Anda di halaman 1dari 8

Nama : Hani Nur Indah Anggaresti

NIM : 2018035
Kelas : D4-TLM/3A

RESUME JURNAL
HEMATOLOGI III

Pengaruh Volume, Lama Pendiaman Dan Suhu Penyimpanan Darah Pada


Pemeriksaan Mikrohematokrit Terhadap Nilai Hematokrit
Jurnal Teknologi Kesehatan, Volume 12, Nomor 2, September 2016, hlm. 141-146
Penulis : Anik Nuryati , Suhardjono

A. Latar Belakang
Hematokrit merupakan pemeriksaan darah khusus untuk membantu diagnosa
berbagai penyakit seperti DBD, anemia, polisitemia. Pemeriksaan hematokrit dapat
dilakukan dengan cara makro menggunakan tabung wintrobe dan mikro
menggunakan tabung 1 kapiler. Metode mikro sering digunakan, karena cepat,
mudah, dan volume darah yang 2 dibutuhkan sedikit. Prinsip pemeriksaan cara mikro,
darah dengan antikoagulan di centrifuge dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu,
sel darah dan plasma terpisah dalam keadaan mampat. Persentase volum kepadatan
sel darah merah terhadap volume darah semula 3 dicatat sebagai hasil pemeriksaan
hematokrit.

B. Tujuan
Pada jurnal ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh variasi tinggi
volume, lama pendiaman dan suhu penyimpanan darah terhadap nilai hematokrit.
Sehingga dapat memberikan informasi tenaga laboratorium dan pelayanan kesehatan
untuk menentukan tehnik pemeriksaan mikrohematokrit yang lebih baik.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment, dengan
rancangan 4 crossetional. Subyek penelitian 10 orang lakilaki sehat (cek darah rutin),
umur 25-48 tahun. Obyek penelitian menggunakan darah vena dengan antikoagulan
EDTA.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Pemeriksaan Hematokrit secara langsung

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan pemeriksaan HMT secara langsung dengan


tinggi darah 3 cm diperoleh hasil rata-rata 46.8%, dan tinggi darah 4, 5 dan 6 cm
rata-rata 46.9 %. Hasil tersebut masih dalam batas HMT normal untuk laki-laki
(40-50%).

2. Perbedaan Rata-Rata dan Persentase Hasil Pemeriksaan HMT yang Dilakukan


Secara Langsung
3. Perbedaan dan Persentase Nilai HMT Berdasarkan Volume Tinggi Sampel Darah

Tabel 3 secara diskriptif diketahui bahwa, rerata persentase nilai HMT pada
pengambilan tinggi volume darah 3 cm lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi
volume darah 4, 5, dan 6 cm, namun semuanya masih dibawah 1%.

4. Perbedaan Hasil Rata-Rata Pemeriksaan HMT pada Berbagai Perlakuan


Berdasarkan Tinggi Volume Darah.

Grafik 1 menunjukkan bahwa hasil rata-rata pemeriksaan HMT sampel


darah dengan tinggi volume 4 cm memberikan hasil yang lebih stabil, baik pada
pemeriksaan secara langsung, ditunda 1 jam dalam suhu kamar dan suhu Lemari es,
ataupun ditunda 2 jam dalam suhu kamar dan suhu Lemari es.

5. Perbedaan hasil rata-rata pemeriksaan HMT pada berbagai perlakuan


Grafik 2 menunjukkan bahwa hasil rata-rata pemeriksaan nilai HMT
sampel darah dengan pendiaman suhu Lemari es selama 1 jam memberikan hasil
yang lebih stabil, baik pada tinggi volume darah 3, 4, 5 dan 6 cm. Data hasil
pemeriksaan hematokrit selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik Anova.

6. Hasil Uji One Way Anova Pengaruh Volume, Lama Pendiaman Dan Suhu
Penyimpanan Darah terhadap Nilai Hematokrit.

Berdasarkan tabel uji One Way Anova terhadap suhu Penyimpanan,


Lama Pendiaman, dan tinggi volume darah didapatkan nilai F hitung sebesar
1,725; 0.646, 0.064 lebih kecil dibandingkan dengan F tabel (2,748). Nilai sig
sebesar 0.105, 0.718; 1.00 lebih besar dari α 0.05), yang berarti Ho diterima dan
Ha ditolak. Secara statistik dapat dikatakan bahwa tinggi volume darah, lama
pendiaman dan suhu penyimpanan tidak mempengaruhi terhadap nilai hematokrit.

E. Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah:
1) Volume darah EDTAyang mempunyai hasil nilai hematokrit yang stabil pada
tinggi volume darah 4 cm.
2) Penyimpanan pada suhu Lemari es selama 1 jam memberikan hasil yang lebih
stabil pada pengambilan volume darah 3, 4, 5 dan 6 cm.
3) Lama penyimpanan sampel darah yang stabil terhadap nilai hematokrit pada
penundaan 0 selama 2 jam suhu kamar (16oC).
4) Variasi volume darah, lama pendiaman, suhu penyimpanan sampel darah
menghasilkan nilai hematokrit masih dalam batas normal.
5) Tidak ada pengaruh volume, lama pendiaman dan suhu penyimpanan darah
terhadap nilai hematokrit.

Nama : Hani Nur Indah Anggaresti


NIM : 2018035
Kelas : D4-TLM/3A

RESUME JURNAL
HEMATOLOGI III

PENGARUH VARIASI WAKTU CENTRIFUGASI TERHADAP HASIL


PEMERIKSAAN HEMATOKRIT METODE MAKRO PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019
Penulis : Rahmat Saleh1 , Asnurbaety Dwiyana2 , Parno3

A. Latar Belakang
Pemeriksaan hematokrit cara wintrobe, dimana padatan eritrosit diperoleh
dengan proses centrifugasi darah yang ditentukan oleh faktor kecepatan dan waktu
centrifugasi. Untuk memperoleh endapan eritrosit dengan menggunakan centrifuge
diperlukan waktu rata-rata 30 menit, tapi pada kenyataannya seringkali kurang dari 30
menit disebabkan oleh jumlah pasien tidak lagi sesuai dengan tenaga laboratorium.
Sebagian tenaga analis yang bekerja di laboratorium, terkadang waktu
centrifugasinya tidak terlalu diperhatikan sebab adanya sampel yang di kerja secara
seri oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh variasi waktu
centrifugasi terhadap hasil pemeriksaan hematokrit tersebut.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pnelitian ini adalah untuk
1) Mengetahui pengaruh variasi waktu centrifugasi terhadap hasil pemeriksaan
hematokrit metode Makro pada mahasiswa Program Studi D3 Analis Kesehatan
Universitas Indonesia Timur.
2) Menentukan pengaruh waktu centrifugasi terhadap hasil pemeriksaan hematokrit
metode makro pada mahasiswa Program Studi D3 Analis Kesehatan Universitas
Indonesia Timur.

C. Metode
Penelitian ini adalah eksperimen semu yaitu untuk mengetahui Pengaruh variasi
waktu centrifuge terhadap hasil pemeriksaan nilai hematokrit metode Wintrobe.

D. Hasil Penelitian
1. Hasil pemeriksaan hematokrit metode wintrobe pada sampel darah yang di
centrifuge selama 25 menit 30 menit dan 35 menit.
Dari table 4.1 menunjukkan dari 10 mahasiswa yang diambil darahnya di
Program Studi D3 Analis Kesehatan pada centrifugasi hematokrit metode
Wintrobe selama 25 menit didapatkan kadar terendah 41% dan tertinggi yaitu
68%. Setelah dilakukan centrifugasi selama 30 menit didapatkan kadar terendah
38% dan tertinggi 664%. Setelah dilakukan centifugasi selama 35 menit
didapatkan kadar terendah 37% dan tertinggi 46%.

2. Hasil analisis uji anova (satu arah) terhadap hasil centrifugasi pemeriksaan
hematokrit metode wintrobe

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Fhitung (0.835) < Ftabel (3.35) maka Ho diterima dan
Ha ditolak pada tingkat kepercayaan 5%. Dalam hal ini berarti tidak terdapat
pengaruh yang bermakna pada hasil centrifugasi pemeriksaan hematokrit metode
makro.

E. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 17 sampai
dengan 18 April 2012 dapat disimpulkan bahwa sentrifus selama 25, 30, dan 35 menit
tidak ada pengaruh yang bermakna dimana Fhitung (0.835) dan Ftabel (3.35) maka
Ho diterima dan Ha ditolak pada derajat kemaknaan 95% (α 0,05).

Anda mungkin juga menyukai