Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROTEKNIK HEWAN
PEWARNAAN HEMATOXILIN EOSIN (HE) JARINGAN

OLEH :

NAMA : Monicha Yhuyhen Safitri


NIM : 18032064
KELAS : BIOLOGI NK D
DOSEN : 1. YUSNI ATIFAH S.Si, M.Si
2. Dr. VIOLITA S.Si, M.Si

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
PEMBUATAN PREPARAT HISTOLOGI (Hematoxylin dan Eosin)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui proses pembuatan preparat histologi
2. Untuk mempelajari metode pembuatan preparat histologi pada tahap staining
menggunakan Hematoxylin dan Eosin

B. WAKTU DAN TEMPAT


Hari / Tanggal : Jumat / 4 Desember 2020
Pukul : 16.20 – 18.00 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi, FMIPA UNP
C. TEORI DASAR
Pewarnaan adalah teknik memberikan warna pada komponen seluler dengan tujuan
membedakan antar sel pada jaringan.. Warna adalah persepsi dari mata yang dapat dibedakan
berdasarkan panjang gelombang. Teknik pewarnaan ini membantu dalam menghasilkan kontras
dimana setiap warna memiliki afinitasnya masing – masing (Steven dkk, 2013). 

Pewarna hematoksilin adalah jenis pewarna inti yang paling umum digunakan yang
berasal dari ekstrak pohon logwood (Haematoxylin camphianum). Hematoksilin digunakan
sebagai pewarna dalam bentuk oksidasinya yaitu hematein (sehingga larutan hematoksilin yang
baru dibuat harus dibiarkan “matang” atau “tua” dulu agar terjadi oksidasi baru digunakan).
Hematoksilin merupakan pewarna inti yang mengikat inti sel secara lemah, kecuali bila
ditambahkan senyawaan lainnya seperti alumunium, besi, krom dan tembaga. Proses oksidasi
hematoksilin dapat dipercepat prosesnya dengan menambahkan senyawa yang bertindak sebagai
oksidator seperti merkuri oksida, hidrogen peroksida, potassium permanganat dan sodium iodat
(Peckam, 2014).

Hematoksilin merupakan zat warna alami yang pertama kali dipakai tahun 1863.
Hematoksilin akan mengikat inti sel secara lemah, kecuali bila ditambahkan senyawaan lainnya
seperti alumunium, besi, krom dan tembaga. Jenis hematoksilin yangsering dipakai adalah
mayer, delafied, Erlich, Bullard dan Bohmer, sedangkan counter staining yang dipakai adalah
eosin, safranin, dan phloxine. Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak
digunakan dalam pewarnaan jaringan sehingga diperlukan dalam diagnosa medis dan penelitian
(Setiawan, 2016).
Hematoksilin sering digunakan pada pewarnaan histoteknik yang merupakan ekstrak dari
kayu ulin (logwood) pohon Hematoxylon Campechianum yang berasal dari negara
bagianMeksiko di Campeche, tapi sekarang dibudidayakan di Hindia Barat. Hematoksilin
diekstrak dari kayu bulat menggunakan air panas kemudian diendapkan dari larutan berair
menggunakan urea. Oksidasi produk utamanya adalah hematein yang merupakan pewana alami
bertanggung jawab atas sifat warna (Suvarna et al. 2012).

Faktor yang mempengaruhi pewarnaan yang pertama yaitu Reaksi asam basa dimana
Komponen sel di alam terdiri dari komponen asam basa. Untuk komponen asam dapat diwarnai
komponen basa dan pelarut dasar, begitupun sebaliknya, yang kedua yaitu Adsorbsi. Dalam
adsorbsi, molekul kecil nantinya akan menempel pada molekul sel yang lebih besar. Yang ketiga
adalah Perbedaan kelarutan. Pada larutan yang berbeda, jenis pewarnaan tergantung dari tingkat
kelarutan yang ada pada sel (Andria, A., 2008).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Staining jar
2. Kertas saring
3. Aquadest
4. Gill’s Haematoxylin
5. Ammonia water
6. Alkoholik eosin 1%
7. Alkohol 70% (Dehidrasi)
8. Alkohol 95% I (Dehidrasi)
9. Alkohol 95% II (Dehidrasi)
10. Xylene I (untuk membersihkan)
11. Xylene II (untuk membersihkan)
12. Entellan
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan membahas tentang proses pembuatan jaringan hewan
preparat histologi yaitu tahapan pewarnaan Hematoxilin dan Eosin. Pewarnaan adalah teknik
memberikan warna pada komponen seluler dengan tujuan membedakan antar sel pada jaringan..
Warna adalah persepsi dari mata yang dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombang. Teknik
pewarnaan ini membantu dalam menghasilkan kontras dimana setiap warna memiliki afinitasnya
masing – masing. Pewarna yang biasa digunakan secara rutin adalah pewarna yang dapat
memulas inti dan sitoplasma serta jaringan peyambungnya yaitu pewarnaan Hematoksilin-Eosin
(HE).
Staining adalah proses pewarnaan, dimana sampel diwarnai dengan menggunakan zat
warna. Tujuannya yaitu untuk mewarnai jaringan sehingga mudah diamati di mikroskop.
Tahapan staining terdiri dari proses deparafinasi atau penarikan parafin dari dalam jaringan.
Proses rehidrasi atau pemasukan molekul air ke dalam jaringan yang dilakukan secara bertahap
dengan menggunakan alkohol bertingkat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses ini
sebagai media penghantar zat warna ke jaringan.
Pada jaringan yang diberikan tetesan haematoxylin akan menghasilkan warna coklat dan
dibirukan dengan Ammonia Water. Setelah itu dibas dengan aquades lalu ditetesi dengan
Alkohol 70% dan diamkan beberapa menit. Lalu ditetesi alkoholik eosin dan diamkan selama 3
menit. Dan di dehidrasi menggunakan alkohol 70% alkohol 95% I dan Alkohol 95% II selama
masing-masing 30 detik.
Prosedur pewarnaan H&E adalah pewarnaan utama dalam histologi sebagian karena
dapat dilakukan dengan cepat, tidak mahal, dan menodai jaringan sedemikian rupa sehingga
sejumlah besar anatomi mikroskopis terungkap, dan dapat digunakan untuk mendiagnosis
berbagai kondisi histopatologis. Hasil dari pewarnaan H & E tidak terlalu tergantung pada bahan
kimia yang digunakan untuk memperbaiki jaringan atau sedikit inkonsistensi dalam protokol
laboratorium, dan faktor-faktor ini berkontribusi terhadap penggunaan rutin dalam histologi.
Pewarnaan H & E tidak selalu memberikan kontras yang cukup untuk membedakan semua
jaringan, struktur seluler, atau distribusi zat kimia, dan dalam kasus ini pewarnaan dan metode
yang lebih spesifik digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Andria, A., 2008, Petunjuk Praktikum Mikroteknik, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Steven dkk, L., Wendy, U., Raymond, A., Samuel, C., Douglas, C., Temple, G., Cheryl, G.,
Sharon, G., Mary, A,M., Robert, M., David, M., Jan, S dan Roy, Y. 2013. AVMA
Guidelines for the Euthanasia Animals : 2013 Edition . Schaumburg. American
Veterinary Medical Association.
Peckam, M. 2014. At a Glance Histologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Setiawan, B. 2016. Optimalisasi Metode Automatik Slide Stainer untuk Pewarnaan Jaringan
Menggunakan Hematoksilin – Eosin. Jember : Universitas Jember.
Suvarna, K. S. 2012. Bancroft’s Theory and Practice of Histological Techniques E – Book.
Elsevier Health Sciences.

Anda mungkin juga menyukai