Anda di halaman 1dari 62

Mycobacterium tuberculosis

Mycobacterium Leprae
Mycobacterium tuberculosa
Mycobacterium leprae
Mycobacterium bovis
Mycobacterium avium
Mycobacterium lainnya
 Mikobakteri adalah bakteri aerobik berbentuk batang
dan nonmotile (kecuali untuk spesies Mycobacterium
marinum) yang bersifat asam-alkohol cepat.
 Tidak mengandung endospora atau kapsul dan
biasanya dianggap Gram – Diklasifikasikan sebagai
asam-cepat bakteri Gram -positif karena kurangnya
membran luar sel.
 Karakterisik dinding sel Mycobacterium lebih tebal
daripada bakteri lainnya, yang bersifat hidrofobik,
kaya asam mycolic / mycolates dan lilin.
 Walaupun tidak mudah diwarnai, jika telah diwarnai
bakteri ini tahan penghilangan warna (dekolorisasi)
oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan
basil “tahan-asam”.
 Mycobacterium tuberculosis menyebabkan
tuberkulosis dan merupakan patogen yang penting
bagi manusia.
 Mycobacterium leprae menyebabkan lepra.
 Mycobacterium avium – intracellulare (kompleks M
avium) dan mikobakteria atipik lain yang sering
menginfeksi pasien AIDS, adalah patogen oportunistik
pada orang – orang dengan fungsi imun yang
terganggu lainnya.
 Diferensiasi :
Membedakan satu spesien Mycobacterium dgn lainnya:
 Kecepatan pertumbuhan
 Suhu pertumbuhan
 Pembentukan pigmen pada cahaya gelap
 Tes biokimia
 Kingdom : Bacteria
 Phylum : Actinobacteria
 Order : Actinomycetales
 Suborder : corynebacterineae
 Family : Mycobacteriaceae
 Genus : Mycobacterium
 Mycobacteria memiliki dinding sel kaya lipid yang
menahan beberapa zat warna, bahkan dapat menahan
perubahan warna dengan adanya asam (tahan asam).

 Mikobakteri dinding sel:


 Lipid luar
 Asam Mycolic
 Polisakarida (arabinogalactan)
 Peptidoglikan
 Membran plasma
 Lipoarabinomannan (LAM)
 Phosphatidylinositol mannoside
 Cell kerangka dinding
 Mycobacterium tuberculosa
 Mycobacterium leprae
 Mycobacterium bovis
 Mycobacterium avium
 Mycobacterium lainnya
Morfologi : Pewarnaan ziehl neelsen
 basil tuberkel merupakan batang
ramping lurus
 Ukuran 0,4 x 3 um
 pada perbenihan buatan, terlihat
bentuk kokus dan filamen
 Teknik pewarnaan
menggunakanpewarnaan Ziehl-
Neelsen atau Tan Thiam Hok
dipergunakan untuk identifikasi
bakteri tahan-asam
Pewarnaan fluorochrom :
fluoresensi kuning-oranye
Biakan:
 Selektif  mengandung antibiotik untuk mencegah pertumbuhan
berlebihan bakteri dan jamur. Cth : media Lowenstein Jensen
mengandung telur, gliserol, garam mineral, malachyte green, penisilin.
 Non-selektif
Cth : Medium asam oleat-albumin (Dubos) ; Tween 80
Sifat – sifat pertumbuhan:
 Aerob obligat (pd tekanan CO2 tinggi)
 Energi berasal dari oksidasi berbagai senyawa karbon sederhana.
 Aktifitas biokimanya tidak khas
 Laju pertumbuhannya lambat, waktu pembelahan +/- 20 jam pada 37o C
 Koloni : cembung, kering, kuning gading. (setelah 2 – 3minggu)
Reaksi terhadap faktor fisik dan kimia :
 cenderung resisten terhadap faktor kimia
 Zat-zat warna atau obat antibiotik yang bersifat bakteriostatik terhadap
bakteri lain dapat dimasukan kedalam perbenihan tanpa menghambat
pertumbuhan basil tuberkel
 Cukup resisten terhadap pengeringan dan dapat hidup lama dalam dahak
yang kering (8 – 10 hari)
 M.tuberculosis tahan terhadap Malachyte green, asam, dan alkali.
 Fenol 5% : membunuh basil tuberkel dalam 24 jam
 Mati dengan pasteurisasi
 Patogenesis
Adanya struktur antigen, kandungan Lemak, Protein, dan Polisakarida berperan
dalam patogenesis M.tuberculosis

Kelainan patologi yg terjadi :


1. Tipe eksudatif
Inflamasi akut dgn edema, sel PMN dan monosit mengelilingi basil
tuberkel sembuh sempurna atau berubah menjadi tipe 2
2. Tipe produktif
Lesi matang menjadi bentuk granuloma yg kronik, zona luar berubah menjadi
fibrotik, zona sentral mengalami perkijuan tuberkel
 Gejala klinis
- Umum : rasa letih, lesu, kurus, demam.
- Tuberkulosis paru : batuk disertai darah, sakit dada, anemi, keringat
malam, LED meningkat
 Diagnosa laboratorium
Bahan spesimen : Dahak segar, cairan lambung, urine, cairan pleura, cairan
otak, cairan sendi, bahan biopsi lainnya.
Dilakukan pemeriksaan mikroskopik dgn teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen,
Tan Thiam Hok(Kinyoun Gabbet) atau Auramin-Phenol Fluorochrome 
dibaca dengan skala Bronkhost
Kemudian dilanjutkan dengan pembiakkan / kultur
 Tes tuberkulin (Old tuberculin)
Dibuat dari filtrat pekat dari perbenihan kuman pd kaldu gliserin selama
6 minggu, disuntikkan melalui intrakutan.
Interpretasi :
Tes positif menunjukkan orang dewasa pernah terinfeksi Mycobacterium,
pada anak – anak adanya tuberkulosis aktif
 Penularan :
Melalui droplets yang mengandung basil tuberkel melalui
jalan pernafasan
Perkembangan penyakit tergantung pada :
- dosis kuman yang masuk
- daya tahan dan hipersensitivitas hospes
kuman M.tbc termasuk yang daya tahannya lebih
besar diantara spesies Mycobacterium lainnya
Pencegahan dan pengendalian:
1. Pengobatan yang tepat dan efektif dan tindak lanjut mengenai
kontaknya dengan tes tuberkulin, sinar x disertai pengobatan yang
sesuai
2. Pengobatan yang asimtomatik pada golongan umur yang paling mudah
mendapat komplikasi
3. Resistensi inang
4. Imunisasi
Ciri:
 Mycobacterium leprae tidak dapat
dibiakkan pada media buatan
 Menyerang saraf perifer
 Bisa mengakibatkan destruksi jari
dan deformitas.
 Diagnosis ditegakkan melalui
pewarnaan Ziel-Neelsen dari apusan
irisan kulit dan pemeriksaan
histologis dari biopsi kulit
Gambaran klinis:
 Lesi menyerang kulit, saraf tepi, hidung, faring, laring, mata dan testis
 Gangguan neurologik berupa infiltrasi dan penebalan syaraf
 Manifestasi sistemik berupa anemia dan limfa denopati
Diagnosis:
Kerokan kulit atau kerokan selaput mukosa dibuat menjadi sediaan
mikroskopis dan diwarnai dengan teknik ziehl-neelsen.
Epidemiologi:
Penularan penyakit lepra paling mungkin terjadi bila anak kecil mengalami
kontak dalam waktu yang lama dengan orang yang banyak melepas basil
 Penyebab Tuberkulosis pada
ternak sapi.
 Sangat virulen bagi manusia dan
mamalia lain.
 Infeksi berasal dari Air susu dan
produk lain dari sapi yang
berpenyakit Tuberkulosis
 Berbentuk lebih pendek dan lebih gemuk
dibandingkan M.tuberculosis
 Tumbuh lebih lambat daripada M.tuberculosis
 Suhu optimum 35°C
 Membutuhkan CO2 5-10%
 pH potimum 6,5-6,8.
 Tidak mereduksi nitrat
 Koloni; Permukaan datar berwarna putih agak basah
dan mudah pecah bila disentuh
 Penyebab tuberkulosis pada
unggas dan kadang-kadang
babi, tetapi tidak patogen
bagi marmot.
 Dapat pula menyerang
manusia dan menimbulkan
penyakit yang sulit diobati,
karena kuman ini dapat
dikatakan resisten terhadap
hampir semua jenis obat anti
tuberkulosis kecuali
rifampisin
 Bentuk agak lebih kecil dari M.tuberculosis
 Koloni: halus berwarna putih
 Suhu optimum 41°C dimana spesies lain tidak dapat tumbuh.
 Memproduksi hanya sedikit katalase
 Uji niasin dan nitrat memberikan hasil negatif
 Untuk membedakannya dengan spesies lain dilakukan uji telurit dimana
M.avium mereduksi telurit dalam waktu 3 hari.
 Mycobacteria nontuberkulosa
Spesies yang berbeda dapat meyebabkan penyakit yang bersifat lokal atau
diseminata pada pasien imunocompromised. Beberapa diantaranya dapat
menginfeksi jaringan cangkok (graft).
 Mycobacterium kansasi, M. malmoense, dan M.xenopi
 Menyebabkan infeksi paru yang lambat menyerupai tuberculosis
pada pasien dengan predisposisi penyakit paru kronik seperti
bronkiektasis, silikosis, dan penyakit obstruksi jalan napas.
 Mycobacterium marinum dan M. ulcerans

 Menyebabkan infeksi granulomatosa kronik pada kulit dan didapat


dari sungai, kolam renang yang tidak dikelola dengan baik, maupun
kolam ikan.

Ditandai oleh lesi pustular yang berkrusta.


 Merah netral
untuk membedakan antara M. tuberculosis dan M. bovis terhadap
Mycobacterium lainnya.
+/positif : M. tuberculosis dan M. bovis
 Percobaan niasin
+/positif : Mycobacterium tuberculosis
 Nikotinamida 5000 mikrogram/ml hasil negatif berarti Mycobacterium
tuberculosis
 Arysulfatasa
-/negatif : Mycobacterium tuberculosis
 Reduksi nitrat
+/positif : Mycobacterium fortuitum dan
Mycobacterium kansasi
+/- : Mycobacterium tuberculosis
 Hidrolisis tween-80 selama 10 hari.
Berdasarkan ada atau tidaknya hidrolisis dilihat
dengan indikator merah-netral.
+/positif : Hasil pada Mycobacterium kansasi
-/negatif : Mycobacterium tuberculosis
 Pertumbuhan pada 4 (p)- nitro-benzoic acid 500 ug/ml.
Mycobacterium tuberculosis tidak tumbuh, sedangkan mycobacterium
fortuitum tumbuh
 Pertumbuhan pada thiacetazone
Mycobacterium tuberculosis tidak tumbuh, sedangkan mycobacterium
fortuitum tumbuh
Fisiologi dan struktur Mycobacterium
• Bakteri gram +
• Bentuk: Basil
• Aerobik
• nonmotile
• Asam- Pewarnaan cepat
• Asam mycolic pada Sel
Dinding
• Sel Dinding Kompleks
• Parasit intraseluler
• Penyakit Dari Respon
Kekebalan
Dinding sel Mycobacterium
Mycolic acids

(Purified Protein Derivative)


Mycobacterium spp. Pathogen

BCG

AIDS
patients
Diagnosis Laboratorium
penyakit yang disebabkan
Mycobacterium

Nucleic acid probes


Nucleic acid sequencing
Mycobacterium
tuberculosis
Sejarah Mycobacterium tuberculosis

Bakteri Mycobacterium
tuberculosis
ditemukan oleh
Robert Heinrich
Herman Koch pada
24 Maret 1882
Morfologi Mycobacterium tuberculosis

• Berbentuk batang halus, tipis,


lurus, atau agak bengkok
• Mempunyai lapisan luar tebal
yang terdiri dari lipoid
(terutama asam mikolat)
• Berukuran 0,5 – 4µ x 0,3 – 0,6µ
• Tidak berspora
• Tidak berkapsul
Sifat-sifat Mycobacterium tuberculosis
 Bersifat tahan asam
 Bakteri gram positif
 Non-motil
 Pertumbuhan secara aerob obligat
 Pertumbuhan lambat
 Suhu pertumbuhan optimum 37ºC
 Koloni pertumbuhan pada media perbenihan yaitu
cembung, kering, kuning gading
 Daya tahan kuman tuberkulosis lebih besar
dibandingkan kuman yang lain
 Sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan
sinar ultra violet
Klasifikasi Tuberkulosis (TB)
Epidemiologi
Tuberkulosis (TB)  Indonesia menempati peringkat keempat
di antara negara-negara TB tertinggi di
dunia.
 Estimasi prevalensi TB di Indonesia dikutip
 Penyakit infeksius terbanyak dari TB Indonesia adalah sekitar 690.000
penyebab kematian di dunia. pada tahun 2011,
 Tahun 2014, 9,6 juta jiwa terjangkit  Perkiraan jumlah kematian akibat TB
penyakit Tuberkulosis dan 1,5 juta adalah sebanyak 64.000 kematian per
diantaranya meninggal.(WHO) tahun.
 Hampir 95 % kasus kematian akibat  Pada tahun 2015, di dunia 1 dari 3 pasien
Tuberkulosis (TB) berada di negara dengan HIV meninggal akibat TB.
berpendapatan menengah ke  Kasus Multidrug-resistant TB (MDR TB)
bawah. mencapai 480.000 orang.
Penularan Tuberkulosis (TB)
Penularan Tuberkulosis (TB)
Cara identifikasi Mycobacterium TB
Pemeriksaan
Pemeriksaan
histopatologi
Penunjang
Pemeriksaan jaringan
Bakteriologik
Polymerase
chain reaction
ICT (PCR)
Pemeriksaan
Pemeriksaan BACTEC
Pemeriksaan serologi, dengan PAP
Radiologik berbagai metoda

Uji tuberkulin Pemeriksaan


Pemeriksaan Cairan Pleura
darah
Mycobacterium
Leprae
Sejarah Mycobacterium leprae

Bakteri Mycobacterium
leprae ditemukan oleh G. H
Armauer Hansen pada
tahun 1872
Taksonomi Mycobacterium leprae
Kingdom: Bacteria
Filum: Actinobacteria
Ordo: Actinomycetales
Sub Ordo: Corynebacterineae
Famili: Mycobacteriaceae
Genus: Mycobacterium
Spesies: Mycobacterium leprae
Morfologi Mycobacterium leprae
 Berbentuk batang lurus, sedikit
melengkung
 Berukuran 1,8 µm x 0,2 – 0,5µm
 Tidak berspora
 Tidak berkapsul
Sifat-sifat Mycobacterium leprae
Bakteri tahan asam
Gram positif
Aerob
Hidup pada suhu
optimum sekitar 300 C
Non motil
Pleomorfik
Pertumbuhan lambat
Definisi Penyakit Lepra

Lepra (Kusta) adalah salah satu penyakit


menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium leprae yang pertama kali
menyerang saraf tepi, lalu kulit serta organ
tubuh lainnya
Klasifikasi Lepra

Internasional Ridley
Jopling WHO
Madrid
Internasional Madrid

Interdeterminate Tuberkuloid Bordeline Lepramatosa


Ridley Jopling

Tuberkuloid- Bordeline- Bordeline- Lepramatosa-


tuberkuloid (TT) tuberkuloid (BT) bordeline (BB) lepramatosa (LL)
World Health Organization (WHO)
Epidemiologi Lepra
Kontak
Inhalasi Kulit

Penularan Lepra
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Bakterioskopik
 Membantu menegakkan diagnosis
 Pengamatan pengobatan
 M. leprae terlihat merah
 solid : batang utuh  hidup
 fragmented : batang terputus  mati
 granular : butiran  mati
 Indeks Bakteri:
 Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada
satu sediaan
 Nilai 0 – 6+

 Indeks Morfologi:
 Persentasebentuk solid dibandingkan dgn
jumlah solid dan non solid
2. Pemeriksaan Histopatologik

Untuk memastikan gambaran klinis


Penentuan klasifikasi kusta

3. Pemeriksaan Serologis

Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)


Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle
Aglutination)
Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
Thanks for your attantions
~Assalamu’alaykum Warohmatullah Wabarakatuh~
Refrensi:
1. Rosdianti. 2021. Mycobacterium. DIV Analis Kesehatan UNIMUS
2. author. 2021. Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium leprae, Mycobacterium bovis, Mycobacterium avium, Mycobacterium
lainnya

Anda mungkin juga menyukai