Anda di halaman 1dari 6

Nama : Cicin Yulianti

NPM : 5118024

DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

Bakteriologi Klinik II

Corynebacterium diphtheriae
 Merupakan bakteri anaerobik fakultatif, Gram  positif (+) batang, berukuran
panjang/pendek, besar/kecil, polymorph, tidak  berspora, tidak berkapsul, tidak bergerak,
bergranula yang terletak di salah satu atau kedua ujung badan bakteri.
Corynebacterium diphtheriae terdiri dari 3 sub spesies yaitu gravis, mitis, dan intermedium.
Bakteri ini bersifat patogen karena toksin yang dihasilkan.

Pra Analitik
“ Pengambilan spesimen, Penyimpanan, dan Pengiriman ”
a. Pengambilan Swab mukosa tenggorokan
Waktu pengambilan :
Setiap saat terutama pada phase akut , sebaiknya sebelum pemberian antimokroba.
Alat :
 spatula lidah
Bahan :
 Lidi kapas steril
 Media transport (Amies/stuart Media)
 Media isolasi (Agar darah, Agar Cystin Tellurite, Agar Loeffler)
 Pewarna gram dan Neisser.
Prosedur pengambilan :
 Penderita DIPOSISIKAN duduk ( kalau anak-anak dipangku)
 Penderita diminta membuka mulut
 Lidah ditekan dengan spAtel lidah
 Masukkan lidi kapas yang sudah dibasahi dengan saline steril hingga menyentuh
dinding belakang faring
 Usap kekiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil lalu tarik keluar dengan
hati-hati, tanpa menyentuh bagian mulut yang lain.
 Masukkan lidi kapas ke dalam media transport atau langsung tanam pada media
isolasi (Agar darah, Agar Cystin Telluritee, Agar Loeffler) dan di buat sediaan.
 Pemberian identitas
Formulir permintaan pemeriksaaan
 Surat pngantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat
secara lengkap
 Tanggal permintaan
 Tanggal dan jam pengambilan specimen
 Identitas pasien ( Nama, umurr, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik )
 identtits pengirim ( nama, alamat, nomor telepon)
 identits specimen ( jenis, volume, lokasi pengambilan)
 pemeriksaan laboratorium yang di minta
 nama pengambil spsimen
 transport media
 keterangan klinis : diagnosis atau riwayat singkat pnyakit, riwayat pengobatan.
 Labeling
Wadah specimen yang dikirim ke laboratorium diberi label yang harus memuat :
 Tanggal pengambilan specimen
 Identitas pasien
 Jenis Spesimen

b. Penyimpanan spesimen
Bila specimen tidak dapat di simpan pada heri yang sama, specimen disimpan dalam
refrigerator (20 – 80C).Untuk biiakan bakteri mikroaerofilikdisimpan dalam suasana CO2 5-
10 % ( Sungkup lilin )

c. Pengiriman spesimen
Dilakukan dengan menggunakan cool box (2c-8c) kecuali jika waktu perjalanan
kurang dari 24 jam.

Analitik
a. CULTUR DAN BIOKIMIA
 Tumbuhnya aerob dengan suhu optimum 370C
 Untuk dapat tumbuh dengan baik medianya perlu diperkaya dengan darah atau serum
 Blood Agar Plate :Koloni kecil-kecil,putih keruh,smooth,cembung,haemolytis atau
anhaemolytis
 Tellurite blood agar plate:Koloni kecil-kecil,abu-abu tengahnya hitam,hitam elabu
atau hitam seluruhnya,mengkilat,smooth,cembung
 Loeffler Serum :Koloni subur,smooth,putih cream,sedikit cembung
 Nutrient Agar :Koloni kurus,smooth,putih dengan bercak hitam
Media gula-gula :
Glucose : asam
Lactose : alkalis
Mannitol : alkalis
Sucrose : acalis
Trehalose : asam
Maltose : asam
Catalase Tes : (+)
Urea hydrolysa : (-)
Motility : (-)
Nitrat reduksi : (+)
 Bahan pemeriksaan ditanam pada perbenihan di atas, kemudian di nkubasi 37°C
selama 1 malam kecuali agar telurit selama 2 malam. Hasil biakan pada Loefler
terlihat koloni-koloni barwarna putih, selanjutnya dibuat preparat Albert atau Neisser.
Dari telurit cair ditanam pada loefler sebagai tanaman ulangan, dan pada agar darah
diperiksa adanya kuman-kuman pathogen lainnya.
Tes biokimia

Koloni tersangka yang berwarna abu-abu hitam pada agar telurit ditanam pada glukosa serum
dan sakarosa serum (atau bisa pula ditambahkan amylum), kemudian dieram pad suhu 370C
selama 1 malam. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut :

 Glukosa Sakarosa Amylum


 C. diphteriae + – +/-
 C. Xerosis +++
 C. hofmanii – - -

b. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Corynebacterium diptheriae


Tujuan : Melakukan isolasi dan identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran
pernapasan bagian atas pada penderita dan pada carier.
Peralatan : Inkubator, kaca objek, kaca penutup, lampu spiritus, mikroskop, sengkelit,
sungkup lilin.
Media & Reagen
 Agar darah
 Agar Loeffler
 Agar Cysttin Tellurite
 Pewarnaan Gran
 Pewarnaan Neisser
Prosedur Pemeriksaan
Hapus tenggorokan, hapus hidung atau dari tempat lain yng mencurigakan . Identifikasi
berdasarkan atas :
 Pemeriksaan mikroskopik
 Pembiakan
 Uji biokimia
 Uji virulensi

Pembiakan Atau Isolasi


Ada beberapa perbenihan atau media yang digunakan untuk pembiakan atau isolasi
Corynebacterium diphtheriae diantaranya :
 Media Loeffler, digunakan untuk menyuburkan bakeri sehingga akan memperlihatkan
gambaran huruf Cina dan granula Babes-Ernst (granula metakromatik) setelah dibuat
sediaan dari koloni yang terbentuk hasil inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.
 Media Agar Telurit, selain sebagai media pengaya digunakan juga untuk mengisolasi
bakteri Corynebacterium diphtheriae yang selanjutnya akan ditanam untuk uji
biokimia (glukosa dan sukrosa) setelah proses inkubasi selama 18-24 jam pada suhu
37˚C. Selain itu, media ini dapat digunakan untuk membedakan sub spesies
Corynebacterium diphtheriae.
 Media Agar Darah, digunakan untuk membiakan bakeri lainnya karena infeksi
Streptococcus β  hemolyticus menyerupai penyakit difteria yang disebabkan infeksi
Corynebacterium diphtheriae.

Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan pewarnaan Gram dan  pewarnaan granula
menggunakan metode Albert atau Neisser.
Cara kerja pewarnaan Gram yaitu :
 Buat apusan dari kultur pada kaca objek bersih menggunakan ose.
 Fiksasi di atas nyala api.
 Warnai dengan kristal violet selama 1 menit dan cuci dengan air kran.
 Tetesi lugol dan diamkan selama 1 menit kemudian cuci dengan air kran.
 Tetesi alkohol 95% selama 20-30 detik dan cuci dengan air kran.
 Warnai dengan safranin selama 1 menit.
 Cuci dengan air kran dan keringkan sediaan.
 Tetesi minyak imersi dan amati bentuk, warna dan susunan di bawah mikroskop
dengan perbesaran lensa objektif 100x.
Cara kerja pewarnaan granula metode Albert yaitu :
 Pada sediaan yang telah difiksasi tetesi larutan Albert I, diamkan selama 5 menit.
 Buang kelebihan pewarna, tambahkan larutan Albert II dan diamkan selama 1 menit.
 Cuci dengan air menggunakan pipet tetes dan keringkan sediaan menggunakan kertas
isap.
Cara kerja pewarnaan granula metode Neisser yaitu :
 Pada sediaan yang telah difiksasi tetesi larutan Neisser A+B, diamkan selama 1-2
menit.
 Keringkan dengan kertas isap.
 Tetesi larutan Neisser C diamkan selama 1 menit - Keringkan dengan kertas isap.
Hasil Pengamatan secara mikroskopik

Pengamatan Pewarnaan Granula Pewarnaan Gram

Albert Neisser

Bentuk Batang Batang Batang

Warna Batang Biru kehijauan Kuning kecoklatan Ungu

Granula Ungu tua Biru tua/ungu -

Susunan Seperti huruf cina atau membentuk huruf V, Tersebar


L, T

c. TES VIRULENSI

Tes ini digunakan untuk mengetahui bakteri Corynobacterium diptheriae yang diisolasi
adalah virulen arena menghasilkan eksotoksin, yang dilakukan dengan dua cara, yakni :
 in vivo : Intrakutan dan tes subkutan
 in vitro : Tes elek-Ouchterlony (gel difusi gel dari elek)
Caranya :
 Pada medium gel yang mengandung serum, sebelum mengeras diletakan 1 strip kertas
yang telah dijenuhi dengan antitoksin pada tengah-tengah medium dan ditekan
perlahan ke bawah permukaan dengan pingset steril.
 Kemudian medium dibiarkan mengeras.Setelah itu biakan dari bakteri difteri yang
dicurigai digoreskan menyilang dengan tegak lurus pada strip kertas.Perlu juga
digoreskan biakan bakteri sebagai control positif maupun negative
 .Setelah diinkubasi pada suhu 370C seama 24 – 48 jam, dilihat ada tidaknya garis
presipitasi yang terjadi pada bakteri tes.
 Pembacaan dan Interpretasi hasil

Pasca Analitik
 Melakukan sterilisasi terhadap berbagai alat-alat yang telah digunakan agar dapat
steril dan tidak mengkontaminasi benda-benda yang lain dengan dimasukan ke dalam
autoklaf
 Terhadap Media atau bahan-bahan hasil pemeriksaan yang infeksius dilakukan
pemusnahan dengan pembakaran panas tinggi , dengan menggunakan incinerator.
 Mencuci tangan dengan sabun setelah memeriksa agar steril dari zat-zat yang
infeksius.
SKEMA PEMERIKSAAN ISOLASI DAN IDENTIFIKASI
Corynebacterium diptheriae

HARI 1 :
 Spesimen ditanam pada Blood agar plate dan Tellurite Blood agar plate
 Masuk incubator 370C selama 24 jam
HARI 2 :
 Koloni yang tersangka Corynobacterium diptheriae
 Dibuat 2 preparat :
1. Satu dicat Gram : untuk melihat adanya Gram (+) batang

2. Satu dicat Neisser : untuk melihat adanya granula bakteri


 Ditanam Subcultur di media Loeffler Serum blood agar tube atau BHI agar tube
HARI 3
 Koloni yang tumbuh di Loeffler Serum atau Blood agar tube atau BHI agar tube, di
buat smear dicat menurut Neisser untuk melihat ada tidaknya granula/poalkorrel.
 Selain itu juga di tanam di dalam media gula-gula dan media identifikasi yang lain.
 Masuk Inkubator 370C selama 24 jam

Anda mungkin juga menyukai