Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


PNEUMONIA
RUMAH SAKIT 2017
GRAHA SEHAT
1 No ICD 10 J18.9
2 Diagnosis Pneumonia
3 Pengertian Pneumonia adalah inflamasi akut parenkim paru yang meliputi
alveolus dan jaringan interstitial.
4 Anamnesis Didahului oleh infeksi respiratori atas akut berupa common
cold (rinofaringitis) dengan gejala batuk pilek disertai demam
Batuk yang awalnya kering, kemudian menjadi produktif
dengan dahak purulen bahkan dapat berdarah bila batuknya
hebat.
Beberapa hari kemudian pasien menglami sesak napas
Pasien tampak lemah, dan nafsu makan berkurang
Bila terjadi berulang kemungkinan pasien mengalami keadaan
imuno-kompromais, terdapat kelainan anatomi, atau pasien
dengan penyakit kronik seperti asma atau penyakit jantung
bawaan.
5 Pemeriksaan Fisik Penilaian keadaan umum antara lain meliputi kesadaran dan
kemampuan makan &minum
Tanda-tanda vital: suhu di atas normal, frekuensi napas
meningkat (takipnea) dan takikardi
Batuk, ronkhi basah halus dan kasar
Dapat dijumpai penurunan suara napas
Gejala distres napas terutama pada fase inspirasi (inspiratory
effort), dengan retraksi subkostal
Pada keadaan yang berat dapat dijumpai sianosis
Pada balita mungkin tidak menunjukkan gejala pneumonia
yang klasik. gejala nyeri yang diproyeksikan ke abdomen.
Pada bayi muda, terdapat gejala pernapasan tak teratur dan
hipopnea, atau ditemukan head nodding / head bobbing.
6 Kriteria diagnosis Derajat penyakit berdasarkan klinik (WHO):
Bukan pneumonia
Pneumonia
Batuk atau sesak napas dan napas cepat.
Napas cepat:
Usia < 2 bulan : 60 x/menit.
Usia 212 bulan: 50 x/menit.
Usia 15 tahun : 40 x/menit.
Usia 5-8 tahun : 30 x/menit.
Auskultasi: ronki(+), suara napas menurun, suara napas
bronkial.

Pneumonia berat
Batuk/sesak napas disertai salah satu di bawah ini:
retraksi dinding dada.
napas cuping hidung.
grunting (merintih).

1
Auskultasi: ronki (+), suara napas menurun, suara napas
bronkial.
Pneumonia sangat berat
Batuk/sesak napas disertai salah satu di bawah ini:
Sianosis sentral.
Tidak bisa minum.
Muntah.
Kejang, letargi, kesadaran menurun.
Anggukkan kepala.
Auskultasi: ronki, suara napas menurun, suara napas
bronkial.
7 Diagnosis Banding Bronkiolitis
Pneumonia aspirasi
Asma Bronkiale
Tuberkulosis
Asidosis metabolik
Aspirasi benda asing
8 Pemeriksaan Saturasi oksigen.
Penunjang Hipoksemia suatu conditio sin qua non pada pneumonia dapat
diperiksa secara mudah menggunakan pulse oxymetri. Alat
yang sederhana dan tidak mahal ini bermanfaat untuk
penilaian awal dan juga dalam pemantauan pasien selama
perawatan.
Jika tersedia fasilitasnya, pemeriksaan analisis gas darah
memberikan informasi yang lebih akurat, walau hanya
informasi sewaktu.

Radiologi toraks
Tidak dapat mengidentifikasi agen penyebab.
Tidak direkomendasikan secara rutin pada anak dengan
pneumonia ringan tanpa komplikasi
Direkomendasikan pada pasien pneumonia yang dirawat inap
atau bila tanda klinis yang ditemukan membingungkan .
Pneumonia dicurigai bila dijumpai adanya gambaran infiltrat
pada lobus paru.
Pemeriksaan radiologi follow up hanya dilakukan bila
didapatkan adanya kolaps lobus, kecurigaan terjadinya
komplikasi, pneumonia berat, curiga pneumonia S aureus,
gejala yang menetap atau memburuk, atau tidak respons
terhadap antibiotik

Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan darah lengkap perlu dilakukan untuk membantu
menentukan pemberian antibiotik
Pemeriksaan pewarnaan Gram dan biakan sputum dengan
kualitas yang baik direkomendasikan dalam tata kelola anak
dengan pneumonia yang berat.
Biakan darah dan pewarnaan Gram tidak direkomendasikan
secara rutin pada pasien rawat jalan, tetapi direkomendasikan
pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan pada setiap
anak yang dicurigai menderita pneumonia bakterial.
Pemeriksaan uji tuberkulin perlu dilakukan pada anak yang
dirawat karena pneumonia dengan riwayat kontak pasien TB
dewasa.

2
9 Konsultasi Sp.A pada kasus pneumonia berat yang membutuhkan alat bantu
napas
10 Perawatan RS Pneumonia : rawat jalan atau rawat inap
Pneumonia berat : rawat inap
Pneumonia sangat berat : rawat inap atau rujuk
11 Terapi/tindakan
Umum
Pasien dengan saturasi oksigen <92% pada saat bernapas
dengan udara kamar harus diberikan terapi oksigen dengan
kanul nasal, head box, sungkup, CPAP untuk mempertahankan
saturasi oksigen >92%
Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus dipantau
setidaknya setiap 4 jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi
oksigen dengan pulse oxymetri.
Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan
cairan intravena dan dilakukan pemantauan balans cairan
ketat
Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga
kenyamanan pasien dan mengontrol batuk
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali, diberikan 4-5 kali/hari.
(intravena/oral)
Ibuprofen 5-10 mg/kgbb/kali, 3-4 kali/hari. (oral)
Bila pasien mengalami gangguan airway clearance, nebulisasi
dengan 2- agonis (Salbutamol 0,1 ml/KgBB/kali dengan
pengenceran NaCl 0,9% sampai dengan volume total 4 ml
diberikan setiap 6 jam) sebagai mucocilliary clearance
Ambroxol (0,5 mg/KgBB/kali diberikan setiap 8 jam secara
oral)
Fisioterapi dada hanya dilakukan bila terdapat atelektasis dan
sekret jalan napas yang berlebihan
Pemberian Antibiotik
Semua anak dengan diagnosis klinis pneumonia yang jelas
perlu diberi antibiotik karena pneumonia bakterial tidak dapat
dibedakan dengan pneumonia viral.
Antibiotik intravena diberikan pada pasien pneumonia yang
tidak dapat menerima obat per oral (misal karena muntah,
tidak kooperatif) atau termasuk dalam derajat pneumonia
berat atau sangat berat
Pemberian antibiotik oral harus dipertimbangkan jika terdapat
perbaikan setelah mendapat antibiotik intravena

Pneumonia : Amoksisilin (75 mg/KgBB/hari terbagi dalam 3


dosis secara oral) jika rawat jalan atau Cefotaksim (200
mg/KgBB/hari terbagi dalam 3 dosis secara intravena) jika
rawat inap
Pneumonia berat atau sangat berat :
o Neonatus - 2 bulan, kombinasi :

3
o Ampisilin (200-400 mg/KgBB/hari terbagi dalam 4
dosis secara intravena)
o Gentamisin (5 mg/Kg/hari dalam dosis tunggal
secara intravena)
o > 2 bulan 5 tahun :
o Cefotaksim (200 mg/KgBB/hari terbagi dalam 3
dosis secara intravena)
o > 5 tahun :
o Ceftriaxon (100 mg/KgBB/hari terbagi dalam 2
dosis secara intravena)

Bila hasil biakan darah positif, atibiotika disesuaikan dengan


hasil biakan darah tersebut
Bila klinis perbaikan antibiotik intravena dapat diganti
preparat oral dengan antibiotik golongan yang sama dengan
antibiotik intravena sebelumnya, yaitu
Amoksisilin (75 mg/KgBB/hari terbagi dalam 3 dosis)
Cefadroxyl (50 mg/KgBB/hari terbagi dalam 2 dosis)
Nutrisi
Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian
makanan per oral harus dihindari. Makanan dapat diberikan
lewat nasogastric tube (NGT) atau intravena. Tetapi harus
diingat bahwa pemasangan NGT dapat menekan pernapasan,
khususnya pada bayi/anak dengan ukuran lubang hidung kecil.
Jika memang dibutuhkan, sebaiknya menggunakan ukuran
yang terkecil.
Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak
tidak mengalami overhidrasi karena pada pneumonia berat
terjadi peningkatan sekresi hormon antidiuretik.
12 Tempat pelayanan
IGD
PICU (jika dengan penyulit)
Ruang rawat inap anak
13 Penyulit
Gagal napas
14 Informed consent
Penggunaan alat bantu nafas
15 Tenaga standar
Dokter Umum
Spesialis Anak
16 Lama perawatan
5 hari
17 Masa pemulihan
3 hari
18 Hasil
Sembuh
19 Patologi
Lekositosis, leukopenia
20 Otopsi
Tidak diperlukan
21 Prognosis Baik

4
22 Tindak lanjut Kontrol ke poliklinik anak dalam 3 hari
23 Tingkat evidens & IIIA
rekomendasi
24 Edukasi Penjelasan tentang penyakit yang dialami
Penjelasan tentang rencana pemeriksaan diagnostik
Penjelasan tentang rencana pengobatan
Penjelasan tentang etika batuk dan higiene personal

25 Indikator Medis Gejala dan tanda pneumonia menghilang


Asupan per oral adekuat
Pemberian antibiotik jika masih diperlukan dapat diteruskan di
rumah (per oral)
Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan
rencana kontrol
Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan di
rumah

26 Kepustakaan
Adegbola, RA and Obaro, SK. Review diagnosis of childhood
pneumonia in the tropics. Annal of Trop Med Par. 2000;94:197-
207.
British Thoracic Society guidelines for the management of
community acquired pneumonia in children: update 2011.
Thorax 2011;66:ii1eii23. doi:10.1136/thoraxjnl-2011-200598.
Kartasasmita CB, Duddy HM, Sudigdo S, Agustian D, Setiowati I,
Ahmad TH, et al. Nasopharyngeal bacterial carriage and
antimicrobial resistance in under five children with community
acquired pneumonia. Paediatr Indones. 2001;41:292-5.
McIntosh K. Review article: community acquired pneumonia in
children. N Engl J Med. 2002;346:429-37.
Palafox M, Guiscafre H, Reyes H, Munoz O, Martinez H.
Diagnostic value of tachypnea in pneumonia defined
radiologically. Arch Dis Child. 2000:82:41-5.
Swingler GH and Zwarenstein M. Chest radiograph in acute
respiratory infections in children. The Cochrane Library. 2002
Issue 2.
Zar HJ, Jeena P, Argent A, Gie R, Madhi SA. Diagnosis and
management of community-acquired pneumonia in childhood
South African Thoracic Society guidelines. South Afr J
Epidemiol Infect 2009;24(1):25-36

Anda mungkin juga menyukai