NIM : P17334119423
Kelas : DIV-2A
A. Kreatinin Klirens
1. Pengertian kreatinin klirens
Klirens suau zat adalah volume plasma yang dibersihkan dari zat terseut dalam
waktu tertentu. Klirens kreatinin dilaporkan dalam ml/menit dan dapat dikoreksi
dengan luas permukaan tubuh.
Metode ini meliputi pemeriksaan kreatinin cara End point dan Fixed Time,
termasuk metode Jaffe tetapi yang membedakan cara inkubasi dan
pembacaan sampel.
Cara Kerja :
B. Asam Urat
1. Pengertian Asam Urat
Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin.. Purin (Adenin dan
Guanin), merupakan pembentuk asam nukleat (DNA dan RNA). Asam urat
beredar dalam sirkulasi darah, difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan diekskresikan
keluar tubuh bersama dengan urin. Kadar asam urat darah dipengaruhi oleh
asupan makanan yang mengandung asam amino purin seperti kacang dan jeroan.
Peningkatan kadar asam urat dikaitkan dengan penyakit gout (arthritis urica) dan
risiko terbentuknya batu ginjal/saluran kemih.
Cara Kerja :
Metode manual
Diamkan reagen dan spesimen pada suhu kamar
Perhitungan :
Pengenceran urin (1+9): Kalikan hasil di atas dengan faktor pengenceran 10.
Nilai Normal :
C. Faal Ginjal
1. Pengertian Fungsi Ginjal
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak.
Fungsi ginjal adalah menyaring atau membersihkan darah. Aliran darah ke ginjal
adalah sekitar 1,2 L/menit atau sekitar 1700 L/hari, darah tersebut disaring
menjadi cairan fltrat sebanyak 120 mL/menit (170 L/hari) ke tubulus. Cairan
filtrat ini diproses di tubulus sehingga akhirnya keluar dari ginjal sebagai urine
sebanyak 1,2 liter/hari.
Fungsi ginjal :
- Berfungsi sebagai sistem filter/saringan dan membuang sisa metabolisme yang
tidak terpakai.
- Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
- Produksi hormon yang mengatur tekanan darah
- Produksi hormon eritropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
- Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang
2. Fungsi Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Untuk mendiagnosis gangguan fungsi ginjal atau penyakit pada ginjal dan
pemantau pengobatan.
Prinsip :
Cystatin C dalam sampel akan berikatan dengan antibodi anti Cystatin C spesifik
yang dilapisi partikel lateks dan menyebabkan aglutinasi. Derajat kekeruhan
akibat aglutinasi dapat diukur secara fotometri dan sebanding dengan jumlah
Cystatin C dalam sampel. Pengukuran turbidimetri konsentrasi Cystatin C
dilakukan pada panjang gelombang 700 nm.
Cara Kerja :
a. Prepasi test system
1. Ambil RFID card pada kit dan letakkan pada instrumen
2. Tempatkan kuvet pada rak tes
3. Tempatkan cap ERS pada rak tes
4. Tekan tombol ‘measurement’ dan masukkan informasi yang tersedia
b. Setting whole blood atau serum
1. Atur jenis sampel dengan cara memilih ‘sample type’
2. Koreksi hematokrit (bila perlu), atau koreksi hematokrit otomatis (hanya
pada instrument SMART 700/546 dan CUBE-S
3. (bila menggunakan darah kapiler) darah diambil sebanyak 20 uL
menggunakan capillary. (Bila menggunakan serum) ambil 20uL serum dari
tabung menggunakan pipet
4. Masukkan sampel ke dalam ERS kuvet ke bagian cairannya
c. Sample processing
1. Pasangkan cap ERS pada kuvet
2. Tempatkan cartridge ERS pada analyzer/instrumen
3. Mulai proses pemeriksaan sampel secara otomatis dengan menekan tombol
‘start’ pada instrument atau dengan menutup pintu instrument tersebut.
Nilai Normal :
Riyani, Ani. (2021). Asam Urat (Uric Acid). Poltekkes Kemenkes Bandung. (PPT)
Riyani, Ani. (2021). Gangguan Faal Ginjal. Poltekkes Kemenkes Bandung. (PPT)
Yudha, Asrul, dkk. (2021). Pemeriksaan Kreatinin dan Urea Clearence (Klirens).
Poltekkes Kemenkes Bandung. (PPT)
Fathiasari, Fariha, dkk. (2021). Pemeriksaan Kadar Asam Urat. Poltekkes Kemenkes
Bandung. (PPT)