Anda di halaman 1dari 8

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CINTA KASIH TZU CHI

NOMOR: 032/SK/DIR/08/2022

TENTANG

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


RUMAH SAKIT CINTA KASIH TZU CHI

DIREKTUR RUMAH SAKIT CINTA KASIH TZU CHI,

Menimbang :
a. bahwa untuk mencapai visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu
Chi diperlukan Panduan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan;
b. bahwa dalam menjalankan kegiatan operasional rumah sakit berpotensi
menimbulkan bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang
dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja baik terhadap
pekerja, pasien, pengunjung maupun masyarakat di lingkungan Rumah
Sakit Cinta Kasih Tzu Chi;
c. bahwa berdasarkan poin-poin tersebut di atas maka perlu diterbitkan Surat
Keputusan Direktur tentang Panduan Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam
Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 tahun 2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
10.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban
Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;
11.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun 2016 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit;
12.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 tahun 2020 tentang Akreditasi
Rumah Sakit;
13.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1128 tahun 2022 tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit;
14.Keputusan Pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi Medika Indonesia
Nomor :001/YBTCMI/7/2021 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Cinta Kasih Tzu Chi;
15.Keputusan Pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi Medika Indonesia No.
001/YBTCMI/VII/2022 tentang Peraturan Internal (Hospital BY Laws)
Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi;
16.Keputusan Pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi Medika Indonesia Nomor
002/YBTCMI/VII/2022 tentang Struktur Organisasi RS Cinta Kasih Tzu Chi;
17.Peraturan Direktur Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Nomor
001/PERDIR/06/2022 tentang Kebijakan Umum Operasional Rumah Sakit
Cinta Kasih Tzu Chi;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CINTA KASIH TZU CHI
TENTANG PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
RUMAH SAKIT CINTA KASIH TZU CHI.
KESATU : Memberlakukan Surat Keputusan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Cinta
Kasih Tzu Chi Nomor 032/SK/DIR/08/2022 tentang Panduan Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi.
KEDUA : Panduan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu
Chi sesuai dengan lampiran Surat Keputusan ini dan merupakan satu-
kesatuan yang tidak terpisahkan.
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan ini dapat berubah
sewaktu waktu apabila terdapat kesalahan atau diperlukan perubahan
terhadap isi keputusan.

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 18 Agustus 2022

Direktur

dr. Tonny Christianto MS., Sp. B., MM


LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR : 032/SK/DIR/08/2022
TENTANG PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
RUMAH SAKIT CINTA KASIH TZU CHI

PANDUAN
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

BAB I
DEFINISI

Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah suatu kegiatan perencanaan,


pendidikan, dan pemantauan terhadap keselamatan dan keamanan lingkungan fisik rumah sakit,
pengelolaan bahan berbahaya, manajemen kedaruratan dan kesiapan menghadapi bencana, sistem
pengamanan kebakaran, pemeliharaan peralatan medis, monitoring sistem utilitas/sistem pendukung
(listrik, limbah, ventilasi, kunci), serta pendidikan dan pelatihan bagi seluruh staf tentang peran
mereka dalam menyediakan fasilitas asuhan pasien yang aman dan efektif. Bertujuan menyediakan
fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) terdiri dari Instalasi Penyediaan
Sarana Rumah Sakit (IPSRS), instalasi kesehatan lingkungan, Tim K3RS, Tim PPI, serta seluruh
instalasi di RS Cinta Kasih Tzu Chi.

BAB III
TATA LAKSANA

A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN


1. Rumah Sakit menyusun SK dan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang
berlaku terhadap fasilitas rumah sakit.
2. Rumah Sakit membuat rencana tertulis (mencakup keselamatan dan keamanan, bahan
berbahaya, manajemen emergensi, pengamanan dan kebakaran, peralatan medis, dan
sistem utilitas) yang terkini dan dilaksanakan sepenuhnya serta dievaluasi secara periodik
3. Rumah sakit membuat surat tugas kepada seorang staf atau lebih untuk melaksanakan
Program pengawasan dan pengarahan berdasarkan kompetensi, pengalaman atau pelatihan
dengan indikator:
a) Terdapat program untuk memonitor semua aspek dari program manajemen risiko
fasilitas/ lingkungan
b) Data monitoring tersebut digunakan untuk mengembangkan/meningkatkan program.

B. KESELAMATAN DAN KEAMANAN


1. Rumah sakit membuat program dan melaksanakan program keselamatan dan keamanan
fasilitas fisik termasuk memonitor dan mengamankan area yang diidentifikasi sebagai
berisiko.
a) Rumah sakit mempunyai dokumentasi hasil pemeriksaan fasilitas fisik yang terkini dan
akurat
b) Rumah sakit mempunya rencana mengurangi resiko yang nyata berdasarkan
pemeriksaan tersebut
c) Rumah sakit memperihatkan kemajuan dalam melaksanakan rencananya
2. Area yang berisiko dimonitor dan dijaga agar pasien,keluarga, staf dan pengunjung terjaga
keselamatan dan keamanannya
a) Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran yang memenuhi peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain.
b) Rumah sakit menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau mengganti
sistem, bangunan, atau komponen yang diperlukan agar fasilitas tetap dapat beroperasi
secara aman dan efektif
3. Pelaksanaan program dilakukan secara efektif dan efesien untuk mencegah cidera dan
mempertahankan kondisi aman bagi pasien ,keluarga, staff dan pengunjung
4. Bila ada pihak independen dalam pelaksanaannya maka dilakukan survey untuk memastikan
keselamatan pasien
5. Rumah sakit memiliki data/dokumen yang nyata atas kondisi fisik bangunan rumah sakit saat
ini
6. Rumah sakit mendokumentasikan rencana tindak lanjut dari hasil kondisi saat ini
7. Rumah sakit mendokumentasikan kegiatan tindaklanjut tersebut untuk mengetahui
kemajuannya

C. PENGELOLAAN BAHAN, DAN LIMBAH BERBAHAYA, DAN BERACUN (B3)


1. Rumah sakit mengidentifikasi dan mempunyai daftar terbaru limbah berbahaya
2. Membuat rencana kegiatan penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
serta tatacara pembuangannya
3. menyusun rencana sistem pelaporanan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure)
dan insiden lainnya
4. menyusun dan menetapkan rencana untuk penanganan limbah yang benar di dalam rumah
sakit dan pembuangan limbah berbahaya secara aman dan sesuai ketentuan hukum
5. Menyusun dan menetapkan rencana untuk alat dan perlindungan yang benar dalam
penggunaan , ada tumpahan dan paparan
6. Menyusun dan menetapkan rencana untuk mendokumentasikan persyaratan (izin,
lisensi,ketentuan persyaratan lainnya)
7. Menyusun dan menetapkan rencana pemasangan label pada bahan dan limbah berbahaya.
8. Rumah sakit melakukan survei dan didokumentasikan bila menggunakan jasa independen.

D. PROTEKSI KEBAKARAN
1. Rumah sakit merencanakan program untuk memastikan seluruh penghuni rumah sakit aman
dari kebakaran dan asap.
a) Program pengurangan risiko kebakaran
b) Program assesmen risiko kebakaran saat ada pembangunan di atau berdekatan dengan
fasiitas
c) Program deteksi dini kebakaran dan asap
d) Program meredakan kebakaran dan pengendalian asap
e) Program evakuasi bila terjadi kedaruratan akibat kebakaran
2. Program dilaksanakan secara terus-menerus dan komprehensif
a) Rumah sakit membuat sistem deteksi kebakaran dan pemadaman
b) Rumah sakit melatih staf untuk berpartisipasi daam perencanaan pengamanan
kebakaran
c) Semua staf berpartisipasi sekurang-kurangnya setahun sekali dalam rencana
pengamanan dan asap
d) Staf dapat memperagakan cara membawa pasien ke tempat aman
e) Rumah sakit memeriksa, menguji coba, dan memelihara peralatan.
3. Rumah sakit memastikan badan independen mematuhi rencana pengamanan kebakaran
4. Rumah sakit membuat kebijakan untuk pelarangan merokok berlaku bagi pasien, keluarga,
pengunjung, dan staf.

E. PENANGANAN KEDARURATAN DAN BENCANA


1. Rumah sakit mengidentifikasi bencana internal dan eksternal yang besar, seperti keadaan
darurat di masyarakat, wabah dan bencana alam atau bencana lainnya serta kejadian wabah
besar yang menyebabkan terjadinya risiko yang signifikan.
a) Seluruh rencana diujicoba secara tahunan atau sekurang-kurangnya elemen kritis:
 Strategi komunikasi pada kejadian
 Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber daya aternatif
 Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif tempat
pelayanan.
 Identifikasi dan penugasan peran dan tanggungjawab staff pada waktu kejadian
 Proses untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi pertentangan
antara tanggung jawab staf secara pribadi dengan tanggung jawab rumah sakit
dalam hal penugasan staf untuk pelayanan pasien.
b) Dilakukan tanya jawab pada setiap akhir uji coba
c) Rumah sakit memastikan badan independen yang ada dalam fasilitas
2. Rumah sakit merencanakan untuk menanggapi kemungkinan terjadinya bencana

F. PERALATAN MEDIS
1. Rumah sakit membuat rencana pengelolaan peralatan medis
a) Rumah sakit mengumpulkan hasil monitoring dan didokumentasikan untuk program
manajemen peralatan medis
b) Hasil monitoring digunakan untuk keperluan perencanaan dan perbaikan
2. Rumah sakit membuat daftar inventaris alat medis
3. Rumah sakit melakukan insfeksi secara teratur
4. Rumah sakit melakukan uji coba peralatan medis sesuai rekomendasi pabrik
5. Rumah sakit membuat program pemeliharaan preventif
6. Rumah sakit menunjuk tenaga yang kompeten untuk memberikan pelayanan ini

G. SISTEM UTILITAS
1. Rumah sakit memastikan kebutuhan air minum selalu tersedia.
a) Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi
air minum terkontaminasi atau terganggu
b) Rumah sakit mengurangi risiko bila hal itu terjadi
c) Rumah sakit merencanakan sumber air minum alternatif dalam keadaan darurat
2. Rumah sakit memastikan kebutuhan listrik selalu tersedia.
a) Rumah sakit mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi
kegagalan listrik
b) Rumah sakit mengurangi risiko bila hal itu terjadi
c) Rumah sakit merencanakan sumber listrik alternatif dalam keadaan darurat
3. Rumah sakit mendokumentasikan hasil identifikasi sistem listrik, gas medis, limbah, ventilasi
dan kunci
4. Rumah sakit mendokumentasikan perencanaan pemeliharaan sistem listrik, gas medis,
limbah dan kunci secara periodik
5. Utilitas tersebut dimonitor dan didokumentasikan hasilnya sebagai tindaklanjut dan
peningkatan

H. KONSTRUKSI, DAN RENOVASI


1. Rumah Sakit melakukan penilaian risiko prakonstruksi/Pre Construction Risk Assesment
(PCRA) pada waktu merencanakan pembangunan baru (proyek konstruksi), renovasi, dan
pembongkaran.
2. Rumah Sakit melakukan koordinasi dengan unit terkait, seperti perwakilan dari desain
proyek, pengelolaan proyek, teknik fasilitas, fasilitas keamanan/keselamatan, PPI,
keselamatan kebakaran, rumah tangga, layanan teknologi informasi, serta pelayanan klinis.
3. Rumah Sakit mengevaluasi risiko secara komprehensif untuk mengembangkan rencana,
dan menerapkan tindakan pencegahan yang akan meminimalkan dampak proyek konstruksi
terhadap kualitas, keselamatan, dan keamanan perawatan pasien.
4. Rumah Sakit memastikan kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan, dan
didokumentasikan.

I. PELATIHAN
1. Rumah sakit merencanakan pelatihan bagi staf yang sudah ditunjuk dalam hal
mengoperasikan peralatan medis dan sistem utiliti, menghadapi bencana, kebakaran,
penanganan limbah, gas medis, emergensi air dan listrik.
2. Rumah sakit melakukan self assesmen terhadap peran emergensi utiliti dengan menanyakan,
memperagakan, dan hasilnya didokumentasikan untuk peningkatan.
BAB IV
DOKUMENTASI

A. KEPEMIMIPINAN DAN PERENCANAAN


1. Regulasi terkait Manajemen Fasilitas, dan Keselamatan (MFK)
2. Izin usaha yang masih berlaku, dan teregistrasi di Kementerian Kesehatan
3. Izin Pengelolaan Limbah Cair
4. Kerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai pengolah dan/atau sebagai
transporter limbah B3 yang masih berlaku, atau izin alat pengolah limbah
5. Rencana kerja, dan anggaran
6. SK Penanggungjawab MFK
7. Program MFK
8. Bukti pelaksanaan pengawasan, dan evaluasi terhadap MFK, dalam bentuk ceklis
9. Bukti pelaksanaan program MFK pada tenant/penyewa lahan

B. KESELAMATAN DAN KEAMANAN


1. Bukti pelaksanaan pengelolaan keselamatan Rumah Sakit meliputi :Pengelolaan risiko
keselamatan di lingkungan Rumah Sakit, penyediaan fasilitas pendukung yang aman, dan
Pemeriksaan fasilitas, dan lingkungan secara berkala.
2. Program K3RS terintegrasi dengan program MFK
3. Dokumen daftar risiko terkait keselamatan di Rumah Sakit
4. Bukti hasil pemantauan risiko keselamatan, dan bukti laporan setiap 6 bulan kepada
pimpinan Rumah Sakit.
5. Bukti proses pelaksanaan dilingkungan Rumah Sakit meliputi :Pemberian identitas(badge)
pada pasien, staf, pekerja kontrak, tenant/penyewa lahan, keluarga, atau pengunjung,
Pemeriksaan dan pemantauan keamanan secara berkala, Pemantauan security dan/atau
memasang CCTV, Melindungi semua individu yang berada di lingkungan Rumah Sakit, dan
Menghindari terjadinya kehilangan,kerusakan, pengrusakan barang milik pribadi maupun
Rumah Sakit.
6. Bukti dokumen daftar risiko terkait keamanan, dan keselamatan Rumah Sakit
7. Bukti pelaksanaan pemantauan risiko keamanan, dan laporan setiap 6 bulan kepada Direktur
Rumah Sakit

C. BAHAN BERBAHAYA, DAN BERACUN (B3)


1. Bukti proses pengelolaan B3 meliputi :
1) Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, simbol, dan lokasi
2) Penanganan, penyimpanan, dan pengunaan B3 serta limbahnya
3) Penggunaan alat pelindung diri (APD), dan prosedur penggunaan, prosedur bila terjadi
tumpahan, atau paparan/pajanan
4) Pelatihan yang dibutuhkan oleh stad yang menangani B3
5) Pemberian label/rambu yang tepat pada B3 serta limbahnya
6) Pelaporan, dan investigasi dari tumpahan, paparan, dan insiden lainnya
7) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan lainnya
8) Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib melampirkan lembar data
keselamatan
2. Bukti daftar risiko terkait pengelolaan B3
3. Bukti pengelolaan limbah B3 padat
4. Bukti izin pengelolaan B3 atau kerja sama dengan pihak ketiga yang berizin
5. Bukti izin IPAL/IPLC yang masih berlaku

D. PROTEKSI KEBAKARAN
1. Bukti daftar risiko terkait kebakaran
2. Regulasi tentang larangan merokok di seluruh area Rumah Sakit
3. Bukti pengkajian risiko proteksi kebakaran
4. Bukti pelatihan dan simulasi semua staf tentang proteksi kebakaran, penggunaan APAR dan
hidran.
5. Bukti peralatan pemadaman kebakaran aktif, dan sistem peringatan dini serta proteksi
kebakaran secara pasif telah dilakukan :
1) Inventarisasi
2) Pemeriksaan berkala
3) Ujicoba
4) Pemeliharaan berkala

E. KESIAPAN MENGHADAPI BENCANA


1. Regulasi tentang penerapan proses pengelolaan bencana, yang meliputi :
1) Menentukan jenis bencana, konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian
2) Menentukan integritas struktural, dan non struktural di lingkungan pelayanan pasien
yang ada, dan bagaimana bila terjadi bencana
3) Menentukan peran Rumah Sakit dalam peristiwa tersebut
4) Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian
5) Mengelola sumber daya selama kejadian termasuk sumber alternatif
6) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian
7) Mengidentifikasi, dan penetapan peran serta tanggung jawab staf selama kejadian
8) Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi
staf, dan tanggung jawab Rumah Sakit untuk tetap menyediakan pelayanan pasien,
termasuk kesehatan mental dari staf
2. Dokumen identifikasi risiko bencana internal, dan eksternal Rumah Sakit
3. Dokumen analisa kerentanan bahaya/Hazard Vulnerability Analysis/HVA
4. Bukti integrasi HVA dalam risk register
5. Bukti integrasi HVA dalam profil risiko
6. Regulasi tentang program pengeolaan bencana berdasarkan hasil analisa HVA

F. PERALATAN MEDIS
1. Bukti penerapan proses pengelolaan peralatan medik, meliputi :
1) Identifikasi, dan penilaian kebutuhan alat medik, dan uji fungsi
2) Bukti inventarisasi
3) Bukti pemeriksaan
4) Bukti pengujian
5) Bukti pemeliharaan, preventif, dan kalibrasi
2. Regulasi tentang penetapan penanggungjawab pengelolaan, dan pengawasan peralatan
medik
3. Bukti daftar risiko peralatan medik setiap tahun
4. Bukti pelaksanaan perbaikan peralatan medik yang dilakukan oleh pihak yang berwenang
dan kompeten
5. Bukti pelaksanaan pemantauan, pemberitahuan kerusakan (malfungsi), dan penarikan
(recall) peralatan medis yang membahayakan pasien
6. Bukti laporan insiden keselamatan pasien terkait peralatan medis

G. SISTEM UTILITAS
1. Bukti penerapan proses pengelolaan sistem utilitas, meliputi :
1) Ketersediaan air, dan listrik 24 jam setiap harim dalam waktu 7 hari dalam seminggu
2) Daftar inventaris sistem utilitas
3) Pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan sistem utilitas
4) Jadwal pemeriksaan, uji fungsi, dan pemeliharaan semua sistem utilitas
5) Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas
2. Bukti pengkajian risiko sistem utilitas, dan komponen kritikalnya secara proaktif
3. Daftar inventarisasi sistem utilitas, dan komponen kritikalnya
4. Bukti pelaksanaan inspeksi sistem utilitas, dan komponen kritikalnya
5. Bukti pelaksanaan pengujian sistem utilitas, dan komponen kritikalnya
6. Bukti pelaksanaan pemeliharaan sistem utilitas, dan komponen kritikalnya
7. Bukti pelaksanaan perbaikan sistem utilitas, dan komponen kritikalnya
8. Regulasi tentang persiapan keadaan darurat, meliputi :
1) Mengidentifikasi peralatan, sistem, serta area yang memiliki risiko paling tinggi terhadap
pasien, dan staf
2) Menyediakan air bersih, dan listrik 24 jam setiap hari, dan tujuh hari dalam seminggu
3) Menguji ketersediaan serta kehandalan sumber tenaga listrik, dan air bersih
darurat/pengganti/back up
4) Dokumentasi hasil pengujian
5) Memastikan pengujian sumber cadangan setidaknyasetiap 6 bulan, atau sesuai
peraturan
9. Hasil identifikasi area, dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi kegagalan listrik,
atau air bersih terkontaminasi, atau terganggu
10. Dokumen penanganan untuk mengurangi risiko
11. Bukti pelaksanaan uji coba sumber air, dan listrik cadangan
12. Bukti dokumentasi hasil uji coba sumber air, dan listrik cadangan
13. Hasil uji coba sumber air, dan listrik cadangan
14. Bukti pelaksanaan monitoring air bersih, pemeriksaan air limbah, mutu air untuk dialisis ginjal,
dan monitoring hasil pemeriksaan air, dan perbaikan bila diperlukan
15. Bukti pemantauan hasil proses monitoring air bersih, pemeriksaan air limbah, mutu air untuk
dialisis ginjal, dan monitoring hasil pemeriksaan air, dan perbaikan bila diperlukan
16. Bukti tindak lanjut hasil pemantauan, dan evaluasi

I. KONSTRUKSI, DAN RENOVASI


1. Regulasi tentang penerapan penilaian risiko prakonstruksi pada rencana konstruksi, renovasi,
dan demolisi
2. Bukti dokumen PCRA bila ada rencana konstruksi, renovasi, dan demolisi
3. Bukti dokumen rencana penanganan risiko (strategi pengendalian/penanganan risiko) pada
konstruksi, renovasi, dan demolisi.
4. Bukti tentang dokumen pelaksanaan pemantauan kepatuhan kontraktor

I. PENDIDIKAN STAF
1. Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program MFK terkait keselamatan
2. Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program MFK terkait keamanan
3. Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program MFK terkait B3, dan limbahnya
4. Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program MFK terkait proteksi kebakaran
5. Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program MFK terkait peralatan medis
6. Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program MFK terkait utilitas
7. Bukti pelatihan untuk semua staf tentang program MFK terkait penanganan bencana
8. Bukti pelatihan untuk vendor, pekerja kontrak, relawan, pelajar, peserta didik, peserta
pelatihan, dan lainnya tentang pengelolaan fasilitas, dan program keselamatan.

Disusun : Jakarta
Tanggal : 18 Agustus 2022

Ketua Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dr. Hendra Admah Jaya

Anda mungkin juga menyukai