Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KSM : NON BEDAH


RS IMANUEL WAY HALIM
BANDAR LAMPUNG
TGL/BLN/THN REVISI KE – 0 DIREKTUR RS
PENGESAHAN

( dr. Daniel Novian DSB, MARS)


NAMA PENYAKIT : Hipokalemia ICD -10 : ….

1. Nama Penyakit Hipokalemia

Kadar kalium plasma kurang dari 3,5 mEq/L. Hipokalemia dapat terjadi
akibat kurangnya asupan, perpindahan ke dalam sel atau kehilangan kalium
renal maupun non renal.
2. Pengertian Hipalemia dibagi menjadi:
1. Hipokalemia ringan, yaitu kadar kalium 3-3,5 mEq/L
2. Hipokalemia berat , yaitu akdar kalium serum <2,5 mEq/L.
3. Kriteria Diagnosis Diagnosis hipokalemia dapat ditegakkan melalui anamnesis mengenai
perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik, dan beberapa pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
Pada kondisi hipokalemia ringan, pasien seringkali asimptomatis.
Manifestasi klinis dari hipokalemia biasanya muncul pada kondisi kadar
kalium serum telah mencapai < 3 mmol/L. Beratnya gejala hipokalemia
yang muncul berbanding lurus dengan derajat dan durasi hipokalemia,
antara lain:
1. Gejala musculoskeletal : kelemahan dan mudah lelah diawali dari
ekstremitas bawah kemudian mengalami progresivitas asenden hingga
mencapai batang tubuh dan ekstremitas atas.
2. Gejala gastrointestinal : ileus disertai mual, muntah, distensi abdomen
maupun konstipasi.
3. Palpitasi
4. Poliuria
5. Gejala saluran nafas : ssak nafas hingga ancaman gagal nafas.
Pada anamnesis, penting dievaluasi riwayat kondisi pasien seperti adanya
kehilangan cairan dari gastrointestinal (muntah dan diare), penyakit
komorbid gangguan jantung, serta riwayat penggunaan obat seperti insulin,
agonis beta, maupun diuretik (sebagai contoh furosemid)

Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital biasanya dalam rentang nilai normal, namun
dapat pula dijumpai adanya takikardia dengan irama yang tidak
teratur atau adanya takipnea akibat kelemahan pada otot
pernafasan.
2. Abdomen : penurunan bising usus
3. Ekstremitas : adanya kelemahan otot hingga paralisis flasid . Pada
pemeriksaan refleks fisiologis didapatkan refleks tendon menurun
hingga menghilang.

Pemeriksaan penunjang
1. Pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kalium serum
<3,5 mEq/L
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KSM : NON BEDAH
RS IMANUEL WAY HALIM
BANDAR LAMPUNG
2. Pada pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran depresi segmen
ST, gelombang T datar, adanya gelombang U, dan disritmia
ventrikel.

4. Diagnosis Banding

1. Pemeriksaan laboratorium
a. Kadar kalium dalam serum : <3,5 mEq/L
a. Analisa gas darah : alkalosis metabolik
5. Pemeriksaan b. Fungsi Ginjal
Penunjang c. Gula darah
2. EKG
3. Pemeriksaan radiologi
a. Rontgen thorax

6. Konsultasi Dokter spesialis penyakit dalam

7. Terapi Indikasi tatalaksana hipokalemia


1. Indikasi mutlak:
a. Pasien sedang dalam pengobatan digitalis
b. Pasien dengan ketoasidosis diabetik
c. Pasien dnegan kelemahan otot pernafasan
d. Hipokalemia berat
2. Indikasi kuat : kalium harus diberikan dalam waktu tidak terlalu lama,
yaitu insufisiensi koroner atau iskemia otot jantung, ensefalopati
hepatikum, pasien memakai obat yang menyebabkan perpindahan
kalium dari ekstra ke intrasel.
3. Indikasi sedang : pemberian kalium tidak perlu segera, seperti apda
hipokalemia ringan.

Pemberian kalium baik secara oral atau intravena dipertimbangkan


berdasarkan derajat keparahan dari hipokalemia
1. Pemberian kalium oral :
Pemberian 40-60 mEq dapat meningkatkan kalium sebesar 1-1,5 mEq/L
dan pemberain 135-160 mEq dapat meningkatkan kadar kalium 2,5-3,5
mEq.L.
2. Pemberan kalium intravena
a. Diberikan pada pasien dengan hypokalemia berat atau pasien tidak
mampu menggunakan kalium peroral (mual, munta, berhubungan
dengan ketoasidosis metabolik)
b. Pasien dengan kadar kalium < 2,5 mEq/L memerlukan penggantian
kalium secara intravena dengan evaluasi berkala termasuk EKG
dan pengukuran kalium serum secara serial
c. Pada rute vena perifer, kalium intravena diberikan dengan
perbandingan 20 mEq KCl dalam 100 mL NaCl 0.9% hingga
maksimal 60 mEq KCl dalam NaCl 0,9% 1000 ml dengan
kecepatan 10 mEq/ jam.
Dosis untuk berat badan
<40 kg : 0,25 mEq/L x kg x jam x 2 jam
>40 kg : 10-20 mEq/L x 2 jam
d. Pada rute vena sentral, kalium intavena diberikan maksimal 40
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KSM : NON BEDAH
RS IMANUEL WAY HALIM
BANDAR LAMPUNG
mEq dilarutkan dalam NaCl 0,9% 100 mL dengan kecepatan 20
mEq/jam.
e. Pada keadaan aritmia yang berbahaya atau adanya kelumpuhan otot
pernafasan, KCl diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam.

3. Perawatan RS Ruang biasa

4. Standar Tenaga Dokter Spesialis Penyakit Dalam

1. Gangguan pernafasan
5. Penyulit 2. Aritmia
3. Rhabdomyolisis

6. Informed Consent Perlu, tertulis, bila dilakukan tindakan medis.

7. Prognosis Dubia

8. Tingkat Evidens

9. Tingkat Rekomendasi
KSM Non Bedah
10. Penelaah Kritis
11. Indikator Medis

12. Kepustakaan 1. Kardalas E, Paschou SA, Anagnostis P, et al. Hypokalemia: A


Clinical Update. Endocrinology Connections. 2018:7(4):R135-46.
2. Lederer E, Alsauskas ZC, Mackelaite L, et al. Hypokalemia.
Medscape. 2018. Retrieved from
https://emedicine.medscape.com/article/242008-overview
3. Castro D, Sharma S. Hypokalemia. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing. 2020. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482465/#_NBK482465_pu
bdet_
4. Nugroho, P. Hipokalemia dalam EIMED PAPDI Kegawatdaruratan
Penyakit Dalam
(Emergency in Internal Medicine) Volume I. Jakarta : Internal
Publishing. 2012; hal 283-86.
5. Alwi, Idrus., dkk. Gangguan Kalium. Dalam Panduan Praktik Klinis
(Prosedur dibidang Ilmu Penyakit Dalam) Cetakan Pertama. Jakarta
Pusat: InternaPublishing; 2015. hal 388-90.

Mengetahui Mengeteahui
Ketua Komite Medik Ketua SMF Non Bedah
dr. Indah Puspajaya, Sp M dr. Fajar Raditya, Sp PD (K)
Penyusun

dr. Fajar Raditya, Sp PD (K)

Anda mungkin juga menyukai