Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

PENGARUH VARIASI WAKTU CENTRIFUGASI TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN


HEMATOKRIT METODE MAKRO PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-III
ANALIS KESEHATAN

Rahmat Saleh1, Asnurbaety Dwiyana2, Parno3


1
Prodi D-III AnalisKesehatanUniversitas Indonesia Timur
Jl. Abdul Kadir No.70 Makassar
e-mail: rahmat329saleh@gmail.com
2
Prodi D-III AnalisKesehatanUniversitas Indonesia Timur
Jl. Abdul Kadir No.70 Makassar
e-mail: asnurbaetydwiyana@gmail.com
3
Prodi D-III AnalisKesehatanUniversitas Indonesia Timur
Jl. Abdul Kadir No.70 Makassar
e-mail: parnoanakesuit@gmail.com

ABSTRAK

Hematocrit examination of the wintrobe method, where erythrocyte solids are obtained by a
blood centrifugation process which is determined by the speed and time centrifugation factors.
As the number of examinations increases, sometimes the accuracy of centrifugation is often
ignored. The purpose of this study was to determine the effect of centrifugation time variations
on the results of the Macro Method hematocrit examination in D3 Health Analyst Study Program
students. The method used in this study was a quasi-experimental method to find out the effect
of variations in playback time on the results of the hematocrit examination of the Wintrobe
method. The results of this study were obtained F-counts (0.835) and Ftables (3.35). Hematocrit
centrifugation of the 25 minute macro method obtained the lowest levels of 37.5% and the
highest is 68%. Centrifugation for 30 minutes obtained the lowest levels of 35.3% and the
highest 66%. And lastly carried out centifugation for 35 minutes obtained the lowest levels of
37% and the highest 49.5%. Based on the above conclusions can be used for 25, 30, and 35
minutes centrifuge.

Keywords: Hematocrit, Wintrobe Method, with Time Variation

PENDAHULUAN Dengan kemajuan alat


Pemeriksaan hematokrit pemeriksaan hematokrit dewasa ini
merupakan salah satu pemeriksaan sudah moderen karena alat yang
yang sering diminta oleh dokter, untuk digunakan sudah canggih dan
mendiagnosa suatu penyakit yang pemeriksaan dapat dilakukan dengan
berkaitan dengan jumlah sel darah cara automatik, dimana hasil dapat
merah (eritrosit). Meskipun pemeriksaan dibaca dalam waktu yang relatif singkat,
ini tidak dapat menentukan jenis sehingga jumlah permintaan
penyakit secara langsung, tetapi sebagai pemeriksaan hematokrit yang meningkat
penunjang diagnosa awal dan sebagai dapat di atasi.Kemajuan alat
indikator pada keadaan dehidrasi. pemeriksaan hematokrit dengan

39
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

munculnya alat automatik yang lebih pemeriksaan tersebut sampai di tangan


unggul dari cara manual, namun dokter yang meminta (Wirawan, R.
mempunyai keterbatasan dari segi harga 2002).
yang cukup mahal dan penggunaannya Pemeriksaan hematokrit dapat
terbatas, khususnya di daerah apabila dilakukan dengan cara wintrobe, mikro
reagen habis biasanya pengiriman kapiler dan automatik. Pemeriksaan
sering terlambat sehingga cara manual hematokrit dengan cara wintrobe sangat
masih merupakan tes pilihan pada ditunjang oleh centrifuge untuk
laboratorium dan terkadang juga hasil mengendapan eritrosit, dimana pada
pemeriksaan alat automatik masih perlu proses centrifugasi tersebut sangat
dikonfirmasikan bila ada hasil diluar tergantung pada kecepatan dan waktu
kemampuan alat dengan memberikan centrifugasi.
tanda tertentu pada hasil. Kecepatan centrifuge berpengaruh
Pada penderita DBD, pemeriksaan karena semakin tinggi kecepatan
trombosit dan hematokrit merupakan tes semakin cepat terjadinya pengendapan
awal sederhana. Dimana jumlah eritrosit dan begitu pula sebaliknya.
trombositnya kurang dari 100.000/µl dan Selain kecepatan centrifuge, waktu
nilai hematokrit meningkat 20% lebih centrifugasi juga berpengaruh terhadap
tinggi dari normal. Karena terjadi hasil pemeriksaan hematokrit. Makin
perembesan cairan keluar dari pembulu lama centrifugasi dilakukan maka hasil
darah sehingga darah menjadi kental. yang diperoleh semakin maksimal.
Hamatokrit yang meningkat merupakan Pemeriksaan hematokrit cara
hal penting karena dapat membantu wintrobe, dimana padatan eritrosit
dalam mendiagnosa DBD dan virus lain. diperoleh dengan proses centrifugasi
Hasil pemeriksaan hematokrit darah yang ditentukan oleh faktor
ditentukan oleh beberapa tahapan yang kecepatan dan waktu centrifugasi. Untuk
dilaluinya yaitu tahapan pra analitik, memperoleh endapan eritrosit dengan
analitik dan pasca analitik. Tahap pra menggunakan centrifuge diperlukan
analitik meliputi semua hal termasuk waktu rata-rata 30 menit, tapi pada
persiapan penderita, pengambilan, kenyataannya seringkali kurang dari 30
pengumpulan, penyimpanan dan menit disebabkan oleh jumlah pasien
pengiriman sampel hingga pada tahap tidak lagi sesuai dengan tenaga
analitik. Faktor pra analitik ini sulit laboratorium.
dipantau dan dikendalikan karena dapat Sebagian tenaga analis yang
terjadi di luar laboratorium. bekerja di laboratorium, terkadang waktu
Tahap analitik adalah tahap centrifugasinya tidak terlalu diperhatikan
pemeriksaan sampel dengan sebab adanya sampel yang di kerja
menggunakan alat bantu maupun alat secara seri oleh karena itu, peneliti ingin
khusus yang dipakai untuk membaca mengetahui apakah ada pengaruh
hasil pemeriksaan. Faktor analitik lebih variasi waktu centrifugasi terhadap hasil
mudah dikendalikan yang umumnya pemeriksaan hematokrit tersebut.
dipengaruhi oleh reagen, alat dan Berdasarkan latar belakang di atas,
kontrol. Sedangkan tahap pasca anatitik, maka rumusan masalah dalam
yang meliputi administratif seperti penelitian ini adalah Apakah ada
penulisan dan pengiriman hasil pengaruh variasi waktu centrifugasi
pemeriksaan, sehingga hasil terhadap hasil pemeriksaan hematokrit

40
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

metode makro pada mahasiswa menaruh kapas kering steril dibekas


Program Studi D3 Analis Kesehatan tusukan. Selanjutnya, masukkan darah
Universitas Indonesia Timur ? kedalam botol penampung yang telah
Adapun tujuan dari pnelitian ini berisi EDTA 10% dengan perbandingan
adalah untuk 1) mengetahui pengaruh 1 ml darah: 0,01 mI EDTA 10% campur
variasi waktu centrifugasi terhadap hasil hingga homogen.
pemeriksaan hematokrit metode Makro Adapun data atau hasil yang
pada mahasiswa Program Studi D3 diperoleh dari penelitian ini akan
Analis Kesehatan Universitas Indonesia disajikan dalam bentuk tabel, kemudian
Timur, 2) menentukan pengaruh waktu dideskripsikan.
centrifugasi terhadap hasil pemeriksaan
hematokrit metode makro pada HASIL DAN DISKUSI
mahasiswa Program Studi D3 Analis Berdasarkan hasil penelitian yang
Kesehatan Universitas Indonesia Timur. dilakukan dari tanggal 17 sampe 18 juli
terhadap Pengaruh Variasi Waktu
Centrifugasi Terhadap Hasil
METODE Pemeriksaan Hematokrit Metode
Penelitian ini adalah eksperimen Wintrobe Pada Mahasiswa Program
semu yaitu untuk mengetahui Pengaruh Studi D3 Analis Kesehatan dapat dilihat
variasi waktu centrifuge terhadap hasil pada table sebagai berikut :
pemeriksaan nilai hematokrit metode
Wintrobe. Tabel 4.1: Hasil pemeriksaan
Penelitian dilaksanakan pada bulan hematokrit metode wintrobe pada
Juni 2016 di Laboratorium D3 Analis sampel darah yang di centrifuge
Kesehatan Universitas Indonesia Timur selama 25 menit 30 menit dan 35
Makassar. menit.
Dalam melakukan penelitian ini, hal Hasil Pemeriksaan
yang pertama yang dilakukan adalah Kode Hematokrit (Vol %)
membendung lengan yang akan ditusuk sampel 25 30 35
dengan tournikuet lalu desinfeksi bagian menit menit menit
yang akan ditusuk dengan A 48.5 47 46
menggunakan kapas alkohol 70 % putar
B 41 42 38
melebar menjauhi titik tengah dan
C 38.5 35.5 42
biarkan kering. Selanjutnya,
D 44 63 43.5
menegangkan kulit bagian atas vena
dengan jari-jari tangan agar vena tidak E 65.5 66 45.5
bergerak, kemudian tusuk dengan F 68 63.5 49.5
menggunakan spoit sampai ujung jarum G 37.5 38 37
masuk kedalam vena dengan posisi H 43.5 37.5 45.5
lubang jarum dan skala menghadap I 48.5 52.5 47.5
keatas dimana arah tusukan jarum J 44.5 44.5 44
membentuk sudut 450. Bila sudah Jumlah 479.5 489.5 438.5
terkena vena dan darah telah terlihat Rata-
47.95 48.95 43.85
pada pangkal jarum semprit, lalu rata
tornikuet dilepas dan diisap darahnya Sumber : Data Primer, juli 2016
pelan-pelan. Jarum ditarik dengan

41
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

Dari table 4.1 menunjukkan dari 10 pembendung yang terlalu kencang.


mahasiswa yang diambil darahnya di Kesalahan juga dapat berasal dari
Program Studi D3 Analis Kesehatan reagen (antikoagulan) misalnya 3mg
pada centrifugasi hematokrit metode EDTA mencegah pembekuan 3ml darah,
Wintrobe selama 25 menit didapatkan bila dalam jumlah yang berlebihan akan
kadar terendah 41% dan tertinggi yaitu meningkatkan nilai hematokrit. Selain itu
68%. Setelah dilakukan centrifugasi kecepatan centrifuge yang tidak sesuai
selama 30 menit didapatkan kadar sangat mempengaruhi hasil dari
terendah 38% dan tertinggi 664%. pemeriksaan hematokrit
Setelah dilakukan centifugasi selama 35 Berdasarkan hasil penelitian yang
menit didapatkan kadar terendah 37% saya lakukan dari hasil centrifugasi
dan tertinggi 46%. pemeriksaan hematokrit dengan variasi
waktu 25 menit, 30 menit, dan 35 menit
Tabel 4.2 : Hasil analisis uji anova metode wintrobe karena Fhitung (0.835)
(satu arah) terhadap hasil centrifugasi dan Ftabel (3.35).
pemeriksaan hematokrit metode Untuk memahami proses
wintrobe pemeriksaan hematokrit dimana darah
Variabel N FHitung FTabel yang telah dicampur dengan
25 menit 10 45,6 antikoagulan dimasukkan kedalam
0.835 3,35 tabung wintrobe lalu disentrifus dan akan
30 menit 10 46,2
35 menit 10 45,8 menghasilkan endapan sel-sel darah
Sumber : Data Primer, juli 2016 merah dan buffy coat atau lapisan putih
yang terbentuk dari pengendapan
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa trombosit dan lekosit.
Fhitung (0.835) < Ftabel (3.35) maka Ho Tidak adanya pengaruh yang
diterima dan Ha ditolak pada tingkat bermakna disebabkan oleh beberapa
kepercayaan 5%. Dalam hal ini berarti hal, dimana sampel yang digunakan
tidak terdapat pengaruh yang bermakna pada ketiga percobaan ini menggunakan
pada hasil centrifugasi pemeriksaan specimen yang sama, darah yang
hematokrit metode makro. mengandung antikoagulan ini tidak
Nilai hematokrit adalah volume berpengaruh terhadap morfologi sel-sel
semua eritrosit dalam 100 ml dan darah yang disentrifugasi hanya saja
dinyatakan dalam persen (%) dari mengikat salah satu dari faktor-faktor
volume darah tersebut. Biasanya nilai pembekuan darah.
hematokrit ini ditentukan dengan
menggunakan darah vena atau kapiler
KESIMPULAN
(Ganda soebrata, 1984).
Berdasarkan dari hasil penelitian
Menurunnya Nilai hematokrit dapat
yang telah dilakukan pada tanggal 17
disebabkan oleh volume yang kurang,
sampai dengan 18 April 2012 dapat
posisi berbaring telentang, dan teknik
disimpulkan bahwa sentrifus selama 25,
pembacaan hasil.(waterburi, L. 2001.
30, dan 35 menit tidak ada pengaruh
Pada Pemeriksaan tersebut
yang bermakna dimana Fhitung (0.835)
terdapat beberapa hal yang perlu
dan Ftabel (3.35) maka Ho diterima dan
diperhatikan antara lain alat harus bersih
Ha ditolak pada derajat kemaknaan 95%
dan kering, teknik pengambilan sampel,
(α 0,05).
semprit dan jarum yang basah serta ikat

42
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

DAFTAR PUSTAKA Wirawan R, 2002. Pemeriksaan:


Anonim. 2011. Perbandingan Hasil laboratorium Hematologi
Pemeriksaan Hematokrit Dengan sederhana. Jakarta: FK VI –
Menggunakan Metode Mikro Dan RSCM.
Otomatik. Program D3 Analis
Kesehatan Universitas Indonesia Waterbury. R, 1992. Buku Saku
Timur Makassar. Hematologi Edisi III… Jakarta

Bakri U.2015 Penuntun Pratikum Kimia ((http://id. Wikipedia. Org/Wiki/Darah.) di


Klinik Laboratorium Kesehatan akses
Program Diploma Kesehatan
Teknologi Laboratorium Medik
(TLM),Makassar
Budiman C, 2007. Metodologi Penelitian
kesehatan. Palembang: Penerbit
Buku Kedokteran.
Ganda soebrata R, 1984. Penuntun
Laboratorium Patologi Klinik.
Jakarta: Dian Rakyat.
Handoko R, 2008. Statistik Kesehatan.
Mitra Cendikia Press, Jogjakarta.
Hardjoeno, H. 2007. Interpretasi Hasil
Tes Laboratorium Diagnostik
Edisi III. Makassar: LPI UNHAS.
Hoffbrand, 1996. Essential
Haematology. Jakarta: EGC.
Mannang K, dkk. 2010. Buku Pegangan
Hematologi Dasar I. UIT,
Makassar
Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta: Universitas Indonesia
(UIP).
Sadikin M, 2002. Biokimia Darah.
Jakarta: Widya Medika.
Sumadi S, 2002. Metode Penelitian.
Jakarta: Rajawali Pers.
Watson R, 1987. Anatomi Dan Fisiologi
Untuk Perawat, Edisi 10. Jakarta.

43

Anda mungkin juga menyukai