Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM MANAGEMEN RISIKO HOSPITAL DISASTER PLAN


TAHUN 2022

Diajukan oleh
Ketua TIM MFK Koordinator Program

Harsono Sugianto Putro, AMK dr. Ivan Jazid Adam

Disetuji oleh,
Direktur

dr. Akhmad Muzairi, MARS

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan anugerahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Program
Managemen Risiko Hospital Disaster Plan (HOSDIP) di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Wonosobo ini dapat selesai disusun.

Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur RS


PKU Muhammadiyah Wonosobo yang telah memberikan dukungan moril dan
materiil dalam pembuatan program ini, para pejabat struktural dan tenaga
fungsional di lingkungan RS PKU Muhammadiyah Wonosobo yang telah
memberikan masukan dalam proses penyusunan program ini, serta seluruh staf
di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo yang telah dan akan berpartisipasi aktif
mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses monitoring dan
evaluasi program ini.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit dan pihak-pihak
lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan akreditasi rumah sakit.Akhirnya
saran dan koreksi demi perbaikan buku ini sangat kami harapkan.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Wonosobo, 28 Desember 2021

Pengelola Manajemen Risiko

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................. ii
A. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
B. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................... 1
1. Tujuan Umum ...................................................................................... 1
2. Tujuan Khusus ..................................................................................... 2
D. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN............................................. 2
1. Kegiatan Pokok ..................................................................................... 2
2. Rincian Kegiatan .................................................................................. 2
a. Identifikasi Risiko ............................................................................. 2
b. Analisa Risiko ................................................................................... 3
c. Evaluasi Risiko ................................................................................. 5
d. Mitigasi/ Pengelolaaan Risiko ............................................................ 9
e. Pelaporan Insiden dan Program ....................................................... 10
f. Monitoring dan Review Insiden dan Kegiatan ................................... 10
g. Edukasi Staff Tentang Risk Register ................................................ 10
E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................ 11
F. SASARAN ........................................................................................... 11
G. JADWAL KEGIATAN ........................................................................... 13
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORAN .......................... 13
I. PENCATATAN & PELAPORAN KEGIATAN ............................................. 13
J. LAMPIRAN ......................................................................................... 14

3
PROGRAM HOSPITAL DISASTER PLAN
A. PENDAHULUAN
Tuntutan terhadap pelayanan Rumah Sakit mencakup aspek
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dan tentunya harus disiapkan
rencana-rencana yang mampu memberikan kesiapan-kesiapan ketika
bencanan terjadi.
Hospital Disaster Plan adalah Suatu rencana terpadu baik setiap
orang maupun unit kerja untuk melakukan tindakan dan cara-cara
menghadapi bencana massal baik sebelum, sedang atau sesudah bencana
terjadi.
B. LATAR BELAKANG
Bencana adalah merupakan Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau factor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis
Peristiwa musibah dengan korban masal atau bencana baik karena
perbuatan manusia maupun karena faktor alam seringkali terjadi di sekitar
kita. Diperlukan kesiapan untuk dapat menangani korban yang timbul
secara cepat, tepat dan cermat guna mencegah kecacatan dan kematian
yang sebenarnya dapat dicegah.
Dalam peristiwa semacam ini hampir selalu terjadi, jumlah korban
yang memerlukan pertolongan jauh lebih banyak dibanding tenaga
penolong yang ada. Karena itu harus disiapkan cara tertentu sehingga pada
saat dibutuhkan, tindakan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan sudah
sepantasnyalah menyiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi dalam
sebuah sistem penanganan bencana.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mewujudkan derajat Kesehatan yang optimal bagi semua lapisan
masyarakat dalam rangka tewujudnya masyarakat utama adil makmur
yang diridloi oleh Allah SWT melalui pendekatan pemeliharaan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif)
2. Tujuan Khusus

4
a. Mencegah terjadinya kecacatan atau kematian yang dapat
dihindarkan.
b. Mengurangi dampak risiko materiil.
c. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok :
a. Melakukan penilaian rumah sakit aman bencana/ hospital safety
indeks
b. Melakukan penilaian Hazard Vulnerabilty assessment (HVA)
c. Melakukan persiapan menghadapi bencana Mitigasi dan
Kesiapsiagaan
d. Melakukan rencana Aksi jika terjadi bencana ( Resposns)
e. Melakukan rehabilitasi/pemulihan
f. Melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan menghadapi bencana
baik untuk internal maupun external RS
g. Menyiapkan dan inventarisasi SDI, sarana dan prasarana,
h. Mengajukan rencana anggaran
i. Melakukan pemeliharaan preventif
j. Melakukan koordinasi dengan berbagi pihak, Intenal RS maupun
di Luar
k. Pelatihan untuk peningkatan kompetensi untuk Tim
2. Rincian Kegiatan
a. Identifikasi Risiko
Identifikasi dilakukan pada sumber risiko, area dampak risiko,
penyebabnya dan potensi akibatnya.Teknik Identifikasi yang
digunakan, disesuaikan dengan kemampuan, sasaran, dan jenis
risiko yang dihadapi. Alat identifikasi yang digunakan dalam rencana
induk ini adalah dengan Brainstorming atau curah pendapat antara
manajer dan pengawas program serta pihak lain dalam internal
rumah sakit yang terkait. Identifikasi risiko Hospital Disaster antara
lain :
1. Kebakaran
2. Gempa bumi
3. Pandemi (Outbreak) Global
4. Kecelaakaan Lalu lintas massive
5. Ancaman Bom

5
6. Penculikaan Bayi
7. Letusan Gunung Sindoro
b. Analisa Risiko Hospital Disaster Plan
Tujuan analisis risiko adalah melakukan analisis dampak dan
kemungkinan semua risiko yang dapat menghambat tercapainya
sasaran pengelolaan alat medis dan menyediakan data untuk
membantu langkah evaluasi dan mitigasi risiko.Analisis risiko
mencakup pertimbangan dan mengkombinasikan estimasi terhadap
consequence dan likelihood didalam konteks untuk mengambil
tindakan pengendalian.
Adapun analisa risiko yang digunakan dalam rencana induk/program
ini adalah analisa kuantitatif dengan melakukan skoring atas
probabilias kejadian dan nilai dampak atau konsekuensi yang mungkin
timbul jika risiko benar-benar terjadi.
Probability Dampak/
Skor
No Jenis Risiko / Consequenc
Risiko
Likelihood es
1. Kebakaran 4 5 20
2. Gempa bumi 3 5 15
3. Pandemi (Outbreak) Globa 5 4 20
4. Kecelakaan lalu lintas 4 5 20
5. Ancaman Bom 1 5 5
6. Penculikan Bayi 1 4 4
7. Lentusan Gunung Sindoro 1 3 3

Keterangan:
1. Kriteria Likelihood
Kriteria Kriteria
Kriteria
Kuantitatif Kuantitatif Sebutan Nilai
Kualitatif
(probabilitas) (Frekuensi/tahun)
0.10 Sangat jarang Hampir tidak Sangat 1
sekali mungkin terjadi kecil
(>5thn/x)
0.30 Jarang terjadi Kemungkinan Kecil 2
(bbrp x/thn) terjadi kecil

6
0.50 Mungkin terjadi Dapat terjadi, Sedang 3
(1 - <2 thn/x) dapat juga tidak
(50:50)
0.70 Sangat sering Besar Besar 4
terjadi (>2 – 5 kemungkinan
tahun/ x) terjadi
0.90 Sangat Sering Hampir pasti Sangat 5
terjadi (tiap terjadi besar
mgg/bulan)
2. Kriteria Consequences
1 2 3 4 5
INSGNIFICA MINOR MODERAT MAJOR CATAS
NT E TROP
HIC
CEDERA Tidak ada Dapat Berkurang Cedera Kemati
cedera diatasi nya fungsi luas an
dengan motorik/se Kehilang
pertolonga nsorik an fungsi
n pertama Setiap utama
kasus permane
yang nt
memperpa
njang
perawatan
Pelayanan / Terhenti Terhenti Terhenti Terhenti Terhen
operasi nal lebih dari 1 lebih dari 8 lebih dari 1 lebih dari ti
jam jam hari 1 minggu perma
nen
Biaya/ Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian Kerugi
keuangan kecil lebih dari lebih dari lebih dari an
0.1% 0.25% 0.50% lebih
anggaran anggaran anggaran dari
1%
anggar
an

7
Publikasi Rumor Media Media Media Media
lokal lokal nasional nasion
Waktu Waktu Kurang al lebih
singat lama dari 3 dari 3
hari hari
Reputasi Rumor Dampak Dampak Dampak Menja
kecil thd bermakna serius di
moril thd moril thd moril masala
karyawan karyawan karyawan h berat
dan dan dan bagi pr
kepercaya kepercaya kepercay
an an aan
masyaraka masyaraka masyarak
t t at
c. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko dilakukan dengan membandingkan antara skor risiko
yang didapatkan dari proses analisa risiko dengan kriteria risiko.
Adapaun kirteria risiko dapat disebut dengan Risk Apetite dan
dilengkapi dengan Risk Tolerance sebagaimana disajikan dalam gambar
berikut :

8
Berdasarkan pada risk tolerance maka dapat ditetapkan kewenangan
dan tanggung jawab dalam pengelolaan risiko sebagai berikut :
1. Risiko yang berada di atas garis risk tolerance dan berada di level
risiko garis Merah menjadi perhatian penuh Direksi dalam
pengelolaannya.
2. Level risiko garis risk tolerance Kuning menjadi perhatian penuh
Manajer.
3. Risiko di bawah garis risk tolerance Hijau sepenuhnya dalam
tanggung jawab pengelolaan ditingkat operasional atau oleh
supervisor/ atasan langsung.
4. Risiko pada garis risk tolerance Biru akan menjadi tanggung jawab
atau penyelesaian masalah pada karyawan yang tertapapr
langsung/ kepala tim kerja
Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi dan diskoring akan
dibandingkan dengan gambar diatas sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tanggung
Skor Kriteri
Jenis jawab
No Risik a Tindak lanjut
Risiko pengelolaan
o Risiko
risiko
1. Kebakara 20 Ekstre Direksi a. Perlu penanganan dan
n m perhatian khusus dan
segera
b. Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
c. Perlu adanya
prosedur tetap untuk
kejadian
pengelolaannya
2. Gempa 15 Ekstre Direksi d. Perlu penanganan dan
bumi m perhatian khusus dan
segera
e. Pemantauan periodik
untuk memastikan

9
sejak dini risiko tidak
terjadi
f. Perlu adanya
prosedur tetap untuk
kejadian
pengelolaannya
3. Pandemi 20 Tinggi Manajer a. Perlu penanganan dan
(Outbrea perhatian khusus dan
k) Global segera
b. Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
c. Perlu adanya prosedur
tetap untuk kejadian
pengelolaannya
4. Kecelaka 20 Ekstre Direksi g. Perlu penanganan dan
an lalu m perhatian khusus dan
lintas segera
h. Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
i. Perlu adanya
prosedur tetap untuk
kejadian
pengelolaannya
5. Ancaman 5 Ekstre Direksi j. Perlu penanganan dan
Bom m perhatian khusus dan
segera
k. Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
l. Perlu adanya
prosedur tetap untuk

10
kejadian
pengelolaannya
6. Penculika 4 Tinggi Manager a. perlu penanganan
n Bayi khusus
b. Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
c. Perlunya koordinasi
antar lintas sektoral
untuk fungsi
7. Lentusan 3 mediu Manager a. perlu penanganan
Gunung m khusus
Sindoro b. Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
c. Perlunya koordinasi
antar lintas sektoral
untuk fungsi

Terdapat beberapa risk risiko yang berada di atas garis risk tolerance
hal ini dikarenakan walaupun consequensesnya hanya 1 akan tetapi
dari risk tolerancenya sangat tinggi . Perbedaan pada kriteria rendah,
medium, dan tinggi adalah pada tanggung jawab pengelolaan risiko.
Pada risiko rendah pengelolaan dilakukan oleh supervisor tempat
berada berkejasama dengan TIM K3. Untuk risiko medium diperlukan
koordinasi antar manajer dengan melibatkan jajaran dibawahnya.
Sedangkan untuk skor risiko ekstrem masuk ke jajaran direksi dan
butuh penganan khusus
d. Mitigasi/Pengelolaan Risiko
Risiko-risiko yang telah tersaring pada langkah evaluasi, selanjutnya
dibuat rencana pengendalian lebih lanjut, langkah ini disebut mitigasi
risiko.Langkah mitigasi risiko meliputi pengidentifikasian beberapa
kegiatan untuk menangani risiko, memperkirakan risiko, menyiapkan

11
rencana perlakuan risiko dan mengimplementasikan rencana
perlakuan risiko.
Risiko yang akan dilakukan mitigas/pengelolaan risiko hanya
difokuskan pada kriteria risiko medium dan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
No Jenis Mitigasi/Pengelolaan
. Risiko Penanganan
1. Kebakaran - Melakukan simulasi bencana minimal 1 tahun
sekali.
- Membuat sistem panggilan keadaan darurat.
- Melakukan pelatihan penanggulangan
kebakaran.
2. Gempa - Melakukan simulasi bencana minimal 1 tahun
bumi sekali.
- Membuat sistem panggilan keadaan darurat.

3. Pandemi - Melakukan simulasi bencana minimal 1 tahun


(Outbreak) sekali.
Global - Membuat sistem panggilan keadaan darurat.
- Melakukan pelatihan triage bagi petugas IGD
4. Kecelakaan - Melakukan simulasi bencana minimal 1 tahun
lalu lintas sekali.
- Membuat sistem panggilan keadaan darurat.
- Melakukan pelatihan triage bagi petugas IGD
5. Ancaman - Melakukan patroli rutin minimal 2 jam sekali.
Bom - Melakukan pengawasan terhadap CCTV.
- Pemberian identitas kepada semua pengunjung
RS
6. Penculikan - Melakukan pengawasan terhadap CCTV.
Bayi - Melakukan simulasi kegawatan tentang
penculikan bayi.
- Mensosialisasikan cara pencegahan dan
penanganan kejadian penculikan bayi.

12
7. Lentusan - Melakukan simulasi bencana minimal 1 tahun
Gunung sekali.
Sindoro - Membuat sistem panggilan keadaan darurat.
- Melakukan pelatihan triage bagi petugas IGD
e. Pelaporan Insiden dan Pelaporan Program
Pelaporan insinden berdasarkan prosedur pelaporan insiden dengan SK
Direktur Utama Nomor 265/SK/DIR/PKUWSB/XII/2021 tentang
SISTEM ALUR PELAPORAN DAN PENANGANAN KEJADIAN
KESELAMATAN PASIEN DAN KECELAKAAN KERJA.
f. Monitoring Dan Review Insiden Dan Kegiatan
Monitoring dan review insinden dan kegiatan dilakukan oleh TIM
PELAKSANA DAN PENGAWASAN PROGRAM KESELAMATAN DAN
MANAGEMEN sesuai dengan SK direktur Nomor
264/SK/DIR/PKUWSB/XII/2022.
g. Edukasi Staf Tentang Risk Register
Edukasi staf tentang risk register bertujuan untuk penyiapan
Kompetensi staf dalam partisipasinya untuk mencegah dan manangani
risiko. Unit Kerja penanggung jawab dapat bekerjasama dengan Unit
Diklat untuk melakukan pelatihan internal/eksternal kepada para
pengambil keputusan/pemilik risiko dan staf. Hal ini dimaksudkan agar
para pengambil keputusan dan staf memiliki pemahaman yang sama
tentang manajemen risiko.
1) Orientasi kepada pasien baru tentang bila terjadi keadaan darurat.
2) Pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai prosedur
alur pelaporan kejadian kecelakaan kerja
3) Sosialisasi tentang cara menilai risiko dan membuat grading risiko.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Tata cara pelaksanaan kegiatan dibukukan dalam;
1. Paduan Hospital Disaster Plan
F. Sasaran
NO RISIKO INDIKATOR CARA PELAKSANAAN TARGET
1 Kebakaran Karyawan mampu Membuat SPO tentang 100 %
melakukan tindakan kedaruratan.
penanggulangan Melakukan pelatihan 100 %
kebakaran pemadaman api.

13
Melakukan simulasi 100 %
tentang tanggap darurat
kebakaran.
Rumah sakit membuat kebijakan 100 %
memiliki system tentang system patroli
deteksi dini terhadap memasang CCTV di 100 %
kebakaran beberapa titik rawan api.
Memasang smoke/ fire 100 %
detector.
2 Gempa bumi Staff mampu Membuat SPO dan 100 %
melakukan kebijakan tentang
managemen bencana kedaruratan.
saat terjadi bencana. Melakukan simulasi 100 %
tentang tanggap darurat
bencana.
3 PAndemi Global Karyawan mampu terdapat alur komando 100 %
menanggulangi bencana.
kegawatdaruratan Membuat SPO dan 100 %
baik internal kebijakan tentang
maupun eksternal kedaruratan.
Melakukan simulasi 100 %
tentang tanggap darurat
bencana.
4 Kecelakaan Lalu Karyawan mampu terdapat alur komando 100 %
lintas menanggulangi bencana.
kegawatdaruratan Membuat SPO dan 100 %
baik internal kebijakan tentang
maupun eksternal kedaruratan.
Melakukan simulasi 100 %
tentang tanggap darurat
bencana.
5 Ancaman Bom Karyawan mampu terdapat alur komando 100 %
menanggulangi bencana.

14
kegawatdaruratan Membuat SPO dan 100 %
baik internal kebijakan tentang
maupun eksternal kedaruratan.
Melakukan simulasi 100 %
tentang tanggap darurat
bencana.
Rumah sakit membuat kebijakan 100 %
memiliki system tentang system patroli
deteksi dini memasang CCTV di 100 %
penculikan bayi beberapa titik rawan api.
6 Penculikan Bayi Karyawan mampu terdapat alur komando 100 %
menanggulangi bencana.
kegawatdaruratan Membuat SPO dan 100 %
baik internal kebijakan tentang
maupun eksternal kedaruratan.
Melakukan simulasi 100 %
tentang tanggap darurat
bencana.
7 Letusan Gunung Karyawan mampu terdapat alur komando 100 %
Api Sindoro menanggulangi bencana.
kegawatdaruratan Membuat SPO dan 100 %
baik internal kebijakan tentang
maupun eksternal kedaruratan.
Melakukan simulasi 100 %
tentang tanggap darurat
bencana.
G. Schedul ( Jadwal ) Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal terlampir
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi kegiatan program ini akan dilakukan setahun sekali sekaligus
meilai ulang risiko bencana yang kemungkinan akan berdampak kepada
rumah sakit. Evaluasi akan dilakukan oleh penanggung jawab program,
risk manager, dan tim tanggap bencana RS (internal)
I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Semua dokumen tersebut dijadikan pula sebagai data pelaporan kegiatan.

15
Wonosobo, 28 Desember 2021
Pengawas Program Koordinator Program
Managemen Risiko Hospital Disaster

Harsono Sugianto Putro, AMK dr. Ivan Jazid Adam

16
LAMPIRAN 1
Jadwal Kegiatan
NO KEGIATAN BULAN KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 Pembuatan Program Hospital
Disaster Plan
3 Review SPO Kebencanaan
4 Penilaaian HVA, HSI, FRSA
5 Melakuakan pengechekan alat –
alat kebencanaan
6 Melakukan simulasi bencana
7 Melakuakan koordinasi lintas - Ka unit
sektoral (Internal) - Manager
- Direksi
8 Melakuakan koordinasi lintas - MDMC
sektoral (Eksternal) - BPBD
- FPRB

17

Anda mungkin juga menyukai