Pada Anak
5 tahun
4 hari yll
• Demam mendadak langsung Karena keluhan semakin
tinggi • Sesak semakin lama semakin
memberat memberat, orang tua anak
• Demam sepanjang hari
• Anak tidak dapat tidur membawa anak ke Rumah
• Diringankan dengan kompres
• Belum diberikan pengobatan • Sesak terus menerus Sakit untuk mendapatkan
D pilek (+)
• Riw. Alergi (+)
Riw. Pengobatan disangkal
Kesan :
• Leukositosis
dengan dominan
neutrophil (PMN)
Pemeriksaan Penunjang
Kesan :
Bronkopneumonia
(Infitrat dengan
peningkatan corakan
bronkovaskuler paru)
Daftar Masalah
Tidak
Sesak
Demam Batuk Nafsu
Nafas
Makan
Diagnosa
Dyspnea ec Bronkopneumonia
05-04-2023
• S : anak masih demam, batuk • S : demam berkurang, batuk • S : demam (-), batuk (+), sesak
berdahak (+), sesak nafas (+), (+), sesak nafas (+) nafas (-)
nafsu makan turun • O : HR 134 xpm, RR 28 xpm • O : HR 120 xpm, RR 24 xpm,
• O : RR 25 xpm, • Pf paru : Whzing (+/+), rh (-/-) Spo2 98%
• Pf paru : Rh +/+ • A : Bronkopneumonia, Asma • Pf paru : rh (-), wh (-)
• A : Bronkopneumonia, riw. bronkial • A : Bronkopneumonia, asma
Asma bronkial • P : ditambah inj. Dexametasone bronkial
• P : terapi sda. dan nebulisasi ventolin • P : sama dengan sebelumnya,
(salbutamol), nebu NaCl 3% paracetamol infus di ganti
stop paracetamol sirup 3x120 mg
Tinjauan Pustaka
Pneumonia dan Bronkopneumonia
Pneumonia
• Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru
yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
bronkopneumonia
• Bronkopneumonia disebut juga “pneumonia lobularis” yaitu suatu
peradangan akut yang disebabkan oleh mikroorganisme pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus
dan juga mengenai alveolus di sekitarnya
Deposisi fibrin makin Jumlah makrofag Infeksi Patogen tertentu menimbulkan gambaran
khas :
bertambah dan terdapat meningkat dan terjadi
• Strep. Pneumoniae : bronkopneumonia pada
leukosit PMN di degenerasi sel, kuman anak kecil dan pneumonia lobaris pada anak
alveoli (Stadium dan debris diserap besar/remaja
hepatisasi kelabu) (stadium resolusi) • Staph. Aureus : pneumatokel / abses-abses
kecil pada neonatus dan bayi kecil
Diagnosis
Prediktor paling kuat adanya pneumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari
satu gejala respiratori berikut: takipnea, batuk, nafas cuping hidung, retraksi,
ronki dan suara nafas melemah.
Anamnesis Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan Penunjang
• Batuk, awalnya kering lalu • KU, RR, dan nadi • Radiologi : pemeriksaan foto
produktif • Gejala distress pernafasan : rontgen dada hanya untuk
• Sesak nafas takipnea, retraksi subkostal, pneumonia yang dirawat inap
• Demam batuk, krepitasi, penurunan atau klinis membingungkan
• Sulit makan/minum suara paru • Foto rontgen dada follow up
• Lemah • Demam dan sianotik hanya dengan indikasi
• Serangan pertama/berulang • Anak < 5 th mungkin tidak • Laboratorium : leukosit,
ada gejala klasik hitung jenis leukosit, kultur
dan pewarnaan gram sputum
• Pemeriksaan CRP dan LED
tidak direkomendasikan rutin
• Uji tuberkulin jika ada riw.
Kontak dengan TBC dewasa
Tanda Bahaya Anak dengan Pneumonia
Usia 2 • Tidak dapat minum, kejang,
bulan – 5 kesadaran menurun, stridor, dan
gizi buruk
tahun
• Malas minum, kejang, kesadaran
Usia < 2 menurun, stridor, mengi dan
bulan demam/badan terasa dingin
Klasifikasi Pneumonia Pada Anak
Berdasarkan WHO :
Anak 2 bulan – 5
Bayi < 2 bulan
tahun
Pneumonia berat: napas cepat atau Pneumonia ringan : napas cepat
retraksi yang berat
Pneumonia anak
Kotrimoksazol (4
AB Amoksisilin Terapi alternatif :
mg/kgBB TMP
25 mg/kgBB PO makrolid Indikasi RI (+)
dan 20 mg/kg BB
ATAU (eritromisin)
SMX) PO
Tatalaksana Pneumonia Rawat Inap
Nebulisasi dengan β2
agonis dan/atau NaCl Pasien dengan terapi
(memperbaiki oksigen : observasi
mucociliary per 4 jam sekali
clearance)
Terapi Antibiotik untuk Pneumonia Rawat Inap
• Amoksilin adalah pilihan pertama AB oral untuk anak < 5 th
• Alternatifnya : co-amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritomisin dan azitromisin
• AB Golongan makrolid untuk anak ≥5 tahun (M. Pneumonia)
Antibiotik IV untuk community
acquired pneumonia (IDAI) : • AB intravena diberi jika tidak menerima obat oral atau pneumonia berat
• AB IV yang dianjurkan : ampisilin dan kloramfenikol, co-amoksiklav,
ceftriaxone, cefuroxime dan cefotaxim
Komplikasi Prognosis
Intrathorakal : empiema torasis, Umumnya sembuh sempurna,
perikarditis purulenta, namun dapat berlangsung lama >
pneumothorax 1 bulan atau berulang
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
• Demam 1 minggu • Tampak sakit sedang • DR : leukositosis
• Batuk berdahak 1 • Nadi takikardia dengan dominan
minggu • Nafas takipnea PMN
• Sesak nafas 4 hari • Suhu 38.9 C • Rontgen thorax :
SMRS • BB 13 kg Infiltrat sugestif
• Mengi (-), mengorok bronkopneumonia
• Status gizi baik
(-) • Bibir kering
• Nafsu makan • Sianosis perioral (+)
berkurang
• Ronki basah halus
• Riw. Sakit asma dan
nyaring (+)
atopi di keluarga
Teori Untuk Menegakkan Diagnosis :
KU : Sesak
• Keluhan sesak dapat dicurigai terdapat kelainan pada : paru-paru,
jantung, metabolik atau kelainan pada otak
Tidak ada keluhan
• Menyingkirkan kelainan metabolik
BAK
Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari
Batuk biasanya tidak pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk, beberapa hari
yang mula-mula kering kemudian menjadi produktif
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan adanya leukositosis dengan predominan PMN
Hubungan Faktor Risiko “Asma” dengan
Terjadinya “Bronkopneumonia”
Pasien ini diketahui memiliki Riwayat asma dan atopi di dalam keluarganya. Selain itu,
pasien juga mengalami episode asma di dalam perawatan yaitu pada hari ke dua perawatan
ditemukan mengi pada pemeriksaan fisik paru pasien.
Teori :
Anak dengan riw. Asma meningkatkan risiko terkena radang paru
Anak dengan riw. Mengi memiliki risiko sal. Nafas yang cacat, integritas lendir dan sel
bersilia yang terganggu dan penurunan imunitas selular local maupun sistemik
Penelitian oleh Sunyataningkamto (2004) : ada hubungan antara riw. Asma pada balita
dengan kejadian pneumonia (p value 0,01)
Teori Tatalaksana Farmakologi Suportive
• Pasien diberikan O2 2 l/menit
• Pasien diberikan antipiretik dan mukolitik
Ambroksol
(mukolitik) bekerja
untuk mengencerkan
Indikasi pemberian dahak/sekret pada
antipiretik saluran pernafasan
(paracetamol) pada dan dengan reflek
Oksigen diberikan pasien ini adalah
untuk mengatasi batuk, diharapkan
adanya peningkatan mukus/sekret dapat
hipoksemia, suhu mencapai 38 o
menurunkan usaha dikeluarkan
C serta untuk
untuk bernapas, dan menjaga
mengurangi kerja kenyamanan pasien.
miokardium
Pemberian Antibiotik
Ampisilin (gol. Betalaktam) untuk
• Pasien diberikan kombinasi mengatasi bakteri gram positif
ampisilin dan gentamisin
intravena
Dosis ampisilin : 50 mg/kgBB/8 jam
2. Pudjiadi AH,dkk. Ed. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Pengurus
Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2010. h. 189-96
3. Rahajoe N, Supriyanto B, setyanto D. Respirologi anak. Edisi ke-1. Jakarta: IDAI; 2013
4. Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2: Penerbit
EGC. Jakarta.
5. Meadow R, Newell S. Lecture notes pediatrika. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga; 2005
6. WHO. Revised WHO Classification and Treatment of Childhood Pneumonia at Health Facilities. WHO. 2010