LEMBAR PENGESAHAN
dr. Kertodinoto
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
dr. Kertodinoto
Plan :Dalam proses manajemen risiko langkah awal yang sangat penting
adalah Perencanaan. Perencanaan bertujuan menetapkan konteks yang
meliputi penetapan tujuan, strategi, ruang lingkup dan parameter lain yang
berhubungan dengan proses pengelolaan risiko suatu organisasi. Dengan
menetapkan konteks akan terlihat hubungan antara masalah atau hal yang
akan dikelola risikonya dengan lingkungan organisasi (eksternal & internal),
proses manajemen risiko dan ukuran atau kriteria risiko yang dijadikan
standar. Dalam penetapan konteks ini ditetapkan pula sumber daya, struktur
organisasi (tanggung jawab dan wewenang) yang diperlukan dalam
pengeloaan risiko.
E. Fungsi Pengawasan
Fungsi Pengawasan terkandung dalam tahap PDCA yang ketiga (Check) di
mana fungsi ini penting keberadaannya dalam suatu proses manajemen risiko.
Fungsi pengawasan akan mengimplementasikan ketiga elemen dasar
manajemen risiko yaitu Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, dan
Pengendalian risiko. Fungsi pokok dari suatu pengawasan adalah untuk
mencegah terjadinya penyimpangan atau kesalahan, memperbaiki
penyimpangan atau kesalahan yang terjadi, serta mempertebal rasa tanggung
jawab. Dalam pelaksanaannya, pengawasan atau monitoring membandingkan
standar dengan kinerja actual. Melalui kegiatan pengawasan, pemantauan dan
pengkajian ulang terhadap seluruh proses manajemen risiko termasuk
konteksnya (lingkungan, proses, organisasi, strategi, stakeholder dsb.)
diharapkan dapat menjawab ketiga pertanyaan berikut :
1. Apakah tindakan pengendalian telah menyelesaikan masalah (menekan
risiko bahaya)?
2. Adakah risiko baru yang timbul setelah dilakukan pengendalian?
3. Apakah semua bahaya sudah teridentifikasi dengan benar dan
menyeluruh?
Standar yang digunakan untuk alat ukur dan acuan tindakan koreksi kegiatan
merupakan standar yang telah ditentukan atau diadopsi oleh rumah sakit baik
dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan direksi,
pedoman, maupun panduan dan petunjuk teknis pelaksanaan pekerjaan.
C. Area Monitoring
Setiap unit kerja atau bagian memiliki area monitoring yang berbeda sesuai
dengan lingkup pekerjaannya masing-masing. Adapun pembagian area tersebut
adalah sebagai berikut:
No. Bagian Obyek Pemantauan Frekuensi Frekuensi
Pelaksanaan Pelaporan
1 Satuan Pengaman Kawasan Tanpa Rokok Setiap hari Per bulan
Pengamanan Area Berisiko Setiap hari Harian
2 Kerumahtanggan Fasilitas dan Bangunan Setiap hari Per bulan
Kelayakan Alat Makan 3 bulan sekali Per 3 bulan
3 Pemeliharaan Kualitas Lingkungan Fisik 6 bulan sekali Per 6 bulan
Kesehatan Kerja
Lingkungan
Pengelolaan Limbah Setiap hari Per bulan
Kualitas Air Bersih 6 bulan sekali Per 6 bulan
Emisi Genset 6 bulan sekali Per 6 bulan
4 Teknisi Genset Setiap hari Harian
Lift Setiap hari Harian
Instalasi Gas Medis Setiap hari Harian
Instalasi listrik dan air Insidentil Setelah pelaksanaan
5 Pemeliharaan Sarana Alat pemadam kebakaran 6 bulan sekali Per 6 bulan
Kelengkapan penandaan dan 6 bulan sekali Per 6 bulan
Pencatatan hasil monitoring lingkungan kerja dilakukan oleh unit kerja atau
bagian yang melaksanakan pemantauan untuk kemudian dilakukan pelaporan
tertulis sesuai dengan jadwal pelaksanaan pemantauan. Jenis dan bentuk
pelaporan berbeda untuk setiap kegiatan. Laporan disertai usulan atau
rekomendasi tindak lanjut dan ditandatangani oleh Ketua Komite K3RS,
kemudian diserahkan kepada Direktur
Direktur
Rumah Sakit Graha Sehat,
dr. Kertodinoto