Anda di halaman 1dari 8

Nama : Lilis Yunarni

NIM : P17334119423

Kelas : DIV-2A

RESUME KIMIA KLINIK II

A. Kreatinin Klirens
1. Pengertian kreatinin klirens
Klirens suau zat adalah volume plasma yang dibersihkan dari zat terseut dalam
waktu tertentu. Klirens kreatinin dilaporkan dalam ml/menit dan dapat dikoreksi
dengan luas permukaan tubuh.

2. Fungsi Pemeriksaan kreatinin klirens


Klirens kreatinin merupakan pemeriksaan yang menguur kadar kreatinin yang di
filtrasi di ginjal. Kreatinin klirens sama besarnya dengan glomeruli filtration rate
(GFR), sehingga pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal.
Peningkatan kreatinin terutama pada penyakit ginjal seperti nefritis glomerulus.

3. Pemeriksaan Kreatinin Klirens


Kreatinin Klirens adalah kombinasi dari pemeriksaan urin dan darah.
Pemeriksaan kreatinin klirens bertujuan untuk mengetahui fungsi ginjal.
Pemeriksaan kreatinin klirens ini dapat menggambarkan laju filtrasi glomerulus
secara akurat. Sangat baik digunakan untuk menilai fungsi ginjal terutama
kecepatan filtrasi glomerulus.
Pemeriksaan ini memerlukan waktu 12 jam untuk pasien rawat jalan atau 24
jam untuk pasien rawat inap. Nilai normal kreatinin klirens adalah 107 – 127
mL/menit.
1. Persiapan dan Pengambilan Sampel
- 30 menit sebelum percobaan dimulai pasien disuruh minum air sebanyak
400-500 mL sampai habis.
- Pasien mengosongkan kandung kemihnya, catat waktunya.
- Tampung dan kumpulkan urine pasien selama 12 jam untuk pasien rawat
jalan.
- Untuk pasien rawat inap kumpulkan urine selama 24 jam, catat volumenya.
- Hitung diuresis per menit.
- Hitung kadar kreatinin dalam urine dengan metode Jaffe.
- Ambil pula darah venanya, periksa kadar kreatininnya, dengan metode Jaffe
2. Pemeriksaan Kreatinin Klirens dalam Serum
- Pemeriksaan Kreatinin Metode Kinetik
Prinsip :
Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali
membentuk kompleks yang berwarna kuning-jingga. Intensitas warna yang
terbentuk sesuai dengan kadar kreatinin dalam sampel yang diukur pada
panjang gelombang 490 nm.

Kreatinin + alkalin pikrat senyawa kompleks yang berwarna kuning


jingga diukur pada panjang gelombang 490 nm

Metode ini meliputi pemeriksaan kreatinin cara End point dan Fixed Time,
termasuk metode Jaffe tetapi yang membedakan cara inkubasi dan
pembacaan sampel.

Alat dan Bahan :


- Fotometer
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- Reagin Kit (R1, R2, R3)
- Blue tip dan Yellow Tip
- Sampel Urine dan Serum

Cara Kerja :

Blanko Standar Serum Urine


Akuades 100μl - - -
Standar - 100μl - -
Serum - - 100μl -
Urine
- - - 100μl
(1+19)
Pereaksi 1000μl 1000μl 1000μl 1000μl
Inkubasi selama 2 menit, baca Absorban standar dan sampel (A1) terhadap
blanko pada panjang gelombang 490 nm. Tepat 5 menit kemudian baca
kembali absorban standar dan sampel (A2)
Perhitungan Kreatinin Klirens :

Nilai Normal Kreatinin Klirens ;


• 107 – 127 ml/menit
• Pria adalah antara 97-137 mililiter per menit,
• Wanita adalah 88-128 mililiter per menit.

B. Asam Urat
1. Pengertian Asam Urat
Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin.. Purin (Adenin dan
Guanin), merupakan pembentuk asam nukleat (DNA dan RNA). Asam urat
beredar dalam sirkulasi darah, difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan diekskresikan
keluar tubuh bersama dengan urin. Kadar asam urat darah dipengaruhi oleh
asupan makanan yang mengandung asam amino purin seperti kacang dan jeroan.
Peningkatan kadar asam urat dikaitkan dengan penyakit gout (arthritis urica) dan
risiko terbentuknya batu ginjal/saluran kemih.

2. Fungsi Pemeriksaan Asam Urat


Untuk megetahui kadar asam urat dalam tubuh, yang kemudian membantu
dalam mendiagnosis atau memantau berbagai pernyakit seperti goat,asam urat
dan batu ginjal. Memantau pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi dan
radiasi karena pada pasien tersebut terjadi turnover sel yang cepat yang dapat
menyebabkan peningkatan asam urat.
3. Pemeriksaan Asam Urat (Metode Uricase)
Prinsip :
Uricase bekerja pada asam urat untuk menghasilkan allantoin, karbon dioksida,
dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dengan adanya peroksidase bereaksi
dengan kromogen (amino-antipirin dan dikloro-hidroksibenzena sulfonat) untuk
menghasilkan kuinoneimin, kompleks berwarna merah. Absorbansi yang diukur
pada 505 nm (495-505) sebanding dengan jumlah asam urat dalam specimen.

Alat dan Bahan :


- Spectrophotometer
- Tabung reaksi dan rak tabung
- Tip
- Mikropipet 25 ul dan 1000 ul
- Tissue
- Serum
- Reagen asam urat (R1 dan R2)
- Standar asam urat

Cara Kerja :
Metode manual
Diamkan reagen dan spesimen pada suhu kamar

Blanko Standard Test


Reagen 1000µl 1000µl 1000µl
Standard NA 25µl NA
Sample NA NA 25µl
Campur, diamkan selama 5 menit pada suhu 25 C. Catat
o

absorban pada 505 (495-505) nm. Warna akan stabil dalam


waktu 30 menit.

Perhitungan :

Serum atau plasma:


Hasil= Abs (sampel) x Konsentrasi standar
Abs (standar)

Pengenceran urin (1+9): Kalikan hasil di atas dengan faktor pengenceran 10.
Nilai Normal :

Serum atau plasma mg/dL µmol/L

Anak-anak 2,0-5,5 [119-327]

Laki-laki 3,5-7,2 [208-428]

Perempuan 2,6-6,0 [155-357]

Urin 250-750 mg/24 jam [1,49-4,43 mmol/24 jam]

C. Faal Ginjal
1. Pengertian Fungsi Ginjal
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak.
Fungsi ginjal adalah menyaring atau membersihkan darah. Aliran darah ke ginjal
adalah sekitar 1,2 L/menit atau sekitar 1700 L/hari, darah tersebut disaring
menjadi cairan fltrat sebanyak 120 mL/menit (170 L/hari) ke tubulus. Cairan
filtrat ini diproses di tubulus sehingga akhirnya keluar dari ginjal sebagai urine
sebanyak 1,2 liter/hari.
Fungsi ginjal :
- Berfungsi sebagai sistem filter/saringan dan membuang sisa metabolisme yang
tidak terpakai.
- Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
- Produksi hormon yang mengatur tekanan darah
- Produksi hormon eritropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
- Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang
2. Fungsi Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Untuk mendiagnosis gangguan fungsi ginjal atau penyakit pada ginjal dan
pemantau pengobatan.

3. Pemeriksaan Faal Ginjal


- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Laboratorium
1. Urinalisis:
• pH, BJ, warna, albumin, reduksi, bilirubin, urobilin, darah samar,
benda-benda keton
• sedimen: eritrosit, lekosit, sel epitel, silinder-silinder, kristal-kristal
dll.
2. Kimia darah:
• kadar ureum serum/plasma
• kadar kreatinin serum/plasma
• klirens kreatinin
• urea klirens
- Pemeriksaan Penunjang :
a. radiologis
b. biopsi ginjal.

Pemeriksaan Kadar Cystatin


Metode :
Particle-enhanced immunoturbidimetric assay (PETIA) Kit Insert Eurolyser.

Prinsip :
Cystatin C dalam sampel akan berikatan dengan antibodi anti Cystatin C spesifik
yang dilapisi partikel lateks dan menyebabkan aglutinasi. Derajat kekeruhan
akibat aglutinasi dapat diukur secara fotometri dan sebanding dengan jumlah
Cystatin C dalam sampel. Pengukuran turbidimetri konsentrasi Cystatin C
dilakukan pada panjang gelombang 700 nm.

Alat dan Bahan :


- Darah kapiler/serum
- Cystatin Kit
- Rak Kit Tes
- Mikropipet
- Capillaries
- Plungers

Cara Kerja :
a. Prepasi test system
1. Ambil RFID card pada kit dan letakkan pada instrumen
2. Tempatkan kuvet pada rak tes
3. Tempatkan cap ERS pada rak tes
4. Tekan tombol ‘measurement’ dan masukkan informasi yang tersedia
b. Setting whole blood atau serum
1. Atur jenis sampel dengan cara memilih ‘sample type’
2. Koreksi hematokrit (bila perlu), atau koreksi hematokrit otomatis (hanya
pada instrument SMART 700/546 dan CUBE-S
3. (bila menggunakan darah kapiler) darah diambil sebanyak 20 uL
menggunakan capillary. (Bila menggunakan serum) ambil 20uL serum dari
tabung menggunakan pipet
4. Masukkan sampel ke dalam ERS kuvet ke bagian cairannya
c. Sample processing
1. Pasangkan cap ERS pada kuvet
2. Tempatkan cartridge ERS pada analyzer/instrumen
3. Mulai proses pemeriksaan sampel secara otomatis dengan menekan tombol
‘start’ pada instrument atau dengan menutup pintu instrument tersebut.

Nilai Normal :

Nilai Normal Kadar Cystatin C : 0.5-1.2 mg/L

Cysatin C untuk Fungsi Ginjal


DAFTAR PUSTAKA

Riyani, Ani. (2021). Kraetinin Klirens. Poltekkes Kemenkes Bandung. (PPT)

Riyani, Ani. (2021). Asam Urat (Uric Acid). Poltekkes Kemenkes Bandung. (PPT)

Riyani, Ani. (2021). Gangguan Faal Ginjal. Poltekkes Kemenkes Bandung. (PPT)

Yudha, Asrul, dkk. (2021). Pemeriksaan Kreatinin dan Urea Clearence (Klirens).
Poltekkes Kemenkes Bandung. (PPT)

Fathiasari, Fariha, dkk. (2021). Pemeriksaan Kadar Asam Urat. Poltekkes Kemenkes
Bandung. (PPT)

Anasya, Aurelia, dkk. (2021). Pemeriksaan Cystatin C. Poltekkes Kemenkes Bandung.


(PPT)

Anda mungkin juga menyukai