Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATALAKSANA

KASUS

RSUD KOTA DEPOK

HIPONATREMIA

1 Hiponatremia Penurunan kadar natrium (Na) plasma < 135 mEq/L.


Hiponatremia yang terjadi < 48 jam dan
membutuhkan penanganan segera, sedangkan
hiponatremia kronik adalah hiponatremia yang
berlangsung > 48jam. Gejala akan muncul jika kadar
natrium < 125 mEq/L. Hiponatremia dibagi menjadi
tiga :
1. Isotonik hiponatremia
2. Hipertonik hiponatremia
3. Hipotonik hiponatremia
2 Pendekatan Menentukan osmolaliat plasma. Jika hipotonik
diagnosa hiponatremia tentukan status volume (tanda vital,
ortostatik, jugular venous pressure), turgor kulit,
membrane mukosa. Edema parifer, BUN, kreatinin,
asam urat)
3 Anamnesis 1. Gejala yang dikeluhkan berhubungan dengan
disfungsi susunan pusat seperti mual, muntah,
sakit kepala, perubahan kepribadian,
kelemahan, keram otot, agitasi, disorientasi,
kejang, bahkan koma. Pada kasus asimptomatik
dapat dimulai bermanifestasi kehilangan
kestabilan sehingga beresiko jatuh. Selain itu perlu
ditanyakan riwayat penyakit.
2. Riwayat obat – obatan atau jamu.
4 Pemeriksaan fisik Perubahan kesadaran atau perubahan
kepribadian, hipotermia, reflex menurun, kulit dingin
dan basah, tremor dan disertai gangguan saraf
sensorik.
5 Pemeriksaan 1. Natrium serum < 125 mEq/L
penunjang 2. Osmolalitas serum : menurun kecuali pada
kasus pseudohiponatremia, azotemia,
intoksikasi etanol, metanol
3. Natrium urin
4. Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, asam urat
5. Glukosa darah (Setiap peningkatan glukosa
100mg/dl menurunkan natrium 2.4 mEq/L).
Profile lemak
6 Diagnosa Tubulo interstitial nephritis, gagal ginjal akut (bila
jumlah urin berkurang), renal tubulo interstitial
disease
6 Tata laksana 1. Hal – hal yang perlu diperhatikan
- Cepat lambatnya onset penyakit
- Derajat, durasi, dan gejala dari
hiponatremia
- Ada atau tidaknya faktor resiko yang
dapat meningkatkan resik komplikasi
neurologis
2. Menyingkirkan diagnosis pseudohiponatremia
atau hipertonik hiponatremia (hiperglekemia)
3. Mengatasi penyakit dasarnya
4. Hiponatremia asimptomatik : menaikkan
natrium dengan kecepatan kurang lebih 0,5
mEq/L/jam
5. Hiponatremia simptomatik :
- Tujuan : untuk meningkatkan kadar
natrium 10 mEq/L/24jam sampai gejala
berkurang atau sampai kosentrasi natrium
serum > 118 mEq/L dan mengobati
penyakit dasarnya
- Peningkatan kadar natrium harus < 11
mEq/L dalam 24 jam pertama.
- Cairan saline hipertonik 3% diberikan
secara infuse intervena dengan
kecepatan 1-2 ml/kg/jam (maksimal 150
ml dalam 30 menit)
- Jika ada gejala neurologik berat :
kecepatan dapat dinaikan menjadi 4-6
ml/kg/jam (maksimal 300 ml habis dalam 6
jam)
- Jika gejala sudah menghilang dan kadar
natrium >118 mEq/L, pemberian cairan
diturunkan menjadi maksimal 8 mEq/L
dalam 24 jam sampai target kadar natrium
125 mEq/L
- Pemantauan ketat natrium serum dan
elektrolit sampai terjadi kenaikan kadar
natrium dan gejala menghilang.
6. Hipervolemia hiponatremia : restriksi cairan
1000-15000 ml/hari dan restriksi natrium. CHF :
furosemid dan ACE inhibitor
7. Hipovolemia hiponatremia : berikan normal
saline (SN) atau D5NS

7 Komplikasi 1. Kejang
2. Herniasi batang otak
3. Kerusakan otak permanen
4. Koma disebabkan karena edema serebral
8 Prognosis 1. Wanita yang belum manapouse
2. Anak prepubertas
3. Pasien dengan hipoksia serebral lebih besar
kemungkinan berkembang menjadi
ensefalopati dan sequelae gejala neurologic
yang berat.
4. Pada hiponatremi karena gangguan ginjal
ada kecendrungan untuk berulang kembali.

9 Kepustakaan Alwi Idrus, simon salim, dkk. Prosedur dibidang


penyakit dalam panduan praktik klinis. Pehimpunan
Dokter Penyakit Dalam Indonesia. 2015

Anda mungkin juga menyukai