Anda di halaman 1dari 5

A.

PEMBAHASAN
Serum Glutamic Pyruvat Transaminase (SGPT), merupakan enzim yang
utama banyak ditemukan pada sel hati secara efektif dalam mendiagnosis
dekstruksi hepatoseluler, seperti yang terjadi pada orang yang mengonsumsi
minuman beralkohol, enzim-enzim tersebut dapat keluar dari sel hati dan masuk
ke dalam darah. Semakin banyak sel-sel hati yang rusak, semakin tinggi pula
kadar Serum Glutamic Pyruvat Transaminase (SGPT) yang terdapat dalam darah.
(Mustafa, 2018)
Apabila terjadi peningkatan Serum Glutamic Pyruvat Transaminase
(SGPT), menandakan adanya kerusakan pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis dan konsumsi obat-obatan. Minuman beralkohol adalah jenis minuman
yang mengandung etil alkohol (etanol) yang jika dikonsumsi dapat
mengakibatkan terjadinya pembengkakan di hati yang ditandai dengan adanya
kenaikan enzim transaminase yang di produksi oleh hati. Untuk mengetahui
adanya kenaikan enzim transaminase dilakukan pemeriksaan SGPT. (Mustafa,
2018)

Pemeriksaan SGPT menggunakan metode kinetik-IFCC. Alanin


mengkatalisis reaksi pemindahan gugus NH2 dari asam amino alanine ke asam
alfa ketoglutarat. Hasilnya terbentuklah asam keto yang lain yang berasal dari
alanin yaitu asam piruvat dan asam amino yang berasal dari asam alfa-ketoglutarat
yaitu asam glutamate. Prinsip kerja enzim GPT adalah sebagai berikut:

GPT L-Alanin + α Ketoglutarat Piruvat + L-Glutamat

LDH Piruvat + NADH + H+ Laktat + NAD+

GPT mengkatalisis pemindahan gugus amino dari alanin kepada


ketoglutarat untuk membentuk piruvat dan glutamat. Kemudian dengan adanya
NADH dan laktat dehidrogenase maka piruvat akan direduksi menjadi laktat dan
NAD. Reaksi diamati dengan mengikuti penurunan absorbansi atau penurunan
konsentrasi NADH pada panjang gelombang 340 nm. Penurunan absorbansi ini
proporsional dengan aktivitas katalitik GPT. (Sidi, 2018)
Kadar normal Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) pada pria
0-40 U/l dan wanita 0-35 U/l. Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
(SGPT) di ukur menggunakan alat Fotometer dengan metode kinetik enzimatik.
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan Serum Glutamic Pyruvate Transaminase
(SGPT) di laboratorium adalah hemolysis spesimen darah yang menyebabkan
hasil uji palsu, aspirin dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan SGPT
serum dan obat tertentu dapat meningkatkan kadar SGPT serum (Kee, 2014).

Menurut Riswanto (2009) kondisi yang dapat meningkatkan SGPT


dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Peningkatan SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati
(toksisitas obat atau kimia).
b. Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif,
sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard
(SGOT > SGPT).
c. Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis
Laennec, sirosis biliaris.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli yang


berhubungan dengan nilai Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT), ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase (SGPT), yaitu :

1. Istirahat tidur
Penderita hepatitis yang tidak tercukupi kebutuhan istirahat tidurnya
atau waktu tidurnya kurang dari 7 atau 8 jam setelah dilakukan pemeriksaan
terjadi peningkatan kadar Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT).
Waktu tidur normalnya 7-8 jam, Jika tidak mencukupi istirahat tidur maka
dapat menimbulkan penyakit pada infeksi limpa (hati) karena pada hati
terdapat zat toksin yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh tetapi
dikembalikan balik ke dalam tubuh oleh empedu dan kembali beredar di
dalam darah. Oleh karena itu, enzim yang terdapat pada hati yaitu Serum
Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) dalam hal ini dapat meningkat.
2. Kelelahan
Kelelahan yang diakibatkan oleh aktivitas yang terlalu banyak atau
kelelahan yang diakibatkan karena olahraga juga akan mempengaruhi kadar
Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT). Pada saat seorang
berolahraga dengan keras atau aktivitas yang terlalu banyak, kebutuhan
oksigen dibawah kedalam otot tetapi oksigen yang mencapai sel otot tidak
cukup. Oleh karena itu, Asam laktat akan menumbuk dan berdifusi kedalam
darah maka akan merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi dan
kedalaman nafas pun meningkat. Hal ini berlangsung terus-menerus, bahkan
setelah kontraksi itu selesai sampai jumlah oksigen cukup untuk
memungkinan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan sempurna
menjadi glikogen. Apabila 8 hati sudah tidak bisa mengoksidasi asam laktat
maka dapat mempengaruhi kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
(SGPT) yang ada dalam hati.
3. Konsumsi obat-obatan
Mengkonsumsi obat-obatan tertentu dapat meningkatkan kadar SGPT
1) Haloten, merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat bius. 2)
Isoniasid, merupakan jenis obat antibiotik untuk penyakit TBC. 3) Metildopa,
merupakan jenis obat anti hipertensid. 4) Fenitoin dan Asam Valproat,
merupakan jenis obat yang biasa digunakan sebagai obat anti epilepsi atau
ayan. 5) Parasetamol, merupakan jenis obat yang biasa diberikan dalam resep
dokter sebagai pereda dan penurun demam. Parasetamol adalah jenis obat
yang aman, jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Namun jika berlebihan
akan menyebabkan sirosis (kerusakan hati) yang cukup parah bahkan sampai
menyebabkan kematian. Selain jenis obat diatas adapula jenis obat lainnya
yang dapat merusak fungsi hati, seperti alfatoksin, arsen, karboijn tetraklorida,
tembaga dan vinil klorida. (Rahma, 2018)
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan SGPT, yaitu
a) Faktor Pra Analitik
Tahap pra analitik adalah tahap persiapan awal, tahap ini sangat
menentukan kualitas sampel yang nantinya akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan yang termasuk tahap pra analitik yaitu :
 Pemahaman intruksi dan pengisian formulir
 Persiapan pasien sebelum uji laboratorium yaitu puasa 8-10 jam hanya
bisa minum air putih dan tidak beraktifitas berat, dapat meningkatkan
kadar SGPT
 Pengambilan sampel plasma dan serum harus dilakukan secara tepat,
volume yang sesuai, gunakan alat dan bahan yang benar berkualitas
baik
 Komposisi antikoagulan yang tidak sesuai
 Hemolisis spesimen darah dapat mempengaruhi temuan laboratorium
 Injeksi per IM dapat meningkatkan kadar ALT serum
 Obat tertentu yang meningkatkan kadar ALT serum dapat
mempengaruhi temuan pengujian
 Komsumsi alkohol
 Salisilat yang dapat menyebabkan kadar serum positif atau negatif
yang keliru
b) Faktor Analitik
Tahap analitik adalah tahapan pengerjaan pengujian sampel sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan, yang termasuk faktor analitik yaitu : Kalibrasi
alat laboratorium, pemeriksaan sampel, kualitas reagen, ketelitian dan
ketepatan.
c) Faktor Pasca Analitik
Pasca analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk
meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar-benar valid,
yang termasuk faktor pasca analitik yaitu : Pencatatan hasil pemeriksaan,
interpretasi hasil dan pelaporan hasil pemeriksaan. (Kosasih, 2008)
Mustafa, Hendra. (2018). 'Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvat Transaminase
(SGPT) Pada Pengkonsumsi Minuman Beralkohol Di Kota Kendari',
Politeknik Kesehatan Kendari Analis Kesehatan.
Rahma, S. (2018) ‘Analisis Kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
Pada Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kota Kendari’, Politeknik Kesehatan Kendari Analis Kesehatan.
Sidi, M. (2018) ‘Gambaran Kadar SGPT ( Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase) Pada Perokok Aktif’, Stikes Insan Cendekia Medika.
Kee,Joyce Lefever. 2014. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik
Edisi 6. Jakarta : EGC
Riswanto, Koes. 2009. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta :
Alfamedia
Kosasih E.N. dan Kosasih A.S. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Klinik. Tangerang : KARISMA Publishing Group

Anda mungkin juga menyukai