Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI

( PEMERIKSAAN ASTO )

DISUSUN OLEH:

NI LUH PUTU LIANG SRI WAHYUNI 1603051014


PUTU AYU DIAN ASTARI 1603051015

PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN UNDIKSHA
SINGARAJA
2018
JUDUL
: Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolysin O)
TUJUAN
:
1. Untuk dapat melakukan prosedur pemeriksaan ASO/ASTO secara kualitatif.
2. Untuk dapat mengintepretasikan hasil pemeriksaan ASO/ASTO dalam serum.
METODE
: Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pemeriksaan dengan ASO
Latex Test Kit yang menggunakan metode rapid slide agglutination.
PRINSIP
: Aglutinasi latex, menggunakan partikel latex yang dilapisi streptolisin O, kemudian
mereaksikan partikel ini dengan serum penderita. Adanya anti streptolysin dalam
serum penderita dinyatakan dengan terjadinya aglutinasi dan partikel tersebut.
Berdasarkan reaksi aglutinasi antara Streptolisin O sebagai antigen yang terikat pada
partikel latex polisterene dengan Anti Streptolisin O (ASTO) yang tedapat dalam
serum sebagai antibodi.
DASAR TEORI
Demam rematik (RF) dan penyakit jantung rematik (RHD) adalah komplikasi non-
supuratif dari kelompok streptococcus A yang menyebabkan faringitis karena respon imun
tertunda. Identifikasi gejala awal demam rematik / karditis adalah sangat penting,
karena dengan terapi antibiotik anti streptococcal dan profilaksis, gejala lebih lanjut atau
kerusakan jantung residual dapat dicegah jika diagnosis dan pengobatan yang cepat.
(Kulkarni,dkk.,2015 ).
Pemeriksaan ASO/ASTO (Anti-streptolisin O) adalah suatu pemeriksaan laboratorium
untuk menentukan kadar Anti streptolisin O secara kualitatif/semi kuantitatif. ASTO
merupakan antobodi yang paling dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator
terdapatnya infeksi streptococcus. Streptococcus adalah bakteri gram positif, memiliki
beberapa kelompok imunologi yang diberi kode huruf A-H dan K-O. Organisme ini akan
menghasilkan enzim dimana kelompok C, G, dan A menghasilkan enzim yang sama yaitu
streptolysin O. Streptolysin O adalah suatu toksin yang terdiri protein dengan berat molekul
60.000 dalton dan aktif dalam suasana aerob. Toksin ini dapat mempengaruhi banyak tipe sel
seperti neurtofil, trombosit, dsb, yang dapat menyebabkan respon imun. Toksin ini
menyebabkan dibentuknya zat anti streptolysin O dalam darah jika titer ASO diatas 166,
maka dapat berarti bahwa baru terjadi infeksi streptococcus yang telah lama dengan kadar
yang tinggi. (Chiarot E,dkk. 2013)
Tes ASO adalah tes yang mengukur antibodi dalam serum darah. Antibodi akan mulai
naik 1-3 minggu setelah infeksi streptococcus, puncaknya adalah dalam 3-5 minggu dan
kemudian kembali ke tingkat yang tidak signifikan selama 6-12 bulan, sehingga tes positif
dapat mengindikasikan infeksi streptococcus grup A,C, dan G serta dapat mendukung
diagnosis pasca komplikasi infeksi yang membutuhka lebih dari satu tes tunggal, sehingga
diperlukan tes ulang 10 hari setelah tes sebelumnya. (Tarek Hammad, dkk. 2014)
Demam rematik (RF) dan penyakit jantung rematik (RHD) adalah komplikasi non-
supuratif dari kelompok A yang menyebabkan faringitis karena respon imun tertunda. RF dan
RHD menimbulkan masalah kesehatan yang serius pada masyarakat karena merupakan
penyebab utama morbiditas pada anak-anak usia sekolah dan satu dari jenis penyakit yang
paling umum dari penyakit cardio-vaskular pada remaja. Identifikasi gejala awal demam
rematik/ karditis adalah sangat penting, karena dengan terapi antibiotik antistreptococcus dan
profilaksis, gejala lebih lanjut atau kerusakan jantung residual dapat dicegah jika diagnosis
dan pengobatannya yang cepat (Kulkarni, dkk. 2015)
Diagnosis RF melalui pemeriksaan streptococcus dari kultur swab tenggorokan yang
positif dan penggunaan tes imunologi seperti Anti-streptoyisin O (ASO) akan memberikan
manfaat dalam diagnosis infeksi streptococcus. Tes ASO menggunakan suspensi buffered
stabil dari partikel latex polistirena yang telah dilapisi dengan streptolysin O. Ketika reagen
altex dicampur dengan serum yang mengandung ASO, aglunitasi terjadi. Sensitivitas reagen
latex telah disesuaikan untuk menghasilkan aglutinasi ketika tingkat ASO lebih besar dari 200
IU/mL. Hasil postif pada tes ASO menegaskan infeksi sebelumnya sehingga berguna untuk
mendukung diagnosis penyakit poststreptococcal. Seperti glomerulonephritis,
poststreptococcal merupakan pediatrik gangguan neuropsikiatri autoimun yang terkait
dengan streptococcus dan demam rematik. Tingkat ASO pada pasien dinyatakan positif jika
ASO berkisar dari 400 IU/mL untuk 3200 IU/ml (Ella. 2015).
PERALATAN
Alat-alat yang digunakan pada praktikum pemeriksaan ASTO ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 01. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ASTO

NO. ALAT GAMBAR


1. Slide hitam

2. Tangkai pengaduk
3. Yellow tip dan Mikropipet

REAGENSIA
:
a) kontrol (+) = mengandung antibodi ASO
b) kontrol (–) = tidak mengandung antibodi ASO
c) reagen latex = suspensi partikel latex polysiterin yang dilapisi Streptolysin O
d) Sampel berupa serum yang diperoleh dari pemusingan/centrifugasi dari
bekuan darah
CARA KERJA
a) Secara Kualitatif
1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2. Ambil 1 tetes kontrol positif dan letakkan pada lingkaran pertama.
3. Ambil 1 tetes kontrol negatif dan letakkan pada lingkaran kedua.
4. Ambil sampel serum 50 mikron menggunakan mikropipet kemudian tuangkan
pada lingkaran ketiga.
5. Tambahkan 1 tetes reagen ASO pada masing-masing lingkaran.
6. Campur sampai rata dengan menggunakan pipet sekali pakai, goyangkan
7. Jangan sampai keluar dari lingkaran.
8. Putar kartu selama 2 menit.
9. Amati terbentuknya aglutinasiLakukan control (–) dan control (+) sebagai
pengganti serum untuk dijadikan pembanding.

Kualitat
HASIL
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, di dapat hasil pengamatan sebagai
berikut.
Tabel 02. Hasil pengamatan praktikum pemeriksaan ASTO

No. Nama Pasien JK Usia


1. Mr.X - -

 Uji Kualitatif

Serum + reagen ASTO latex aglutinasi (+)

Gambar 01. Terjadi aglutinasi (penggumpalan) berupa pasir-pasir halus.


PEMBAHASAN

Gambar 02. Intepretasi hasil


Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik , sedangkan tes
aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi latex hanya dapat
mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml.

Kualitatif:
(+) = Terbentuk aglutinasi, berarti terdapat antibodi > 200 I.U/ml
(-) = Tidak terbentuk aglutinasi, berarti tidak terdapat antibodi < 200 I.U/ml
Kuantitatif:
Titer = pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi

Penetapan ASO umumnya hanya memberi petunjuk bahwa telah terjadi


infeksi oleh streptococcus. Streptolisin O bersifat sebagai hemolisin dan
pemeriksaan ASO umumnya berdasarkan sifat tersebut.
Dalam penetesannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak menyentuhkan
reagen yang keluar ke permukaan slide secara langsung, melainkan membiarkannya
jatuh langsung ke permukaan sehingga volume yang dikeluarkan dari botol reagen sesuai dan
konstan. Kemudian diteteskan kontrol positif (+) dan negatif (-) serta sampel serum masing-
masing sebanyak 50 µ. Penetesannya dilakukan disamping reagen ASTO latex tadi
sehingga antara reagen, control dan serum tidak tercampur langsung, sebab jika
saat penetesan reagen dan control atau serum tercampur langsung maka dapat
menyebabkan reagen langsung bereaksi dengan control atau serum tersebut sehingga waktu
dalam penghomogenannya tidak sesuai dan dapat menyebabkan hasil positif palsu. Setelah
itu, dihomogenkan campuran tadi dengan tusuk gigi bersih hingga membentuk
lingkaran berdiameter 3 cm selama 5 detik. Lalu digoyangkan slide secara konstan
selama 2 menit dan diamati hasilnya dengan cara membandingkan hasil yang dibentuk
oleh serum dengan kontrol (positif dan negatif ).
Ada dua prinsip dasar penentuan ASO, yaitu:
1. Netralisasi/penghambat hemolisis
Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah, akan tetapi bila
Streptolisin O tersebut di campur lebih dahulu dengan serum penderita yang
mengandung cukup anti-Streptolisin O sebelum di tambahkan pada sel darah merah, maka
Streptolisin O tersebut akan di netralkan oleh ASO sehingga tidak dapat menimbulkan
hemolisis lagi. Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan di tambahkan
sejumlah Streptolisin O yang tetap (Streptolisin O di awetkan dengan sodium thioglycolate).
Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis akan terjadi pada
pengenceran serum di mana kadar/titer dari ASO tidak cukup untuk menghambat
hemolisis tidak terjadi pada pengenceran serum yang mengandung titer ASO yang
tinggi.

2. Aglutinasi pasif
Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat menyebabkan aglutinasi
dengan ASO, maka Streptolisin O perlu disalutkan pada partikel- partikel tertentu. Partikel
yang sering dipakai yaitu partikel latex. Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat
mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada serum penderita sehingga terjadi ikatan
Streptolisin O – anti Strepolisin O (SO – ASO). Bila dalam serum penderita terdapat ASO
lebih dari 200 IU/ml, maka sisa ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan
menyebabkan aglutinasi dari streptolisin O yang disalurkan pada partikel – partikel latex.
Bila kadar ASO dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO
bebas yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel – partikel latex.
KESIMPULAN
Hasil positif dapat mengindikasikan adanya infeksi akut streptococcal yang mana
keadaan test seperti itu harus diulang dengan interval setiap minggu untuk menentukan
kemajuan dari infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Chiarot E, et al. 2013. Targeted amino acid substitutions impair streptolysin O toxicity and
group A Streptococcus virulence. mBio 4(1):e00387-12.
doi:10.1128/mBio.00387-12.
Ella,dkk. 2015. Anti -Streptolysin O Titre In Comparism To Positive Blood Culture
In Determining The Prevalence Of Group A Streptococcus Infection
In Selected Patients In Zaria, Nigeria. International Journal of Micro-
Biology, Genetics and Monocular Biology Research Vol.1, No.1, pp.1-9, May
2015
Hammad ,Tarek ,dkk.2014. Antistreptolysin O Titer. Resident Physician, Department of
Internal Medicine, St Louis University School of Medicine
Kulkarni,DR. D. M.,dkk.2015. Aso Titre In Acute Rheumatic Fever/Rheumatic Heart
Disease In Pediatric Age Group. Int J Pharm Bio Sci 2015 July; 6(3): (B)
102 – 106

LAMPIRAN

Gambar 03. Slide digoyangkan secara konstan selama 2 menit

Anda mungkin juga menyukai