LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
3 Tahap penyakit:
1. Kataralis: 1-2 minggu, gejala non-spesifik
2. Paroksismal: 2-6 minggu klasikwhooping
LATAR BELAKANG
Permasalahan:
Diagnosis sering terlambat
Gejala klasik tidak selalu ada
Kurang kesadaran klinis
LATAR BELAKANG
Manfaat Penulisan
Bagi masyarakat
Bagi tenaga kesehatan
Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
STADIUM KATARAL
Bersin bersin
Mata berair
Lesu
Batuk
STADIUM PAROKSISMAL
STADIUM KONVALESENS
DIAGNOSIS
Anamnesis
1.
.
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
Tes serologi
4. Pemeriksaan Penunjang
PENATALAKSANAAN
Terapi Supportif
Oksigenasi, dan ventilator dapat diberikan jika dibutuhkan.
Rawat inap dibutuhkan pada pneumonia, sianosis, hipoksia
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologi
KOMPLIKASI
Pneumonia
TBC laten menjadi aktif.
Atelektasis
Batuk dengan tekanan tinggi dapat menimbulkan ruptur
alveoli, emfisema interstitial dan pneumotoraks.
Infeksi sekunder (otitis media) dengan S.pneumonia sebagai
bakteri patogennya.
Peningkatan tekanan intrakranial selama batuk dapat
menyebabkan perdarahan subkonjungtiva, perdarahan
epidural, dan perdarahan intrakranial.
Peningkatan tekanan intraabdomen selama batuk dapat
menyebabkan ruptur diafragma, hernia umbikalis, hernia
inguinalis, dan prolaps rekti.
Dehidrasi dan gangguan nutrisi dapat terjadi akibat muntah
yang berlebihan.
Penyulit pada sistem saraf pusat antara lain kejang, koma
dan encephalitis.
Hiperleukositosis yang menyebabkan hipertensi pulmonal
dan berakhir menjadi gagal napas dan sirkulasi
PENCEGAHAN
Imunisasi Pasif
Dalam imunisasi pasif dapat diberikan human
hyperimmune globulin. Namun berdasarkan
beberapa penelitian di klinik terbukti tidak efektif
sehingga human hyperimmune globulin tidak
lagi diberikan untuk pencegahan.
Imunisasi Aktif
Diberikan vaksin pertusis dari kuman B.pertussis
yang telah dimatikan untuk mendapatkan
kekebalan aktif. Imunisasi pertusis diberikan
bersama-sama dengan vaksin difteria dan
tetanus. Dosis imunisasi dasar dianjurkan 12 IU
(International Unit) dan diberikan 3x sejak umur
2 bulan, dengan jarak 8 minggu.
Vaksin Aseluler
Komponen vaksin pertussis aseluler yang dimurnikan (AP),
disertai dengan sedikit reaksi lokal yang lazim dan gejalagejala sistemik, seperti kejang demam
PROGNOSIS
KESIMPULAN
Terima Kasih