SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
NOMOR : / / /2018
TENTANG
KEBIJAKAN MANAJEMEN DISASTER RUMAH SAKIT
(PENANGGULANGAN BENCANA)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SIMO TENTANG
KEBIJAKAN MANAJEMEN DISASTER RUMAH SAKIT DI
RSUD SIMO
KEDUA : Memberlakukan Kebijakan manajemen disaster rumah
sakit di RSUD Simo sebagaimana tercantum dalam
keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Boyolali
Pada tanggal :
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
FX.KRISTANDIYOKO
LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SIMO
NOMOR : / / / 2018
TENTANG : KEBIJAKAN MANAJEMEN DISASTER RUMAH SAKIT DI RSUD SIMO
B. Simulasi Disaster
Simulasi dilakukan untuk menguji kesiapan Rumah Sakit dalam
menghadapi bencana, Uji coba kesiapan dilakukan melalui :
1. Ujicoba tahunan seluruh rencana penanggulangan bencana baik
secara internal maupun eksternal sebagai bagian dan dilakukan
bersama dengan masyarakat.
2. Ujicoba sepanjang tahunan terhadap elemen kritis dari 3 sampai 7
dari rencana tersebut.
Apabila Rumah Sakit mengalami bencana secara nyata, mengaktifasi
rencana yang ada dan setelah itu diberi pengarahan yang tepat, maka
situasi ini digambarkan setara dengan uji coba tahunan.
C. Debrieffing
Debrieffing / Tanya jawab adalah upaya memastikan informasi
teknis terkait aktifikasi disaster plan dapat dimengerti dan
diaplikasikan dengan baik oleh seluruh penghuni Rumah Sakit.
Bentuknya dapat berupa pre test dan post test.
BAB I
DEFINISI
b. Gunung Meletus
Lokasi RSUD Simo yang dekat dengan gunung Merapi yang sangat
memungkinkan jika terjadi letusan akan sangat berdampak pada
Internal RSUD Simo
c. Gempa Bumi
Lokasi kepulauan di Indonesia berada pada area lempengan bumi di
bawah laut yang sewaktu-waktu dapat bergerak dan menghasilkan
gempa tektonik, dan kepulauan di Indonesia memiliki banyak
gunung berapi yang sangat memungkinkan terjadinya gempa bumi
vulkanik. Dampak terjadinya gempa ini dapat juga terjadi di
Boyolali dan sekitarnya yang akan merupakan bencana eksternal
namun bila dampak gempa pada areal bangunan di RS maka hal ini
merupakan situasi bencana internal RS. Detail respon
penanganannya ada pada bab Penanganan Bencana Internal
Gempa Bumi.
d. Kebocoran Gas
Kebocoran gas dapat terjadi pada tabung-tabung besar gas sentral
gas rumah sakit maupun saluran-salurannya yang dapat
disebabkan karena adanya kerusakan/kebocoaran, kecelakaan
serta sabotase. Detail respon penanganannya ada pada bab
Penanganan Bencana Internal Kebocoran Gas.
f. Penyakit Menular
Penyakit menular yang potensial terjadi di Boyolali adalah
diare,serta new emerging desease akibat pembauran peradaban
global.
2. BENCANA EKSTERNAL
Bencana eksternal adalah bencana yang terjadi di luar rumah
sakit yang berdampak pada rumah sakit. RSUD Simo Boyolali sebagai
rumah sakit daerah di Kabupaten Boyolali sekaligus sebagai pusat
rujukan, sangat memungkinkan untuk menerima korban bencana
eksternal (Intra Hospital Services) maupun memberikan bantuan
dengan mengirimkan tim kesehatan terhadap korban bencana keluar
rumah sakit (Pra Hospital Services) di Jawa Tengah maupun di luar
Jawa Tengah. Potensi bencana eksternal yang berdampak kepada
rumah sakit adalah : ledakan / bom, kecelakaan transportasi,
keracunan massal, gempa bumi, tsunami, banjir bandang, angin
puting beliung, kebakaran, tanah longsor, dan letusan gunung berapi.
Apabila terjadi bencana eksternal, maka sistem
penanggulangan bencana di rumah sakit diaktifkan, antara lain :
1. Pusat Komando diaktifkan oleh Komandan Bencana
2. Korban hidup dimasukkan melalui satu pintu di Instalasi Gawat
Darurat, sedangkan korban meninggal langsung ke Instalasi
Pemulasaraan Jenazah.
3. Semua korban diseleksi di ruang triase IGD
4. Petugas keamanan bersama dengan kepolisian mengatur alur lalu
lintas di sekitar rumah sakit. Alur masuk serta keluar IGD akan
diatur melalui sistem lalu lintas lingkar dalam rumah sakit dengan
penjagaan ketat.
5. Pengunjung diarahkan ke pusat informasi kehumasan untuk
informasi korban
6. Petugas tambahan akan dikontak oleh masing-masing
penanggungjawab.
7. Tidak seorangpun dari petugas dapat meninggalkan rumah sakit
pada situasi penanganan korban bencana tanpa ijin dari Komandan
Bencana.
8. Semua media / informasi kepada pers hanya melalui Komandan
Rumah Sakit (Direktur) selanjutnya informasi diperoleh dari
Komandan Bencana. Ruang pertemuan dipersiapkan untuk jumpa
pers.
9. Form pemeriksaan, form permintaan obat, alat habis pakai dan
kebutuhan lainnya menggunakan form yang ada. Gudang dan
farmasi dibuka sesuai keperluan untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan.
10. Pasien non disaster yang berada di IGD tetap mendapatkan
pelayanan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
11. Komunikasi dan informasi untuk situasi yang terbaru akan
disampaikan pada keluarga/yang berkepentingan.
TUJUAN
1. Menyiapkan rumah sakit dalam penanggulangan bencana.
2. Pembentukan sistem komunikasi, kontrol dan komando dalam
waktu cepat.
3. Mengintegrasikan sistem pengelolaan petugas (psikologis, sosial),
pasien dan pengunjung / tamu.
4. Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana, tanggap darurat
dan pemulihan, serta tahap kembali ke fungsi normal.
5. Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana dengan
standar kualitas pelayanan tertentu.
B. Simulasi Disaster
Simulasi dilakukan untuk menguji kesiapan Rumah Sakit dalam
menghadapi bencana, Uji coba kesiapan dilakukan melalui :
1. Ujicoba tahunan seluruh rencana penanggulangan bencana baik
secara internal maupun eksternal sebagai bagian dan dilakukan
bersama dengan masyarakat.
2. Ujicoba sepanjang tahunan terhadap elemen kritis dari 3 sampai 7
dari rencana tersebut.
3. Apabila Rumah Sakit mengalami bencana secara nyata,
mengaktifasi rencana yang ada dan setelah itu diberi pengarahan
yang tepat, maka situasi ini digambarkan setara dengan uji coba
tahunan.
C. Debrieffing
Debrieffing / Tanya jawab adalah upaya memastikan informasi
teknis terkait aktifikasi disaster plan dapat dimengerti dan
diaplikasikan dengan baik oleh seluruh penghuni Rumah Sakit.
Bentuknya dapat berupa pre test
BAB III
TATA LAKSANA
1. KEBAKARAN
Pada saat kebakaran, kemungkinan jenis korban yang dapat
terjadi adalah : luka bakar, trauma, sesak nafas, histeria
(gangguan psikologis) dan korban meninggal.
Bila kebakaran harus selalu ingat:
a. Tetap tenang dan jangan panik
b. Kejadian kebakaran harus dilaporkan
c. Bila bangunan bertingkat, gunakan tangga darurat dan
jangan gunakan lift
d. Matikan listrik, dan gunakan lampu emergency untuk
penerangan
e. Matikan alat – alat lain seperti: mesin anestesi, suction, alat –
alat elektronik dll
f. Tempat yang rendah memiliki udara yang lebih bersih
c. Prosedur Evakuasi
Pada prosedur penanggulangan kebakaran besar,
pelaksanaan evakuasi petugas dan pasien dikoordinir oleh
kepala ruang/ketua tim jaga masing – masing ruangan.
Pelaksanaan evakuasi dimulai dari lokasi yang terbakar
kemudian diikuti dengan ruangan – ruangan lain yang
terdekat. Evakuasi pasien dilakukan melalui tangga
darurat atau jaln yang sudah ditentukan sebagai jalur
evakuasi korban.
Hal – hal yang perlu diperhatikan sewaktu evakuasi
adalah:
1) Berjalan dengan cepat jangan lari
2) Jangan membawa atau memakai barang – barang yang
menyulitkan pelaksanaan evakuasi
3) Memberikan prioritas pada pasien yang lemah fisiknya
4) Bila hendak membuka pintu, rabalah dan rasakan lebih
dahulu pintunya untuk meyakinkan apakah di balik
pintu tersebut ada api atau tidak
5) Menuruni tangga dengan berjajar berturut – turut
sesuai lebar kapasitas tangga
6) Bila keadaan memungkinkan, tutup semua pintu dan
jendela untuk membantu memperlambat rambatan api
7) Bila terperangkap dalam asap, bernafaslah dengan
pendek – pendek melalui hidung, bergeraklah dengan
cara merangkak. Bila terpaksa harus menerobos asap,
tahanlah nafas, kalau perlu memakai masker.
8) Keluar dari tangga darurat harus melalui pintu sesuai
jalur evakuasi menuju titik kumpul
9) Mengecek kembali apakah semua petugas dan pasien
sudah aman dan lengkap
2. GEMPA BUMI
Jenis korban yang dapat timbul pada saat terjadinya gempa bumi
adalah: trauma, sesak nafas, dan meninggal.
a. Di Dalam Ruangan:
1) Merunduklah, lindungi kepala Anda dan bertahan di
tempat aman
2) Beranjaklah beberapa langkah menuju tempat aman
terdekat
3) Tetaplah di dalam ruangan sampai goncangan berhenti
dan yakin telah aman untuk keluar, menjauhlah dari
jendela
4) Pasien yang tidak bisa mobilisasi lindungi kepala pasien
dengan bantal
b. Di Luar Gedung:
1) Cari titik aman yang jauh dari bangunan, pohon, dan
kabel
2) Melindungi kepala dari jatuhnya kaca – kaca dan benda
yang mungkin dengan menggunakan tangan, tas atau apa
pun yang ada dibawa
3) Rapatkan badan ke tanah
4) Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari
kepanikan
5) Ikuti semua petunjuk dari petugas ataupun Satpam
3. KEBOCORAN GAS
Kebocoran gas dapat terjadi pada tabung – tabung besar gas
beserta salurannya maupun gas sentral Rumah Sakit yang
disebabkan karena adanya kecelakaan, kerusakan maupun
sabotase.
Bila terjadi kebocoran gas, maka hal – hal yang perlu dilakukan
adalah:
a. Bila terjadi Kebakaran:
1) Semprotkan pemadam api
2) Siram air pada silinder di sekitarnya supaya dingin
a. Wabah Penyakit
Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi KLB penyakit
adalah:
1) Catat dan laporkan jumlah kejadian/penyakit yang terjadi
di ruangan kepada Kepala Bidang Pelayanan Medik dan
Penunjang bila shift pagi atau jam kerja dan Kepala Seksi
Pelayanan Medik bila di luar jam kerja
2) Tingkatkan standart precaution untuk mencegah
penularan ke pasien lain atau ke petugas kesehatan
3) Sub Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap terjadinya
KLB untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB.
b. Keracunan
Kejadian keracunan missal sering terjadi terutama pada
karyawan pabrik yang banyak terdapat di sekitar wilayah
RSUD Ungaran. Keracunan biasanya ditandai dengan mual
muntah dan atau buang air besar cair, sehingga para pasien
rawan untuk mengalami dehidrasi. Untuk mengatasinya,
maka resusitasi cairan mutlak diperlukan, selain mengatasi
gejala keracunan yang lain.
Bila terjadi keracunan massal, maka yang perlu dilakukan
adalah:
a. Terimalah korban sesuai dengan triase
b. Tenangkan korban dan tangani sesuai dengan
kebutuhannya
c. Eliminasi racun dari tubuh korban
d. Catat jumlah pasien dan dari mana mereka berasal
5. TANAH LONGSOR
Simo merupakan daerah perbukitan, banyak wilayahnya terdiri
dari bukit dan dengan menyempitnya lahan perkebunan atau
pertanian yang tergusur oleh pemukiman, maka rawan sekali
terjadi longsor. Akibat tanah longsor terhadap kesehatan, antara
lain adalah trauma dan sesak nafas. Oleh karena itu maka
penanganannya antara lain dengan:
a. Evakuasi korban tanah longsor, dibantu dengan pihak lain
b. Evaluasi kegawatan apa saja yang terjadi pada korban dengan
memperhatikan ABCD lalu tangani
c. Catat serta identifikasi semua korban dan luka – luka yang
mereka alami, juga jumlahnya.
AKTIVASI BENCANA
Semua Unit
Instalasi terkait
DEKONTAMINASI PASIEN
PENGELOLAAN JENAZAH
PENGELOLAAN JENAZAH
PENGELOLAAN DONASI
195/11/IX/2015 00 1/1
RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran
Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
01/09/2015 dr. Setya Pinardi, MKes
NIP . 196112021989011002
Pengertian Suatu upaya pengelolaan terhadap donasi yang divberikan kepada
korban bencana
Supaya semua donasi dapat tepat sasaran dan tepat guna bagi
Tujuan
korban bencana
Kebijakan 1. SK No. 445/II/11.15/IX/2015 tentang Manajemen Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
2. SK No. 445/II/11.16/IX/2015 tentang Pedoman Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
3. SK No. 05/11/PROG/IX/2015 tentang Program Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
Prosedur 1. Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik
berupa obat, makanan, bahan/alat habis pakai, barang dan
uang maupun jasa
2. Catat tanggal kadaluwarsa
3. Distribusikan donasi yang ada kepada pos – pos yang
bertanggungjawab:
4. Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi (yang masuk,
yang didistribusikan, dan sisanya) kepada Pos Komando
5. Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan
difasilitasi oleh Kepala Ruangan atas sepengetahuan Ketua Tim
Penanggulangan Bencana
6. Jika bantuan/donasi tidak sesuai dengan kebutuhan
pasien/rumah sakit dan habis masa kadaluwarsanya, maka
wajib ditolak
Unit Terkait Kepala Bidang Keuangan
PENGELOLAAN INFORMASI
196/11/IX/2015 00 1/1
RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran
Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
01/09/2015 dr. Setya Pinardi, MKes
NIP . 196112021989011002
Pengertian Suatu upaya pengelolaan informasi saat terjadi bencana
Supaya informasi yang disampaikan dan diterima oleh pihak –
Tujuan pihak yang membutuhkan dapat disampaikan dengan benar dan
akurat
Kebijakan 1. SK No. 445/II/11.15/IX/2015 tentang Manajemen Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
2. SK No. 445/II/11.16/IX/2015 tentang Pedoman Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
3. SK No. 05/11/PROG/IX/2015 tentang Program Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
Prosedur 1. Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien,
umur, dan alamat/asal negara, dari korban rawat jalan, rawat
inap, maupun meninggal dunia, serta evakuasi dan lengkaspi
dengan data tindakan yang telah dilakukan
2. Informasi diperbarui tiap 12 jam untuk 12 hari pertama ( jam
08.00 dan jam 20.00) dan 24 jam untuk hari – hari berikutnya.
3. Informasi ditulis pada papan informasi dan dipasang di pos
informasi
4. Setiap lembar informasi yang keluar ditandatangani oleh Ketua
Tim Penanlangan Bencana dan diserahkan kepada pihak yang
membutuhkan oleh penanggungjawab pos informasi
1. Kepala Bagian Hukum dan Humas
Unit Terkait 2. Bagian Informasi
3. Seluruh Unit
PENGELOLAAN RELAWAN
197/11/IX/2015 00 1 /1
RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran
Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
01/09/2015 dr. Setya Pinardi, MKes
NIP . 196112021989011002
198/11/IX/2015 00 1/ 1
RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran
Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
01/09/2015
dr. Setya Pinardi, MKes
NIP . 196112021989011002
199/11/IX/2015 00 1/1
RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran
Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
01/09/2015 dr. Setya Pinardi, MKes
NIP . 196112021989011002
Pengertian Suatu upaya pengelolaan listrik, telepon, dan air saat kejadian
bencana
Menjamin ketersediaan listrik, telepon, dan air saat kejadian
Tujuan
bencana
Kebijakan 1. SK No. 445/II/11.15/IX/2015 tentang Manajemen Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
2. SK No. 445/II/11.16/IX/2015 tentang Pedoman Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
3. SK No. 05/11/PROG/IX/2015 tentang Program Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
Prosedur 1. Pastikan sistem berfungsi dengan baik dan aman
2. Siapkan penambahan dan jaga stabilisasi listrik agar layak
pakai dan aman
3. Siapkan penambahan line telepon untuk SLI mau pun
sambungan keluar lainnya
4. Jaga kualitas air sesuai dengan syarat kualitas dan kuantitas air
bersih dan hindari kontaminasi sehingga tetap aman untuk
digunakan
5. Lakukan koordinasi dengan instalasi terkait (PLN, TELKOM,
PDAM) untuk menambah daya, menambah line, dan tetap
menjaga ketersediaan listrik, telepon, maupun air
6. Distribusikan kebutuhan listrik, telepon, dan air ke area yang
membutuhkan
7. Berkoordinasi dengan pengguna/ruangan dan
penanggungjawab area
8. Lakukan monitoring secara rutin
Unit Terkait Bidang Sarana dan Sanitasi
200/11/IX/2015 00 1/1
RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran
Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
01/09/2015
dr. Setya Pinardi, MKes
NIP . 196112021989011002
Pengertian Suatu upaya pengelolaan makanan untuk korban bencana dan
petugas saat terjadi bencana
Memenuhi kebutuhan nutrisi bagi para korban dan petugas
Tujuan
bencana
Kebijakan 1. SK No. 445/II/11.15/IX/2015 tentang Manajemen Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
2. SK No. 445/II/11.16/IX/2015 tentang Pedoman Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
3. SK No. 05/11/PROG/IX/2015 tentang Program Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
Prosedur 1. Instalasi Gizi mengkoordinasikan jumlah korban dan petugas
yang ada ke ruangan/posko sebelum mempersiapkan makanan
pada setiap waktu makan
2. Instalasi Gizi mempersiapkan semua permintaan makanan dari
ruangan/posko
3. Instalasi Gizi mengkoordinir persiapan makanan dan
berkolaborasi dengan posko donasi makanan untuk mengetahui
jumlah donasi makanan yang akan/dapat didistrubusikan
Unit Terkait Instalasi Gizi
201/11/IX/2015 00 47 / 74
RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran
Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
01/09/2015
dr. Setya Pinardi, MKes
NIP . 196112021989011002
Pengertian Suatu upaya pengelolaan pengunjung Rumah Sakit dan alur lalu
lintas saat terjadi bencanaa
Agar tidak terjadi bencana kedua berupa kekacauan karena alur
Tujuan
pengunjung dan lalu lintas di sekitar Rumah Sakit
Kebijakan 1. SK No. 445/II/11.15/IX/2015 tentang Manajemen Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
2. SK No. 445/II/11.16/IX/2015 tentang Pedoman Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
3. SK No. 05/11/PROG/IX/2015 tentang Program Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
Prosedur 1. Pintu masuk adalah pintu sebelah utara, dan pintu keluar
adalah pintu sebelah selatan
2. Satpam mengkoordinasi dan mengarahkan kendaraan dan
pengunjung yang masuk dan keluar Rumah Sakit sesuai
dengan jalur yang telah ditetapkan
3. Satpam bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, Satpol PP
dan Polisi Lalu Lintas untuk mengatur alur pengunjung dan
parkir kendaraan di sekitar Rumah Sakit
Unit Terkait Satpam
Polisi Lalu Lintas
Dinas Perhubungan
Satpol PP
202/11/IX/2015 00 1/ 1
RSUD UNGARAN
Jl. Diponegoro 125 Ungaran
Ditetapkan ,
Tanggal Terbit Direktur RSUD Ungaran
SPO
01/09/2015
dr. Setya Pinardi, MKes
NIP . 196112021989011002
Pengertian Suatu upaya penentuan derajat siaga bencana
Agar dapat ditentukan derajat siaga bencana sesuai dengan jumlah
Tujuan
pasien yang mampu ditangani
Kebijakan 1. SK No. 445/II/11.15/IX/2015 tentang Manajemen Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
2. SK No. 445/II/11.16/IX/2015 tentang Pedoman Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
3. SK No. 05/11/PROG/IX/2015 tentang Program Kewaspadaan
Bencana (Disaster Plan) di RSUD Ungaran
Prosedur 1. Siaga 1: Jumlah total pasien di IGD 1 – 5 orang dengan triase
merah, tindakan dapat dilakukan oleh Tim IGD
2. Siaga 2: Jumlah total pasien di IGD 6 – 8 orang dengan triase
merah, tindakan meminta bantuan ke instalasi/ruangan lain dan
Kepala Bidang terkait
3. Siaga 3: Jumlah total pasien di IGD lebih dari 8 orang dengan
triase merah, maka petugas IGD wajib meminta bantuan dari
Tim Penanggulangan Bencana untuk membantu penanganan
pasien
Unit Terkait Satpam
Polisi Lalu Lintas
Dinas Perhubungan
Satpol PP
BAB IV
PENGORGANISASIAN
A.SISTEM KOMANDO
FASILITAS
A. Penetapan Fasilitas
Penetapan perubahan fungsi ruangan dalam penanggulangan bencana dengan tujuan untuk
mengelola maupun menampung beberapa kegiatan dalam mendukung penanganan korban
bencana sehingga penanganan dan pengelolaannya dapat lebih terkoordiasi terarah,
perubahan fungsi ruangan adalah sebagai berikut:
Tabel Penetapan Fasilitas untuk Situasi Bencana
- Hitam ODC
IRJ dan Ruang tunggu IRJ
Kamar Mayat
6. Titik Kumpul Halaman Parkir Depan
Halaman Parkir Samping
7. Discharge Area/Ruang Pemulangan Parkir Basement
8. Area Dekontaminasi Teras Depan UGD
Dengan disusunnya Dokumen Hospital Disaster Plan RSUD Ungaran, diharapkan Rumah Sakit
mempunyai pedoman dalam penanganan bencana apabila benar-benar terjadi bencana. Dengan
adanya dokumen ini, Rumah Sakit diharapkan dapat menyelenggarakan pelatihan-pelatihan
penanganan bencana serta simulasi yang sesuai dengan dokumen ini ke depannya agar dokumen ini
dapat teruji secara operasional.
Ditetapkan di Simo
Pada Tanggal ..........................
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
FX. KRISTANDIYOKO
LAMPIRAN
A. Form
Form Daftar Hadir Petugas
Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran
Jl. Diponegoro No. 125 Ungaran Telephone : (024)6921006
Tanggal:
Jam:
IDENTITAS:
1. Nama:
2. Golongan Darah: o Perorangan
3. Alamat:
4. Nomor Telp: o Institusi
5. E-Mail:
6. Warga Negara: Keahlian:
7.Pengalaman Penanganan Korban Identitas Profesi:
Bencana:
o Ada
o Ya
o Tidak
o Tidak
Verifikasi:
o Kartu Anggota
o Surat Rekomendasi
o Referensi
Form Distribusi
1.
2.
3.
Yang Menyerahkan: Yang Menerima:
Kartu Tugas - PELIMPAHAN WEWENANG
TUGAS:
2. Memberikan laporan kepada Direktur Rumah Sakit terkait proses tersebut diatas.
3. Menindaklanjuti upaya permintaan bantuan
5. Melakukan koordinasi kerja kepada instansi lain dan rumah sakit jejaring