Pneumonia berat
Batuk/sesak napas disertai salah satu di bawah ini:
retraksi dinding dada.
napas cuping hidung.
grunting (merintih).
1
Auskultasi: ronki (+), suara napas menurun, suara napas
bronkial.
Pneumonia sangat berat
Batuk/sesak napas disertai salah satu di bawah ini:
Sianosis sentral.
Tidak bisa minum.
Muntah.
Kejang, letargi, kesadaran menurun.
Anggukkan kepala.
Auskultasi: ronki, suara napas menurun, suara napas
bronkial.
7 Diagnosis Banding Bronkiolitis
Pneumonia aspirasi
Asma Bronkiale
Tuberkulosis
Asidosis metabolik
Aspirasi benda asing
8 Pemeriksaan Saturasi oksigen.
Penunjang Hipoksemia suatu conditio sin qua non pada pneumonia dapat
diperiksa secara mudah menggunakan pulse oxymetri. Alat
yang sederhana dan tidak mahal ini bermanfaat untuk
penilaian awal dan juga dalam pemantauan pasien selama
perawatan.
Jika tersedia fasilitasnya, pemeriksaan analisis gas darah
memberikan informasi yang lebih akurat, walau hanya
informasi sewaktu.
Radiologi toraks
Tidak dapat mengidentifikasi agen penyebab.
Tidak direkomendasikan secara rutin pada anak dengan
pneumonia ringan tanpa komplikasi
Direkomendasikan pada pasien pneumonia yang dirawat inap
atau bila tanda klinis yang ditemukan membingungkan .
Pneumonia dicurigai bila dijumpai adanya gambaran infiltrat
pada lobus paru.
Pemeriksaan radiologi follow up hanya dilakukan bila
didapatkan adanya kolaps lobus, kecurigaan terjadinya
komplikasi, pneumonia berat, curiga pneumonia S aureus,
gejala yang menetap atau memburuk, atau tidak respons
terhadap antibiotik
Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan darah lengkap perlu dilakukan untuk membantu
menentukan pemberian antibiotik
Pemeriksaan pewarnaan Gram dan biakan sputum dengan
kualitas yang baik direkomendasikan dalam tata kelola anak
dengan pneumonia yang berat.
Biakan darah dan pewarnaan Gram tidak direkomendasikan
secara rutin pada pasien rawat jalan, tetapi direkomendasikan
pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan pada setiap
anak yang dicurigai menderita pneumonia bakterial.
Pemeriksaan uji tuberkulin perlu dilakukan pada anak yang
dirawat karena pneumonia dengan riwayat kontak pasien TB
dewasa.
2
9 Konsultasi Sp.A pada kasus pneumonia berat yang membutuhkan alat bantu
napas
10 Perawatan RS Pneumonia : rawat jalan atau rawat inap
Pneumonia berat : rawat inap
Pneumonia sangat berat : rawat inap atau rujuk
11 Terapi/tindakan
Umum
Pasien dengan saturasi oksigen <92% pada saat bernapas
dengan udara kamar harus diberikan terapi oksigen dengan
kanul nasal, head box, sungkup, CPAP untuk mempertahankan
saturasi oksigen >92%
Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus dipantau
setidaknya setiap 4 jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi
oksigen dengan pulse oxymetri.
Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan
cairan intravena dan dilakukan pemantauan balans cairan
ketat
Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga
kenyamanan pasien dan mengontrol batuk
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali, diberikan 4-5 kali/hari.
(intravena/oral)
Ibuprofen 5-10 mg/kgbb/kali, 3-4 kali/hari. (oral)
Bila pasien mengalami gangguan airway clearance, nebulisasi
dengan 2- agonis (Salbutamol 0,1 ml/KgBB/kali dengan
pengenceran NaCl 0,9% sampai dengan volume total 4 ml
diberikan setiap 6 jam) sebagai mucocilliary clearance
Ambroxol (0,5 mg/KgBB/kali diberikan setiap 8 jam secara
oral)
Fisioterapi dada hanya dilakukan bila terdapat atelektasis dan
sekret jalan napas yang berlebihan
Pemberian Antibiotik
Semua anak dengan diagnosis klinis pneumonia yang jelas
perlu diberi antibiotik karena pneumonia bakterial tidak dapat
dibedakan dengan pneumonia viral.
Antibiotik intravena diberikan pada pasien pneumonia yang
tidak dapat menerima obat per oral (misal karena muntah,
tidak kooperatif) atau termasuk dalam derajat pneumonia
berat atau sangat berat
Pemberian antibiotik oral harus dipertimbangkan jika terdapat
perbaikan setelah mendapat antibiotik intravena
3
o Ampisilin (200-400 mg/KgBB/hari terbagi dalam 4
dosis secara intravena)
o Gentamisin (5 mg/Kg/hari dalam dosis tunggal
secara intravena)
o > 2 bulan 5 tahun :
o Cefotaksim (200 mg/KgBB/hari terbagi dalam 3
dosis secara intravena)
o > 5 tahun :
o Ceftriaxon (100 mg/KgBB/hari terbagi dalam 2
dosis secara intravena)
4
22 Tindak lanjut Kontrol ke poliklinik anak dalam 3 hari
23 Tingkat evidens & IIIA
rekomendasi
24 Edukasi Penjelasan tentang penyakit yang dialami
Penjelasan tentang rencana pemeriksaan diagnostik
Penjelasan tentang rencana pengobatan
Penjelasan tentang etika batuk dan higiene personal
26 Kepustakaan
Adegbola, RA and Obaro, SK. Review diagnosis of childhood
pneumonia in the tropics. Annal of Trop Med Par. 2000;94:197-
207.
British Thoracic Society guidelines for the management of
community acquired pneumonia in children: update 2011.
Thorax 2011;66:ii1eii23. doi:10.1136/thoraxjnl-2011-200598.
Kartasasmita CB, Duddy HM, Sudigdo S, Agustian D, Setiowati I,
Ahmad TH, et al. Nasopharyngeal bacterial carriage and
antimicrobial resistance in under five children with community
acquired pneumonia. Paediatr Indones. 2001;41:292-5.
McIntosh K. Review article: community acquired pneumonia in
children. N Engl J Med. 2002;346:429-37.
Palafox M, Guiscafre H, Reyes H, Munoz O, Martinez H.
Diagnostic value of tachypnea in pneumonia defined
radiologically. Arch Dis Child. 2000:82:41-5.
Swingler GH and Zwarenstein M. Chest radiograph in acute
respiratory infections in children. The Cochrane Library. 2002
Issue 2.
Zar HJ, Jeena P, Argent A, Gie R, Madhi SA. Diagnosis and
management of community-acquired pneumonia in childhood
South African Thoracic Society guidelines. South Afr J
Epidemiol Infect 2009;24(1):25-36