EFEKTIF
Shulhana Mokhtar
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesa
Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2019 +
FK UMI
AREA KOMPETENSI
1. Profesionalitas yang luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
5. Literasi Sains
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan dan Manajemen Sumber Daya
8. Kolaborasi dan Kerjasama
9. Keselamatan Pasien dan Mutu Pelayanan Kesehatan
10.Penerapan Konsep dan Nilai-Nilai Islam dalam Menjalankan Profesi Dokter
Kelompok area kompetensi
No. Kelompok Area Kompetensi
Profesionalitas yang luhur
Personal dan Profesional (the Mawas diri dan pengembangan diri
1.
right person doing it) Kolaborasi dan kerjasama
Keselamatan pasien dan mutu pelayanan kesehatan
Intelektual, Analitis, Kreatif Literasi sains
2.
(doing the thing right) Literasi teknologi informasi dan Komunikasi
Pengelolaan masalah kesehatan dan manajemen sumber
daya
Kompetensi Teknis (doing the
3. Keterampilan klinis
right thing)
Komunikasi Efektif
Type your keywords
Verbal
Nonverbal
Capaian pembelajaran
1. Berkomunikasi dengan jelas, efektif, dan sensitif serta menunjukkan
empati terhadap reaksi saat berkomunikasi dengan pasien dan
keluarganya, sejawat dokter atau profesi kesehatan lainnya.
2. Berkomunikasi efektif serta menunjukkan empati pada kondisi
pasien dengan masalah mental atau keterbatasan fisik.
3. Berkomunikasi efektif serta menunjukkan empati pada kondisi
pasien dengan masalah mental atau keterbatasan fisik.
Cont….
1. Berkomunikasi efektif serta menunjukkan empati pada kondisi
pasien dengan masalah mental atau keterbatasan fisik.
2. Berkomunikasi secara efektif dan berempati terhadap massa dalam
upaya meningkatkan status kesehatan komunitas dan masyarakat.
3. Berkomunikasi secara efektif dan berempati terhadap massa dalam
upaya meningkatkan status kesehatan komunitas dan masyarakat.
Cont…
1. Berkomunikasi secara efektif dan berempati terhadap massa dalam
upaya meningkatkan status kesehatan komunitas dan masyarakat.
2. Berkomunikasi secara efektif dan berempati terhadap massa dalam
upaya meningkatkan status kesehatan komunitas dan masyarakat.
3. Berkomunikasi secara efektif dan berempati terhadap massa dalam
upaya meningkatkan status kesehatan komunitas dan masyarakat.
Dua keuntungan komunikasi efektif:
1. Dokter dapat memahami kondisi pasien secara lengkap yang
diperlukannya dalam penegakan diagnosis dan perencanaan tindakan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien.
2. Pasien merasa dimengerti dan dibantu memahami kondisinya
sehingga dapat bekerja sama dengan dokter dalam upaya penegakan
diagnosis dan pemberian terapi
Komunikasi efektif
• Komunikasi yang baik - setara (# superior-inferior) pasien (≈
keluhan) - jujur dan jelas.
• Komunikasi efektif emosi pasien ✓ tentang rencana tindakan
selanjutnya, komunikasi tidak efektif masalah.
pasien
masala
dokter
h
❗️Contoh hasil komunikasi efektif
• Pasien mengerti anjuran dokter
• Pasien dampak konsekuensi penyakit
• Pasien keluhan/keterbatasan
• Pasien kerjasama
❗️Contoh hasil komunikasi tidak efektif
Pasien merasa:
• Tidak mengerti
• Dokter terus berbicara
• Diperlakukan sbg objek
• Ragu
• ke dokter lain
• ke pengobat alternatif
communication
• Communication –your ability to share your beliefs, values, ideas, and
feelings- is the basis of all human contact.
• More than 6 billion people that inhabit this planet engage in communication
→ they can share their realities with other human beings
• Human communication is the process thru’ which individuals –in
relationships, groups, organizations, and societies- respond to and create
messages to adapt to environment and one another
Komunikasi dan pelayanan kesehatan
• Arti Komunikasi
• Masalah Efektivitas dalam Komunikasi
• Kebudayaan, Pelayanan Kesehatan, dan Komunikasi
Arti komunikasi
• “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga
orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai
pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn,
Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988)
Arti Komunikasi
Who Source (S) Komunikator
Siapa