HITUNG RETIKULOSIT
OLEH :
NIM : P07134014038
I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara hitung Reticulosit darah probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara hitung Reticulosit darah probandus.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan hitung Reticulosit darah probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah Reticulosit dalam %.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil hitung Reticulosit darah
probandus.
II. METODE
Sediaan basah dan sediaan Kering
III. PRINSIP
Sel – sel Reticulosit adalah eritrosit muda mengandung sisa dari RNA yang
basophilic (berwarna biru).
Materi yang berwarna biru ini akan tercat secara supravital oleh cat tertentu
seperti New Methylene Blue atau Brilliant Cresyl Blue untuk membentuk suatu
granula yang berwarna biru.
Retikulosit adalah Sel Darah Merah (SDM) / Red Blood Cell (RBC) yang
masih muda yang tidak berinti dan berasal dari proses pematangan normoblast
di sumsum tulang. Sel ini mempunyai jaringan organela basofilik yang terdiri dari
RNA dan protoforpirin yang dapat berupa endapan dan berwarna biru apabila
dicat dengan pengecatan biru metilin. (R,Sullivan.2010)
Sel ini secara bertahap akan kehilangan produksi proteinnya, dan secara
normal akan menjadi sel darah merah matur (eritrosit) kira-kira setelah 1 – 2 hari
berada dalam darah tepi. Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang
mengandung ribosome terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya
mempunyai beberapa titik ribosom. (R,Sullivan.2010)
b. Bahan pemeriksaan:
Darah kapiler atau darah vena dengan anticoagulan.
jumla h retikulosit
% retikulosit= x 100 %
jumla h eritrosit
Probandus
Umur : 73 Tahun
= 24 X 100%
993
= 2,41 %
Sel Eritrosit
Sel Retikulosit
Sisa cat
Pada prosedur kerja secara manual baik sediian kering maupun sediian
basah terdapat tahap inkubasi selama 15 menit yang bertujuan agar sel
retikulosit dapat menyerap cat dengan sempurna sehingga sisa-sisa RNA
dapat terlihat saat pengamatan.
Kelebihan cara basah adalah lebih mudah, ringkas dan waktu yang
diperlukan lebih singkat/efisien. Kelemahan cara basah adalah tidak
dapat disimpan dengan waktu yang cukup lama dan sel retikulosit
bergerak menyebabkan sel dapat terhitung ulang.
Kelebihan cara kering yaitu, sediaan dapat disimpan dalam waktu yang
cukup lama jika harus dilakukan penundaan pemeriksaan. Kelemahan
cara kering ada pada proses pembuatan sediaan karena dikerjakan
cukup lama
Dari kedua sediaan tersebut akan lebih baik menggunakan sediaan basah
karena pada sediian kering bisa saja penyebaran retikulosit tidak merata
karena pembuatan pulasan yang kurang baik dan menyebabkan hasil yang
kurang representatif. Namun tetap dari kedua metode tersebut sangat
diperlukan keteliatan dari praktikan agar sel yang terdapat pada lapang
pandang tidak terbaca dua kali dan tidak terlewatkan.
Apabila ditinjau hasil dari pemeriksaan secara otomatis dilihat bahwa Red
Blood Cell (RBC), Hemoglobin (HGB), dan Hematokrit (Hct) dibawah normal
dan Retikulosit didapat hasil yang diatas normal maka bisa saja pasien
tersebut mengalami anemia hemolitik / anemia sel sabit atau thalasemia,
namun jenis anemia yang diderita belum diketahui maka dari itu diperlukan lagi
pemeriksaan lanjutan atau pemerikaan penunjang untuk mengetahui jenis
anemia yang diderita olaeh pasien tersebut.
Hitung retikulosit pada wanita lebih tinggi daripada pria karena adanya
rangsangan eritropoisis oleh adanya siklus haid.
Hitung retikulosit pada usia lanjut lebih rendah daripada dewasa karena
aktifitas eritropoisis pada usia lanjut berkurang dibandingkan dengan orang
dewasa.
Dan beberapa hal yang dapat menyebabkan kesalahan dalam
pemeriksaan ialah :
IX. KESIMPULAN
Macaya M, Basora. 2015. The first pillar of patient blood management. Types of
anemia and diagnostic parameters. [online]. tersedia : http://www.
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26320340 (diakses : 27 Oktober 2015)
Praktikan,
P07134014038
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Pembimbing V