
equatorial (Fried, 2006). Pada tahapan ini sedikit terlihat adanya gambaran
benang benang spindelnya.
Pada tahap ini kromosom atau kromatid mudah diamati atau dipelajari. Ciri-ciri
fase ini adalah:
o Fase anafase
Ciri-cirinya:
Selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari belahan sentromer itu.
Terjadi penyebaran kromosom dan ADN yang seragam di dalam sel.
Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang equator.
o Fase telofase
Pada telofase, terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian)
dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Pada telofase,
terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis
(pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Telofase pada fase ini pembelahan
telah selesai, terbentuk lagi dinding inti, dan hal ini terlihat dalam praktikum. Sel
telah terbagi menjadi dua sel anakan, masing masing memiliki inti yang
mengandung 4 kromosom dengan bahan genetik yang sama dengan induknya.
Tahapan telofase membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Di tiap kutub
terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut gelondong inti menghilang dan
membran inti terbentuk kembali. Setelah terbentuk dua inti pada kutub yang
berlawanan aster menghilang dan terjadi penebalan sitoplasma yang diikuti
pembagian sitoplasma (sitokinesis). Sitokinesis ini di tandai dengan
terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel (pada tumbuhan) dan pada
hewan ditandai dengan melekuknya sel ke dalam.
Ciri-cirinya adalah:
Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anakan.
PEMBAHASAN
Mitosis adalah pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel
somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase,
metafase, anafase, dan telofase (Satrosumarjo, 2006). Kromosom pada metafase
mitotik mengalami kondensasi dan penebalan yang maksimal, sehingga
kromosom pada tahap ini dapat diamati dengan lebih jelas panjangnya dan letak
sentromernya. Setelah panjang total dan letak sentromernya diketahui, maka
dapat dilanjutkan dengan analisis kariotipe.
Sitokinesis
Di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik. Selaput gelendong inti
lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi
dua bagian, proses tersebut dikenal sebagai sitokinesis. Pada sel tumbuhan
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah- tengah sel.
VII. KESIMPULAN
o Interfase
Interfase atau stadium istirahat dalam siklus sel termasuk fase yang berlangsung
lama karena pada tahap ini berlangsung fungsi metabolisme dan pembentukan
dan sintesis DNA. Maka sebenarnya kurang tepat juga jika dikatan bahwa
interfase merupakan fase istirahat, karena sebenarnya pada fase ini sel bekerja
dengan sangat berat.
o Profase
Benang- benang kromatin memendek dan menebal, terbentuklah kromosom.
Gelendong mitotik mulai terbentuk, setiap kromosom terduplikasi tampak
Ujung akar yang terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik merupakan
sel-selnya sangat aktif membelah. Jadi bagian ujung akar yang paling aktif
melakukan pembelahan adalah bagian meristem.
I. JUDUL
Mitosis Akar Bawang
II. TUJUAN
Setelah selesai melakukan pengamatan, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Dapat mengetahui proes squash pada ujung akar bawang bombay dengan
acetocarmine untuk memperlihatkan proses mitosis.
2. Menjelaskan setiap fase yang terjadi pada proses mitosis.
III. DASAR TEORI
Sebagian besar sel bereproduksi secara aseksual, yaitu tanpa terjadinya
pertukaran atau pemerolehan informasi hereditas baru. Sebagian besar sel
yang membentuk tubuh organisme eukarriota multiseluler juga bereproduksi
secara aseksual dalam suatu proses yang dikenal sebagai mitosis. Selama
pembelahan mitosis, sel akan tumbuh, menduplikasi genomnya, memisahkan
kromosom yang telah berduplikasi ke kutub-kutub sel yang berlawanan, dan
membagi sitoplasma sehingga terbentuklah sel anakan (William D. Stanfield
dkk,2003) .
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini
dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapantahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada
pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase. P
sel paling banyak dijumpai pada bagian akar yaitu ujung akar. Pada mitosis,
bahan inti sel terbagi sedemikian rupa sehingga dari satu sel dihasilkan dua
buah sel anakan. Mitosis merupakan alat untuk duplikasi teratur (dalam fase
S) dan pemisahan (pada anafase) kromosom. Biasanya, mitosis diikuti
dengan pembelahan sel yang disebut dengan sitokenesis dimana sel akan
terpisah menjadi dua (Kimball, 1999).
Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel
anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang
sama dengan sel induknya. Proses terjadinya mitosis terbagi ke dalam 5 fase,
yaitu interfase, profase, metafase, anafase dan telofase, seperti tampak pada
gambar berikut :
Interfase adalah fase dimana inti sel nampak keruh dan nampak benangbenang kromatin yang halus, kromosom yang diduplikasi pada fase S belum
terlihat secara individual karena belum terkondensas (Campbell, 2010:248).
Profase adalah fase dimana benang- benang kromatin memendek dan
menebal, terbentuklah kromosom. Gelendong mitotik mulai terbentuk, setiap
kromosom terduplikasi tampak sebagai kromatid identik yang tersambung
pada sentromernya dan sepanjang lengannya oleh kohesin (kohesi kromatid
saudara) (Campbell,2010: 248).
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti
dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal
(http://biologi.unnes.ac.id/web_bio).
Metaphase merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali
berlangsung sekitar 20 menit (Campbell,2008: 249).
Kromosom kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel. Ciri utama
fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan
ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb
pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu
(http://biologi.unnes.ac.id/web_bio).
Anafase merupakan tahap pembelahan yang paling singkat terjadi,
biasanya hanya beberapa menit (Campbell.2008: 249).
Sentromer membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak
menuju kutub dari sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu
memiliki sifat yang sama dengan sel induknya, sejak saat itu kromatidkromatid tersebut menjadi kromosom baru.
Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan
mengumpul pada masing-masing kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan
kromosom (http://biologi.unnes.ac.id/web_bio).
Telofase merupakan tahap terakhir saat nukleus-nukleus anakan terbentuk
dan sitokinesis telah dimulai. Dengan ciri dimana di tiap kutub sel terbentuk
stel kromosom yang identik. Selaput gelendong inti lenyap dan dinding inti
terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi dua bagian, proses
tersebut dikenal sebagai sitokinesis. Pada sel tumbuhan sitokinesis ditandai
dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah- tengah sel (Campbell.2010:
249).
Telofase adalah fase finisiong, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase
awal dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang
memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel
anak sudah benar-benar terpisah (http://biologi.unnes.ac.id/web_bio).
Sel tumbuhan di definisikan sebagai unit dasar yang universaldari suatu
struktur organik. Struktur yang membedakan sel tumbuhan denfan sel yang
lain adalah keberadaan dinding sel yang merupakan lapisan terluar dari sel
yang berbatasan dengan membran sel (Hartanto Nugroho, 2010).
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada zaman era globalisasi ini,
maka ilmu pengetahuan saat ini sudah sangat mudah untuk dipelajari dan dikaji,
khususnya ilmu Biologi yang merupakan ilmu tentang materi dan energi yang
berhubungan dengan makhluk hidup dan sekitarnya, serta proses-proses
kehidupan yang terjadi di dalamnya. Dimana pada Ilmu Biologi itu terdapat suatu
materi yang mengkaji tentang genetika. Dimana pada genetika itu mengkaji
tentang pewarisan sifat atau penurunan sifat dari suatu organisme ke organisme
yang lain. Pada praktikum kali ini, yang akan dilakukan adalah mengenai
pembelahan mitosis yang terdapat pada akar bawang merah (Allim cepa).
Semua organisme eukariotik yang berkembang biak secara seksual tergantung
dari reproduksi sel. Hal ini karena zigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang
dibuahi oleh sel sperma. Zigot yang bersel tunggal harus mengalami
pembelahan atau reproduksi untuk mencapai ukuran tertentu. Pada dasarnya,
pembelahan sel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan sel secara
langsung dan secara tak langsung.
Pembelahan sel secara langsung jika proses pembelahan tidak didahului dengan
pembentukan gelondong pembelahan dan penampakan kromosom. Adapun
pembelahan sel secara tak langsung jika proses pembelahan didahului dengan
pembentukan gelondong pembelahan dan penampakan kromosom. Pembelahan
sel secara langsung disebut amitosis, sedangkan pembelahan secara tidak
langsung meliputi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.Siklus seladalah
rangkaian peristiwa perkembangan sel dengan urutan tertentu yang akan
kembali pada tahap semula.
Adapun yang melatarbelakangi sehingga praktikum ini dilakukan adalah untuk
mengetahui dan melihat secara langsung bagaimana proses pembelahan mitosis
itu terjadi pada akar bawang merah dimana kita ketahui bahwa pembelahan
mitosis itu terdiri dari empat tahap yaitu profase, metaphase, anaphase, dan
telofase. Untuk membuktikan teori yang sudah ada, maka praktikum ini perlu
dilakukan.
B.
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui tingkah laku kromosom pada tiap tahap pembelahan mitosis.
C.
Manfaat Praktikum
1.
Mahasiswa dapat menambah wawasannya mengenai pembelahan mitosis
itu sendiri.
2.
Mahasiswa dapat melihat secara langsung bagaimana proses atau
bagaimana bentuk dari 4 tahapan proses pembelahan mitosis itu.
3.
Menambah keterampilan bagi mahasiswa dalam melakukan prinsip kerja
dari proses pembelahan mitosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu
pembelahan inti atau kariokinesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis.
Mitosis terjadi pada sel-sel somatic, menghasilkan dua sel anak yang memiliki
jumlah kromosom sama dengan induknya. Proses mitosis dibagi dalam empat
stadium secara berturut-turut yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase.
Tahap profase terjadi kondensasi kromosom menjadi lebih pendek dan tebal.
Nucleolus mulai tidak tampak, membrane inti menghilang. Tiap kromosom
membelah memanjang, anakan kromosom ini disebut kromatid. Tahap
metaphase, kromosom menempatkan diri di bidang equatorial (tengah) sel. Pada
tahap anaphase kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik benag
gelendong ke tiap kutub sel yang berlawanan. Pada tahap telofase di setiap
kutub sel terbentuk set kromosom yang serupa. Benang-benang gelendong
lenyap dan membrane inti terbentuk kembali (Hartati, 2010).
Satuan kehidupan terkecil yang tidak dapat diperkecil lagi adalah sel. Sel untuk
pertama kali ditemukan lebih dari 300 tahun yang lalu, tidak lama setelah
mikroskop pertama dibuat. Umumnya sel itu sangat kecil dengan diameter jauh
lebih kecil 1 mm, sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang. Pada sel yang
paling sederhana, yaitu bakteri sebuah dinding sel mengelilingi suatu membrane
(plasma) sangat tipis dan mengandung asam lemak, yang mengelilingi
permukaan daerah dalam yang tidak berstruktur. Sifat terpenting sel adalah
kemampuannya untuk tumbuh dan membelah diri untuk menghasilkan molekulmolekul seluler baru dan memperbanyak dirinya. Untuk menjalankan fungsifungsi ini, sel itu secara kimia pasti bersifat secara canggih, memang sel yang
paling sederhana sekalipun mengandung hamper 1000 molekul yang berbeda.
Jadi, pada hakikatnya sel merupakan pabrik kecil yang tumbuh dengan
memasukkan unsure-unsur pembangun, berupa molekul-molekul sederhana
seperti glukosa, dan karbondioksida dan dengan car tertentu mengubahnya
demikian pula yang pendek. Satu pasang kromosom yang serupa dinamakan
kromosom homolog. Jadi sel yang menagndung 4 kromosom itu memiliki dua
pasang kromosom homolog (Suryo, 1990).
Pembelahan mitosis pada akar bawang Membran sel Nukleus Nukleolus Sentriol.
Butir-butir kromatin Interfase Mitosis Kromatin menebal membentuk benangbenang kromosom Profase. Benang kromosom menggandakan diri menjadi
sepasang kromatid yang terikat pada sentromer sentromer Profase. Nukleolus
hilang Profase, membrane inti pecah dan hilang profase (Anonim a, 2010).
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan sangat
banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang
disebut juga dengan mitosis. Mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel
memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel induk. Mitosis
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari
sel somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama dengan
pembelahan sitoplasmadan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme.
mitosis memiliki beberapa tahapan meliputi profase metafase, anafase, dan
telofase.Terjadi pada ujung akar, yang mengalami pembelahan awal. mitosis
terjadi dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup
terutama yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang), mitosis pada
tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan
merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus menerus
(Anonimb,2010).
Seluruh sel somatic pada organism multiseluler adalah keturunan dari satu sel
awal, yakni telur yang terfertilisasi atau zigot, melalui proses pembelahan yang
disebut mitosis. Fungsi mitosis yang pertama adalah membarn salinan yang
persis sama dari setiap kromosom, lalu membagikan set identik kromosom
kepada masing-masing dari kedua sel keturunan, atau sel nakan melalui
pembelahan sel awal (sel induk). Interfase adalah periode diantara dua mitosis
yang berurutan dan terdiri atas tiga fase yaitu G1, S dan G2. Selama fase S
(sintesis), molekul-molekul DNA dari masing-masing kromosom mengalami
replikasi hingga menghasilkan sepasang molekul DNA identik yang disebut
kromatid (terkadang disebut kromatid saudari). Masing-masing kromosom yang
telah direplikasi itu lalu memasuki mitosis dengan dua molekul DNA yang identik
(Elrod, 2007).
Mitosis terdiri dari empat fase berurutan, profase, metaphase, anaphase, dan
telofase. Selama profase, tiap kromosom akan memendek dan menebal melalui
supercoiling secara berulang-ulang. Membrane nucleus menghilang dan
terbentuk gelendong mikrotubulus dari satu kutub sel ke kutub lainnya. Selama
metaphase, kromosom akan berjajar di bagian tengah gelendong miktotubulus.
Saat anaphase, dau kromatid dari masing-masing kromosom yang telah
direplikasi akan ditarik e kutub-kutub sel yang berbeda akibat adanya
depolimerisasi mikrotubulus pada apparatus gelendong yang menempel di
Hari / Tanggal
Waktu
Tempat
B.
1.
Alat
a.
Mikroskop
b.
c.
Gelas arloji
d.
Pipet tetes
2.
Bahan
a.
b.
HCl 1 N
c.
Acetocarmin
C.
Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
Setelah itu diambil dan dipotong akar bawang (Allium cepa) tadi kira-kira 1
cm di atas kaca preparat .
5.
Kemudian ditekan dengan menggunakan deck glass sampai akar bawang
tadi hancur.
6.
7.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Keterangan:
1.
Inti sel
2.
Dinding sel
B.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami tidak berhasil, karena tidak mendapatkan hasil
pengamatan yang sesuai dengan tujuan praktikum ini. Kami tidak mendapatkan
proses pembelahan mitosis yaitu dengan 4 tahap-tahap proses pembelahannya.
Factor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam praktikum ini mungkin pada
saat pemotongan akar bawang itu tidak teliti, cara pewarnaan pada kaca
preparat yang salah atau terlalu banyak memberi zat pewarna. Adapaun bahan
bahan yang digunakan dalam praktikum adalah HCl dan acetocarmin.
Perendaman dengan HCl, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memotong
tudung akar bawang merah (Allium cepa), karena dengan pemberian HCl dapat
memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel diatasnya, tudung akar akan
terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang merah(Allium
cepa), pemberian HCl ini juga dapat melunakkan dinding sel sehingga
memudahkan dalam memotong. Sedangkan pemberian acetocarmin adalah
sebagai zat pewarna bagi preparat yang sudah dibuat agar sel-sel bawang tadi
tampak jelas jika diamati di bawah mikroskop.
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama
dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel
somatic (sel penyusun tubuh). Sel sel tersebut juga memiliki kemampuan yang
berbeda beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel sel yang mampu
melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak
mengalami pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan
tertentu, misalnya sel sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan
yang sangat cepat untuk menggantikan sel sel kulit yang rusak atau
mati (Anonima,2010).
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini
dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapantahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan
mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.Mitosis terjadi di
dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama
sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan
secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti
secara berturut-turut. Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit
sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar
dan terus-menerus (Ali,2010).
Menurut Hartati (2010), proses mitosis dibagi dalam empat stadium secara
berturut-turut yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase.
1.
Tahap profase terjadi kondensasi kromosom menjadi lebih pendek dan
tebal. Nucleolus mulai tidak tampak, membrane inti menghilang. Tiap kromosom
membelah memanjang, anakan kromosom ini disebut kromatid.
2.
Tahap metaphase, kromosom menempatkan diri di bidang equatorial
(tengah) sel.
3.
Pada tahap anaphase kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik
benag gelendong ke tiap kutub sel yang berlawanan.
4.
Pada tahap telofase di setiap kutub sel terbentuk set kromosom yang
serupa. Benang-benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk kembali.
Plasma sel terbagi menjadi menjadi dua bagian. Terbentuk dinding pemiah di
tengah-tengah sel.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Saran
1.
Sebaiknya, Laboran menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum.
2.
Sebaiknya, Asisten selalu menjaga kerjasama yang telah terjalin agar
praktikum selalu berjalan dengan lancar.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Iqbal. 2010. Fase Mitosis Akar Bawang(Allium cepa). http : // www . fase
mitosis- akar bawang-(allium cepa ) I q b a l A l i _ c o m.htm. Di akses pada
tanggal 8 Desember 2010.
Anonimb, 2010. Mitosis Pada Akar Bawang merah (Allium cepa). http:// www.
Mitosis pada akar bawang_merah. ATPJ. Com. Htm.Di akses pada tanggal 8
Desember 2010.
Elrod, susan. 2007. Teori Dan Soal-Sol Gentika Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM
PEMBELAHAN MITOSIS
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar kata reproduksi, yaitu
kegiatan kehidupan yang bertujuan untuk memperbanyak keturunan. Saat sel
zigot tumbuh, sel gamet dan sel betina melebur maka sel yang ada dalam tubuh
kita berasal dari sel yang berasal dari sel yang sudah ada lebih dulu.
Mitosis merupakan transmisi kromosom dari sel induk kepada sel-sel anak
melalui mitosis yang merupakan proses aseksual. Kegiatan yang paling penting
pada mitosis ialah perilaku rapi kromosom-kromosomnya. Pembelahan sel
merupakan proses yang berkaitan dengan pertumbuhan, perbaikan sel rusak dan
perkembang biakan. Macam-macam pembelahan ada dua macam yaitu
pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.
BAB 2
DASAR TEORI
Mitosis merupakan pembelahan nucleus. Biasanya segera diikuti oleh sitokinesis,
yaitu pembelahan sitoplasma. Pada proses ini dari satu sel diperoleh dua sel
anak yang memiliki informasi genetic yang ekuivalen dengan sel induknya
(Cambell,2002).
Gamet betina bila sudah di buahi oleh gamet jantan akan bersifat diploid (2n)
dan dinamakan zigot. Dalam perkembangannya, zigot ini membelah berkali-kali
dan proses pembelahan sel ini dinamakan mitosis. Mitosis berlangsung dalam
berlangsung dalam beberapa fase, ialah interfase, profase, metaphase,
anaphase, dan telofase yang dapat di jelaskan sebagai berikut. Yang pertama
yaitu fase dimana sel siap untuk membelah, inti sel tampak keruh, lambat laun
Nampak benang-benang kromatin makin menjadi pendek. Sehingga menjadi
tebal, tiap kromosom tersebut lalu membelah memanjang dan anakan
kromosom ini di namakan kromatid, dinding inti mulai menghilang(Suryo,1996).
Metaphase ditandai dengan munculnya gelendong. Struktur ini terjadi dari
sebaris mikrotubul yang meluas di antara ujung-ujung atau kutub sel tersebut.
Sentromer setiap duplet mulai terikat pada sekumpulan mikrotubula dan
berpindah ke suatu titik di tengah-tengah antara kutub-kutub. Ujung lepas
kromosom dapat secara acak arahnya, tetapi semua sentromer terletak persis
dalam suatu bidang di ekuator (Kimball,1983).
Anaphase mulai ketika kromosom yang terduplikasi dari setiap duplet saling
berpisah. Kini bergerak memisah, masing pada gelendong, dan bergerak ke
kutub berlawanan. Sambil menghela ujung-ujungnya yang lepas di belakangnya.
Metaphor tampaknya jitu karena ujung-ujung yang bebas kromosom tersebut
kini membalik kea rah ekuator seolah-olah adanya geseran dengan sitoplasma di
sekitarnya menghalangi geraknya menuju kutub. Yang terakhir yaitu fase
telofase merupakan kebalikan dari profase. Begitu sampai kekutub maka
kromosom mulai membuka gulungannya. Nucleus timbul kembali. Membrane
nucleus mulai membentuk sekitar kromosom. Akhirnya, struktur yang di sebut
lempengan sel muncul di ekuator. Dinding sel di setiap sisi lempengan sel di
sekresi dan dengan demikian selesailah pembelahan sel (Kimball,1983).
Mitosis pada tanaman terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam, ini
merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus menerus, yang
dapat di gambarkan dalam bentuk diagram daur sel berikut metaphase yaitu
kromosom berkumpul pada bidang ekuator. Benang-benang ini menjadi
gelendong yang jelas pada permulaan metaphase dan teratur seperti kumparan.
Benang-benang ini terdiri dari serabut protein yang halus yang terbuat dari
mikrotubulus yang sangat kecil. Pada banyak sel hewan dan sel tumbuhan
tingkat rendah, benag gelendong ini dibentuk dalam hubungannya dengan
sentriol (badan yang menandai kutub dan mekanisme benang gelendong).
Benang gelendong ini penting untuk penyebaran kromosom secara teratur
(Crowdler,1986).
Seperti mitosis, meiosis tidak melibatkan replikasi kromosom per sel itu sendiri,
kesamaan fase meiosis terjadi jauh sebelum meiosis mulai dari mengingat
bahwa jumlah DNA total dalam nucleus haploid di ketahui sebagai nilai C, oleh
sebab itu dapat di ketahui bahwa sel haploid memasuki meiosis dan mitosis
dengan jumlah DNA 4C. akan tetapi perbedaan penting antara mitosis dan
meiosis adalah bahwa replikasi DNA di ikuti oleh dua pembelahan nucleus
berturut-turut bukan hanya satu. Seharusnya nyata bahwa bila sel diploid (2n)
menggandakan DNA nya (4n) dan kemudian mengalami dua pembelahan
meiosis. Pembelahan pertama akan mengalami dua pembelahan meiosis dan
menghasilkan dua sel dengan jumlah DNA 2n. Sedangkan masing-masing
haploid atau n, dalam jumlah DNA yang dikandungnya dengan kata lain, efek
netto meiosis adalah mengurangi dengan setengah jumlah kromosom sel,
biasanya dari awal 2n menjadi n akhir. Ini adalah sifat kunci meiosis
(Adisoemarto,1989).
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, dkk. 2002. Biologi . Jakarta : Erlangga
John,W Kimball. 1983. Biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga
Suryo.2004. Genetika .Yogyakarta : UGM press
Crowdler,LV.2006. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : UGM press
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori sel menyatakan bahwa setiap sel penyusun suatu makhluk hidup
berasal dari sel sebelumnya. Proses terjadinya sel baru dari sel induknya disebut
dengan pembelahan sel, yang berdasarkan beberapa perbedaan pokoknya
dikelompokkan menjadi mitosis dan meiosis.
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis
(sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak yang
memiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya. Sedangkan meiosis,
terjadi pada sel-sel germinal dengan hasil akhir empat buah sel anak yang
haploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel induknya.
Di dalam inti sel dari kebanyakan makhluk terdapat kromosom, yaitu
benda-benda halus berbentuk batang panjang atau pendek dan berbentuk lurus
atau bengkok (Suryo,1986). Kromosom merupakan pemegang semua instruksi
hereditas. Struktur kromosom dapat dilihat sangat jelas pada fase-fase tertentu
waktu pembelahan nukleus pada saat mereka bergulung.
Untuk melihat struktur kromosom, dapat kita lakukan di atas mikroskop.
Tapi, kebanyakan yang dapat kita lihat hanya sekelompok kromosom yang kecil
menyerupai cacing. Oleh karena itu, praktikum pengamatan kromosom ini
menggunakan preparat bawang merah (Allium ascallonicum), karena bawang
merah bisa dibelah setipis mungkin.
B. Tujuan
1. Dapat mengamati kromosom pada akar tanaman bawang merah
2. Mengetahui fase-fase pembelahan mitosis pada ujung akar tanaman bawang
merah (Allium ascolonicum).
A. Bahan
1. Akar bawang merah
2. Larutan 8-Hydroxychnolin 0,002 M
3. Larutan asam asetat 45%
4. Larutan asam klorida 1 N
5. Aseto orcein
B. Alat
1. Cawan petridis
2. Pemotong atau cutter
3. Bunsen
4. Mikroskop
5. Kaca obyek dan gelas penutup
6. Kertas penutup
7. Pipet tetes
8. Pinset
9. Tissue
Keterangan:
Profase
1.
Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Benang kromatin
4.
Membran inti
Perbesaran 40x10
1.
benang spindel
2.
kromatid
3.
kutub
perbesaran 40x10
Gambar 2. Fase Anafase awal
Keterangan:
Telofase
1.
2.
sitoplasma
3.
perbesaran 40x10
Gambar 3. Fase Telofase
PEMBAHASAN
VI.
Tubuh semua makhluk hidup tersusun dari sel yang biasanya terdiri dari bagian
yang bersifat hidup (protoplast) yang dikelilingi oleh membran (pada hewan)
atau dinding sel (pada tumbuhan).Protoplast mempunyai bagian yang
dinamakan nukleus yang didalamnya mengandung kromosom. Kromosom adalah
benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri dari
zat yang mudah mengikat warna (Suryo, 1986).
Gambar 4. Kromosom
Kromonema. Di dalam kromosom terdapat pita bentuk spiral yang oleh Vejdosky
(1920)diberi nama kromonema (jamak: kromonemata).
2.
3.
4.
Lekukan kedua. Lekukan kedua dapat mempunyai peranan yang penting, yaitu
menjadi tempat terbentuknya nukleolus (intinya inti sel) dan karena itu disebut
juga pengatur nukleolus (nucleolar organizer).
5.
6.
Satelit, ialah bagian yang merupakan tamabahan pada ujung kromosom. Tidak
setiap kromosom memiliki satelit. Kromosom yang memiliki satelit dinamakan
satelit kromosom.
Bahan yang menyusun kromosom disebut dengan kromatin. Bagian dari
kromosom yang tidak padat dan membawa gen-gen disebut eukromatin, sedang
bagian yang lainnya yang tetap padat disebut heterokromatin. Ditinjau dari
jumlah kromosom pada sel anakan, pembelahan sel dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu mitosis dan meiosis.
Mitosis adalah pembelahan sel dimana berlangsung pembelahan dan
pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom di dalamnya
(Suryo,1986). Nukleus dibagi menjadi dua nukleus anakan yang identik.
pembagian nukleus ini dinamakan karyokinesis. Selanjutnya karyokinesis akan
diikuti pembelahan sel menjadi dua sel anakan yang identik. Prosesnya
disebut sitokinesis.
Adanya karyokinesis dan sitokinesis yang terus menerus akan menjaga
informasi genetik dalam semua sel somatis agar selalu tetap. Mitosis
berlangsung pada semua sel, kecuali pada sel-sel yang akan menjadi sel
kelamin. Adapun mitosis terdiri dari dua stadia, yaitu: stadia tidak membelah
(interfase) dan stadia membelah (mitosis). Stadia membelah (mitosis) terdiri dari
profase, metafase, anafase, dan telofase.
1. Interfase
Interfase terdiri dari tiga fase, yaitu:
a. G1= fase gap pertama pada fase ini hanya terjadi pembesaran pada nukleus dan
sitoplasma karena itu fase ini juga disebut dengan fase pertumbuhan.
b. S= stadium sintesa pada fase ini terjadi replikasi DNA, sehingga banyaknya
berlipat dua, juga berlangsung pembentukan histon.
c. G2= fase gap ke dua atau fase pertumbuhan kedua. Dalam fase ini ADN cepat
sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan pembentukan ARN
(asam ribonukleat) serta protein berlangsung.
2. Profase
Kromosom cepat memendek dan menjadi lebih tebal. Memiliki struktur
memanjang dan letaknya secara random dalam nukleus. Sister kromatid
dihubungankan oleh sentromer. Jika dilihat dalam mikroskop elektron sentromer
mengandung kinetokor, masing-masing untuk tiap kromatid dan menjadi tempat
melekatnya benang spindel. Selama profase, nukleolus dan membran nukleus
menghilang. Mendekati akhir profase terbentuk benang spindel. Pada sel hewan
terbentuk dua buah sentriol. Pada sel tumbuhan tidak terdapat sentriol.
3. Methafase
sentromer dari kromosom-kromosom dobel longitudinal terletak di bidang
ekuador dari sel, walaupun lengannya masih ke arah mana saja. Pada fase ini,
kromosom paling pendek dan tebal, serta paling mudah untuk menghitung
jumlah kromosom dan mempelajari morfologinya, karena kromosomnya tersebar
di bidang tengah dari sel.
Gambar 8. Telofase
Untuk melakukan percobaan atau pengamatan mengenai pembelahan sel
dan kromosom dibutuhkan jaringan yang berasal dari makhluk hidup. Jaringan di
sini yang dimaksud adalah jaringan meristematik, karena pada jaringan ini selselnya sedang aktif membelah. praktikum kali ini menggunakan preparat
jaringan meristematik bawang merah (Allium ascalonicum) yaitu yang terdapat
pada ujung akar. Oleh karena itu, untuk mendapatkan akarnya, bawang merah
harus dimasukkan ke dalam sebuah media yang berfungsi untuk menumbuhkan
akar-akar bawang merah selama kurang lebih 3 hari.
Untuk melakukan pengamatan ini digunakan metode fiksasi termodifikasi
yaitu menggunakan 0,002 M 8-Hydroxychinolin dan larutan 45% asam asetat.
Hydroxychinolin digunakan untuk menghentikan/menon-aktifkan kegiatan dalam
sel. Sedangkan asam asetat 45% digunakan untuk meluruhkan organel dalam
sel. Setelah dilakukan fiksasi langkah selanjutnya adalah maserasi dengan
menggunakan larutan 1N HCL + asam asetat 45% fungsinya adalah untuk
melunakkan jaringan. Kemudian ujung akar bawang merah yang telah
dimaserasi diletakkan pada kaca preparat dan ditetesi dengan aseto orcein,
arceto orcein di sini berfungsi sebagai pewarna pada sel agar jika diamati
kromosom dan inti sel dapat terlihat jelas. Setelah dilewatkan pada nyala api
bunsen kemudian diamati di bawah mikroskop.
Dalam praktikum ini, hanya menemukan tiga fase pembiakan secara
mitosis, Jumlah ini tidaklah sama dengan teori bahwa ada 5 fase dalam
pembelahan sel secara mitosis (4 fase utama dan 1 fase istirahat). Fase-fase
tersebut adalah profase, anafase, telofase, dan fase istirahat yaituinterfase. fasefase yang ditemukan dalam praktikum yang telah dilaksanakan yaitu profase,
anafase dan telofase.
A. Kasimpulan
B. Saran
1.
Sindrom Edwards
/*Iklan Adsense*/
Sindrom Edwards pertama kali dideskripsikan oleh John Hilton Edwards pada tahun 1960.
Sindrom yang biasa disebut trisomi 18 ini merupakan suatu kelainan kromosom yang
disebabkan adanya penambahan satu kromosom pada pasangan kromosom autosomal
nomor 18. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Pada umumnya, manusia normal memiliki
46 kromosom, 22 pasang kromosom somatik (autosom dengan simbol 22AA) dan 1
pasang kromosom kelamin (gonosom dengan simbol XX untuk perempuan dan XY untuk
laki-laki). Namun, pada beberapa kasus, terdapat variasi jumlah kromosom yang
disebabkan oleh beberapa hal. Hal itu yang disebut aneuploidi. Aneuploidi menyebabkan
adanya variasi jumlah kromosom, ada pasangan kromosom yang kekurangan satu
kromosom, sehingga hanya tersisa satu kromosom (monosomi), ada pula yang kelebihan
satu kromosom, sehingga pasangan kromosom tersebut memiliki tiga kromosom, disebut
trisomi, seperti yang dijumpai pada Sindrom Edwards. Selain trisomi, terdapat istilah lain
seperti tetrasomi (4) dan pentasomi (5) untuk penambahan jumlah kromosom yang lebih
banyak lagi.
Pada beberapa literatur, dituliskan bahwa sindrom ini akan muncul 1 pada setiap 3000
kelahiran, namun terdapat literatur lain yang menyebutkan kemungkinan yang lebih
yang kecil lagi, yaitu 1 di setiap 6000 kelahiran dan 1 di setiap 8000 kelahiran. Seperti
halnya sindrom Down, sindrom Edwards kerap terjadi seiring dengan usia ibu yang
semakin meningkat. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penderita sindrom Edwards
memiliki tambahan kromosom pada pasangan kromosom nomor 18 nya, tambahan
kromosom inilah yang menimbulkan masalah bagi penderita. Tambahan jumlah
kromosom ini bisa terdapat di keseluruhan sel somatik tubuh, bisa juga hanya terdapat di
sebagian sel saja yang disebabkan karena translokasi. Efek dari tambahan kromosom ini
sangat bervariasi, tergantung pada riwayat genetik dan kesempatan serta sejauh mana
tambahan kromosom ini berperan.
Sel telur dan sel sperma yang sehat, masing-masing memiliki kromosom individu yang
berkontribusi memberikan 23 pasang kromosom yang dibutuhkan untuk membentuk sel
manusia normal dengan 46 kromosom. Kesalahan numerik dapat timbul pada salah satu
dari dua meiosis dan menyebabkan kegagalan kromosom untuk berpisah ke dalam sel
anak (nondisjunction). Hal ini menyebabkan kromosom ekstra, membuat jumlah haploid
sebanyak 24, bukan 23. Fertilisasi sel telur atau inseminasi oleh sel sperma yang memliki
kromosom ekstra, akan menghasilkan trisomi, atau tiga salinan kromosom lebih dari dua.
Oleh karena itu, tambahan kromosom biasanya terjadi sebelum konsepsi.
Trisomi 18 terjadi karena nondisjunction/gagal berpisah saat meiosis. Karena
nondisjunction, sebuah gamet (sperma atau sel telur) diproduksi dengan kromosom
tambahan pada kromosom ke 18, jadi gamet itu memiliki 24 kromosom (normal; 23).
Saat gamet itu bergabung dengan gamet normal dari orang tua lain, embrionya memiliki
47 kromosom dengan tiga kromosom pada kromosom nomor 18.
Karena sudah pada tahap kromosom, anomali ini akan diteruskan pada setiap sel yang
ada di tubuh penderita. Akibatnya timbul berbagai kelainan dalam perkembangan janin