Anda di halaman 1dari 47

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN

Ns. Ade Suhendri,S.Kep,Ners.,S.H.,M.Kes
Kasie Keperawatan Rawat Inap dan Rawat Jalan
Pendahuluan

 Pasien atau keluarga adalah manusia, mempunyai
perasaan, ego atau harga diri, serta kemampuan
untuk melindungi dirinya sendiri.
 Salah besar jika petugas kesehatan dokter, perawat,
tenaga analis, atau tenaga kesehatan lain
menganggap pasien adalah orang yang tidak
berdaya.
 Bahkan pasien yang mengalami gangguan jiwa
sekalipun juga masih mempunyai unsur-unsur
kesadaran diri.
Pendahuluan

 Pasien atau keluarga akan memberikan penilaian
pertama kepada petugas kesehatan baik dokter
maupun perawat, dari komunikasi verbal atau non
verbal yang ditunjukkan oleh petugas disaat
pertama kontak atau menyambut pasien
 Oleh karena itu membangun komunikasi efektif
antara dokter/perawat dengan pasien dimulai sejak
kontak pertama kali.
Pendahuluan

 Komunikasi dalam pelayanan keperawatan
merupakan salah satu komponen keterampilan utama
yang harus dimiliki oleh seorang perawat, selain
keterampilan intelektuan dan teknikal.
 Menjadi seorang perawat dituntut tidak hanya pandai
dan menguasai semua permasalahan kesehatan yang
dialami pasien, terutama dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasar ketika pasien sakit.
 Perawat dituntut juga harus terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan dan berperilaku
adaptif dalam membangung hubungan interpersonal

Pengertian Komunikasi


 Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi
pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal
dan publik.
 Komunikasi interpersonal adalah interaksi yg terjadi
antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok kecil,
terutama dalam keperawatan.
 Komunikasi interpersonal yg sehat memungkinkan
penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan
keputusan, dan pertumbuhan personal.
Prinsip - Prinsip Komunikasi
(Carl Rogers)


a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri
b. Komunikasi harus ditandai dg sikap saling menerima,
percaya, menghargai
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yg dianut
oleh pasien
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan
pasien, baik fisik maupun mental
Prinsip - Prinsip Komunikasi
(Carl Rogers)


e. Perawat harus dapat menciptakan suasana yg nyaman
dan aman bagi pasien
f. Kejujuran dan terbuka
g. Mampu sbg role model
h. Altruisme
i. Bertanggung jawab
Komponen - Komponen
dalam Komunikasi


a. Sender (pemberi pesan):
b. Receiver (penerima pesan):
c. Pesan : informasi yg diterima, bisa berupa kata, ide atau
perasaan.
d. Media: metode yg digunakan dalam pesan yaitu kata,
bisa dg cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium.
e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/
pesan kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk
komunikasi yg efektif.

Pentingnya Komunikasi


1. Sarana terbina hubungan yg baik antara pasien & nakes
2. Melihat perubahan perilaku yg terjadi pada individu
atau pasien
3. Kunci keberhasilan tindakan kes yg telah dilakukan
4. Tolok ukur kepuasan pasien
5. Tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi
Prinsip Komunikasi Yg Penting


1. Komunikasi bukanlah benda, ia sebuah proses
2. Komunikasi bersifat kompleks
3. Komunikasi tidak dapat digantikan
4. Komunikasi melibatkan keterlibatan yg total dari
kepribadian kita
Faktor yg Mempengaruhi Komunikasi


a.Situasi/suasana
 Situasi/suasana yg hiruk pikuk atau penuh kebisangan
akan mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh
komunikan, suara bising yg diterima komunikan saat
proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak
jelas, kabur, bahkan sulit diterima.
 Proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.
 Komunikasi yg berlangsung dan dilakukan pada waktu
yg kurang tepat mungkin diterima dg kurang tepat
pula.

b. Kejelasan Pesan
 Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan
komunikasi.
 Pesan yg kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh
komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator
dapat berbeda persepsi ttg pesan yg disampaikan.
 Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan
komunikasi yg dijalankan. komunikator harus
memahami pesan sebelum menyampaikannya pada
komunikan, dapat dimengerti dan menggunakan
artikulasi dan kalimat yg jelas.
Pentingnya Komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan


 Manusia makhluk sosial tentunya selalu memerlukan
orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan
kehidupannya.
 Hubungan dg orang lain akan terjalin bila setiap
individu melakukan komunikasi diantara sesamanya.
 Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yg dicapai
oleh individu dalam berhubungan sosial dg orang lain
merupakan hasil dari suatu komunikasi.
 Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting
dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sbg
bagian dari sistem sosial.
Pentingnya Komunikasi dalam
Pelayanan Kesehatan


 Komunikasi yg terjadi dalam kehidupan sehari-hari
memberikan dampak yg sangat penting dalam
kehidupan, baik secara individual maupun kelompok.
 Komunikasi yg terputus akan memberikan dampak
pada buruknya hubungan antar individu atau
kelompok.
 Tatanan klinik seperti RS dinyatakan sbg salah satu
sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yg
tinggi pada unsur komunikasi.
Penyebab Komunikasi Yg Buruk
Ellis (2000)

1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri
secara terapeutik saat melakukan intraksi dg klien.
2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam
menjalankan komunikasi dua arah secara terapeutik.
3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan
(kinerja) individual yg berdampak thd lemahnya
pengembangan kemampuan diri sendiri.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL


 Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yg terjadi
antara dua individu atau lebih dan pesan berisi verbal
maupun non verbal.
 Komunikasi ini sering digunakan dalam kegiatan sehari-
hari dan penting untuk kehidupan sosial, dg tujuan:
a. Dapat untuk bertukar pikiran
b. Dapat membantu menyelesaikan masalah
c. Dapat membantu membuat keputusan
d. Dapat melakukan tindakan yg sesuai dg kehidupannya
Komunikasi interpersonal dipengaruhi faktor thd isi
pesan dan sikap penyampaian pesan antara lain:


1. Perkembangan : Pada prinsipnya dalam
berkomunikasi yg perlu diperhatikan adalah siapa yg
diajak berkomunikasi.
2. Persepsi : Persepsi adalah pandangan personal thd
suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan
pengalaman..
3. Nilai : Nilai adalah standar yg mempengaruhi perilaku
sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyadari nilai seseorang.
4. Latar belakang budaya :Gaya berkomunikasi sangat
dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yg akan
membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.

5. Emosi : Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu
peristiwa.
6. Pengetahuan : Komunikasi akan sulit dilakukan jika
orang yg kitan ajak berkomunikasi memiliki tingkat
pengetahuan yg berbeda.
7. Peran : Gaya komunikasi harus di sesuaikan dg peran
yg sedang kita lakukan.
8. Tatanan interaksi : Komunikasi interpersonal akan
lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang
menunjang.
Hambatan Psikologis
Dalam Proses Komunikasi


a. Adanya perbedaan persepsi
b. Terlalu cepat menyimpulkan
c. Adanya pandangan stereotipe
d. Kurangnya pengetahuan
e. Kurangnya minat
f. Sulit mengekspresikan diri
g. Adanya emosi
h. Adanya tipe kepribadian tertentu
Pemahaman Kolaborasi


 Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi
kurang berdasar jika hanya dipandang dari hasilnya
saja.
 Pembahasan bagaimana proses kolaborasi itu terjadi
justru menjadi point penting yg harus disikapi.
 Bagaimana masing-masing profesi memandang arti
kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah pihak
sehingga dapat diperoleh persepsi yg sama.
 Seorang dokter saat menghadapi pasien pada umumnya
berfikir, “ Apa diagnosa pasien ini dan perawatan apa
yg dibutuhkannya “ pola pemikiran seperti ini sudah
terbentuk sejak awal proses pendidikannya.
Trend dan Issu Komunikasi
dalam Pelayanan Kesehatan

 Hubungan perawat dg adalah satu bentuk hubungan
interaksi yg telah cukup lama dikenal ketika
memberikan bantuan kepada pasien.
 Perspektif yg berbeda dalam memendang pasien, dalam
prakteknya menyebabkan munculnya hambatan teknik
dalam melakukan proses kolaborasi.
Trend dan Issu Komunikasi
dalam Pelayanan Kesehatan

 Kendala psikologi keilmuan dan individual, factor
sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini
memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborsi yg
dapat menjadikan keduanya lebih solid dg semangat
kepentingan pasien.
 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek
positif yg dapat timbul jika hubungan kolaborasi dokter
dg perawat berlangsung baik.
  Anggota Tim Interdisiplin


 Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan
sekelompok profesional yg mempunyai aturan yang jelas,
tujuan umum dan berbeda keahlian.
 Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi
dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan
terbaik.
 Anggota tim kesehatan meliputi: pasien, perawat, dokter,
fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker.
 Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki
komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling
menghargai antar sesama anggota tim.
  Anggota Tim Interdisiplin


 Perawat sebagai anggota membawa perspektif yg unik
dalam interdisiplin tim.
 Perawat menfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi
kesehatan lain.
 Perawat berperan sbg penghubung penting antara
pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner
dapat digunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team:


1.  Memberikan pelayanan kesehatan yg berkualitas
dg menggabungkan keahlian unik professional
2. Produktifitas maksimal serta efektifitas dan
efesiensi sumber daya
3. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan
kerja, dan loyalitas
4. Meningkatnya kohensifitas antar professional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar
profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan
menghargai dan memahami orang lain.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK


A. Pengertian
 Komunikasi yg dilakukan seorang perawat saat
melakukan intervensi keperawatan harus mampu
memberikan khasiat therapi bagi proses
penyembuhan pasien.
 Perawat harus meningkatkan pengetahuan,
kemampuan aplikatif komunikasi terapeutik agar
kebutuhan, kepuasan pasien dapat dipenuhi.
 Northouse (1998) sbg kemampuan/keterampilan
perawat untuk membantu klien beradaptasi thd stres,
mengatasi gangguan psikologis, belajar bagaimana
berhubungan dg orang lain.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK


A. Pengertian
 Stuart G.W (1998) merupakan hubungan
interpersonal antara perawat, klien, dalam hubungan
ini perawat, klien memperoleh pengalaman belajar
bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional klien.
 S.Sundeen (1990) hubungan kerjasama yg ditandai
tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran,
pengalaman dalam membina hubungan intim yg
terapeutik.
Beberapa pengertian diatas komunikasi
terapeutik adalah

 komunikasi yg memiliki makna terapeutik bagi
klien dan dilakukan oleh perawat (helper) untuk
membantu klien mencapai kembali kondisi yg
adaptif dan positif.
C. Tujuan


a. Realisasi diri, penerimaan diri, peningkatan
penghormatan diri.
b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yg
tidak superfisial, saling bergantung dg orang lain.
c. Peningkatan fungsi, kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yg
realistis.
d. Rasa identitas personal yg jelas dan peningkatan
integritas diri.
Unsur-unsur Komunikasi Terapeutik


a. Penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan baik secara verbal maupun non verbal,
b. Menggunakan media atau tidak.
c. Pesan yg diterima oleh komunikan kemudian akan
diproses oleh komunikan, proses ini disebut dg
decoding.
d. Proses encoding (transformasi informasi menjadi
sebuah bentuk pesan yg dapat disampaikan kepada
orang lain) dalam dirinya
e. Menyampaikan umpan balik (feedback) thd pesan yg
diterimanya.
Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik


a. Meningkatkan pemahaman, membantu
terbentuknya hubungan yg konstruktif diantara
perawat-klien.
b. Mempunyai tujuan membantu klien mencapai
suatu tujuan dalam asuhan keperawatan.
c. Hubungan perawat-klien hubungan terapeutik yg
saling menguntungkan, didasarkan prinsip
‘humanity of nurses and clients’. Hubungan ini
tidak hanya sekedar hubungan seorang penolong
(helper/perawat) dg kliennya, tetapi hubungan
antara manusia yg bermartabat (Dult-Battey,2004).
E. Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik


d. Perawat harus menghargai keunikan klien,
menghargai perbedaan karakter, memahami
perasaan, perilaku klien, melihat perbedaan latar
belakang keluarga, budaya, keunikan setiap individu.
e. Dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi
maupun penerima pesan, perawat harus mampu
menjaga harga dirinya,harga diri klien.
f. Menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya
(trust) harus dicapai terlebih dahulu sebelum
menggali permasalahan, memberikan alternatif
pemecahan masalah (Stuart,1998).
Hubungan Perawat dan Klien
(Helping Relationship)


 Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu
ketika seseorang melakukan komunikasi thd orang
lain maka akan tercipta suatu hubungan diantara
keduanya, selain itu komunikasi bersifat resiprokal
dan berkelanjutan.
 Hal inilah yg pada akhirnya membentuk suatu
hubungan ‘helping relationship’. hubungan yg
terjadi diantara dua (atau lebih) individu maupun
kelompok yg saling memberikan, menerima
bantuan / dukungan untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya sepanjang kehidupan.
Hubungan Perawat dan Klien
(Helping Relationship)


 Pada konteks keperawatan hubungan yg dimaksud
hubungan antara perawat- klien.
 Ketika hubungan antara perawat, klien terjadi,
perawat sbg penolong (helper) membantu klien sbg
orang yg membutuhkan pertolongan, untuk
mencapai tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia klien.
Karakteristik Seorang Helper (Perawat) Yg Dapat Memfasilitasi Tumbuhnya
Hubungan Yg Terapeutik
(Roger Dalam Stuart G.W)

1. Kejujuran

2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
6. Menerima klien apa adanya
7. Sensitif terhadap perasaan klien
8. Tidak mudah terpengaruh masa lalu klien ataupun
diri perawat sendiri
Tahapan Komunikasi Terapeutik
(Stuart G.W)

1. Tahap Persiapan/Pra-interaksi

• Menggali perasaan, menilik dirinya dg cara mengidentifikasi kelebihan,
kekurangannya.
• Mencari informasi ttg klien sbg lawan bicaranya.
• Merancang strategi untuk pertemuan pertama dg klien.
• Tahapan ini dilakukan dg tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan
yg mungkin dirasakan perawat sebelum melakukan komunikasi
terapeutik dg klien.
• Kecemasan yg dialami seseorang dapat sangat mempengaruhi interaksinya
dg orang lain
• Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam menginterpretasikan apa
yg diucapkan oleh lawan bicara.
• Perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan apa yg
dikatakan klien dg baik sehingga tidak mampu melakukan active listening
(mendengarkan dg aktif dan penuh perhatian).
2. Tahap Perkenalan/Orientasi

• Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dg klien dilakukan.


• Tujuan tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yg telah
dibuat sesuai dg keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan
yg telah lalu.
 Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan,komunikasi
terbuka.
b. Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, topik pembicaraan)
bersama-sama dg klien, menjelaskan atau mengklarifikasi kembali kontrak
yg telah disepakati bersama.
c. Menggali pikiran, perasaan, mengidentifikasi masalah klien yg umumnya
dilakukan dg menggunakan teknik komunikasi pertanyaan terbuka.
d. Merumuskan tujuan interaksi dg klien.
e. Sangat penting bagi perawat untuk melaksanakan tahapan ini dg baik
karena tahapan ini merupakan dasar bagi hubungan terapeutik antara
perawat dan klien.
3. Tahap Kerja
 Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik

 Tahap yg terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena
didalamnya perawat dituntut membantu, mendukung klien
menyampaikan perasaan, pikirannya, menganalisa respons ataupun
pesan komunikasi verbal dan non verbal yg disampaikan oleh klien.
 Perawat mendengarkan secara aktif, dg penuh perhatian sehingga
mampu membantu klien untuk mendefinisikan masalah yg sedang
dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan
mengevaluasinya.
 Akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dg klien.
 Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan,
menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, membantu perawat,
klien memiliki pikiran, ide yg sama
 Penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan
keseluruhan pesan atau perasaan yg telah disampaikannya diterima
dg baik, benar-benar dipahami perawat.
4. Tahap Terminasi


 Terminasi merupakan akhir pertemuan perawat dan klien. dibagi dua yaitu
terminasi sementara, terminasi akhir
 Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien,
setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada
waktu yg berbeda sesuai dg kontrak waktu yg telah disepakati bersama.
 Terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses
keperawatan.
 Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yg telah dilaksanakan
(evaluasi objektif). Brammer dan McDonald (1996) menyatakan meminta klien
untuk menyimpulkan ttg apa yg telah didiskusikan merupakan sesuatu yg
sangat berguna pada tahap ini.
b. Melakukan evaluasi subjektif dg cara menanyakan perasaan klien setelah
berinteraksi dg perawat.
c. Menyepakati tindak lanjut interaksi yg telah dilakukan.
d. Tindak lanjut yg disepakati harus relevan dg interaksi yg baru saja dilakukan
atau dg interaksi yg akan dilakukan selanjutnya.
e. Tindak lanjut dievaluasi dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.
Sikap Dalam Melakukan
Komunikasi Terapeutik


 Berhadapan dg lawan bicara : Dg posisi ini perawat menyatakan
kesiapannya (“saya siap untuk anda”)
 Sikap tubuh terbuka; kaki dan tangan terbuka (tidak bersilangan)
Sikap tubuh yg terbuka menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk
mendukung terciptanya komunikasi.
 Menunduk/memposisikan tubuh kearah/lebih dekat dg lawan bicara,
Hal ini menunjukkan perawat bersiap untuk merespon dalam
komunikasi (berbicara-mendengar).
 Pertahankan kontak mata, sejajar, dan natural, Dg posisi mata sejajar
perawat menunjukkan kesediaannya untuk mempertahankan
komunikasi.
 Bersikap tenang, Akan lebih terlihat bila tidak terburu-buru saat
berbicara dan menggunakan gerakan/bahasa tubuh yg natural.
Macam-Macam Teknik Komunikasi
(Stuart dan Sundeen)


1. Mendengar aktif;  Konsentrasi aktif, persepsi terhadap
pesan orang lain yg menggunakan semua indra,
2. Mendengar pasif; Mendengar pasif adalah kegiatan
mendengar dg kegiatan non verbal untuk klien.
Misalnya dg kontak mata, menganggukkan kepala,
juga keikutsertaan secara verbal
3. Penerimaan: mendukung, menerima informasi dg
tingkah laku yg menunjukkan ketertarikan, tidak
menilai. Penerimaan bukan berarti persetujuan.
Menunjukkan penerimaan berarti kesediaan mendengar
tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan.
4. Klarifikasi;
Klarifikasi sama dg validasi yaitu menanyakan kepada

klien apa yg tidak dimengerti perawat thd situasi yg
ada. Klarifikasi dilakukan apabila pesan yg
disampaikan oleh klien belum jelas bagi perawat,
perawat mencoba memahami situasi yg digambarkan
oleh klien.
5. Fokusing;
adalah kegiatan komunikasi yg dilakukan untuk
membatasi area diskusi sehingga percakapan menjadi
lebih spesifik dan dimengerti
6. Observasi
merupakan kegiatan mengamati klien/orang lain.

7. Menawarkan informasi;
Menyediakan tambahan informasi dg tujuan untuk
mendapatkan respon lebih lanjut.
PENUTUP


 Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab
moral seorang perawat.
 Komunikasi terapeutik bukanlah hanya salah satu
upaya yg dilakukan oleh perawat untuk
mendukung proses keperawatan yg diberikan
kepada klien.
 Untuk dapat melakukannya dg baik dan efektif
diperlukan latihan dan pengasahan keterampilan
berkomunikasi sehingga efek terapeutik yg menjadi
tujuan dalam komunikasi terapeutik dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA


 Fortinas, K.M. and Worret, P.A.H. (2004). Psychiatic
mental health nursing. Third edition. St. Louis:
Mosby.
 Potter and Perry’s. (2001). Fundamental of nursing.
Australia: St. Louis, Missouri.
 Stuart, G.W., and Laraia, M.T. (2001). Principles and
practice of psychiatric nursing. Seventh edition. St.
Louis: Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai