VARICELLA
OLEH :
Dinda Pratiwi Basri
111 2019 2129
PEMBIMBING
Dr. dr. Martira Maddeppungeng, Sp.A(K)
Judul : Varicella
Pembimbing
1
BAB I
PENDAHULUAN
(VZV). Varicella sangat menular yang terjadi paling sering di masa kanak-kanak.1
disertai respons imun humoral dan seluler dan kekebalan yang terjadi
berlangsung lama dapat terjadi infeksi subklinis yang berulang, namun pada
diharuskan.2,3
terutama pada masa anak dan dewasa muda (pubertas). Varicella tidak
penularan terjadi dengan cepat secara airbom infection, terutama pada orang
hamil, neonatus) biasanya gejala lebih berat dan mudah mengalami komplikasi.2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Varicella terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit
primer VZV, yang menyerang kulit dan mukosa, manifestasi klinis didahului
tubuh. Pada umumnya menyerang anak. Varicella sebagai penyakit virus pada
anak sangat menular, lebih menular daripada parotitis, tetapi kurang menular bila
2.2 ETIOLOGI
Varicella atau cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV), virus
DNA beruntai ganda, ikosahedral, dan terbungkus yang merupakan anggota dari
keluarga virus herpes. Manusia adalah inang alami. Cacar air (varicella) adalah
2.3 EPIDEMIOLOGI
penelitian, penyakit virus menyerang pada musim peralihan antara musim panas
ke musim hujan atau sebaliknya. Angka kejadian di negara kita belum pernah
diteliti, tetapi di Amerika dikatakan kira-kira 3,l-3,5 juta kasus dilaporkan tiap
tahun.3
3
Varicella dapat menyerang semua golongan umur termasuk neonatus dan
90% kasus berumur 10 tahun dan terbanyak umur 5-9 tahun. Viremia terjadi pada
masa prodromal sehingga transmisi virus dapat terjadi pada fetus intrauterin atau
bertambahnya usia. Bila ditemukan herpes zoster pada anak, sebaiknya dicurigai
2.4 PATOMEKANISME
Virus varicella-zoster merupakan salah satu dari 8 jenis herpes virus dari
family herpes viridae yang dapat menyerang manusia dan primate, merupakan
mengandung 70 gen. Virus ini mempunyai 3 tipe liar (wild type) Dumas di Eropa
ditelitinya.3
atau aerosol dari lesi vesikuler di kulit ataupun melalui sekret saluran nafas, dan
VZV masuk ke dalam tubuh melalui mukosa saluran napas atas dan
mengeliminasi virus terutama melalui sistem pertahanan tubuh non spesifik, dan
4
mengeliminasi virus terjadi viremia sekunder kurang lebih dua minggu setelah
infeksi. Viremia ini ditandai oleh timbulnya erupsi varicella, terutama di bagian
sentral tubuh dan di bagian perifer lebih ringan. Pemahaman baru menyatakan
bahwa erupsi kulit sudah dapat terjadi setelah viremia primer. Setelah erupsi kulit
dan mukosa, virus masuk ke ujung saraf sensorik kemudian menjadi laten di
ganglion dorsalis posterior. Pada suatu saat, bila terjadi reaktivasi VZV, dapat
timbulnya ruam kulit disertai demam yang tidak begitu tinggi serta malaise. Pada
anak lebih besar dan dewasa ruam didahului oleh demam selama 2-3 hari
Ruam kulit muncul di muka dan kulit kepala, dengan cepat menyebar ke
badan dan ekstrernitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup dan
jarang ditemukan pada telapak kaki dan tangan. Penyebaran lesi varicella bersifat
sentrifugal. Gambaran yang menonjol adalah perubahan yang cepat dari makula
ini hanya terjadi dalam waktu 8-12 jam. Gambaran vesikel khas, superfisial,
dinding tipis dan terlihat seperti tetesan air. Penampang 2-3 rnm berbentuk elips
5
dengan sumbu sejajar garis lipatan kulit. Cairan vesikel pada permulaan jernih,
dan dengan cepat menjadi keruh akibat serbukan sel radang dan menjadi pustula.
Lesi kemudian mengering yang dimulai dari bagian tengah dan akhirnya terbentuk
krusta. Krusta akan lepas dalam waktu 1-3 minggu bergantung kepada dalarnnya
kelainan kulit. Mungkin ada total 100-500 lesi, dengan segala bentuk lesi hadir
pada saat yang sama. Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal benvama
Vesikel juga dapat tirnbul pada mukosa mulut terutama pada palatum.
Vesikel ini dengan cepat pecah sehingga luput dari pemeriksaan, bekasnya masih
dapat terlihat berupa ulkus dangkal dengan diameter 2-3mm. Lesi kulit terbatas
terjadi pada lapisan epidermis sehingga tidak menembus membran basal kulit,
sehingga tidak menimbulkan bekas. Jaringan parut yang menetap terjadi sebagai
akibat infeksi sekunder (lesi menembus membran basalis kulit). Vesikel juga
dapat timbul pada mukosa hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, saluran
kemih, vagina dan konjungtiva. Gambaran lain dari lesi varicella adalah
terdapatnya semua tingkatan lesi kulit dalam waktu bersamaan pada satu area.
Pada kasus yang khas dan berat suhu badan dapat mencapai 39-40,5 oC. Apabila
demam berlanjut mungkin telah terjadi infeksi bakteri sekunder atau penyulit lain.
Keluhan yang paling menonjol adalah perasaan gatal selama fase erupsi, sehingga
6
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan
a rose petal”.5
Gambar 2. A dan B, Kasus khas varicella pada dua anak berusia 4 tahun. C, Vesikel awal
7
imunokompeten dengan varicella. D, Lesi berkerak pada anak yang sama pada ruam hari
ke 3.
Gambar 3. Seorang gadis remaja dengan lesi varicella dalam berbagai tahap. 6
2.6 DIAGNOSIS
perkembangan lesi kulit yang khas, terutama apabila diketahui ada kontak 2-3
prodromal yang singkat dan ringan, (2) Lesi berkelompok terutama di bagian
sentral, (3) Perubahan lesi yang cepat dari makula, vesikula, pustula sampai
krusta, (4) Terdapatnya semua tingkat lesi kulit dalam waktu bersamaan pada
antibody IgA dan IgM dapat terdeteksi pada hari pertama dan kedua pasca ruam.
Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang
8
diwamai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan
9
Harus dibedakan dengan variola (walaupun saat ini sudah sangat jarang).
Variola secara klinis lebih berat dan memberi gambaran monomorf, penyebaran
dimulai dari bagian akral tubuh, yakni telapak tangan dan telapak kaki. Beberapa
penyakit lain yang mirip adalah reaksi hipersensitivitas gigitan serangga (insects
bite), Hand, foot and mouth disease, serta Pityriasis lichenoides et variolifonnis
Gambar 6. Papula dan lecet pada hand, foot and mouth pada hari ketiga. 7
Gambar 7. (a) Letusan varicelliform Kaposi yang melibatkan wajah anak-anak. (b) Bekas
2.8 PENGOBATAN
Pada anak sehat, varicella umumnya ringan dan sembuh sendiri, cukup
anak usia di atas 1 bulan dan dibawah 12 tahun yang sebelumnya sehat,
10
diindikasikan pada dewasa dan remaja. Obat antivirus yang dilisensi untuk
pengobatan varisela anak adalah asiklovir. Obat ini aman diberikan pada semua
anak, remaja dan dewasa, namun the American Academy of Pediatrics tidak
merekomendasikan terapi asiklovir pada varisela tanpa penyulit pada anak yang
sebelumnya sehat, mengingat manfaat terapi yang rendah, harga obat mahal, serta
digunakan untuk mengobati varicella tanpa penyulit pada pasien dengan risiko
varicela sedang dan berat, seperti individu tidak sedang hamil usia diatas 12 tahun
dan diatas 12 bulan disertai kelainan kulit atau paru menahun, individu dengan
jangka Panjang dan kasus sekunder diantara kontak serumah. Sebaiknya terapi
diberikan sedini mungkin, dalam 24 jam awal timbul exantem, kurang bermanfaat
bila melampaui 72 jam. Untuk anak yang sudah dapat menelan tablet famciclovir
atau valaciclovir merupakan alternatif terapi yang baik, dalam arti memiliki
untuk pengobatan varicela pada anak 2 sampai <18 tahun, dan valacyclovir serta
famciclovir untuk terapi herpes zoster pada dewasa. Varisela berat serta pasien
ensefalitis terapi harus segera diberikan. Terapi dilanjutkan untuk 7-10 hari
sampai tidak timbul lesi baru dalam waktu 48 jam. Pada lesi kulit lokal dapat
11
diberikan lotio calamine. Untuk mengurangi rasa gatal dapat dengan kompres
masa sakit. Kuku dipotong pendek dan bersih agar supaya tidak terjadi infeksi
sekunder dan parut bekas garukan. Apabila terjadi infeksi bakteri sekunder
menetap dan anak tampak bingung. Diagnosis dini serta penanganan yang baik
angka kesakitan dan kematian. Pasien dengan penyulit neurologik seperti ataksia
system pembekuan dan pemeriksaan sumsum tulang, akan tetapi karena VZV
dapat menyebabkan kerusakan langsung pada endotel pembuluh darah maka pada
varicella fulrninan terutama apabila vesikel baru timbul maka dapat diberikan obat
12
dan mortalitas varicella pada pasien imunokompromais apabila diberikan dalarn
24 jam sejak onset ruam. Pada pasien yang sehat, asiklovir terbukti mampu
mengurangi lama demam dan mengurangi jumlah maksimum lesi yang tirnbul,
gatal yang timbul. Anak yang mendapat terapi asiklovir disarankan harus
mendapat cukup hidrasi karena asiklovir dapat mengkristal pada tubulus renal bila
2.9 PENCEGAHAN
Semula vaksin varicella yang merupakan vaksin virus hidup yang telah
dilemahkan (Live attenuated) hanya diberikan pada anak dengan risiko terjadi
penyulit berat, yaitu anak yang menderita penyakit keganasan, mereka yang
13
tetapi dalam perkembangannya vaksin ini juga diberikan pada anak sehat.
Imunisasi aktif ini dilakukan dengan menggunakan vaksin single live attenuated
strain OKA yang sudah terbukti aman, ditoleransi baik dengan efek samping yang
minimal (demam dan ruam minimal) dan mempunyai tingkat perlindungan yang
tinggi pada anak usia 1-12 tahun (dengan angka serokonversi positif sebesar
99,3%), sedangkan di negara maju tersedia sediaan kombinasi dengan vaksin lain,
seperti MMR-V. Imunisasi pasif dapat diberikan pada kelompok risiko tinggi,
sedang pada pasca paparan varicella harus diberikan dalam 96 jam pertama.3
dua kali (masing-masing 0,5 mL) subkutan pada anak-anak berusia di 12 bulan -
yang telah berusia lebih dari 12 tahun, interval yang direkomendasikan adalah
empat minggu. Serokonversi terjadi pada 78% kasus setelah dosis pertama dan
99% terjadi setelah dosis kedua. Vaksin varicella ini terbukti mampu memberikan
14
Gambar 9. Imunisasi
pasien imunokompromais.
b. Neonatus dari ibu yang mengalami gejala varicella sekitar masa melahirkan,
d. Pajanan pasca natal pada bayi prematur (usia gestasi <28 minggu atau berat
Dosis VZIG yang direkomendasikan adalah 125 unit/10 kgBB (min 125 U
dan maksirnal 625 U) secara intramuskular. Pemberian VZIG relatif aman dengan
efek samping minimal berupa rasa nyeri dan bengkak di daerah injeksi pada 1%
15
pasien; keluhan gastrointestinal, pusing dan ruam terjadi pada <0,2%; sementara
2.11 KOMPLIKASI
komplikasi yang paling umum. Infeksi ini mungkin ringan, menyerupai impetigo,
atau mengancam jiwa sindrom syok toksik atau necrotizing fasciitis. Pneumonia
adalah jarang terjadi pada anak sehat tetapi terjadi pada 15-20% orang dewasa dan
Varicella primer bisa menjadi penyakit fatal pada sistem imun yang
Bentuk varicella neonatal yang parah dapat berkembang pada bayi baru lahir
dari ibu dengan varicella primer (tetapi bukan herpes zoster) yang terjadi 5 hari
16
sebelum hingga 2 hari setelah kelahiran. Janin terkena inokulum virus yang besar,
tetapi lahir sebelum respon antibodi ibu berkembang dan dapat melewati plasenta.
(VZIG) atau imunoglobulin intravena jika VZIG tidak tersedia, untuk mencoba
2.12 PROGNOSIS
17
BAB III
KESIMPULAN
Varicella dikenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit
primer virus varicella-zoster (VZV), yang pada umumnya menyerang anak. Gejala
ditandai dengan timbulnya ruam kulit yang khas seperti tetesan air disertai demam
yang tidak begitu tinggi, menggigil, malaise, nyeri kepala, anoreksia, dan nyeri
punggung.
Pemberian vaksin varicella dua kali (masing-masing 0,5 mL) subkutan pada
Sedangkan pemberian pada pasien yang telah berusia lebih dari 12 tahun, interval
DAFTAR PUSTAKA
18
1. Kang, S, dkk, 2019, Fitzpatrick’s Dermatology, 9 th Edition, Volume 1,
Halaman 3035-3041
2. Djuanda, A, dkk, 2016, Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Ketujuh,
Halaman 128-131
3. Rezeki. S, dkk, 2018, Buku Ajar Infeksi dan Pnyakit Tropis, Edisi
Keempat, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Halaman 389-396
4. Karen, J, 2019, Nelson Essentials Of Pediatrics, Eighth Edition, Halaman
378-379
5. Long. S, dkk, 2012, Principle and Practice of Pediatric Infectious
Diseases, Fourth Edition, Halaman 1037
6. Baker. C,2020, Red book Atlas of Pediatric Infectious Diseases, 4 th
Edition, American Academy of Pediatrics, Halaman 795-804
7. Rajesh. R, dkk, 2015, Hand, foot and mouth disease - a short case report,
Journal section: Oral Medicine and Pathology
8. Ferrari. B, dkk, 2015, Kaposi’s varicelliform eruption: A case series,
Indian Dermatology Online Journal
19