NEAR DROWNING
Pembimbing :
Dr. Dewa Ayu Mas Shintya Dewi, Sp.An
Michelle Prinka A
0802005056
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1 3
2
INDONESIA DISEBABKAN :
DIKELILINGI
NEAR 1. KURANGNYA
OLEH AIR DROWNING PENGAWASAN ORANG
LAUTAN, 40 % >> ANAK TUA
DANAU, SUNGAI LAKILAKI 2. KURANGNYA
>> TERJADI KEMAMPUAN
SEMUA
KECELAKAAN BERENANG PADA
DALAM AIR
KELOMPOK ANAK-ANAK
UMUR 3. RIWAYAT EPILEPSY
SBLMNYA, PENGGUNA
OBAT-OBATAN DAN
ALKOHOL
www.themegallery.com
Near drowning
Transitional Page
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Golden et all ( 1977 )
2.2 INSIDEN
Tahun
2.3 Faktor Resiko
www.themegallery.com
2.4 PATOFISIOLOGI
Reflek
menyela Apnea, bradikardi,
m vasokontriksi pada
JUMLAH,
LARINGO jaringan non esensial
JENIS,
SPASME
LAMANYA
HIPOKSEMIA
/
TENGGELAM Patofisiologi
www.themegallery.com
KOMPLIKASI NEAR DROWNING
AIR TAWAR AIR LAUT
Air
Mikroorganisme
Aeromonas,
Pseudallesheria,
Burkholderia ,
pasir, lumpur
algae
PNEUMONIA
ARDS
2.5 GEJALA KLINIS
Asymtomatic
2.6 DIAGNOSIS
Px.
ANAM PX penunj
NESIS Fisik ang
- Untuk menyelamatkan
dari hypoxia,
asidosis, hipotermi
- TUJUAN PRIMER :
MENGHILANGKAN
HIPOXIA, Mengembalikan
stabilitas CV, Mencegah
heatloss, evakuasi cepat
ke RS terdekat
PENANGANAN PASIEN DI UGD
1. POTENSI JALAN NAFAS DAN POLA NAFAS
ALGORITMA UNTUK MANAGEMENT NEAR DROWNING
berdasarakan klasifikasi dari simsock of near drwoning victim
tida
ya
k
ALS dan
usaha
tida Masuk ICU
untuk
k untuk
menghang
pengobata
atkan
n
sampai
330C
tida
k
Hipotermi
BAB III LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : AS
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Hotel Puri Madawi No.16 Seminyak
Pekerjaan : Mahasiswa
Bangsa : Rusia
MRS : 26/09/2012
3.2 ANAMNESIS
RPS : Pasien datang dengan penurunan kesadaran ke UGD RSUP
Sanglah rujukan dari BIMC dengan diagnosis Near Drowning with
Acute Respiratory Failure Acute Pneumonia DD :/ Aspiration
Pneumonia Subcutaneus Emphysema tanggal 26-09-2012 Pkl
01.30 WITA untuk mohon perawatan intensive lebih lanjut.
Pasien ditemukan tidak sadar, mata terbuka tapi tidak ada respon,
tidak bernafas Oleh penjaga pantai dan segera diberikan RJP
selama 5 menit. Pasien tiba tiba dapat bernafas spontan kembali
dan mata kembali fokus tetapi tidak bersuara. Pernafasan pasien
dikatakan terdengar whezzing. Setelah diselamatkan pasien
segera dibawa ke RS terdekat yaitu BIMC .
Riwayat Pengobatan
Saat Di BIMC
- tampak distress
kesadaran : pulmonal.
Retraksi
samnolence
intercostal,
TD Normal, nasal flare,
tachypneu, wajah sianosis,
takikardi, keringat, dan
pucat.
hipoksia tanda-tanda
berat dan trauma (-)
demam (-) Mata : PERRL.
Airway clear, THORAX : Tidak
tampak deformitas,
tidak ada tidak ada bruit,
obstruksi. adanya intercostal
Pernafasan dan suprasternal
spontan , retraksi., whezzing
(+), Rhonki (+).
RR : 32/Xm Abdominal/pelvic
oxygen sat : dalam batas
37 % RA.
www.themegallery.com
normal
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat medikasi
darah
Pasien dimonitor dengan monitor EKG, tekanan
non-invasif, saturasi oksigen, tekanan vena
sentral dan pengukuran urine output
Pasien terpasang NGT dan kateter urine
Pemeriksaan Penunjang :
25/09/12 pk 16.51 : AGD pH 7.23/ pCO2 66/ pO2
93/ HCO3 27/ BE -2.4/ SO2 95
WBC 13.67/ HGB 15.9/ HCT 48.6/ PLT 317
BUN 14/ SC 1.39/ Na 144/ K 4.8/ Cl 104/ Ca 9.0
25/09/12 pk 20.33 : AGD pH 7.21/ pCO2 77/ pO2
84/ HCO3 30/ BE -1.1/ SO2 93 (asidosis respiratorik)
Ro Thorax 6 JAM Post intubasi :
Pelebaran Mediastinum dan Subcutaneus
emphysema dari daerah leher hingga dada
Pemeriksaan
Sanglah :
AGD 30 MENIT setelah di ICU
pemeriksaan thorax :
tidak tampak deformitas, tidak
ada bruit, adanya intercostal dan
suprasternal retraksi., whezzing
(+), Rhonki (+).
Abdominal/pelvic dalam batas
normal.
4.1 DIAGNOSIS
PASIEN TEORI
3. PX Penunjang
DL : 25/09/12 WBC 13.67/ HGB 15.9/
HCT 48.6/ PLT 317 ,
AGD : pH 7.23 / pCO2 66/ pO2 93/
HCO3 27/ BE -2.4/ SO2 95 ,
KIMIA :BUN 14/ SC 1.39 (0,7-1,2)/
Na 144/ K 4.8/ Cl 104/ Ca 9.0
asidosis respiratorik ,
hypercarbia, hypoxemia
Ro thorax : edema paru dd/
pnuemonia paru tidak terdapat
pneuomothorax
24 jam post intubasi
CT THORAX: pneumothorax bilateral
fisuura mayor dan minor kanan
dan fissura mayor kiri,
pneumomediastinum, contusio
pulmonum pneumonia/ suspect
pneumonia aspirasi, emfisema
subcutis dan adanya tear/ruptur
pada bronkus /trachea
4.2 PENATALAKSANAAN
PASIEN TEORI
PREHOSPITAL DITEMPAT KEJADIAN AHA (American Heart Association)
pasien ditolong oleh penjaga pantai, pertolongan nafas pada pasien henti
pasien ditemukan apneu kemudian nafas sesuai dengan ACLS 2005.
dilakukan CPR selama 5 menit prinsip ABC: Airway, Breathing,
kemudian pasien dapat bernafas dan Circulation
spontan SEGERA dibawa ke rmh skt
terdekat.
TUJUAN PRIMER :
MENGHILANGKAN HIPOXIA,
Mengembalikan stabilitas CV,
Mencegah heatloss, evakuasi cepat
ke RS terdekat
HOSPITAL : PENANGANAN DI RMH SKT BERTUJUAN
UNTUK SUPPORT PULMONAL
1. AIRWAY : jalan nafas segera
dibersihkan dari material TUJUAN VENTILASI DENGAN PENGGUNAAN
PEEP:
yang menghalangi, dipasang 1)perpindahan cairan interstisial paru ke
monitor jantung dan pulse dalam kapiler.(2) peningkatan volume
oxymeter. paru lewat pencegahan terjadinya kolaps
pada ekspirasi. (3) memberikan ventilasi
2. breathing :Pada pasien in alveolar yang lebih baik dan menurunkan
terjadi gangguan ventilasi aliran darah pada kapiler dan (4)
yang berat HIPOKSIA meningkatkan diameter jalan nafas untuk
distribusi ventilasi
PERSISTEN indikasi
intubasi. Di ICU Pasien
dipasang ventilator setting IV LINE + CVP UNTUK MONITORING
SIRKULASI VOLUME DARAH SERTA DRUG
pressure control, frekuensi TERAPY
nafas 20, Tx : 1,6, I:E = Epineprine dapat mengurangi perubahan
compliance
1:2.12, FiO2 100% dan PEEP
10, Vena Sentral : 40. Steroid dapat mengurangi inflamasi
pada endotel alveoli
3. Sirkulasi : iv line dan CVP
4. Diberikan epineprine, steroid
Diuretic mengurangi terjadinya edema
edema paru
serta aminophilin, diuretic INHALER dan Nebulizer diperlukan karena
terjadi bronkospasme
dan midazolam drip, anti
antiarytmia. Kuman Aeromonas pneumonia sering
5. Chest Xray ulang : pelebaran berkembang dalam 24 jam setelah terjadinya
mediastinum dan tenggelam. Aspirasi pneumonia merupakan
komplikasi yang dapat terjadi pada near
subcutanneus emphysema. drowning.
6. inhaler
BAB V KESIMPULAN
BAB V KESIMPULAN
Thank You
www.themegallery.com